Buletin Agroinfotek
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Now showing 1 - 5 of 36
- ItemMODEL ASARAN TUNGKU LUAR PENGERINGAN PALA PAPUA (Myristica Argentea) DI KABUPATEN FAKFAK PAPUA BARAT(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2018) Maruapey, Erny R.; Rouw, Aser; Krisdianto, Arif Y.; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratPala merupakan tanaman perkebunan yang menjadi andalan kabupaten Fakfak dan merupakan komoditas unggulan di Papua Barat, sehingga perhatian pemerintah daerah pada perkembangan komoditas ini sangat besar. Permasalahan yang ada di Kabupaten Fakfak dikelompokkan menjadi dua sisi yaitu on-farm dan off-farm. Masalah dari sisi on-farm adalah terkait dengan teknik budidaya tanaman pala di lahan usahatani. Dari sisi off-farm terkait dengan penanganan pascapanen dan pengolahan hasil serta distribusi rantai pemasaran. Upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah daerah melalui Dinas Perkebunan, diantaranya pembangunan rumah-rumah pengeringan biji dan fuli yang merupakan sedikit modifikasi dari rumah pengasaran inovasi petani, namun masih ditemukan rumah-rumah pengeringan tersebut belum digunakan secara maksimal oleh petani dan inovasi teknologi sederhana berupa model asaran tungku luar merupakan salah satu solusi yang diharapkan mampu memaksimalkan penggunaan rumah-rumah pengeringan yang sampai saat ini masih belum terpakai maksimal.
- ItemMETODE KRIGING UNTUK INTERPOLASI PARAMETER KESUBURAN TANAH DI LAHAN PERTANIAN KELURAHAN MALAWILI KABUPATEN SORONG(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2018) Krisdianto, Arif Y.; Musaad, Ishak; Djuuna, Irnanda A.F.; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratInformasi mengenai status hara tanah seperti pH, N-total dan P-tersedia sangat penting untuk menunjukkan status kesuburan tanah. Untuk mendapatkan informasi yang mencakup keseluruhan area diperlukan waktu dan pembiayaan yang besar. Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan informasi parameter kesuburan yang mencakup keseluruhan lahan yang diinginkan dengan menggunakan metode yang cepat dan murah. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara langsung di lapangan untuk kemudian dianalisis di laboratorium. Data parameter kesuburan tanah kemudian dianalisis penyebaran spasialnya dengan metode interpolasi Kriging. Berdasarkan hasil analisis diketahui nilai pH pada kawasan pertanian tersebut asam hingga agak asam yang tersebar hampir merata pada seluruh area. Nilai N-total dan P-tersedia dalam tanahnya memiliki tertinggi berada pada bagian selatan dari lahan pertanian tersebut.
- ItemPENDEKATAN CLIMATE SMART AGRICULTURE (CSA) DALAM MEMBANGUN MODEL PERTANIAN ADAPTIF PERUBAHAN IKLIM DAN POLA SINERGI PENELITI-PENYULUH DALAM DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2018) Rouw, Aser; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratPerubahan iklim dapat berdampak terhadap penurunan dan stagnasi produksi pertanian yang mengancam ketahanan pangan dan kelangsungan hidup manusia. Keadaan ini menuntut kita untuk harus mereformasi sistem pertanian kita dengan menerapkan pendekatan Climate Smart Agriculture (CSA): (1) meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan secara berkelanjutan, (2) adaptasi dan membangun ketahanan terhadap perubahan iklim, serta (3) mengurangi emisi gas rumah kaca (mitigasi). Sistem pertanian bio-industri adalah sebuah sistem yang sesuai dengan pendekatan CSA. Model bio-industri, yaitu: mengusahakan lebih dari satu jenis komoditas yang memiliki hubungan fungsional yang kuat pada satu satuan lahan yang dapat mengurangi penggunaan input eksternal/memaksimalkan penggunaan input dalam sebuah sistem. Dengan model ini, risiko usaha dapat dikurangi; kegagalan panen pada suatu komoditas dapat ditutupi hasil panen komoditas lainnya; anjloknya harga satu produk dapat ditolong dengan baiknya harga produk yang lain; lebih menjamin keberlanjutan usahatani, sekaligus dapat meningkatkan daya adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim. Sistem ini membutuhkan inovasi teknologi ramah lingkungan dan adaptif terhadap perubahan iklim. Peneliti dan penyuluh pertanian merupakan agen penyedia dan diseminasi inovasi teknologi kepada petani (pengguna), perlu meningkatkan sinergi secara kuat melalui tiga aspek penting, yaitu sosialisasi, verifikasi dan validasi dalam suatu siklus yang terus berjalan dalam setiap interaksi hubungan fungsional peneliti-penyuluh guna mencapai akurasi dan akselerasi penerapan inovasi teknologi adaptif perubahan iklim.
- ItemPENINGKATAN PRODUKSI DAN ANALISIS PENGARUH ANTAR KOMPONEN TERHADAP PRODUKSI PADI VARIETAS UNGGUL BARU(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2018) Sinaga, Apresus; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratSalah satu upaya peningkatan produktivitas padi adalah dengan penggunaan varietas unggul baru (VUB). Pengkajian dilaksanakan di Kabupaten Manokwari, Distrik Prafi, Desa Satuan Pemukiman satu (SP 1), pada bulan Januari-Desember 2012. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), lokasi yang digunakan sebanyak 3 tempat sebagai perlakuan. Variabel karakter agronomi yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan hasil gabah. Data pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis varian (Anova) dan analisis regresi berganda dengan fasilitas automatic linear modeling. Hasil penelitian menunjukkan Hasil gabah inpari 20 meningkat sebesar 5,56 % terhadap varietas inpar 18 dan meningkat sebesar 8,57 % terhadap varietas inpari 16. Pengaruh karakter tinggi tanaman dan jumlah anakan terhadap hasil gabah berturut-turut sebesar r = 67,9 % dan r = 32,1 %.
- ItemKAJIAN ADAPTASI 5 VARIETAS UNGGUL BARU DAN 2 KLON HARAPAN KENTANG MENDUKUNG KELEMBAGAAN PERBENIHAN KENTANG DI KABUPATEN JAYAWIJAYA(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2018) Wamaer, Demas; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratPengkajian ini bertujuan untuk memperoleh beberapa VUB kentang yang adaptif untuk dikembangkan di daerah dataran tinggi sentra produksi kentang di Provinsi Papua. Beberapa VUB kentang tersebut diharapkan dapat mendukung kelembagaan perbenihan terutama di tingkat penangkar benih kentang. Pengkajian dilaksanakan dalam MT II (Okmar) tahun 2012 di kampung Woma dan Hubikosi, Jayawijaya, menggunakan rancangan acak lengkap, data agronomis yang dikumpulkan dianalisis secara statistik, sedangkan data sosial ekonomi dianalisis secara deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa kelima varietas/galur yang diuji antara lain: Mergahayu, Kikondo, Cipanas, Tenggo dan Merbabu 17 mampu tumbuh dengan persentase tumbuh yang tinggi antara 81-98%, sedangkan klon GM-05 dan klon GM-08 belum mampu beradaptasi. Varietas Mergahayu menghasilkan pertumbuhan vegetatif nyata lebih baik dibandingkan keempat varietas/klon yang lain. Varietas Cipanas menghasilkan jumlah umbi 6,87/rumpun dengan bobot umbi 467,89 g/rumpun dan potensi produksi 41,93 t/ha, dengan peningkatan produksi sekitar 35% dibandingkan varietas Tenggo dan 55% dibandingkan varietas Merbabu 17.