Serealia
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Serealia by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 36
Results Per Page
Sort Options
- ItemJagung Teknologi Produksi dan Pascapanen(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1998) Subandi; Inu G. Ismail; Hermanto
- ItemBudidaya Jagung Dengan Konsep Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah, 2007) Bakhri, SyamsulJagung sampai saat ini masih merupakan komoditi strategis kedua setelah padi karena di beberapa daerah, jagung masih merupakan bahan makanan pokok kedua setelah beras. Jagung juga mempunyai arti penting dalam pengembangan industri di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan maupun industri pakan ternak khusus pakan ayam. Dengan semakin berkembangnya industri pengolahan pangan di Indonesia maka kebutuhan akan jagung akan semakin meningkat pula. Usaha peningkatan produksi jagung di Indonesia telah digalakan melalui dua program utama yakni: (1) Ekstensifikasi (perluasan areal) dan (2) intensifikasi (peningkatan produktivitas). Program peluasan areal tanaman jagung selain memanfaatkan lahan kering juga lahan sawah, baik sawah irigasi maupun lahan sawah tadah hujan melalui pengaturan pola tanam. Usaha peningkatan produksi jagung melalui program intensifikasi adalah dengan melakukan perbaikan teknologi dan manajemen pengelolaan. Usaha usaha tersebut nyata meningkatkan produktivitas jagung terutama dengan penerapan teknologi inovatif yang lebih berdaya saing (produktif, efisien dan berkualitas) telah dapat menghasilkan jagung sebesar 7 – 9 ton/ha seperti ditem ukannya varietas ungul baru dengan tingkat produktvitas tinggi dan metode manajemen pengelolaan tanaman dan sumberdaya secara terpadu.
- ItemJagung Teknik Produksi dan Pengembangan(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2007) Sumarno; Suyamto; Widjono, Adi; Hermanto; Kasim, HusniDewasa ini jagung tidak hanya digunakan untuk bahan pangan, tetapi juga untuk pakan dan bahan baku beberapa industri strategis dengan kebutuhanyang terus meningkat. Produksi nasional jagung tampaknya belum mampumemenuhi semua kebutuhan dalam negeri sehingga adakalanya pemerintah harus mengimpor. Pemerintah telah berupaya meningkatkan produksi jagung melalui berbagai kebijakan dan program, baik intensifikasi maupun ekstensifikasi. Penelitian terhadap komoditas ini terus pula dilakukan untuk menghasilkan inovasi teknologi yang mampu memberikan kontribusi bagi upaya peningkatan produksi. Melalui penelitian jangka panjang, Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Tanaman Pangan telah menghasilkan inovasi teknologi jagung dari berbagai aspek. Untuk mendukung upaya peningkatan produksi nasional, hasil-hasil penelitian tersebut antara lain dipublikasikan dalam buku Jagung yang diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1985. Buku ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan dan dijadikan sumber rujukan dalam penelitian dan pengembangan jagung. Dengan makin berkembangnya penelitian dan inovasi teknologi jagung selama dua dasawarsa terakhir, Puslitbang Tanaman Pangan menerbitkan buku Jagung yang baru. Buku ini disusun berdasarkan hasil penelitian dan telaah pustaka, yang diharapkan dapat menjadi “pegangan utama” bagi penentu kebijakan, akademisi, penyuluh pertanian, peneliti, dan pihak lain yang berminat mengembangkan jagung. Dalam buku setebal lebih dari 500 halaman ini dibahas secara komprehensif tentang morfologi tanaman,plasma nutfah, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas unggul, budi daya, pengelolaan organisme pengganggu tanaman, pascapanen, pengolahan jagung untuk pakan dan pangan, baik secara tradisional maupun modern, sosial-ekonomi, dan aspek kebijakan
- ItemPENGENALAN GANDUM DALAM USAHA PENGEMBANGANNYA DI JAWA TIMUR(BPTP Jatim, 2007) SUMARKAM, SoekarnoGandum dikenal sejak tahun 1790, dan pernah ditanam disekitar Jakarta, Cirebon, dan Semarang. Gandum pernah dibudidayakan di sekitar Surakarta, dan menghasilkan 70 t/th. Pada tahun-tahun akhir penjajahan Belanda, gandum dibudidayakan di Tengger Jawa Timur, Dieng Jawa Tengah, dan Lembang Jawa Barat. Penelitian gandum dimulai sejak tahun 1855 oleh Teysman namun kualitas dan daya hasil rendah, dimulai lagi tahun 1918 oleh Koch. didatangkan varietas musim semi (spring wheat) yang dimungkinkan cocok untuk Indonesia , dilaporkan gandum bisa ditanam di NTT dengan ketinggian 45 m dpl. Lahan yang cocok untuk tanaman gandum adalah jenis tanah andosol atau inseptisol dengan kelembaban udara rendah, namun kelembaban tanah tinggi, suhuu 18°-25° c. Budidaya gandum memerlukan benih ± 100 kg/ha, dengan jarak tanam 25 cm x diseret. Pupuk yang digunakan adalah urea (200-400 kg), SP-36 (50-100 kg) dan KCl (50-100 kg) per ha. Varietas yang telah dilepas Deptan ada 4, yakni Timor, Nias, Selayar, dan Dewata-162. Daya hasil Dewata-162 dan Selayar bisa mencapai 5,5 t/ha, sedang Nias 3,1 t/ha varietas Timor materinya hilang
- ItemPetunjuk Teknis Produksi Benih Sumber Jagung Komposit(Balai Penelitian Tanaman Serealia, 2007-08-12) Zubachtirodin, Syuryawati dan Rapar Constance; Yurliana
- ItemProspek dan Arah Pengembangan Agribisnis Gandum(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2008) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan; Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman PanganDalam upaya pengembangan gandum di Indonesia, Badan Litbang Pertanian mencoba menyusun roadmap (peta jalan) pengembangan gandum berdasarkan hasil pengkajian dan analisis dari berbagai aspek. Road map ini berisikan 1) potensi, kendala, dan peluang pengembangan gandum; 2) sasaran pengembangan untuk jangka menengah dan jangka panjang; 3) strategi, alternatif kebijakan, dan program pengembangan, dan 4) kelayakan finansial dan investasi pengembangan gandum di Indonesia.
- ItemBahan Publikasi Pengembangan Gandum(Direktorat Budidaya Serealia, 2008) Direktorat Budidaya Serealia; Direktorat Budidaya SerealiaGandum merupakan biji-bijian yang kaya akan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Gandum yang lebih dikenal dengan nama terigu pemakaiannya cukup besar hampir mencapai 6 juta ton/tahun dengan konsumsi rata-rata 17/kg/kapita/tahun, bila seluruh kebutuhan dalam negeri impor bisa diprediksi berapa devisa yang harus dikeluarkan. Kebutuhan terigu ini akan terus meningkat dengan adanya perubahan pola makan masyarakat perkotaan yang praktis dan siap saji seperti roti dan mie dan pola makan ini juga sudah bergeser sampai ke perdesaan.
- ItemDeskripsi Varietas Jagung(Balai Penelitian Tanaman Serealia, 2010) Adnan, Andi Muhammad; Rapar, Constance; ZubactirodinJagung adalah komoditas pangan ketiga dunia setelah padi dan jagung. Buku deskripsi varietas jagung hibrida ini ,merupakan varietas unggul jagung yang telah dilepas, dan diharapkan dapat memberi sumbngan bagi pengembangan jagung dalam upaya peroduksi menuju swasembada berkelanjutan.
- ItemTeknologi Budidaya Jagung Mendukung SL-PTT(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, 2010) Girsang, Setia Sari; Harnowo, DidikBuku ini menyajikan informasi mengenai Teknologi Budidaya Jagung secara lengkap dan mudah dicerna dan dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik, dalam upaya memudahkan pembaca memahami isi tulisan. Buku ini dibuat untuk mendukung dan mensukseskan program peningkatan produksi jagung melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu Jagung
- ItemVarietas Unggul Baru Padi Sawah Untuk Sumatera Utara(BPTP Sumatera Utara, 2011) BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera Utara
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Padi(BPTP Sumatera Utara, 2011) BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraCepatnya laju permintaan produk-produk pertanian bersamaan dengan kemajuan IPTEK menuntut agar proses adopsi inovasi teknologi oleh petani dan pelaku agribisnis berlangsung cepat untuk memacu produksi dan produktivitas pertaniannya. BPTP dalam era desentralisasi dituntut proaktif, responsif dan antisipatif dalam mendukung pembangunan pertanian khususnya di daerah. Di Sumatera Utara permintaan terhadap buku/brosur varietas unggul sangat banyak sebagaimana yang disampaikan pada saat rapat-rapat koordinasi, temu lapang dan pengguna langsung yang datang ke BPTP.
- ItemTeknologi Budidaya Jagung(Direktorat Budidaya Serealia, 2011) Zubachtirodin; Sugiharto, Bambang; Mulyono; Hermawan, DeniBuku teknologi budidaya jagung ini memberikan informasi tentang tantangan dan peluang dalam usaha pengembangan jagung, termasuk kesesuaian lingkungan tempat tumbuh jagung agar menghasilkan produksi yang optimal. Di samping itu juga disajikan teknologi budidaya jagung baik di lahan kering ataupun di lahan sawah/tadah hujan serta menyajikan sekilas informasi mengenai teknologi pasca panen jagung agar petani tidak kehilangan hasil yang terlalu besar.
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Jagung(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2012) Aqil, Muhammad; Rapar, Constance; ZubachtirodinBuku ini menghimpun deskripsi beberapa varietas unggul jagung, baik hibrida maupun bersari bebas yang telah dilepas di Indonesia sejak 1951 sampai 2011. Penerbitan Edisi ketujuh ini merupakan pengembangan dari penerbitan perdana, kedua, ketiga, keempat, Kelima, dan Keenam dengan penambahan beberapa varietas unggul jagung yang dilepas sampai tahun 2011.
- ItemJuknis Aneka Olahan Sorgum(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2013) Sutrisna, Nana; Kusniati, Engkus; Histifarina, DianPenggunaan sorgum sangat beragam, yaitu sebagai bahan pangan, pakan, energi, dan industri. Untuk menunjang diversifi kasi bahan pangan tepung sorgum dapat menggantikan tepung gandum yang selama ini harus mengimpor dari luar negeri. Berbagai produk olahan hasil sorgum telah dihasilkan. Agar informasi olahan hasil sorgum tersebut dapat diseminasikan kepada pengguna, telah disusun buku “ANEKA OLAHAN HASIL SORGUM”. Buku ini berisi bahan dan cara pembuatan aneka olahan hasil sorgum yang dilengkapi dengan beberapa contoh gambar.
- ItemBuku Teknologi Budidaya Sorgum dan Gandum(Direktorat Budidaya Serealia, 2013) Direktorat Budidaya SerealiaBuku ini berisi informasi serealia lain yaitu sorgum dan gandum mengenai prospek dan peluang pengembangan, kebijakan, strategi, dan teknologi budidaya.
- ItemJuknis Usahatani Sorgum(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2013) Sutrisna, NanaRendahnya produktivitas sorgum di Indonesia antara lain karena penggunaan varietas lokal yang hasilnya rendah, pemupukan minimal, dan penanaman secara tumpang sari. Petani belum menerapkan teknologi budidaya secara benar, padahal teknologi budidaya sorgum sudah tersedia. Petunjuk teknis ini diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi petani dalam melaksanakan kegiatan usahatani sorgum.
- ItemBuku Pintar Serealia Lain(Direktorat Budidaya Serealia, 2013) Direktorat Budidaya SerealiaBuku ini berisi informasi serealia lain yaitu sorgum, gandum, jewawut, dan hotong mengenai luas panen, produktivitas, potensi lahan, keragaan ekspor-impor, analisa usaha tani, teknologi budidaya, kandungan nutrisi, varietas, kemitraan, dan pengolahan.
- ItemSorgum : Inovasi Teknologi dan Pengembangan(IAARD Press, 2013) Editor: Sumarno ... [et al.]Sorgum merupakan tanaman pangan yang sudah lama dikenal dan diusahakan oleh sebagian petani di Jawa dan Nusatenggara. Pengelolaan secara tradisional yang tercermin dari penggunaan benih dan pupuk seadanya menyebabkan hasil panen hanya 1-2 ton per hektar. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan pertanaman sorgum yang terdapat di beberapa negara lain seperti India dan Thailand yang juga memberikan hasil panen yang rendah. Penggunaannya sebagai pemenuhan pangan keluarga bagi petani subsisten menyebabkan kurangnya dorongan untuk mendapatkan hasil panen yang lebih tinggi. Sebaliknya, di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, dan beberapa negara Eropa, tanaman sorgum telah dikelola secara modern menggunakan teknologi maju seperti benih hibrida berkualitas dan pemupukan yang disesuaikan dengan kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman. Penggunaannya pun beragam, untuk pangan, pakan, industri, dan bioenergi.
- ItemSorgum Inovasi teknologi dan pengembangan(IAARD Press, 2013-12) Sumarno; Djoko Said Damardjati; Mahyuddin Syam; HermantoSorgum merupakan tanaman pangan yang sudah lama dikenal dan diusahakan oleh sebagian petani di Jawa dan Nusatenggara. Pengelolaan secara tradisional yang tercermin dari penggunaan benih dan pupuk seadanya menyebabkan hasil panen hanya 1-2 ton per hektar. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan pertanaman sorgum yang terdapat di beberapa negara lain seperti India dan Thailand yang juga memberikan hasil panen yang rendah. Penggunaannya sebagai pemenuhan pangan keluarga bagi petani subsisten menyebabkan kurangnya dorongan untuk mendapatkan hasil panen yang lebih tinggi. Sebaliknya, di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, dan beberapa negara Eropa, tanaman sorgum telah dikelola secara modern menggunakan teknologi maju seperti benih hibrida berkualitas dan pemupukan yang disesuaikan dengan kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman. Penggunaannya pun beragam, untuk pangan, pakan, industri, dan bioenergi. Rendahnya areal panen sorgum dibandingkan komoditas lain, dalam dekade terakhir hanya sekitar 25 ribu hektar per tahun, menyebabkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap upaya pengembangan tanaman ini. Hal serupa terjadi di beberapa negara lain seperti Thailand yang areal panennya menurun cukup tajam dari sekitar 400 ribu hektar pada tahun 1980an menjadi hanya tinggal sekitar 50 ribu hektar dalam beberapa tahun terakhir. India yang dikenal mempunyai areal pertanaman sorgum terluas di dunia, ternyata juga mengalami penurunan areal panen dari 14 juta hektar pada tahun 1990 menjadi 6 juta hektar pada tahun 2012. Meski termasuk tanaman minor, sorgum sebenarnya mempunyai beberapa kelebihan dari tanaman pangan lain seperti lebih toleran terhadap kekurangan dan kelebihan air, tidak memerlukan masukan tinggi, dapat tumbuh baik di lahan marginal, dan relatif lebih sedikit terserang organisme pengganggu tanaman (OPT). Penelitian yang dilakukan oleh Badan Litbang Pertanian maupun instansi lain seperti perguruan tinggi dan BATAN menunjukkan bahwa melalui pengelolaan yang baik serta penggunaan varietas unggul, tanaman sorgum mampu memberi hasil tinggi. Kajian lapang yang dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang (kini Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi) pada tahun 1980-1990an membuktikan bahwa dengan waktu tanam dan pengelolaan yang tepat, hasil panen sorgum dapat mencapai 5-7 t/ha. Selain melepas beberapa varietas unggul sorgum, Badan Litbang Pertanian pun telah menginisiasi penelitian sorgum hibrida pada tahun 1990an melalui kerja sama dengan lembaga internasional ICRISAT (International Crops Research Institute for the Semi-Arid Tropics). Di sisi lain pengembangan sorgum juga dihadapkan kepada masalah keunggulan komparatif dan kompetitif dengan tanaman lainnya seperti padi dan jagung. Ketidaktersediaan pasar menyebabkan harga sorgum relatif rendah dibandingkan komoditas lain. Kemajuan teknologi yang menghasilkan jagung hibrida dengan hasil di atas 8 t/ha menyebabkan petani semakin enggan menanam sorgum. Sementara itu, selain mudah terserang hama gudang pada waktu penyimpanan, biji sorgum juga mengandung tanin yang memerlukan pengolahan untuk menghilangkannya sebelum dikonsumsi. Melonjaknya harga minyak dunia yang dibarengi oleh terus meningkatnya kebutuhan akan pangan dan pakan telah mendorong berbagai kalangan untuk mengembangkan sorgum sebagai sumber energi terbarukan. Filipina, misalnya, telah mencanangkan pengembangan sorgum manis untuk bioetanol dan pakan. Bioetanol dari sorgum manis diharapkan dapat mensubstitusi sebagian bahan bakar negara lain yang sepenuhnya tergantung dari impor. India juga mempunyai rencana yang serupa dengan menjalin kerjasama dengan ICRISAT. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah melakukan Demfarm Sorgum di beberapa provinsi dalam beberapa tahun terakhir sementara Kementerian BUMN juga melakukan pengembangan sorgum di beberapa lokasi di NTB dan NTT. Suatu kajian yang komprehensif tampaknya perlu dilakukan apakah sorgum memang bermanfaat untuk dikembangkan lebih lanjut dan bagaimana strategi pengembangannya. Beberapa pertanyaan yang memerlukan jawaban termasuk apakah sorgum yang akan dikembangkan adalah sorgum biji untuk mendukung ketahanan pangan dan pakan atau sorgum manis untuk bioetanol, pakan, dan industri atau keduanya. Wilayah pengembangan dan petaninya perlu pula diidentifikasi secara tepat melalui kerjasama berbagai pihak: Pemerintah Pusat dan Daerah, swasta, kelompok tani dan lembaga terkait lainnya. Dukungan penelitian diharapkan mampu menyediakan teknologi yang diperlukan sebagaimana halnya peralatan panen dan pascapanen serta jaminan harga yang layak.
- ItemPerakitan Varietas Unggul Jagung Fungsional(IAARD Press, 2014) Yasin, Muhammad; Sumarno; Nur, AminBuku Varietas unggul jagung fungsional ini diharapkan dapat memberi sumbngan bagi pengembangan jagung dalam upaya peningkatan produksi menuju swasembada berkelanjutan