Sumber Daya Lahan Pertanian

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 40
  • Item
    Evaluasi Program Optimalisasi Lahan Terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Pada Penerimaan Manfaat Di Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang
    (Polbangtan Gowa, 2025-08-22) Rusman B,; Tsamratul Fuadah
    Program optimalisasi lahan (OPLAH) merupakan salah satu program strategis Kementerian Pertanian yang dilaksanakan pada tahun 2024 di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, khususnya di lahan rawa. Tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas petani melalui perbaikan infrastruktur irigasi. Kajiwidya ini bertujuan mengevaluasi efektivitas program OPLAH terhadap peningkatan pendapatan petani serta mengevaluasi peran penyuluhan pertanian dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap petani terhadap program tersebut. Kajiwidya dilakukan di Kecamatan Mattiro Sompe yang mencakup tiga desa terdampak, yaitu Desa Patobong, Mattombong, dan Massulowalie, serta di Kelurahan Langnga pada kelompok tani Samaturue. Sampel kajiwidya sebanyak 40 petani ditentukan dengan rumus Slovin dari populasi sebanyak 356 petani. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, serta kuesioner, dan dianalisis secara kuantitatif menggunakan analisis pendapatan, rasio B/C, serta uji paired sample t-test dengan bantuan SPSS versi 20. Hasil kajiwidya menunjukkan bahwa 92,5% petani mengalami peningkatan pendapatan setelah program, sedangkan 7,5% mengalami penurunan akibat gagal panen. B/C Ratio yang bernilai >1 menandakan keuntungan usaha tani. Uji t menghasilkan nilai signifikan (p < 0,05) yang menunjukkan perbedaan pendapatan yang signifikan sebelum dan sesudah program. Sementara itu, penyuluhan pertanian yang dilaksanakan dua tahap pada kelompok tani menunjukkan efektivitas sebesar 70%, dengan peningkatan pengetahuan petani dari 50,1% menjadi 84% dan peningkatan sikap dari 56,5% menjadi 88%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Program OPLAH terbukti efektif dalam meningkatkan pendapatan petani, dan penyuluhan berperan penting dalam mendukung keberhasilan program tersebut.
  • Item
    PEMBUATAN DAN APLIKASI BOKASHI DARI LIMBAH TERNAK
    (2025-08-20) MUHAMMAD ABIYASA ADLI
    bioaktivator komersial seperti EM4 sering digunakan untuk mempercepat penguraian bahan organik menjadi pupuk, namun biaya dan ketersediaannya menjadi tantangan bagi sebagian petani. Sebagai alternatif, Mikroorganisme Lokal (MOL) berbahan rumen sapi dapat dimanfaatkan sebagai aktivator alami yang murah, mudah dibuat, dan memiliki efektivitas setara dengan EM4 dalam mempercepat dekomposisi bahan organik (Haekal dkk., 2023). Dengan mengoptimalkan MOL, petani dapat mengurangi ketergantungan terhadap EM4,menekan biaya produksi, dan memanfaatkan limbah peternakan sebagai sumber mikroba pengurai yang kaya. Pendekatan ini tidak hanya mendukung produksi pupuk organik berkualitas tinggi, tetapi juga selaras dengan prinsip pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan (Syaputra dkk., 2023).
  • Item
    Konsepsi Pengelolaan Sumberdaya Lahan
    (BPTP Jatim, 2005) ERNAWANTO, QD
  • Item
    KONSERVASI DAN PENGELOLAAN AIR PADA TANAMAN PANGAN
    (BPTP Jatim, 2007) ARIFIN, Zaenal
    Air merupakan faktor kritis tumbuh tanaman sehingga apabila terjadi kekurangan (kekeringan) atau kelebihan (genangan) air pada fase tumbuh dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak normal, menurunkan hasil dan kegagalan panen. Secara umum faktor air sangat mempengaruhi produktivitas, kualitas dan gangguan OPT, sehingga berdampak terhadap gangguan keamanan pangan. Untuk mengatasi kekurangan air maupun kelebihan air agar produktivitas dan produksi tanaman meningkat, diperlukan tindakan kultur teknis yang sesuai, konservasi air dan pengelolaannya. Tindakan konservasi air dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan resapan air serta memelihara kesuburan tanah dengan mengendalikan erosi maupun run off pada saat terjadinya hujan. Konservasi air tidak hanya dilakukan dengan hanya pemanenan hujan dan aliran permukaan saja, tetapi juga bagaimana teknik penataan tanaman dalam satu kesatuan pola tanam secara baik disertai pengelolaan lahan yang tepat sehingga wilayah bagian hulu sampai wilayah hilir dalam suatu daerah aliran sungai (DAS) mempunyai fungsi hidrologi yang cukup baik
  • Item
    REORIENTASI PROGRAM DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN MENDUKUNG OTONOMI DAERAH DI JAWA TIMUR
    (BPTP Karangploso, 2000) Dinas Perikanan Propinsi Jawa Timur