Budidaya Perkebunan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Budidaya Perkebunan by Subject "Boehmeria nivea,"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
- ItemRESPON TIGA KLON RAMI TERHADAP APLIKASI PUPUK P PADA TAHUN PERTAMA DI WONOSOBO(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2007) DJUMALI; Sri Mulyaningsih; Budi Santoso; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratPenurunan aplikasi dosis pupuk P merupakan salah satu upaya untuk menurunkan biaya produksi tanaman rami agar mempunyai daya kompetitif terhadap tanaman budi daya lainnya. Agar penurunan dosis pupuk P tidak diikuti oleh penurunan produksi serat kasar, maka perlu dipelajari respon tanaman rami terhadap aplikasi pupuk P. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui respon tanaman rami terhadap aplikasi pupuk P dilakukan di Wonosobo, Jawa Tengah pada Juni 2001–Juli 2002 dengan Rancangan Petak Terbagi diulang empat kali. Petak utama berupa tiga klon rami (Pujon 10, Indochina, dan Pujon 501), dan anak petak berupa tiga dosis pupuk P (0, 20, dan 40 kg P2O5/ha/panen). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi klon rami dengan dosis pupuk P mempengaruhi produksi serat kasar yang diperoleh. Peningkatan dosis pupuk P dari 0 ke 20 kg P2O5/ha/panen diikuti oleh peningkatan produksi serat kasar secara nyata pada Pujon 10, Indochina, dan Pujon 501 masing-masing sebesar 16,9; 20,3; dan 21,3%, sedangkan peningkatan dosis pupuk lebih dari 20 kg P2O5/ha/panen hanya diikuti peningkatan produksi serat pada klon Indochina saja yakni sebesar 11,7%. Klon Pujon 10 yang tidak dipupuk P menghasilkan produksi serat lebih tinggi dibanding klon Indochina yang dipupuk 0–20 kg P2O5/ha/panen maupun klon Pujon 501 yang dipupuk 0–40 kg P2O5/ha/panen. Produksi serat kasar tertinggi diperoleh klon Pujon 10 yang dipupuk 20–40 kg P2O5/ha /panen yakni sebesar 2,28–2,37 ton/ha/tahun.