Kesehatan Hewan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Kesehatan Hewan by Title
Now showing 1 - 20 of 171
Results Per Page
Sort Options
- Item6 Hal Penting Dalam Memelihara Reptil Sebagai Hewan Kesayangan(Direktorat Kesehatan Hewan, 2024-09) Kurniawan, Wahyu EkoReptil merupakan salah satu jenis hewan peliharaan yang tidak biasa, namun sebenarnya cukup mudah pemeliharaannya. Contoh reptil antara lain ular, kurakura, kadal dan tuatara. Ada sekitar 7.900 spesies reptil yang sampai saat ini mendiami berbagai tipe habitat beriklim sedang dan tropis termasuk padang pasir, hutan lahan basah, air tawar, hutan bakau dan laut terbuka. Reptil sering dianggap sebagai hewan yang menakutkan karena sebagian besar berbahaya dan berbisa, namun sekarang pandangan itu telah berubah dan banyak orang yang senang memelihara hewan melata ini karena keunikan dan variasi warnanya.
- ItemAJAIBNYA ALFALFA untuk Ayam Ras Petelur(Polbangtan Gowa, 2023) Muhammad Azhar; Aminuddin Saade; Urfiana Sara; Muhammad Ardas Daruslam; Bagus Nur Prasetyo; Candra PratamaAyam ras petelur merupakan salah satu jenis ayam yang banyak dipelihara oleh para peternak. Ayam ras petelur sebagian besar dipelihara di masyarakat dengan pola konvensional, memiliki produksi dan kualitas telur yang rendah, sehingga menjadi masalah bagi pengembangan ayam petelur pada level peternak. Selera konsumen secara umum menginginkan telur yang berkualitas dan terus tersedia dengan harga yang terjangkau. Telur yang biasa dikonsumsi berasal dari ayam ras petelur tipe coklat yang banyak dibudidayakan di wilayah Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas telur, salah satunya adalah faktor pakan. Pakan mempengaruhi keberhasilan usaha peternakan ayam ras petelur dengan 70-75% dari total biaya produksi digunakan hanya untuk memenuhi kebutuhan pakan. Pakan komersial yang beredar di pasaran sangat beragam, mulai dari jenis produk yang dibuat oleh masing-masing pabrik, nilai gizi, hingga harga yang sangat kompetitif untuk setiap produsen yang bergantung pada protein yang tersedia dalam pakan tersebut. Hal ini memberikan kesempatan kepada peternak untuk memilih pakan yang murah, terlepas dari kualitasnya, meskipun pakan yang berkualitas sangat berpengaruh terhadap hasil produksi dan kualitas telur yang dihasilkan. Kualitas pakan yang rendah berdampak pada ayam ras petelur tidak memiliki nutrisi yang cukup untuk menghasilkan produksi yang optimal. Akibatnya, potensi genetik untuk produksi telur tidak tercapai. Akibat menurunnya produksi dan kualitas telur, maka perlu dilakukan terobosan untuk meningkatkan produksi dan kualitas telur. Salah satunya adalah pemberian bahan alami sebagai feed supplement yang biasanya tersedia dengan mudah dan murah di kalangan peternak. Bahan alami yang berpotensi sebagai feed supplement adalah tanaman alfalfa (Medicago sativa L). Bagaimanakah potensi alfalfa sebagai feed supplement untuk ayam ras petelur? Jawabannya ada dalam buku Bunga Rampai: AJAIBNYA ALFALFA Untuk Ayam Ras Petelur!
- ItemAnalisis Risiko Pemasukan Bahan Baku Pakan Ruminansia dari Kanada ke Wilayah Republik Indonesia(Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2018) Naipospos, Tri Satya Putri; Wibawan, I Wayan Teguh; Rifqi, Dinal; Hidayat, Muhammad Muharram; Manggung, R. Enen Rina RosadiKebijakan pemerintah c.q. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian untuk memberikan persetujuan pemasukan bahan baku pakan hewan dari sejumlah negara tertentu ke Indonesia dimaksudkan untuk mendorong produksi daging dan telur sebagai sumber protein yang murah. Industri pakan ternak di Indonesia masih tergantung kepada bahan baku impor, dimana 35% dari bahan baku tersebut diimpor dari sejumlah negara. Sisanya 65% seperti jagung dan bekatul dipasok dari dalam negeri1. Selama ini, bahan baku pakan ternak seperti tepung daging dan tulang (meat and bone meal/MBM) dimasukkan dari 4 (empat) negara yaitu Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Kanada. Dalam sejarahnya, pemasukan MBM dari Kanada dan Amerika Serikat (AS) pernah dihentikan pemerintah Indonesia, oleh karena masalah penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE).
- ItemAnalisis Risiko Pemasukan Daging Sapi Beku Tanpa Tulang dari Brazil ke dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia(Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2018) Naipospos, Tri Satya Putri; Sumiarto, Bambang; Putra, Anak Agung Gde; Lukman, Denny Widaya; Latif, Hadri; Estoepangesti, A.T. Soelih; Suganda, Agung; Suandy, Imron; Sutanto, Yadi Cahyadi; Susanto, Eko; Pratama, Mario Lintang; Suseno, Pebi Purwo; Fitri, Esmiralda EkaPemerintah Indonesia berencana untuk menjajaki peluang impor daging sapi tanpa tulang dari Brazil untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri. Saat ini, Pemerintah Indonesia telah menyetujui impor daging sapi dari Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, Jepang dan Spanyol. Di samping itu juga dilakukan impor daging kerbau tanpa tulang dari India. Dengan langkah ini diharapkan negara asal impor dapat lebih beragam dan berpeluang untuk menjaga stabilitas harga daging sapi/kerbau di dalam negeri. Salah satu hambatan teknis yang sejak lama diidentifikasi dalam usulan impor daging sapi dari Brazil ke Indonesia adalah penyakit mulut dan kuku (PMK). Indonesia adalah negara bebas PMK sejak tahun 1986 dan statusnya mendapat pengakuan resmi dari Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) pada tahun 1990. Oleh karena itu, daging sapi yang diimpor dari Brazil harus dijamin aman dan tidak akan membahayakan status bebas PMK yang dimiliki Indonesia saat ini.
- ItemAnalisis Semi Kuantitatif Peluang Masuknya Rabies ke Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau(Balai Veteriner Bukittinggi, 2019) Hartini, Rina; Fitria, Yul; Susanti, Tri; Rahmadani, Ibenu; Krisnandana; Mustiana, Ana; M. Mardani; Jejen S.Pulau Rupat merupakan salah satu pulau terbesar di Kabupaten Bengkalis yang menjadi salah satu tujuan destinasi wisata. Delapan tahun terakhir kasus Rabies sudah tidak pernah dilaporkan. Angka kejadian Rabies di wilayah endemis rabies yang berbatasan langsung dengan Pulau Rupat adalah cukup tinggi sehingga diperlukan penilaian risiko terhadap peluang masuknya rabies ke Pulau Rupat. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh dan kepadatan lalu lintas dari dan ke Pulau Rupat menjadikan peluang terhadap tertularnya penyakit Rabies. Oleh karena itu perlu dilakukan penilaian/analisis risiko setiap pemasukan/pengeluaran hewan terutama anjing. Pendekatan yang dilakukan dalam kajian ini adalah (1) Focal Group Discussion dengan para ahli (tim kajian epidemiologi) dari berbagai instansi seperti Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Riau, Dinas Pertanian Kabupaten Bengkalis. Pada dasarnya FGD ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai faktor-faktor resiko yang memiliki kemungkinan menyebabkan masuknya Rabies ke Pulau Rupat melalui kapal kayu, Spead Boat dan Kapal Roro yang masuk; (2) Pembuatan alur yang melibatkan faktor-faktor resiko yang diperoleh dari hasil FGD; (3) Penilaian semi kuantitatif risiko dengan menggunakan tabel probabilitas. Penilaian risiko secara resmi kuantitatif peluang masuknya Rabies ke Pulau Rupat dari wilayah endemik rabies dari pelabuhan Kota Dumai melalui Moda Transportasi sangat rendah (1,8 x 10-4) atau dapat diabaikan dengan peluang terbesar adalah lewat transportasi kapal kayu. Rekomendasi strategi untuk mempertahankan wilayah Pulau Rupat dari masuknya HPR adalah melakukan KIE pada pelabuhan penyeberangan di pintu masuk di Pulau Rupat dan Kota Dumai, public awarness pada pemilik kapal kayu dan menurunkan dan prevalensi rabies di Kota Dumai diturunkan.
- ItemAncaman Bagi Sang Primadona di Kota Rusa(Direktorat Kesehatan Hewan, 2024-09) Sulaxono, Ratna Loventa; Hutagalung, Christian Sutanto; Yarisetouw, Nicolas; Juwianto, TriSapi dan babi adalah komoditas ternak yang sangat penting selain rusa di Provinsi Papua Selatan, termasuk di Kabupaten Merauke yang dijuluki sebagai Kota Rusa. Peningkatan populasi dan produktivitas ternak di daerah ini sangat dipengaruhi oleh manajemen pemeliharaan dan kondisi kesehatan ternak. Kondisi kesehatan ternak adalah faktor penting yang dapat memengaruhi produktivitas dan kelangsungan hidup ternak. Beberapa penyakit umum yang sering menjadi ancaman bagi ternak di Papua Selatan yaitu penyakit mulut dan kuku (PMK), anthrax, flu babi, penyakit pernapasan dan penyakit parasiter.
- ItemAsidosis Rumen Terhadap Kasus Laminitis(Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, 2022) Meilansari, Ayumayandini Estika; Balai Besar Inseminasi Buatan SingosariLaminitis merupakan lesi non infeksious pada kuku sapi yang sering diakibatkan oleh faktor lingkungan dan gangguan metabolisme (Nordlund et al., 2004). Laminitis merupakan gambaran kejadian penyakit yang telah berjalan sistemik yang memiliki satu atau lebih lesio pada kuku, diantaranya : perdarahan dan nekrosa pada bagian white line kuku (Kloosterman 2007).
- ItemAssement of combination Treatment of Hormonal and Artifical Iseminetion and artifical Insemination of (AI) for Twining Calf Birth(Indonesian Center for animal Reserch and Development Indonesian agency for Agricultural Reserch and Development minstry of agriculture republic of Indonesia IAARD Press, 2012) Dini Hardin; M.D Dikman; M.A Mualif; Loka Penelitian Sapi Potong
- ItemBeberapa Penyakit Pada Ternak di Kalteng(BPTP Kalteng, 1999-02) BPTP Kalteng
- ItemBeberapa Penyakit Pada Ternak Ruminansia(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB, 2001-12-31) [et.all], Mashur; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTBBuku Ini menerangkan Beberapa Penyakit Pada Ternak Ruminansia
- ItemBerbagai Jenis Vitamin Kucing dan Manfaatnya(Direktorat Kesehatan Hewan, 2023-12) Sholihah, DewiPada hakikatnya, kucing dianggap sebagai hewan karnivora yang sempurna (karnivora obligat). Hewan-hewan yang hanya bergantung pada daging hewan untuk nutrisinya disebut karnivor obligat. Saat ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia sebagai hobi atau hewan kesayangan. Setiap hewan peliharaan memiliki cara perawatan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan jenis hewan itu sendiri. Sebagai hewan kesayangan, kucing mempunyai daya tarik tersendiri karena bentuk tubuh, mata. hidung, dan warna bulu yang beraneka ragam.
- ItemBIBLIOGRAFI AFRICAN SWINE FEVER(Perpustakaan Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Veteriner, 2024-11-29) Perpustakaan Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Veteriner
- ItemBIBLIOGRAFI REVIEW AVIAN INFLUENZA TAHUN 2024(Perpustakaan Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Veteriner, 2024-10-29) Perpustakaan Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Veteriner
- ItemBiosecurity dan Penanggulangan Penyakit Itik(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2021) Frista Anugerah Sarini; Naufal Mahdi Rameda; Enti Sirnawati; Risa IndrianiTernak itik merupakan unggas yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pedesaan di berbagai wilayah di Indonesia, dengan sebagian besar ternak itik tersebut masih dipelihara secara tradisional dan kepemilikan skala rumah tangga.
- ItemBISAKAH INDONESIA BEBAS DARI RESISTENSI ANTIBIOTIK?(Polbangtan Gowa, 2023) Dr. drh. Sartika Juwita, M.Kes.Saat ini kita menghadapi ancaman resistensi antibiotik yang mengkhawatirkan di bidang medis. Fenomena ini telah menjadi masalah serius bagi komunitas medis dan tantangan besar yang patut diabaikan. Buku ini menyajikan berbagai penelitian, analisis, dan gagasan dari para ahli, ilmuwan, dan profe-sional medis yang berdedikasi untuk memahami dan mengatasi masalah ini. Resistensi antibiotik tidak mengenal batas. Indonesia, salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di sektor medis dan layanan kesehatan, jelas merasakan dampaknya. Dalam hal ini, buku ini tidak hanya merangkum pemahaman kita tentang resistensi antibiotik, namun juga menawarkan solusi yang layak dan menyoroti peran penting masyarakat, pemerintah, dan sektor kesehatan dalam memerangi masalah ini. Penulisan buku ini bertujuan untuk berbagi pemikiran, pengetahuan, dan wa-wasan mendalam mereka dengan harapan kita semua dapat lebih memahami sifat resistensi antibiotik. Buku ini tidak hanya menjadi sumber ilmu penge-tahuan, tetapi juga ajakan untuk bertindak. Kami berharap dengan memahami sifat resistensi antibiotik dan mengatasinya bersama-sama, kita dapat mem-bangun masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi Indonesia dan dunia.
- ItemBrucellosis (Penyakit Keluron Menular)(2011) Poermadjaja, Bagoes; Sulaiman, Isep
- ItemBuku Peraturan Obat Hewan Indonesia(Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2019) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan; Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
- ItemBuku Saku African Swine Fever (ASF)(Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2020) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan; Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
- ItemBuletin Informasi Kesehatan Hewan(Balai Veteriner bukittinggi, 2016) Balai Veteriner, Bukittinggi; Balai Veteriner bukittinggiBuletin berisi tulisan medik dan paramedik veteriner Balai Veteriner Bukittinggi
- ItemBuletin Informasi Kesehatan Hewan(Balai Veteriner Bukittinggi, 2017) Balai Veteriner, Bukittinggi; Balai Veteriner BukittinggiBuletin berisi tulisan medik dan paramedik veteriner Balai Veteriner Bukittinggi