Agroklimat dan Hidrologi
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Agroklimat dan Hidrologi by Title
Now showing 1 - 20 of 33
Results Per Page
Sort Options
- ItemAdaptasi dan Mitigasi Dampak Perubahan Iklim Subsektor Hortikultura(Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, 2022) Mulyandari, Retno Sri Hartati; Sunusi, Muhammad Agung; Purwaningsih, Yuliastuti; Hermami, Aneng; Setiawan, Antoni; Razak, Armilawaty; Pratiwi, Rahmadianti Chynthia; Steviano, Okky; Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi PertanianBuku “Adaptasi dan Mitigasi Dampak Perubahan Iklim Subsektor Hortikultura” ini menampilkan informasi mengenai tantangan dampak perubahan iklim bagi pertanian Indonesia secara komprehensif, serta grand strategi yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian dalam menjawab tantangan tersebut. Buku ini juga menampilkan teknologi pertanian yang dapat diaplikasikan, termasuk pemanfaatan teknologi informasi 4.0. Semoga buku ini dapat menjadi semangat baru dan acuan bagi para petugas lapangan dan petani untuk bersama-sama menjaga ketahanan pangan dan kelestarian pertanian hortikultura Indonesia.
- ItemARAH DAN KEBIJAKSANAAN BALITBANGDA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI JAWA TIMUR(BPTP Karangploso, 2000) Balitbangda Jawa Timur
- ItemARAH, STRATEGI DAN MODEL PEMBANGUNAN PERTANIAN JAWA TIMUR DI MASA DEPAN(BPTP Karangploso, 2000) SANTOSO, Kabul; Soetrisno; Jani Januar
- ItemClimate-Smart Agriculture (CSA) di Lahan Sawah Tadah Hujan(IAARD Press, 2018) Setyanto, Prihasto; Wihardjaka, A; Susilawati, Helena Lina; Pramono, Ali; Yulianingsih, Eni; Kartikawati, Rina; Ariani, Miranti; Hervani, Anggri; Adriany, Terry Ayu; Yunianti, Ika Ferry; Yulianingrum, HestiPada dekade terakhir ini, perubahan iklim menjadi perhatian serius masyarakat global, regional, nasional, dan lokal. Perubahan iklim merupakan dampak pemanasan global akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca antropogenik di atmosfer bumi. Dampak perubahan iklim terjadi juga di sektor pertanian termasuh di agroekologi sawah tadah hujan. Penerapan Climate-Smart Agriculture dalam mengoptimalkan lahan sawah tadah hujan merupakan salah satu antisipasi dampak perubahan iklim yang mensinergiskan upaya adaptasi dan mitigasi dalam memperbaiki produktivitas dan pendapatan masyarakat melalui inovasi teknologi ramah lingkungan. Inovasi teknologi ramah lingkungan yang diterapkan harus memenuhi prinsip dasar peningkatan produktivitas, konservasi tanah dan air, rendah emisi gas rumah kaca, adaptif terhadap perubahan iklim, penerapan pengendalian hama terpadu, rendah cemaran pestisida dan logam berat, pengelolaan pertanian minimum limbah, pemanfaatan sumberdaya lokal, pelestarian keanekaragaman hayati, dan integrasi tanaman-ternak. Buku Climate-Smart Agriculture mengulas upaya adaptasi mitigasi perubahan iklim yang bermuara terhadap peningkatan produktivitas dan pendapatan masyarakat serta mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
- ItemHandbook Iklim Pertanian Indonesia(IAARD Press, 2018) Las, Irsal; Amin, Istiqlal; Hermanto; Syahbuddin, Harris; Apriyana, Yayan
- ItemJurus Jitu Menyikapi Iklim Ekstrem El Niño dan La Niña untuk Pemantapan Ketahanan Pangan(IAARD Press, 2018-09-02) Sulaiman, Andi Amran; Agus, Fahmudin; Noor, Muhammad; Dariah, Ai; Irawan, Bambang; Surmaini, Elza; Balitbangtan
- ItemKatam Terpadu Modern Versi 2.6(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2018) Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKeragaman (variabilitas) dan perubahan iklim merupakan proses alami yang terjadi secara dinamis dan terus-menerus. Hal ini dicirikan oleh ketidakmenentuan pola curah hujan dan musim, serta peningkatan frekuensi kejadian anomali (penyimpangan) iklim. Pada sektor pertanian, dampak perubahan iklim sudah semakin terasa, terutama pada sub-sektor tanaman pangan, seperti ancaman banjir dan kekeringan, serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), penurunan kuantitas dan kualitas produksi. Oleh sebab itu, diperlukan strategi dan upaya antisipasi dampak perubahan iklim agar tidak berpengaruh terhadap produksi pangan nasional, termasuk pencapaian target swasembada pangan. Upaya yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan atau adaptasi kegiatan, teknologi, dan pengembangan pertanian yang toleran (resillience) terhadap perubahan iklim, antara lain melalui penyesuaian waktu dan pola tanam, penggunaan varietas yang adaptif, tahan terhadap OPT, dan pengelolaan air secara efisien. Agar para pemangku kebijakan, penyuluh, petani, dan pengguna inovasi lainnya dapat melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah menyusun Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu untuk padi, jagung, dan kedelai di lahan sawah di Indonesia. Kalender Tanam Terpadu tersebut merupakan pedoman bagi Dinas Pertanian, penyuluh, dan petani dalam menetapkan pola dan waktu tanam yang tepat, sesuai dengan kondisi iklim di setiap kecamatan, yang kini telah dipadukan dengan rekomedasi penggunaan varietas, pemupukan, dan kebutuhan sarana produksi. Sosialisasi penggunaan Kalender Tanam Terpadu ini diyakini dapat menekan dampak perubahan iklim, termasuk anomali iklim, terhadap produksi padi nasional.
- ItemLinimasa Vol 1 2025(AGRO MODERN, 2025-12-05) Dr. Ir. Ladiyani Retno Widowati, M.Sc.; Dr. Nuning Argo Subekti, S.P., M.Sc.; Kania Tresnawati, S.TP.Linimasa, diadaptasi dari Bahasa Inggris timeline, adalah rangkaian peristiwa yang ditinjau berdasarkan kronologi waktu. Kata ini mewakili tak hanya dimensi masa namun juga rekam peristiwa yang ada di dalamnya. Filosofi inilah yang mendasari kami mengusung “LINIMASA“ sebagai nama majalah digital Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian Tanaman Pangan yang terbit mulai tahun 2025 ini. Menyajikan rubrik-rubrik yang informatif dalam kemasan yang menarik, LINIMASA hadir dengan rekam kinerja institusi yang diramu sebagai informasi publik berbentuk artikel dan infografis. LINIMASA akan hadir secara berkala dua kali setahun pada setiap Bulan Juni dan Desember. Pada edisi perdana ini, kami sajikan sejumlah menu diantaranya Reportase Utama mengenai transformasi kelembagaan dan capaian peningkatan produksi beras Indonesia; Kilas Kinerja mengenai capaian produksi dan distribusi benih sumber tanaman pangan, statistika layanan laboratorium pengujian, serta SNI terbaru yang dihasilkan Komtek 65-11 Tanaman Pangan; Opini; serta rubrik Zona Integritas dan koleksi pilihan pustaka. Kami berharap LINIMASA dapat terus menghadirkan informasi yang valid, inklusif, dan tentunya bermanfaat bagi publik. Selamat membaca dan belajar dari sajian kami.
- ItemMEKANISASI PERTANIAN(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2014-12-25) Sudirman Umar; Trip AlihamsyahLahan rawa pasang surut memiliki potensi cukup besar sebagai sumber pertumbuhan produksi padi nasional. Namun berbeda dengan agroekosistem lahan basah lainnya, seperti sawah irigasi atau tadah hujan, pengembangan budi daya di lahan pasang surut, khususnya dalam aspek mekanisasi pertanian menghadapi berbagai kendala baik teknis, sosial ekonomi, maupun budaya sehingga memerlukan penyesuaian baik bentuk alat dan mesin yang sesuai maupun cara operasionalnya di lapangan. Buku ini merupakan rangkuman hasil penelitian dan pengalaman dalam aspek mekanisasi pertanian di lahan rawa pasang surut yang menunjukkan bahwa penggunaan alsintan telah mampu berperan bukan hanya untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi usahatani, tetapi juga dapat menekan kehilangan hasil dan memperbaiki mutu hasil sekaligus meningkatkan nilai tambah. Buku ini mengemukakan mekanisasi pertanian melalui penerapan alat dan mesin pertanian dalam budidaya dan pengolahan hasil padi di lahan rawa pasang surut yang disusun dalam dua belas bab. Bab I, pendahuluan yang mengemukakan perspektif lahan rawa dan pengertian mekanisasi pertanian. Bab II mengemukakan potensi dan prospek pengembangan lahan rawa pasang surut. Bab III membahas tentang mekanisasi pertanian di lahan rawa pasang surut termasuk peluang pengembangan mekanisasi pertanian, kesesuaian lahan untuk pengembangan alat dan mesin pertanian, peran alsintan dalam pertanian dan teknologi, jenis dan fungsi alsintan untuk pertanian. Bab IV mengemukakan mekanisasi yang terkait dengan budidaya padi yang meliputi pengolahan tanah yang didahului dengan penyiapan lahan, pembersihan lahan termasuk sistem tajak puntal balik ampar (tapulikampar) yang merupakan salah satu kearifan lokal petani dalam mekanisasi pertanian di lahan rawa. Bab V menyajikan penggunaan alat dan mesin pertanian terkait dengan sistem tanam meliputi sistem tanam pindah, benih sebar langsung (tabela), alat tanam benih langsung (atabela) tipe drum, alat tanam dalam lajur/drill seeder (atabela larik), alat tanam benih langsung bermesin. Selain itu juga membahas tentang mesin tanam bibit padi (paddy transplanter), term asuk alat tanam bibit padi manual, alat tanam bibit padi walking type mesin tanam bibit padi tipe "Jajar Legowo" dan mesin tanam bibit padi "Indo Jarwo Transplanter". Bab selanjutnya menguraikan panen dan mesin panen: antara lain alat panen dan cara panen seperti penggunaan alat panen ani-ani, alat panen arit dan cara penggunaan mesin panen seperti mesin panen sabit (mower), mesin panen reaper: serta mesin panen stripper. Sedangkan alat dan mesin pascapanen antara lain perontok mesin (power thresher), pembersih (winnower) dan alat pengeringan (bed dryer). Selanjutnya bab pembersihan dan pengeringan, antara lain pembersihan dengan cara tradisional yaitu ditampi menggunakan nyiru, diayak dengan menggunakan saringan dan pembersihan dengan hembusan angin. Pembersihan gabah menggunakan pedal winnower (gumbaan) dan pembersih gabah bermesin (seed cleaner). Bab selanjutnya membahas pengeringan antara lain, pengeringan alami (penjemuran) dan pengeringan buatan seperti mesin pengering tipe bak datar (jiat bed dyer). Bab berikut membahas penggilingan antara lain mesin pemecah kulit gabah (paddy husker), mesin pemutihlpenyosoh (polisher) dan rice milling unit (RMU). Bab terakhir membahas penyimpanan, antara lain cara penyimpanan gabah/beras termasuk penyimpanan secara tradisional, penyimpanan dalam kemasanikarung, salah satu penyimpanan dalam wadah tertutup. Buku ini dapat digunakan sebagai acuan mengembangkan mekanisasi pertanian di lahan pasang surut sehingga dapat dimanfaatkan oleh para peneliti, penyuluh, civitas akademika dan litkayasa. Buku sejenis ini masih terbatas untuk khalayak umum yang disajikan secara populer ilmiah sehingga diharapkan dengan diterbitkannya buku ini dapat menambah khasanah buku tentang mekanisasi pertanian atau alsintan, khususnya terkait dengan pertanian lahan rawa pasang surut. Ucapan terima kasih terutama disampaikan kepada Kepala Badan Litbang Pertanian, Kepala Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian dan Kepala Balittra. Secara khusus terima kasih disampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Bambang Purwantana, M.Agr. selaku Guru Besar Fakultas Teknik Pertanian pada Universitas Gajah Mada Yogyakarta sebagai nara sumber. Selanjutnya kepada para penyelaras Balittra, antara lain: Dr. Ir. Muhammad Noor, MS.; Dr. Ir. Mukhlis, M.Sc; Dr. Ir. Muhammad Alwi, MS., dan Dr. Ir. Izhar Khairullah, MP. serta Ir. Muhammad Tharnrin yang melakukan penyelarasan isi, bahasa, dan sistematika. Selain itu ucapan terima kasih kepada Kasub Pelayanan Jasa Penelitian dan staf yang mengatur untuk terbitnya buku ini. Harapan kami, semoga buku ini dapat bermanfaat untuk pengembangan mekanisasi pertanian di lahan rawa pasang surut di masa depan.
- ItemMetode Perhitungan Mitigasi dan Serapan Gas Rumah Kaca Sektor Pertanian(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2020) Susilawati, Helena Lina; Hervani, Anggri; Pramono, Ali; Santoso, Aprian Aji; Siregar, Adha Fatma; Al-Viandari, Nourma; Dariah, Ai; Maswar; Ariani, Ratri; Widiawati, Yeni; Zuratih; Shiddieqy, M. Ikhsan; Herliatika, Agustin; Sarah; Ariani, Miranti; Agus, FahmuddinSektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berkomitmen untuk berkontribusi dalam memitigasi (menurunkan) emisi gas rumah kaca (GRK). Terdapat bermacam program nasional maupun daerah dalam peningkatan produksi pangan sekaligus berpotensi menurunkan emisi GRK. Kegiatan perhitungan mitigasi emisi GRK, baik nasional maupun daerah, dari sektor pertanian yang dilakukan setiap tahunnya harus memenuhi prinsip transparency, accuracy, completeness, comparability, and consistency (TACCC) sehingga diperlukan metode yang sahih untuk perhitungan. Sebagai salah satu kementerian teknis yang bertanggungjawab dalam penyediaan data sampai perhitungan emisi GRK dari sektor pertanian maka diperlukan pemahaman yang sama tentang metode perhitungan emisi GRK sektor pertanian. Didalam buku ini terdapat beberapa aksi yang berpotensi memitigasi emisi GRK serta bagaimana cara memperkirakan jumlah penurunan emisi gas rumah kaca tersebut. Semua aksi tersebut perlu dijaga sinerginya dengan adaptasi. Artinya, setiap aksi mitigasi yang akan dijalankan harus mendukung program ketahanan pangan dan harus mampu meningkatkan ketangguhan (resilience) sektor pertanian menghadapi perubahan iklim. Dengan adanya buku ini diharapkan juga akan ada konsistensi dalam perhitungan mitigasi emisi GRK pada sektor pertanian.
- ItemOPTIMASI PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA ALAM PERTANIAN DALAM MENDUKUNG PELAKASANAAN OTONOMI DAERAH DI JAWA TIMUR(BPTP Karangploso, 2000) BAPPEDA JAWA TIMUR
- ItemPanduan Teknologi Budidaya Padi(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015-12-22) Lalu M. Zarwazi; Agus W. Anggara; Sarlan Abdulrachman; WidyantoroKebutuhan beras akan terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Berdasarkan realisasi produksi padi dalam 5 tahun terakhir, terindikasi bahwa laju pertumbuhan produksi padi makin menurun dan biaya produksi per satuan luas lahan makin meningkat. Oleh karena itu pencapaian target produksi padi ke depan akan semakin sulit. Untuk mengatasi permasalahan ini Pemerintah mencanangkan peningkatan produksi padi nasional sebesar 1,5% per tahun. Dalam konteks ini diperlukan berbagai terobosan peningkatan produksi padi. Mengingat fungsi dan peran penting padi tersebut, Pemerintah berupaya untuk mewujudkan peningkatan produksi padi pada tahun 2015 melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT.) dan Upaya Khusus (Upsus) lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, pelaksana program di lapangan memerlukan panduan untuk berbagai teknologi budidaya padi yang sudah dikembangkan di Indonesia. Teknologi budidaya padi Tanam Benih Langsung (Tabela) merupakan teknologi budidaya padi yang spesifik lokasi berbasis kearifan lokal. Panduan teknologi ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang akan menerapkan teknologi tersebut. Kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan panduan teknologi ini disampaikan penghargaan dan terima kasih
- ItemPedoman Umum Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011) Rejekiningrum, Popi; Las, Irsal; Amien, Istiqlal; Pujilestari, Nurwindah; Estiningtyas, Woro; Surmaini, Elza; Suciantini; Sarvina, Yeli; Pramudia, Aris; Kartiwa, Budi; Muharsini, Sri; Sudarmaji; Hardiyanto; Hermanto, Catur; Putranto, Gatot Ari; Marbun, OswaldDengan sifat iklim yang dinamis, variabilitas dan perubahan iklim merupakan suatu keniscayaan yang mesti dan telah mulai terjadi di beberapa tempat. Namun karena pemanasan global akibat berbagai aktivitas manusia mempercepat dinamika dan perubahan iklim yang terjadi secara alami. Perubahan iklim berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan dan aktivitas manusia. Walaupun ikut berkontribusi sebagai penyebab, sektor pertanian merupakan korban dan paling rentan (vulnerable) terhadap perubahan iklim, terutama Ketahanan Pangan Nasional. Dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan nasional terjadi secara runtut, mulai dari pengaruh negatif terhadap sumberdaya (lahan dan air), infrastruktur pertanian (irigasi) hingga sistem produksi melalui produktivitas, luas tanam dan panen. Petani juga memiliki sumberdaya yang lebih terbatas untuk dapat beradaptasi pada perubahan iklim. Berdasarkan konsekuensi dan dampak dari perubahan iklim tersebut, diperlukan arah dan strategi antisipasi dan penyiapan program aksi adaptasi dengan dukungan teknologi inovatif dan adaptif. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu suatu panduan atau pedoman umum, baik dalam rangka antisipasi untuk menyiapkan strategi dan program adaptasi maupun dalam rangka pelaksanaan atau aksi adaptasi. Pedoman Umum Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian ini menguraikan beberapa dampak perubahan iklim pada masing-masing sub sektor, arah dan strategi serta program aksi adaptasi perubahan iklim pada sektor pertanian. Pedoman umum adaptasi perubahan iklim sektor pertanian diharapkan menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam menyusun program dan petunjuk operasional terkait upaya adaptasi perubahan iklim di sektor pertanian.
- ItemPedoman Umum Inventori Gas Rumah Kaca dan Mitigasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011) Setyanto, Prihasto; Susanti, Emi; Las, Irsal; Amien, Istiqlal; Makarim, A. K.; Nursyamsi, Dedy; Rubiyo; Anwar, Khairil; Widarto, Heru Tri; Rejekiningrum, Popi; Surmaini, Elza; Estiningtyas, Woro; Suciantini; Pujilestari, Nurwindah; Sutarya, Rakhmat; Harmanto; Miranti; Hamdani, Adang; Sukarman; Wahyunto; Thalib, Amlius; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
- ItemPELUANG DAN TANTANGAN INDIKASI GEOGRAFIS KOPI INDONESIA(2018-12) Wardiana, EdiLingkungan geografis serta kondisi sosial dan budaya masyarakat di Indonesia sangat mendukung bagi terbentuknya Indikasi Geografis (IG) untuk produk kopi. Para konsumen kopi tingkat dunia menaruh perhatian yang tinggi terhadap beragam produk dan kualitas kopi yang dihasilkan Indonesia. Hal ini memberikan peluang yang baik agar produk IG kopi Indonesia dapat bersaing di pasar global secara berkelanjutan. Namun demikian, di balik peluang yang dimiliki, produk IG kopi Indonesia dihadapkan pada tantangan yang cukup serius seperti tingkat pemahaman masyarakat Indonesia yang secara umum masih relatif rendah tentang IG, serta perlunya perbaikan yang terus menerus dalam mengelola produk IG oleh para produsen kolektif IG agar produk yang dihasilkannya dapat bersaing secara berkelanjutan di pasar global. Diperlukan peran dan dukungan pemerintah untuk sampai pada tujuan tersebut.
- ItemPENGEMBANGAN WILAYAH BLITAR SELATAN BERBASIS SUMBER DAYA ALAM DAN MASYARAKAT DALAM RANGKA MENUNJANG PENGEMBAGAN KAWASAN SELATAN JAWA TIMUR(PSE, 2002) SUYAMTO; R. Hardianto; DP.Saraswati
- ItemPengukuran Gas Rumah Kaca (GRK) Pada Lahan Budidaya Bawang Merah(Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2022) Sunusi, M. Agung; Hermami, Aneng; Purwaningsih, Yuliastuti; Setiawan, Antoni; Direktorat Perlindungan HortikulturaPengukuran Gas Rumah Kaca (GRK) Sub Sektor Hortikultura merupakan salah satu langkah inventarisasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura sebagai langkah mitigasi dampak perubahan iklim sub sektor hortikultura. Kegiatan pengukuran ini dilakukan untuk melihat GRK khususnya CO2 dan N2O yang dihasilkan dari lahan-lahan pertanian. Peningkatan GRK di sektor pertanian secara berlebihan dapat berpangaruh terhadap kegiatan-kegiatan pertanian, misalnya penetuan pola tanam, panen dan produktivitas pertanian. Salah satu upaya untuk mengurangi GRK yang dihasilkan oleh lahan pertanian dengan budidaya pertanian ramah lingkungan. Pengukuran GRK ini bertujuan untuk mendapatkan data-data GRK yang dihasilkan lahan pertanian sub sektor hortikultura diberbagai lokasi di Indonesia, sehingga kedepannya dapat menerapkan kebijakan secara menyeluruh sebagai langkah mitigasi perubahan iklim subsektor hortikultura.
- ItemPengukuran Gas Rumah Kaca (GRK) Pada Lahan Budidaya Cabai(Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2022-12) Sunusi, M. Agung; Setiawan, Antoni; Purwaningsih, Yuliastuti; Hermami, AnengPengukuran Gas Rumah Kaca (GRK) Sub Sektor Hortikultura merupakan salah satu langkah inventarisasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura sebagai langkah mitgasi dampak perubahan iklim sub sektor hortikultura. Kegiatan pengukuran ini dilakukan untuk melihat GRK khususnya CO2 dan N2 O yang dihasilkan dari lahan-lahan pertanian. Peningkatan GRK di sektor pertanian secara berlebihan dapat berpangaruh terhadap kegiatan-kegiatan pertanian, misalnya penetuan pola tanam, panen dan produktivitas pertanian. Salah satu upaya untuk mengurangi GRK yang dihasilkan oleh lahan pertanian dengan budidaya pertanian ramah lingkungan. Pengukuran GRK ini bertujuan untuk mendapatkan data data GRK yang dihasilkan lahan pertanian sub sektor hortikultura diberbagai lokasi di Indonesia, sehingga kedepannya dapat menerapkan kebijakan secara menyeluruh sebagai langkah mitigasi perubahan iklim subsektor hortikultura. Keberhasilan dalam penanganan dampak perubahan iklim, salah satunya ditentukan dari hasil-hasil pengukuran GRK yang ada pada lahan-lahan pertanian sub sektor hortikultura. Maka dari itu, pengukuran gas rumah kaca pada komoditas hortikultura dapat dilaksanakan dengan tepat, aman, efisien, efektif dan menyeluruh
- ItemPENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN SENGAN SISTEM PEMANENAN HUJAN DI LAHAN TADAH HUJAN(PSE, 2002) ARIFIN, Zaenal
- ItemPERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH SECARA TERPADU DI KAWASAN SELATAN JAWA TIMUR(PSE, 2002) BAPPEPROP Jawa Timur