Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman by Title
Now showing 1 - 20 of 109
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Molekuler Gen CP-PStV pada Tanaman Kacang Tanah Transgenik(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003-12) Manzila ...[at al], Ifa; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPengujian analisis molekuler gen CP-PStV pada tanaman kacang tanah trans-genik R1 telah selesai dilaksanakan di Laboratorium Virologi dan Biologi Molekuler, Kelti RPI Balitbio Bogor, pada tahun anggaran 2002. Kegiatan di-mulai dengan dua bagian, yaitu (1) isolasi DNA total 17 nomor tanaman dan 1 nomor kontrol (non-trasgenik) dari daun tanaman yang berumur 1 minggu dan (2) konfirmasi gen CP-PStV dengan teknik PCR. Optimasi PCR dilakukan ter-hadap 5 nomor yang diperkirakan tahan PStV dari hasil bioasai dan 1 nomor ta-naman kontrol (non transgenik). Keberadaan gen CP-PStV dideteksi menggu-nakan sepasang primer spesifik dengan teknik PCR dan gel elektroforesis. Se-bagai pembanding menggunakan DNA tanaman non-transgenik. DNA plasmid yang mengandung CP-PStV berukuran +300 bp dan DNA plasmid wereng yang berukuran 500 bp. Hasil analisis terhadap foto gel elektroforesis menunjukkan 3 tanaman positif mengandung pita berukuran +300 bp, yaitu R2Dd1.4, R2Dd1.2, dan Cp4Dd2.
- ItemAnalisis Molekuler Gen pinII pada Tanaman Kedelai Transgenik R2(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2002-11) Hadiarto ...[at al], Toto; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianKegiatan ini bertujuan melakukan analisis molekuler gen pinII pada tanaman kedelai transgenik R1 dan R2. Sebanyak 127 tanaman kedelai transgenik menggunakan modifikasi metode CTAB, 57 sampel tanaman dari event WP2 (varietas Wilis-penembakan, R1), 18 sampel tanaman dari event WP1 (varietas Wilis-penembakan, R2), 9 sampel tanaman dari event TP1, dan 16 sampel tanaman dari event TP2 (varietas Tidar-penembakan, R2) serta 27 sampel tanaman dari event AT1 (varietas Tidar-Agrobacterium, R2) dan 2 tanaman non transgenik dari potongan daun muda dilakukan isolasi DNA. Keberadaan gen pinII pada tanaman yang diuji dideteksi menggunakan teknik PCR dan gel elektroforesis. Digunakan sepasang primer spesifik untuk mendeteksi keber-adaan gen pinII. Sebagai pembanding digunakan sampel DNA tanaman kedelai non transgenik dan DNA plasmid yang mengandung pinII (pTWa) berukuran 600 bp. Hasil analisis terhadap foto gel elektroforesis menunjukkan adanya 11 tanaman positif mengandung pita berukuran 600 bp, yaitu dari event WP2 dan event AT1.
- ItemAnalisis Molekuler Integrasi Gen PinII pada Ubi Jalar(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003-12) Sisharmini ...[at al], Atmitri; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianKonfirmasi awal keberadaan atau integrasi gen-gen target pada tanaman putatif transgenik akan sangat berguna, karena tanaman yang tidak mengandung gen yang diintroduksi dapat langsung diketahui, sehingga hanya tanaman yang mempunyai gen-gen yang diinginkan yang digunakan untuk penelitian selanjut-nya. Identifikasi terjadinya integrasi gen pada tanaman transgenik dapat dilaku-kan dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction). Untuk dapat mendeteksi ada tidaknya gen target yang tersisip dalam genom tanaman ubi jalar transgenik dengan teknik PCR, diperlukan DNA terekstrak dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Pada tahun 2002 telah dihasilkan 26 tanaman ubi jalar putatif transgenik yang diduga mengandung gen pinII dan 9 tanaman dengan gen CP-SPFMV, yang akan dianalisis secara molekuler untuk mengkonfirmasi terjadi-nya integrasi gen pinII atau CP-SPFMV dalam genom ubi jalar. DNA diisolasi dari daun ubi jalar putatif transgenik menggunakan metode CTAB dari Tanaka dan Nakatani (2001). DNA ubi jalar yang dihasilkan mempunyai kemurnian 1,4-2,26 dengan konsentrasi 0,009-2,5 g/l. Analisis PCR dari 35 tanaman putatif transgenik menunjukkan bahwa tidak ada tanaman yang positif mengandung gen pinII maupun CP-SPFMV.
- ItemAnalisis Segregasi Populasi Galur Inbrida Rekombinan dari Persilangan Danau Tempe x Kencana Bali terhadap Ras Blas Tertentu di Rumah Kaca(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2002-11) Reflinur ...[at al]; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianMenanam varietas tahan merupakan strategi yang paling ekonomis, efisien, dan ramah lingkungan dalam mengurangi kehilangan hasil akibat serangan blas yang disebabkan oleh cendawan Pyricularia grisea. Percobaan ini, dirancang untuk mengetahui reaksi ketahanan galur inbrida rekombinan terhadap ras ID-14 dan 041. Percobaan dilakukan dalam acak lengkap dan 3 ulangan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa reaksi ketahanan galur RI terhadap ras ID-14 adalah 67% (134 galur) bereaksi tahan (T), 32% (64 galur) bereaksi agak tahan (AT), dan 1% (2 galur) peka (P). Sedangkan reaksi ketahanan galur RI terhadap ras 041 adalah sebagai berikut 14% (28 galur) bereaksi tahan (T) terhadap ras 041, 69,5% (139 galur) bereaksi agak tahan (AT), dan 16,5% (33 galur) peka (P).
- ItemBioasai Lanjutan Tanaman Padi Transgenik Putatif CryIA(b) Generasi T1, T2, dan T3(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003-12) Dewi ...[at al], Iswari S.; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianKeberhasilan menghasilkan tanaman transgenik adalah dengan diperolehnya ekspresi gen yang disisipkan dan munculnya fenotipe baru yang diinginkan. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah dengan pengujian ketahanan tanaman secara langsung terhadap hama yang dituju (bioassay). Tujuan peneli-tian ini untuk mendapatkan tanaman padi putatif transgenik generasi T1, T2, dan T3 yang tahan hama penggerek batang. Sebagai bahan uji digunakan T1-T-5B, T1-T-5H, T2-B5-T1-C7, T2-B6-T1-C7, T2-B24-T1-C7, T3-A1-T-4B, T3-A2-T-4B, and T3-A3-T-4B yang merupakan tanaman putatif transgenik Taipei-309. Dari bioasai tanaman saat pertumbuhan vegetatif melalui pengamatan terhadap gejala sundep ditemukan 13 tanaman dengan kategori sangat tahan, 5 kategori tahan, 9 tanaman agak tahan, 12 tanaman agak peka, 5 tanaman peka, dan 2 tanaman sangat peka. Dari bioasai tanaman saat pertumbuhan generatif mela-lui pengamatan terhadap gejala beluk ditemukan 19 tanaman yang termasuk kategori sangat tahan, 2 tanaman tahan, 5 tanaman agak tahan, 10 tanaman agak peka, 5 tanaman peka, dan 5 tanaman sangat peka. Tanaman yang mem-punyai ketahanan terhadap hama penggerek padi kuning baik pada saat vege-tatif maupun generatif yaitu 1 nomor tanaman T1 yang berasal dari kalus T-5B dan 2 nomor dari T-5H, 10 tanaman T2 asal kalus T1-C7, serta 4 tanaman T3 asal kalus T-4B.
- ItemBioasai Tanaman Kacang Tanah Transgenik terhadap Virus Bilur Kacang Tanah (PStV)(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003-12) Manzila ...[at al], Ifa; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianKegiatan bioasai tanaman kacang tanah transgenik R1 telah dilakukan di laboratorium Virologi dan rumah kaca kelti Rekayasa Protein dan Imunologi, Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, tahun anggar-an 2002. Keberhasilan dalam memproduksi tanaman transgenik adalah dengan diperolehnya ekspresi gen yang disisipkan dan muncul fenotipe baru yang diinginkan. Dalam hal ini adalah tanaman yang tahan terhadap serangan PStV. Salah satu metode yang dilakukan adalah dengan pengujian bioasai (langsung). Dalam penelitian ini telah diperoleh kacang tanah transgenik yang mengandung CP-PStV. Hasil penelitian dari putatif tanaman transgenik R1 diperoleh 3 kategori yaitu 8 nomor tanaman tahan terhadap PStV (R2Dd1.(1), R2Dd1.(3), R2Dd1.(4), R2Dd2.(2), R2Dd.(5), Eel 2, Cp4Dd2.2, dan Cp4Dd2.3) dengan ting-kat serangan 0%, 5 nomor tanaman agak tahan (Eel 5, Eel 6, R2Dd2.(4), R2Dd2.(3) dan R2Dd1.(1) dengan tingkat serangan 33,33%, dan 5 nomor tanaman tidak tahan (R2Dd1.2, R2Dd2.(1), Eel 1, Eel 3, dan kontrol) dengan tingkat serangan 66,66%.
- ItemBioasai Tanaman Kedelai Transgenik pinII terhadap Hama Penggerek Polong (Etiella zinckenella, Treitschke)(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003-12) Sutrisno ...[at al]; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianKegiatan bioasai tanaman kedelai transgenik generasi R3 telah dilakukan di Laboratorium dan rumah kaca Fasilitas Uji Terbatas (FUT), Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor TA. 2002. Tujuan pe-nelitian adalah mendapatkan tanaman kedelai transgenik R3 yang tahan terha-dap hama penggerek polong kedelai (Etiella zinckenella Tr.). Sepuluh tanaman kedelai Wilis R3 hasil penembakan dengan gen proteinase inhibitor II (pinII dari event WP1 (4 tanaman) dan WP2 (6 tanaman) ditanam pada pot/ember plastik yang berisi campuran tanah, pupuk kandang, dan kompos, dan dipelihara di da-lam rumah kaca FUT. Setelah tanaman berumur 50 hari, setiap tanaman diin-festasi dengan 5 pasang imago dewasa penggerek polong kedelai, kemudian tanaman ditutup dengan plastik milar berbentuk tabung/silinder dengan tutup kain kasa pada bagian atasnya. Pengamatan dilakukan pada waktu menjelang panen dengan menghitung persentase serangan polong dan biji. Hasil bioasai menunjukkan bahwa persentase serangan polong terendah dijumpai pada ta-naman WP1-1-1 (51,8%) dan tertinggi pada tanaman WP1-1-4 (100%). Persentase serangan biji terendah juga dijumpai pada WP1-1-1 (44,3%) dan tertinggi pada WP1-1-4 (100%). Namun hasil bioasai ini masih perlu dikonfirmasikan dengan uji secara molekuler agar hasilnya lebih meyakinkan.
- ItemBioasai Tanaman Kedelai Transgenik R2 terhadap Etiella zinckenella Tr.(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2002-11) Damayanti ...[at al], Diani; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianKegiatan bioasai tanaman kedelai transgenik generasi R2 telah dilakukan di laboratorium dan rumah kaca Fasilitas Uji Terbatas (FUT), Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor, TA 2001. Tujuan penelitian adalah men-dapatkan tanaman kedelai transgenik R2 yang tahan terhadap hama penggerek polong kedelai (Etiella zinckenella Tr.). Benih tanaman kedelai R2 dari event TP1 dan TP2 (hasil penembakan varietas Tidar dengan gen proteinase inhibitor II (pinII) ditanam dalam pot plastik yang berisi campuran tanah, pupuk kandang, kompos, dan dipelihara di dalam rumah kaca FUT. Setelah tanaman berumur 50 hari, setiap tanaman disampling 10 polong di tempat yang berbeda untuk pengujian bioasai. Setiap polong diinfestasi dengan 1-3 ekor larva penggerek polong kedelai yang baru menetas, kemudian ditutup dengan kantong plastik yang telah dilubangi dengan jarum. Pengamatan dilakukan pada saat menjelang panen dengan menghitung persentase kerusakan polong, biji, dan biji sehat. Perkembangan larva penggerek polong diamati dengan menghitung jumlah pupa/imago yang ditemukan. Hasil bioasai 21 tanaman kedelai R2 dari event TP1 (9 tanaman) dan TP2 (12 tanaman) terhadap hama penggerek polong me-nunjukkan bahwa persentase mortalitas larva berkisar antara 50-90% dengan rata-rata 76,9%, ukuran larva yang hidup berkisar antara 3,6-7 mm dengan rata-rata 5,1 mm. Persentase biji sehat antara 35-70% dengan rata-rata 57,7% dan persentase biji terserang berkisar antara 30-65% dengan rata-rata 42,3%. Tanaman transgenik yang diuji relatif lebih tahan terhadap penggerek polong apabila dibandingkan dengan tanaman kontrol (varietas Tidar bukan hasil trans-formasi). Pada tanaman kontrol rata-rata mortalitas larva sebesar 27,5%, ukur-an larva hidup 9,45 mm, biji sehat 7,5%, dan biji terserang 92,5%. Namun hasil bioasai ini masih perlu dikonfirmasikan dengan uji secara molekuler agar hasilnya lebih meyakinkan.
- ItemDaya Tembus Akar Galur Persilangan BC2F2 Varietas Padi Unggul(Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, 2001-12) Suardi ...[at al], Didi; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianKepadatan dan kekerasan tanah merupakan salah satu kendala bagi pertum-buhan akar tanaman dan hasil padi. Penelitian daya tembus akar padi di rumah kaca Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan Bogor, MK 1998, 1999, dan 2000 menggunakan lapisan lilin dengan ketebalan 4 dan 3 mm sebagai da-sar pot. Sebanyak 200 nomor galur persilangan padi BC2F2 Cisadane x Cabacu, 400 nomor IR64 x Cabacu, dan 400 nomor IR64 x IRAT112 diuji daya tembus akarnya pada MK 1998, 1999, dan 2000 menggunakan rancangan acak kelom-pok. Beberapa galur persilangan menunjukkan daya tembus akar yang relatif tinggi. Jumlah, panjang, dan diameter akar serta indeks daya tembus akar cu-kup tinggi. Galur-galur tersebut perlu diuji lebih lanjut untuk ketahanannya ter-hadap kekeringan dan potensi hasil. Perakaran galur persilangan Cisadane x Cabacu relatif kurang mampu menembus lapisan lilin dengan ketebalan 4 mm. Sedangkan perakaran galur persilangan IR64 x Cabacu mampu menembus lapisan lilin yang paling tinggi.
- ItemDeteksi Virus Bilur Kacang Tanah dari Biji Kacang Tanah menggunakan Teknik Hibridisasi Nonradioaktif(Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, 2001-12) Manzila ...[at al], Ifa; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianTeknik hibridisasi menggunakan DNA berciri digoxigenin (Dig-sistem) telah dilakukan untuk mendeteksi virus bilur kacang tanah (Peanut Stripe Virus, PStV) dari benih kacang tanah. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Dig-sistem dapat mendeteksi PStV dari contoh daun kacang tanah, tetapi ketika di-adopsi untuk mendeteksi virus di dalam benih, PStV tidak dapat terdeteksi. Menggunakan bufer yang telah dimodifikasi, yaitu 1 M Tris-HCl, pH 7,6, me-ngandung 200 mM LiCl, 2% SDS, dan 20 mM EDTA yang diikuti dengan perla-kuan pemberian fenol/kloroform dan ditambah 1/10 M sodium asetat, reaksi po-sitif dapat terlihat. PStV dapat terdeteksi sampai 100 kali lipat lebih peka ketika deteksi menggunakan penciri yang digandakan menggunakan PCR dengan pa-sangan primer PST-1 - PST-2 atau PST-1 - PST-4. Tidak semua biji yang di-hasilkan oleh tanaman terinfeksi akan menghasilkan biji terinfeksi PStV.
- ItemEfektifitas Bakteri Asam Laktat (BAL) dalam Pembuatan Produk Fermentasi Berbasis Protein/Susu Nabati(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003-12) Widowati ...[at al], Sri; Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPada penelitian isolasi dan karakterisasi bakteri asam laktat (BAL) diperoleh 5 isolat unggul dalam menghasilkan asam laktat pada substrat de Man Rogosa Sharpe broth. Lima isolat unggul tersebut adalah F3, Nb3, KBB3, NNb PR5, dan SLB 22. Isolat-isolat tersebut belum diketahui efektifitasnya dalam memfermen-tasi substrat susu kacang-kacangan sebagai media pertumbuhannya. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui efektifitas BAL unggul dalam memfermen-tasi substrat susu kacang-kacangan dan (2) menguji organoleptik terhadap susu kacang-kacangan asam hasil fermentasi. Lima isolat unggul diuji efektifitas terhadap susu kacang-kacangan sebagai media fermentasi. Parameter efekti-fitas BAL adalah kadar asam laktat setelah 24 jam fermentasi. Susu asam hasil fermentasi diuji tingkat penerimaannya oleh konsumen dengan uji organoleptik. Pengujian ini menggunakan yoghurt komersial sebagai pembanding. Hubungan susu kacang-kacangan dengan isolat paling efektif dan persentase meningkat-nya asam laktat yang dihasilkan secara berurutan adalah kacang hijau-Nb3 = 1,55; kacang merah-KBB3 = 1,05; kacang tanah-NNB PR5 = 0,85; kacang tunggak-SLB 22 = 1,55; kedelai-F3 = 0,95. Tingkat kesukaan panelis terhadap susu kacang merah, susu kacang hijau, susu kacang tunggak tidak berbeda nyata terhadap yoghurt komersial, sedangkan tingkat kesukaan panelis terha-dap susu asam berbahan dasar kedelai dan kacang tanah berbeda nyata. Susu kacang merah asam paling disukai oleh panelis.
- ItemEksplorasi Plasma Nutfah Tanaman Pangan(Balai Penelitian BioteknologI dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2002-11) Hadiatmi ...[at al]; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianLahan pertanian di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DI Yogyakarta), dan Jawa Timur sebagian besar dilengkapi sarana irigasi sehingga hampir semua lahan ditanami dengan varietas unggul, akibatnya varietas lokal padi dan palawija menjadi tersingkir. Untuk menyelamatkan varietas lokal yang tersisa dilakukan eksplorasi, yaitu mencari dan mengumpulkan varietas lokal yang ada di berbagai lokasi untuk dilestarikan secara ex situ. Eksplorasi plasma nutfah tanaman pangan telah dilakukan selama 14 hari pada Agustus 2001 di tiga wilayah, yaitu DI Yogyakarta, Propinsi Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Dari Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dikoleksi 16 varietas padi lokal, 73 ubi-ubian, 10 varietas lokal kacang-kacangan, dan 1 varietas jagung lokal. Dari Propinsi Jawa Timur dikoleksi 18 varietas padi lokal, 4 varietas ubi-ubian, dan 7 varietas kacang-kacangan. Sebanyak 130 aksesi, terdiri dari 34 aksesi padi, 1 aksesi jagung, 17 aksesi kacang-kacangan, dan 78 aksesi ubi-ubian.
- ItemEkstraksi DNA Bacillus thuringiensis Isolat Lokal yang Mengandung Gen Cry1 untuk Pembuatan Pustaka Plasmid Bt(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003-12) Rijzaani ...[at al], Habib; Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianUsaha kloning gen cry1 dari isolat Bacillus thuringiensis lokal telah dilakukan dengan menapis menggunakan PCR. Telah diidentifikasi 11 isolat B. thuringien-sis lokal yang mengandung gen cry1 berdasarkan penggandaan DNA plasmid dengan primer spesifik untuk gen cry1A. Hanya lima dari kesebelas isolat ini yang memiliki satu pita PCR berukuran 490 pb sebagaimana kontrol positif Dipel®. Plasmid yang mengandung sekuen gen ini, dari isolat terpilih Jtg2151, telah diisolasi dan dipotong dengan enzim restriksi. Berdasarkan ukuran DNA plasmid yang terpotong, enzim restriksi EcoRI, HindIII, dan PstI akan dipakai untuk pembuatan pustaka plasmid B. thuringiensis.
- ItemEvaluasi dan Identifikasi Markah Molekuler untuk Sifat Tahan Penyakit Bulai dan Heterosis pada Tanaman Jagung(Balai Penelitian Bioteknologi TanamanPangan, 2001) Sutoro ...[at al]; Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianProduksi jagung dapat ditingkatkan melalui penanaman jagung hibrida tahan bulai. Penyakit bulai pada jagung disebabkan oleh jamur Peronosclerospora maydis (Rac). Dalam program pemuliaan tanaman, proses seleksi tanaman yang diinginkan memerlukan waktu, tenaga, dan biaya cukup banyak. Pengaruh heterosis merupakan faktor yang cukup penting untuk memperoleh hibrida. Heterosis menghasilkan tanaman yang lebih vigor daripada tetuanya. Masalah yang dihadapi untuk mendapatkan hibrida, yaitu memerlukan proses yang lama untuk memilih kombinasi tetua yang sesuai. Untuk memperoleh efisiensi dalam seleksi, markah molekuler mungkin dapat membantu dalam seleksi. Penelitian yang telah dilaksanakan, yaitu evaluasi heterosis dan survai markah molekuler untuk sifat tahan bulai dan heterosis. Hasil evaluasi hibrida menunjukkan bahwa empat rekombinan inbrida T3 x T8, T8 x T9, T1 x T3, dan T3 x T10 memberikan penampilan yang baik dengan pengaruh heterosis 99,4-116,7% dan hasil benih 7,3-7,9 t/ha (T1 = SW2-30-2-1-1-#-2-1-2-#, T3 = J1-46-2-2-9-f, T8 = GM19, T9 = Arc 1-178-1-4-1-3-1-1-1-#, T10 = Hy1). Hasil analisis juga menunjukkan adanya pengaruh interaksi lokasi dan hibrida. Primer yang telah digunakan sebanyak 27 dan menghasilkan lima primer yang menunjukkan polimorfisme di antara tanaman tahan dan peka penyakit bulai. Primer yang menunjukkan polimorfisme, yaitu Phi 061, Phi 022, Phi 021, Bngl 589, dan Nc 132. Jarak genetik antara inbrida dilakukan dengan menggunakan tujuh primer, yaitu Bngl128, Phi 115, Bngl 198, Bngl 657, Bngl 127, Bngl 589, dan Bngl 371. Jarak genetik dengan tujuh primer ternyata masih belum menunjukkan adanya hu-bungan antara jarak genetik dengan heterosis, namun studi ini perlu dilanjutkan dengan memperbanyak primer.
- ItemEvaluasi Diversitas Genetik Tanaman Padi Transgenik(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2002-11) Santoso ...[at al], Tri J.; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPerakitan varietas unggul yang tahan merupakan pilihan yang murah dan aman untuk pengendalian hama penggerek batang padi. Teknik pemuliaan konvensio-nal masih menghadapi kendala untuk usaha tersebut karena belum ada varietas padi dengan tingkat ketahanan yang cukup untuk dikembangkan atau disilang-kan. Pendekatan bioteknologi atau rekayasa genetik seperti teknik transformasi dapat dikembangkan untuk membantu program pemuliaan konvensional. Bacillus thuringiensis (Bt) diketahui menghasilkan suatu kristal protein yang ber-sifat toksin terhadap hama. Bt toksin yang dikode oleh gen cry1A(b) telah ter-bukti efektif terhadap hama dari golongan Lepidoptera, sehingga dapat diguna-kan untuk mengendalikan hama penggerek batang. Untuk menghasilkan tanam-an transgenik melibatkan beberapa tahap dalam teknik biologi molekuler atau seluler, salah satunya adalah karakterisasi atau identifikasi gen yang telah di-introduksi ke dalam jaringan tanaman. Usaha tersebut bertujuan untuk meng-konfirmasi integritas gen yang diintroduksi dan menentukan jumlah kopinya di dalam genom tanaman, serta menentukan apakah gen tersebut dapat berfungsi dengan benar atau salah. Identifikasi dari jaringan tanaman yang tertransforma-si dapat dilakukan dengan sejumlah teknik di antaranya adalah penggunaan teknik PCR dan analisis Southern Blot. Identifikasi gen cry1A(b) menggunakan amplifikasi PCR telah diperoleh 16 tanaman (dari 38 tanaman) T1 cv. Taipei-309 yang positif mengandung gen cry1A(b). Pada analisis PCR I diperoleh 6 tanaman dan analisis PCR II diperoleh 10 tanaman positif. Tanaman padi yang positif PCR (pengujian I) ternyata juga positif pada analisis Southern Blot yang ditandai dengan terbentuknya 3 pita DNA. Hasil ini mengindikasikan bahwa gen cry1A(b) telah terintegrasi pada beberapa tempat pada genom tanaman padi. Hasil konfirmasi analisis PCR dengan bioasai menunjukkan bahwa ekspresi gen cry1A(b) tidak stabil yang diduga karena adanya pembungkaman gen (gene silencing) melalui proses metilasi gen.
- ItemEvaluasi Galur Jagung Tetua yang Tahan dan Rentan terhadap Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis)(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2002-11) Purwanti ...[at al], Haeni; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPenyakit bulai jagung merupakan salah satu kendala yang menyebabkan penu-runan produksi jagung. Di Indonesia, penyakit bulai jagung disebabkan oleh Peronosclerospora maydis. Penyakit ini merupakan perusak serius di sentra produksi jagung. Varietas jagung tahan bulai sangat diperlukan untuk peningkat-an produksi jagung. Hasil uji di lapang maupun screen house telah ditetapkan dan dievaluasi galur Nei9202 (Thailand), IPB9204-1-3-1-2-4-B (Filipina), dan J2-375-1-1-1-1f (Indonesia) sebagai tetua tahan dan galur G26C25HS45-3-4-1-6-BBBB, CML356, dan CML358 (CIMMYT) sebagai tetua yang rentan. Secara fenotip persilangan yang cukup berhasil adalah pasangan G26C25HS45-3-4-1-6-BBBB x J2-375-1-1-1-1f.
- ItemEvaluasi Heterosis Tanaman Jagung(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2002-11) Hadiatmi ...[at al]; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianInformasi mengenai nilai heterosis dan pengaruh daya gabung dari generasi F1 sangat diperlukan untuk menentukan tetua yang baik dalam perakitan hibrida unggul. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui nilai heterosis, daya gabung serta gen yang mempengaruhi beberapa sifat pada persilangan diallel. Lima belas rekombinan F1 telah diperoleh dari persilangan diallel antarenam galur inbrida (tetua) yang berasal dari Balitjas Maros dan Balitbio Bogor, pada musim kemarau 2001 di Inlitbio Cikeumeuh Bogor. Pada musim hujan 2001 dilakukan pengujian terhadap 15 rekombinan F1 bersama dengan enam inbrida tetua dan dua varietas baku (Bisma dan C-7) di Inlitbio Citayam Bogor. Percobaan meng-gunakan rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan. Nilai heterosis hasil dari hibrida yang diuji lebih tinggi daripada rata-rata kedua tetuanya (62,4-223,8%). Hibrida J1-19-1-3-1-f/Arc1-178-1-4-1-3-1-1-1- x b memberikan heterosis hasil dan hasil biji kering tertinggi, yaitu 223,8% dan 9,13 t.ha-1. Semua hibrida yang diuji mempunyai umur berbunga betina lebih awal daripada tetuanya dengan nilai heterosis negatif. Tetua J1-46-2-9-f, merupakan penggabung umum yang terbaik untuk hasil dan panjang tongkol, tetua SW2-30-2-1-1-#-2-1-2-# untuk umur 50% berbunga betina dan tinggi tongkol, tetua J1-19-1-3-1-f untuk tinggi tanaman, dan tetua Arc1-178-1-4-1-3-1-1-1- x b untuk diameter tongkol dan jumlah baris biji. Lima kombinasi persilangan mempunyai daya gabung khusus yang baik untuk hasil.
- ItemEvaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Jagung terhadap Lalat Bibit Atherigona exigua Stein(Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, 2001-12) Koswanudin ...[at al], Dodin; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPenelitian dilakukan di Instalasi Penelitian Bioteknologi Cikeumeuh, Bogor, pada bulan Desember 1999 sampai Februari 2000. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua ulangan. Plasma nutfah jagung yang dievaluasi ketahanannya terhadap lalat bibit (Atherigona exigua) sebanyak 100 varietas jagung lokal, dengan kontrol peka varietas Arjuna dan kontrol tahan varietas Sadewa. Petak percobaan berukuran 1 m x 5 m dengan jarak tanam 20 cm x 25 cm. Pemupukan dilakukan sesuai dosis anjuran. Parameter yang diamati meliputi daya tumbuh, jumlah telur, populasi larva, dan kerusakan tanam an. Pengelompokan tingkat ketahanan berdasarkan pada intensitas serangan, yaitu tahan (0-25%), agak tahan (26-50%), agak rentan (51-75%), dan rentan (>76%). Dan hasil penelitian diperoleh sembilan varietas rentan, 10 varietas agak rentan, 71 varietas agak tahan, dan 10 varietas tahan terhadap lalat bibit (A. exigua).
- ItemEvaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Padi dan Jagung terhadap Penyakit(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2002-11) Rais ...[at al], Sri A.; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPenelitian bertujuan untuk memperoleh plasma nutfah tanaman padi yang toleran-tahan terhadap penyakit blas dan hawar daun bakteri dan plasma nutfah jagung yang tahan-toleran terhadap penyakit bulai. Sebanyak 250 aksesi plas-ma nutfah padi dan 200 aksesi plasma nutfah jagung, telah dievaluasi di rumah kaca, Inlitbio Cikeumeuh, dan di Sukabumi pada MH 2001, menggunakan rancangan acak kelompok dengan ulangan 2-3 kali. Jarak tanam padi 25 cm x 25 cm, 5 biji/lubang dan jagung 50 cm x 20 cm, 2 tanaman/lubang. Pemupukan 200 kg urea + 100 kg TSP + 100 kg KCl untuk padi di lapang. Sepertiga dosis Urea, TSP, dan KCl diberikan pada waktu tanam dan 2/3 dosis urea pada umur 4 dan 7 minggu. Pemupukan di rumah kaca adalah 2 g urea; 0,6 g TSP; dan 0,6 g KCl diberikan pada waktu tanam dan 2/3 dosis urea pada umur 28 HST. Inokulasi penyakit HDB dilakukan pada umur 60 hari dengan metode penggun-tingan daun, 5 cm dari ujung daun. Skoring penyakit HDB dengan skala 1-9, di-amati pada umur 21 hari setelah inokulasi. Skoring penyakit blas dengan skala 1-9, diamati pada umur 40 dan 60 hari, untuk blas leher 20-25 hari setelah pem-bungaan. Inokulasi penyakit bulai dengan cara menyemprotkan suspensi spora, 4 hari setelah tanaman tumbuh. Skoring penyakit bulai dengan skala 1-5, di-amati pada umur 21, 28, dan 35 hari setelah tanam. Hasil penelitian diketahui bahwa 14 aksesi padi tahan terhadap HDB group IV dan VIII, 46 aksesi padi ta-han terhadap penyakit blas, dan 4 aksesi jagung tahan terhadap penyakit bulai.
- ItemEvaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Padi terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri dan Blas, dan Jagung terhadap Bulai(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003-12) Silitonga ...[at al], Tiur S.; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianUntuk mengetahui ketahanan plasma nutfah padi, dan jagung terhadap serang-an penyakit maka dilakukan penelitian pada MK dan MH 2002 di Inlitbio Cikeumeuh, rumah kaca RPI, Balitbiogen, dan Cimenteng, Sukabumi. Hasil evaluasi plasma nutfah padi menunjukkan bahwa varietas Mendalet (Reg. 5657), Tholo (Reg. 5720), Angkong (Reg. 7237), Kayok (Reg. KBP 57), dan Ringka (Reg. KBP 118) bereaksi tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri kelompok IV dan VIII dan 10 varietas agak tahan terhadap penyakit blas, yaitu varietas Loneng, Pembagi, Padi Jangkong, Kayok, Pandan, Bungung Inih, Pulut Timun, Pulut Timau, Pulut Alui, dan Pulut Namang. Hasil uji plasma nutfah jagung terhadap penyakit bulai diperoleh 20 aksesi bereaksi sangat tahan dengan persentase serangan 0-5%. Plasma nutfah padi dan jagung yang tahan dapat digunakan sebagai sumber gen dalam program pemuliaan untuk perbaik-an ketahanan varietas terhadap penyakit.