Artikel Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Artikel Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian by Subject "E Economics, development, and rural sociology/Ekonomi, Pembangunan dan Sosiologi Pedesaan"
Now showing 1 - 8 of 8
Results Per Page
Sort Options
- ItemAgro-Socioeconomic Newsletter. Vol. 16 No. 1, April 2023(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-04) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
- ItemAgro-Socioeconomic Newsletter. Vol. 16 No. 2, April 2023(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-08) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
- ItemAntisipasi Potensi Dampak Konflik Rusia-Ukraina Terhadap Sektor Pertanian Indonesia(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-02-03) Sumedi; Dermoredjo, Saktyanu K.; Wahida; Setiyanto, Adi; Mardianto, SudiRusia dan Ukraina memiliki peran strategis dalam perdagangan global. Kedua negara ini memasok gas dan dan minyak bumi terutama bagi UE, pengekspor komoditas pangan utama seperti gandum dan jagung serta bahan baku pupuk berupa potasium. Konflik Rusia-Ukraina berpotensi menjadi bola salju pemburukan ekonomi global. Indonesia sebagai salah satu pelaku pasar pangan global, dipastikan juga akan terdampak, baik secara langsung, terdampak melalui gejolak pasar komoditas global, maupun dampak bola salju akibat krisis energi dan industri pupuk. Perdagangan antara Indonesia dengan Ukraina akan terdampak langsung meskipun tidak terlalu besar. Ekspor Indonesia adalah CPO, karet, kopi, kakao, minyak kelapa, teh, dan tembakau. Komoditas yang diimpor adalah gandum dan phospat sebagai bahan baku pupuk. Dampak tidak langsung terjadi, karena konflik Rusia-Ukraina akan meningkatkan harga komoditas pangan dunia, terutama CPO, gandum, jagung dan kedelai. Peingkatan harga ini perlu diwaspadai dampaknya terhadap ketersediaan minyak goreng, industri tahu dan tempe, serta usaha peternakan rakyat. Kenaikan harga energi akan meningkatkan harga pangan global karena meningkatnya biaya produksi terutama pupuk serta biaya distribusi.
- ItemKebijakan Pengendalian Impor Komoditas Pangan Utama(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-09-08) Setiyanto, Adi; Mardianto, Sudi; Gunawan, Endro; Wahida; SumediDitengah situasi global yang dinamis akibat perubahan iklim, pandemi Covid-19 yang belum usai, dan konflik geopolitik yang berdampak terhadap perdagangan global. Isu yang berkaitan dengan impor pangan: penurunan impor jagung yang disubstitusi oleh gandum, terutama untuk pakan ternak sehingga diskusi memunculkan untuk memilah kode HS untuk food dan feed; impor beras terutama beras menir yang dipersepsikan publik dapat dipenuhi dari dalam negeri. Untuk itu, perlu dikaji potensi produksi; penggunaan instrumen tarif untuk meningkatkan daya saing usaha pertanian domestik, khususnya untuk mendorong usaha tani kedelai.
- ItemLonjak Harga Beras Dunia dan Potensi Dampaknya Terhadap Indonesia(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-08-06) Mardianto, Sudi; SumediPerpaduan keluarnya Rusia dari kesepakatan “Laut Hitam”, pelarangan ekspor beras nonBasmati, dan ancaman El Nino; telah memicu lonjakan harga beras dunia dalam kurun waktu yang singkat. Banyak pihak berharap kebijakan India dapat segera akhiri karena berpotensi memicu lonjak harga beras menyamai 2008. Lonjak harga beras merupakan keniscayaan karena negara importir beras akan berburu di pasar beras yang relatif “tipis”. Perburuan beras akan semakin sengit apabila terjadi perpaduan antara pemenuhan kebutuhan eksisting, penguatan stok, dan spekulasi pasar. Walaupun pasar beras Indonesia relatif tertutup terhadap pasar dunia, namun peningkatan harga gabah di musim paceklik tahun 2023 perlu diwaspadai karena sejak akhir tahun 2022 harga beras bertahan pada tingkat “stabil tinggi”. Dampak gejolak pasar beras dunia dapat berpengaruh terhadap pemenuhan cadangan beras pemerintah melalui impor, sehingga berpotensi mengurangi kemampuan stabilitasi harga dan pasokan beras dalam negeri.
- ItemMencermati Perkembangan Harga Pangan Global dan Domestik Sebagai Antisipasi Menghadapi Ancaman Krisis Pangan(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-08-07) Mardianto, Sudi; Sumedi; Wahida; Suryana, AchmadMeskipun harga pangan di pasar global secara umum sudah menunjukkan tren yang menurun, namun tetap lebih tinggi dibandingkan awal tahun 2020. Durasi tingkat harga pangan yang tinggi yang relatif lama telah mulai berimbas ke dalam negeri. Data BPS menunjukkan inflasi di tingkat produsen secara tahunan (YoY) pada bulan Juli 2022 telah mencapai 11,77%, jauh lebih tinggi dibanding inflasi tingkat konsumen yang hanya 4,94%. Inflasi di tingkat produsen tertinggi terdapat di sektor makanan dan minuman, yaitu industri pengolahan dan pengawetan daging, ikan, buah-buahan, sayuran, serta minyak dan lemak; yakni sebesar 10,16% secara tahunan. Daya tahan Indonesia dalam pengendalian inflasi, saat ini sangat bergantung pada subsidi BBM. Tingginya Harga energi dan pupuk di pasar global yang masih relatif tinggi hingga saat ini, merupakan hal yang paling dikhawatirkan; karena akan menjadi pemicu tetap tingginya harga pangan di pasar global
- ItemMewasdapai Dampak Keluarnya Rusia Dari Kesepakatan Black Sea Grain Initiative Terhadap Ketahanan Pangan Global dan Domestik(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-08-05) Mardianto, Sudi; Wahida; Perdana, Resty Puspa; Iffah, Sarah IzzatulKeluarnya Rusia dari kesepakatan “Laut Hitam” diyakini akan memicu kenaikan harga pangan dan pupuk. Potensi kenaikan harga pangan utamanya dipicu oleh gangguan suplai bahan pangan dari Ukraina ke pasar global dan multiplier effect terhadap harga komoditas lain yang ditimbulkan oleh kebijakan “safety first” negara produsen pangan. Situasi suplai pasar global juga dapat terganggu dari potensi penurunan produktivitas, jika harga pupuk kembali melonjak tinggi. Ancaman penurunan produksi pangan akan semakin kompleks apabila dikaitkan dengan fenomena El Nino dan La Nina yang saat ini sedang terjadi di banyak negara. Ancaman kenaikan harga pangan dan pupuk akan kembali memperlambat pemulihan ekonomi di banyak negara; dan apabila hal ini terjadi maka akan menurunkan potensi permintaan komoditas pangan dan pertanian di pasar global. Untuk mengantisipasi hal tersebut, peningkatan permintaan pasar domestik, baik melalui permintaan langsung (produk segar) maupun bahan baku untuk industri pengolahan, harus menjadi salah satu strategi utama untuk menjaga stabilitas harga pasar pangan domestik.
- ItemProspek Keberlanjutan Produksi Karet Alam Indonesia(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-07-04) Setiyanto, Adi; Mardianto, SudiRendahnya harga karet alam domestik yang telah berlansung lama, telah menurunkan semangat petani karet untuk memelihara tanaman karet dengan baik (termasuk peremajaan) dan bahkan sebagian dari mereka telah mengkonversi tanaman karet menjadi kelapa sawit. Perpaduan penurunan produktivitas dan luas tanam karet, akan berimbas terhadap penurunan produksi karet alam nasional secara tajam. Pada sisi permintaan, telah terjadi perubahan pangsa terbesar impor karet alam di pasar dunia, yang diduga berkaitan dengan pertumbuhan investasi industri otomotif di beberapa negara seperti Tiongkok, India, dan Vietnam. Penurunan semangat petani karet untuk memelihara tanamannya, juga terjadi di Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Dan untuk menahan laju penurunan produksi, ketiga negara tersebut menerapkan berbagai strategi secara komprehensif (hulu-hilir), seperti dukungan harga di tingkat petani, subsidi bunga pinjaman untuk pengembangan usaha hilir, dan peningkatan permintaan karet alam domestik.