Budidaya Perkebunan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Budidaya Perkebunan by Subject "busuk batang berlubang,"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
- ItemPENTINGNYA PENGENDALIAN PENYAKIT RAMAH LINGKUNGAN DALAM MENINGKATKAN MUTU TEMBAKAU CERUTU(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2008) HIDAYAH, Nurul; Titiek Yulianti; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratMakalah ini membahas komponen pengendalian yang ramah lingkungan serta kemungkinan aplikasinya pada ta-naman tembakau cerutu. Tembakau cerutu merupakan komoditas ekspor nonmigas yang memberikan kontribusi tinggi terhadap devisa negara Indonesia. Kualitas tembakau cerutu sangat menentukan harga lelangnya. Tembakau cerutu di-katakan berkualitas tinggi jika daunnya sehat dan bebas penyakit. Indonesia mempunyai beberapa jenis tembakau ceru-tu, dua di antaranya merupakan unggulan, yaitu cerutu deli dan cerutu besuki. Namun kedua jenis tembakau ini seka-rang menghadapi kendala produksi akibat adanya penyakit. Serangan bakteri Ralstonia solanacearum dan nematoda Pratylenchus pada areal pertanaman tembakau cerutu deli meningkat dari tahun ke tahun sehingga produksi dan pro-duktivitasnya terus menurun. Serangan bakteri pada tembakau cerutu deli sampai 15%. Penyakit utama tembakau cerutu besuki antara lain adalah penyakit patik (Cercospora nicotianae), lanas (Phytophthora nicotianae var. nicotianae), dan batang berlubang (Erwinia carotovora). Virus mosaik (TMV dan CMV) dan bethok (TEV) merupakan penyakit yang potensial menimbulkan kerugian. Kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit pada tembakau cerutu besuki diperkirakan mencapai Rp2,4–12,45 juta/ha. Bahkan kerugian akibat penyakit busuk batang berlubang pada pertanaman tembakau bawah naungan (TBN) dan busuk di gudang pengering sehingga menyebabkan harga daun bahan pembalut turun men-jadi DM0,08–0,24/lembar daun. Pengendalian penyakit pada tembakau cerutu sampai saat ini masih mengandalkan pes-tisida kimiawi, padahal pentingnya keamanan suatu produk dan lingkungan sudah mulai dicanangkan sebagai salah satu syarat pemenuhan kualitas tembakau cerutu yang diajukan oleh pembeli tembakau cerutu. Selama ini budi daya ramah lingkungan yang memperhatikan konservasi tanah (tidak merusak kesuburan tanah); tidak mencemari tanah dan sumber air dengan pupuk dan pestisida kimiawi yang berlebihan; ikut melestarikan sumber daya hayati; melindungi hutan lin-dung; dan tidak menyebabkan pencemaran udara (emisi gas) belum bisa terpenuhi secara maksimal. Untuk memenuhi kriteria tersebut sekaligus keamanan konsumen, alternatif pengendalian yang lebih ramah lingkungan perlu segera di-kembangkan. Pengendalian penyakit yang ramah lingkungan antara lain adalah pengendalian yang lebih memperhatikan kesehatan masyarakat dan lingkungan serta mendukung pertanian jangka panjang yang berkelanjutan, misalnya dengan perbaikan sistem budi daya untuk menurunkan ketahanan hidup patogen, pemanfaatan musuh alami/antagonis yang su-dah tersedia di alam, perbaikan ekologi pertanian yang kondusif bagi antagonis dan ketahanan tanaman terhadap ce-kaman alam