Padi
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Padi by Subject "F Plant production/Produksi Tanaman::F01 Crop Husbandry/Pertanaman"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis dan Sintesis Pengembangan Model Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah(Balai Penelitian Tanaman Padi, 2005) Makarim, A. Karim; Pasaribu, Djuber; Zaini, Zulkifli; Las, IrsalUpaya peningkatan produksi padi perlu mendapat prioritas yang lebih tinggi mengingat komoditas ini tidak hanya diperlukan sebagai bahan makanan pokok tetapi juga sumber penghasilan sebagian besar masyarakat di pedesaan. Kenyataannya, laju peningkatan produksi padi dalam dua dekade terakhir cenderung melandai, sementara kebutuhan terus meningkat. Keuntungan yang diperoleh petani dari usahatani padi pun adakalanya tidak sebanding dengan biaya dan tenaga yang mereka keluarkan. Untuk meningkatkan pendapatan petani dan ketahanan pangan nasional perlu terobosan dalam peningkatan produksi padi. Penelitian di berbagai lokasi menunjukkan bahwa produktivitas dan efisiensi produksi padi masih dapat ditingkatkan melalui pendekatan atau model Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Hal ini telah mendorong Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian untuk mengembangkan model PTT padi sawah melalui Kegiatan Percontohan Peningkatan Produktivitas Padi Terpadu (P3T) di beberapa daerah di Indonesia pada MT 2002 dan 2003. Dalam publikasi ini diketengahkan strategi, keragaan penerapan komponen teknologi, analisis dan dampak pengembangan model PTT terhadap peningkatan produktivitas padi dan pendapatan petani di daerah pengembangan.
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Baru Padi(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2015) Sutrisna, Nana; Diratmaja, Alit; Sinaga, Anna; Ramdhaniati, SusiBuku Deskripsi Varietas Unggul Baru Padi, Padi Sawah, Padi Ketan, Padi Gogo, dan Padi Rawa, Padi Hibrida, ini disususn sebagai upaya dalam rangka penyebaran varietas unggul yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian (BB Padi Sukamandi). buku ini diterbitkan dalam rangka pelaksanaan pendampingan/ pengawalan Program UPSUS Padi oleh Badan Litbang Pertanian (BPTP Jawa Barat), dimana penggunaan varietas unggul baru merupakan salah satu komponen utama dalam pelaksanaan Program UPSUS, Swasembada Pangan.
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Baru Padi(Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi, 2023) Thamrin, Muhammad; Suprihanto; Hasmi, Idrus; Ardhiyanti, Shinta Dewi; Suhartini; Nugroho, Nurkholis; Wening, Rina Hapsari; Pramudyawardani, Estria Furry; Nafisah; Usyati, N.; Hikmah, Zaqiah Mambaul; Handoko, Dody Dwi; Norvyani, MutyaBeras adalah pangan pokok masyarakat Indonesia yang bukan hanya harus dipenuhi dari kecukupan jumlahnya, tetapi juga dari sisi kecukupan gizinya (nutrisi). Sebagai gambaran bahwa di Indonesia dalam dua dekade terakhir dilaporkan jumlah orang dewasa dengan obesitas meningkat dua kali lipat, sementara itu ada sebesar 27,67% balita Indonesia mengalami stunting. Dengan mengkonsumsi beras yang cukup mengandung nutrisi di dalamnya, maka diharapkan dapat mengurangi kondisi tersebut. Melalui biofortifikasi, Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi (BBPSI Padi) telah melepas beberapa VUB dengan kandungan gizi tinggi, antara lain kandingan Zn yang cukup tinggi pada Varietas Inpari IR Nutrizinc, Inpago 13 Fortiz yang telah dimanfaatkan dalam program pemerintah mengatasi stunting. Tantangan dalam produksi padi pada musim-musim mendatang akan semakin besar. Adanya ancaman oleh perubahan iklim yang ekstrim dewasa ini dimana musim telah bergesar, hujan dan kemarau sulit diprediksi, adanya banjir dan kekeringan yeng terjadi dengan intensitas yang lebih tinggi, serta serangan OPT yang meningkat diperlukan upaya antisipasi dan mitigasi. Untuk itu diperlukan produk inovasi teknologi padi terstandar untuk menjawab tantangan tersebut. Varietas Unggul Baru (VUB) padi adalah salah satu komponen utama yang telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani dalam menghadapi berbagai kondisi di lapangan. BSIP telah melepas lebih dari tiga ratus VUB padi melalui BBPSI Padi, sehingga petani dapat lebih leluasa memilih yang sesuai dengan teknik budidaya dan kondisi lingkungan setempat. Ketersediaan berbagai alternatif pilihan VUB pada suatu wilayah diharapkan akan berdampak terhadap stabilitas produksi sebagai representasi dari keunggulan adaptif dan ketahanan terhadap cekaman biotik dan abiotik di suatu wilayah. Buku ini memuat tentang informasi beberapa VUB padi populer yang dilepas tahun 2000- 2023. Informasi yang disajikan dalam buku ini adalah tentang karakteristik dari masing-masing VUB. Dengan informasi yang disajikan dalam diskripsi VUB ini diharapkan dapat membantu pengguna khususnya petugas lapang dan petani dalam menentukan pilihan varietas yang akan digunakan sesuai dengan agroekosistem dan karakteristik spesifik lokasi.
- ItemPanduan Teknis Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu Padi Sawah Irigasi(Departemen Pertanian, 2003) Las, Irsal; Makarim, A. Karim; Kartaatmadja, Sunendar; Toha, Husin M.; Gani, Anischan; Pane, Hamdan; Abdurachman, SarlanHingga saat ini lahan sawah irigasi tetap menjadi tulang punggung dalam sistem produksi padi nasional. Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus bertambah, peningkatan produksi padi diupayakan dengan mengeksploitasi sebagian besar lahan sawah irigasi melalui program intensifikasi. Namun dalam hampir dua dekade terakhir produksi padi makin sulit ditingkatkan. Kalaupun terjadi peningkatan produksi, keuntungan yang diperoleh petani relatif tidak seimbang dengan biaya produksi yang semakin tinggi. Hal tersebut erat kaitannya dengan kondisi tanah yang telah mengalami degradasi akibat intensifikasi yang dilakukan secara terus menerus tanpa memperhatikan kelestarian kesuburan lahan. Sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian dewasa ini yang lebih terfokus kepada peningkatan pendapatan, kesejahteraan petani, dan pelestarian sumber daya alam maka program intensifikasi padi sudah selayaknya mendapat perbaikan dan penyempurnaan dari berbagai aspek, baik teknis maupun kelembagaan pendukung. Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) merupakan salah satu pendekatan yang dapat diimplementasikan dalam meningkatkan produksi padi secara intensif pada lahan sawah beririgasi. Selama ini, komponen pengelolaan tanaman terpadu seperti pengelolaan hama terpadu, hara terpadu, air terpadu, dan gulma terpadu telah dipraktekkan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, karena pengelolaannya masih parsial maka hasilnya belum optimal. Model PTT dikembang kan secara holistik, dengan mengintegrasikan berbagai komponen yang bersinergi dan kompatibel dalam sistem produksi tanaman, sehingga hasilnya diharapkan akan lebih nyata
- ItemPetunjuk Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah : Meningkatkan Hasil dan Pendapatan Menjaga Kelestarian Lingkungan(Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2004) Zaini, Zulkifli; Diah WS; Syam, MahyuddinUntuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat, lahan sawah beririgasi masih tetap menjadi andalan bagi produksi padi nasional. Program intensifikasi yang dicanangkan sejak sekitar tiga dekade yang lalu, pada awalnya telah mampu meningkatkan produktivitas dan produksi padi secara nyata. Tetapi, sejak dekade terakhir, produktivitas padi cenderung melandai dan bahkan ada yang menurun di beberapa lokasi. Pengelolaan Tanaman dan Sumber daya secara Terpadu yang sering diringkas Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan suatu pendekatan holistik yang semakin populer dewasa ini. Pendekatan ini bersifat partisipatif yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi sehingga bukan merupakan paket teknologi yang harus diterapkan petani di semua lokasi. Tujuan PTT adalah untuk meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan teknologi yang cocok untuk kondisi setempat yang dapat meningkatkan hasil gabah dan mutu beras serta menjaga kelestarian lingkungan.
- ItemPetunjuk Teknis Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) Padi Gogo(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2009) Nurbaeti, Bebet; Nurawan, AgusPeluang pengembangan pertanian, khusunya tanaman pangan (padi), baik dari segi potensi sumberdaya lahan, maupun peningkatan produktivitas melalui penerapan paket-paket teknologi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian. Rata-rata nasional tingkat produksi padi gogo masih rendah, yaitu baru mencapai 2,58 t/ha atau sekitar 45% dari rata-rata produksi padi sawah nasional yang sudah mencapai rata-rata 5,68 t/ha. Untuk itu, karena petani padi gogo yang umumnya petani miskin yang, petani tradisional yang mempunyai banyak keterbatasan. Petani padi gogo, umumnya belum mengenal teknologi pertanian yang sudah maju. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan di atas, maka intensifikasi yang perlu dilakukan di lahan kering untuk padi gogo adalah menerapkan teknologi Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) Tanaman Padi Gogo.
- ItemPetunjuk Teknis Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) Padi Sawah(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2009) Ishaq, Iskandar; Subagyono, Kasdi; Nurawan, AgusPadi merupakan salah satu komoditas penting di dunia, sebab sekitar 90% dihasilkan dan dikonsumsi sebagai makanan pokok bagi penduduk di negara-negara Asia dengan nilai perdagangan beras global mencapai US$ 6,88 billion. Sedangkan di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok bagi sekitar 95% penduduk dengan konsumsi beras 108-137 kg per kapita. Oleh karena itu peningkatan produksi padi di Indonesia harus tetap dilakukan lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk yang mencapai rata-rata 1,3% per tahun. Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Pertanian menetapkan aksi program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) sebesar 2 juta ton beras pada tahun 2007 dan selanjutnya kenaikkan 5% untuk setiap tahunnya. P2BN merupakan program yang mendukung ketahanan pangan dimaksudkan agar terjadi surplus beras nasional sekitar 1 juta ton sebagai stok beras di Bulog (Badan Urusan Logistik), sehingga harga beras lebih mudah dikontrol. Program P2BN digulirkan selain dilatarbelakangi oleh kondisi pemerintah RI yang masih mengimpor beras sekitar 3% untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional pada tahun 2007, maka dilatarbelakangi pula oleh ketidakstabilan kondisi perberasan nasional dimana diantaranya disebabkan terjadinya penurunan luas areal tanam dan luas areal panen akibat konversi lahan sawah produktif, serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), semakin terbatasnya sumberdaya air serta perubahan iklim (dampak fenomena iklim) yang sulit diprediksi.
- ItemRekomendasi Budidaya Padi untuk Berbagai Agroekosistem(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2022) Sasmita, Priatna; Sastro, Yudi; Satoto; Nugraha, Yudhistira; A, Agus Wahyana; Hairmansis, Aris; Suprihanto; Hasmi, Idrus; Zusanti, Zuziana; Rumanti, Indrastuti Apri; Rahmini; Handoko, Dody Dwi; Agustini, NurwulanUpaya mewujudkan kedaulatan pangan merupakan komitmen pemerintah yang tiada henti dilakukan melalui peningkatan produksi padi. Strategi peningkatan produksi nasional saat ini dan kedepan ditem puh melalui peningkatan produktivitas (intensifikasi) dan perluasan areal tanam, baik melalui peningkatan Indek Pertanaman (IP) maupun perluasan lahan baku sawah. Upaya tersebut optimis dapat direalisasikan karena tersedianya berbagai inovasi dan teknologi hasil penelitian, terutama yang dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), meskipun teknologi tersebut baru sebagian yang diterapkan oleh petani. Saat ini produksi padi nasional sudah mencapai angka 56,54 juta ton GKG. Kementerian Pertanian pada tahun 2020 mentargetkan peningkatan produksi padi nasional sebesar 7%. Aspek penting yang menjadi perhatian dalam peningkatan produksi padi tersebut antara lain adalah peningkatan efisiensi dan pelestarian lingkungan karena berkaitan dengan daya saing produksi berkelanjutan yang didasarkan pada agroekosistem padi.
- ItemTeknologi Budidaya Padi Jajar Legowo Super(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau, 2018) Ekalinda, Oni; Pratama, Dian; Anggraini, Rizqi SariJuknis ini berisikan panduan atau acuan penerapan paket teknologi budidaya jajar legowo (jarwo) super meliputi penggunaan varietas unggul dan benih bermutu, penerapan pupuk hayati (agrimeth), persemaian system dapog, penyiapan lahan, penerapan pupuk organik (biodekomposer), penanaman menggunakan mesin tanam jarwo transplanter atau secara manual, penyulaman, pengairan, penyiangan, pemupukan anorganik, pengendalian hama dan penyakit terpadu, panen dan pasca panen.