Prosiding Seminar Nasional Membangun Pertanian Modern dan Inovatif Berkelanjutan dalam Rangka Mendukung MEA
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Membangun Pertanian Modern dan Inovatif Berkelanjutan dalam Rangka Mendukung MEA by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 160
Results Per Page
Sort Options
- ItemPENGARUH APLIKASI BIO URINE TERHADAP HASIL PRODUKSI BAWANG MERAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN BARAT(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-03-31) Umar, Abdullah; Hartono; Syahri; BPTP JambiBawang merah merupakan salah satu komoditi pertanian yang berkontribusi terhadap inflasi di Kalimantan Barat, oleh karena itu sampai saat ini upaya pengembangannya terus dilakukan dengan pendekatan teknologi budidaya yang berkelanjutan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi bio urine terhadap komponen pertumbuhan dan produksi bawang merah di Kalimantan Barat. Percobaan disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), 4 perlakuan dan 5 ulangan. Sebagai perlakuan adalah dosis aplikasi bio urine 50 lt, 100 lt, 150 lt per hektar dan kontrol (tanpa aplikasi bio urine). Parameter agronomis yang diamati meliputi; tinggi tanaman, jumlah umbi per rumpun, bobot umbi per rumpun, hasil per petak dan produksi per hektar. Hasilnya, pemberian bio urine dengan dosis 150 lt/ha memberikan hasil tinggi tanaman tertinggi, yaitu 31,62 cm. Sedangkan pemberian bio urine dengan dosis 100 lt/ha mampu memberikan hasil produksi tertinggi, yaitu 8.228 kg umbi kering panen per hektar. Sehingga aplikasi bio urine sebanyak 100 lt/ha merupakan dosis optimum yang mampu meningkatkan hasil produksi bawang merah di lahan gambut Kalimantan Barat.
- ItemPERAN DAN KINERJA KELEMBAGAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN “BAKTI KARYA PETANI” DI KAWASAN KOTA TERPADU MANDIRI TELANG(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-03-31) Hutapea, Yanter; Thamrin, Tumarlan; Marpaung, Imelda S; BPTP JambiKeberadaan lembaga Unit Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) menjadi demikian penting untuk mendukung pengembangan pertanian, khususnya untuk mencapai swasembada pangan. Keterbatasan kemampuan petani untuk memiliki alsintan membuka peluang berkembangnya penyewaan alsintan. Kepemilikan alsintan secara perorangan pada usahatani kecil tidak akan memberikan keuntungan, bahkan akan menimbulkan kerugian pada pemilknya. Lembaga UPJA Bakti Karya Petani yang dibentuk pada bulan Agustus 2012 merupakan upaya yang semakin dilirik petani untuk mengefisiensikan usahanya. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dan peran kelembagaan alsin di Kawasan Kota Terpadu Mandiri Telang. Dilakukan pada bulan Pebruari tahun 2016 dengan fokus kajian pada UPJA Bakti Karya Petani yang beroperasi di wilayah pasang surut. Analisis data dilakukan dengan membandingkan kondisi saat awal keberadaannya dan saat kajian. Hasil kajian menunjukkan bahwa kemampuan kelompok UPJA ini mengalami peningkatan jika dilihat dari: 1. Aspek organisasi (adanya anggaran dasar dan anggaran rumah tangga UPJA), 2. Aspek teknis ( peningkatan jenis pengelolaan alsin dari delapan menjadi sebelas jenis, 3. Aspek Ekonomi (penghasilan dari operasional alsin tahun 1 Rp 18.610.000, tahun 2 Rp 37.690.000 dan tahun ke 3 Rp 75.380.000) dan 4. Aspek Penunjang (bersinergi dengan koperasi simpan pinjam). Berkembangnya kemampuan UPJA ini menunjukkan semakin optimalnya pengelolaan alsintan kearah pertanian yang modern dan berkelanjutan. Dengan adanya UPJA ini dampak yang dirasakan di wilayah KTM Telang adalah: pengolahan lahan menjadi lebih cepat 15 hari, meningkatnya penerapan pola padi-jagung dari 5% menjadi 88% petani, kehilangan hasil panen padi berkurang 5-6%, penghematan biaya panen Rp 1.000.000/ha dan curahan kerja berkurang 32 HOK disertai penggunaan combine harvester.
- ItemRESPONS KOLONI WERENG HIJAU (Nepotettix virescens) PADA BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI TAHAN TUNGRO(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Rosida, Nur; Mugiasih, Ani; Khaerana; BPTP JambiTungro merupakan penyakit penting pada tanaman padi yang disebabkan oleh virus dan paling efektif ditularkan oleh wereng hijau (Nephotettix virescens Distant). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons wereng hijau pada beberapa galur harapan padi tahan tungro. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Loka Penelitian Penyakit Tungro pada bulan Januari – Apil 2015. Varietas yang digunakan adalah 50 galur harapan padi tahan tungro dan 2 varietas pembanding. Wereng hijau yang digunakan adalah hasil koleksi di rumah kaca Loka Penelitian Penyakit Tungro Lanrang. Percobaaan dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah padi ditanam pada baki bundar, 5 tanaman per varietas lalu. Imago dilepas di tengah-tengah baki (500 ekor) dengan umur tanaman 2 minggu setelah semai lalu disungkup dengan plastik mika. Baki disusun berdasarkan rancangan acak kelompok dengan tiga kali ulangan. Pengamatan jumlah wereng hijau yang hinggap pada setiap varietas dilakukan pada 1 – 3 hari setelah infestasi dengan interval waktu 2 hari. Tahap kedua adalah masing-masing galur disemai pada ember plastik. Setelah umur 1 minggu, tanaman dipindahkan ke dalam tabung reaksi yang berisi kapas basah 5 bibit per tabung. Ke dalam setiap tabung diinfestasikan 10 ekor nimfa instar tiga lalu ditutup dengan kapas dan disusun berdasarkan rancangan acak kelompok dengan 3 kali ulangan. Pengamatan dilakukan 1 - 4 hari setelah infestasi, dengan menghitung jumlah wereng yang masih hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wereng hijau tidak mampu bertahan hidup pada 15 galur uji. Rata -rata populasi wereng hijau adalah 0 – 3 ekor/galur tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding tahan Inpari 9 ( 3 ekor).
- ItemKeanekaragaman Buah Eksotis Lahan Rawa Kalimantan Timur(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Susilawati, Ani; Wahyudi, Erwan; BPTP JambiLahan rawa adalah salah satu ekosistem yang sangat spesifik dan ditemukan banyak keragaman hayati diantaranya buah-buah eksotis. Buah-buah tersebut merupakan sumberdaya genetik yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber gen untuk meningkatkan kualitas buah. Di lahan rawa Kalimantan Timur ditemukan beberapa jenis buah yang dipandang sebagai buah eksotis karena tanaman buah-buah tersebut memiliki karakteristik yang cukup spesifik dan termasuk sudah langka keberadaannya antara lain : Mangga Repeh, buah Teray, durian Lahong dan buah Poh Bolong. Mengingat laju pertambahan penduduk dan alih fungsi lahan serta anomali iklim, maka upaya pemanfaatan dan pengembangan keanekaragaman hayati pertanian, terutama tanaman buah-buahan ini perlu ditingkatkan secara nyata. Langkah-langkah pokok yang penting dalam pemanfaatan dan pengembangan keanekaragaman tanaman buah eksotis ini, adalah (i) penyusunan strategi konservasi tanaman buah-buahan lahan rawa yang ada, dan (ii) penyusunan rencana aksi bagi pelestarian dengan pengembangan budidaya dan pengelolaannya secara terpadu
- ItemKAJIAN EFISIENSI USAHATANI JAGUNG VARIETAS BIMA 3 BANTIMURUNG(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Suddin, Andi Faisal; Minsyah, Nur Imdah; Gaffar, Abd; BPTP JambiPenelitian ini bertujuan Menganalisis efisensi dan kelayakan usahatani Jagung Varietas Bima-3 Bantimurung berdasarkan aspek pemasaran, teknis lingkungan, dan finansial. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mattirowalie, Kecamatan tanete Riaja, Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan mulai April hingga Juli 2013. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif tentang keadaan aktual dari aspek pasar dan pemasaran, teknis , dan lingkungan serta analisis R/C ratio.Hasil penelitian membuktikan bahwa : (1) Produksi jagung bima 3 bantimurung yang sudah dipanen dibeli langsung oleh pedagang pengumpul selanjutnya ke pedagang besar dan lembaga – lembaga pemasaran lainnya hingga sampai kepada konsumen. (2) Pengembangan teknologi jagung bima 3 bantimurung masih menggunakan teknologi sederhana. (3) Usahatani jagung varietas Bima-3 memberikan dampak yang positif dari segi social dan ekonomi terhadap masyarakat setempat, (4) Tingkat efisiensi Usahatani jagung Varietas Bima-3 cukup tinggi dengan R/C Ratio = 4,2)
- ItemPROFIL BUDIDAYA TEBU LOKAL KERINCI DI KECAMATANKAYU ARO BARAT, KABUPATEN KERINCI, PROVINSI JAMBI(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Endrizal; Meilin, Araz; BPTP JambiTebu lokal Kerinci sudah ada sejak zaman Belanda dan tumbuh serta beradaptasi dengan baik di Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui teknik budidaya tebu eksisting oleh petani di Kecamatan Kayu Aro Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah survei petani dan survei lapang. Survei dilakukan pada tiga desa (Sungai Asam, Kampung, Giri Mulyo). Jumlah petani ditentukan dengan metode snowball atau petani yang direkomendasikan oleh pejabat setempat. Survei lapang terhadap hasil panen tebang pilih dilakukan pada plot dengan luas 10 x 10 m pada tiap desa. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil survei menunjukkan bahwa budidaya tebu lokal di Kecamatan Kayu Aro Barat sangat sederhana. Penanaman baru jarang dilakukan dan tanaman tebu yang ada adalah sisa warisan dari keturunan sebelumnya. Rata-rata setiap petani memiliki lahan tebu antara 1-2 ha setiap petani Pemupukan jarang dilakukan , atau jika ada hanya menggunakan kotoran sapi yang tidak melalui pengomposan. Penyiangan sangat jarang dilakukan bahkan tidak ada. Pembersihan kebun hanya dilakukan pada saat panen sekaligus membersihkan daun tua (mengkletek daun). Panen dilakukan dengan metode tebang pilih menggunakan sabit. Dari hasil panen tebu umur 11 bulan yang dilakukan secara tebang pilih,diperoleh Per satuan luas rata-rata108,33 batang tebu dengan berat 275 kg, niratebu seberat 168,67 kg dan menjadi gula merah yang diolah secara tradisional seberat 33,67kg dengan rendemen rata-rata 12,07%. Setiap petani yang melakukan panen tebang pilih dengan luas lahan 1 ha, rata-rata bisa memproduksi gula sebanyak 200 kg/minggu dengan harga gula Rp 5.000-Rp.6.000,-/kg, sehingga pendapatan petani tebu senilai Rp. 1.000.000 – Rp. 1.200.000,- setiap minggu atau sekitar Rp 4.000.000,- per bulan. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan jika petani mengelola 1 (satu) ha lahan kebun sawit.
- ItemPENDAMPINGAN PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) JAGUNG DI PROVINSI ACEH(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Chairunas; AB, Basri; Azis, Abdul; BPTP JambiPendampingan Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Jagung di Provinsi Aceh. Tujuan kegiatan untuk melaksanakan pendampingan pada Laboratorium Lapang (LL) dari SL- PTT jagung sebanyak 200 unit dengan cara apresiasi demplot, pelatihan dan bimbingan penerapan PTT untuk mempercepat adopsi inovasi teknologi. Lokasi kegiatan di kabupaten Aceh Tenggara dan Gayo Lues dilakukan mulai Maret-Desember 2013. Setiap kabupaten didampingi dan dikawal oleh Liaison Officer (LO) yang dibantu oleh peneliti dan penyuluh. Prosedur kegiatan pendampingan SL-PTT meliputi: a) apresiasi teknologi PTT jagung, b) demplot penerapan PTT, c) pelatihan penyuluh dan petani, dan d) bimbingan penerapan PTT. Cakupan kegiatan meliputi: a) koordinasi dengan pemerintah kabupaten, b) membantu dalam pelaksanaan kajian kebutuhan dan peluang (KKP) untuk menggali potensi permasalahan di lokasi SL-PTT, c) melaksanakan apresiasi PTT, d) melaksanakan bimbingan penerapan PTT, e) pelaksanaan demplot PTT, f) melaksanakan pelatihan penyuluh dan POPT di kabupaten pelaksana SL-PTT, serta g) monitoring evaluasi kegiatan SL-PTT. Hasil kegiatan: Percepatan penerapan inovasi teknologi yang mampu meningkatkan produksi jagung pada LL 20 % dan pada SL 10 %.
- ItemESTIMASI PARAMETER INPUT PRODUKSI PADA USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI DENGAN FUNGSI PRODUKSI LINEAR DAN COBB-DOUGLAS(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Mayang, Farida Sukmawati; Rusdianto, Sasongko Wijoseno; Syafrial; BPTP JambiSapi Bali merupakan plasma nutfah Nusa Tenggara Barat, yang selama ini mendominasi dalam menyediakan daging sapi di wilayah lokal setempat maupun di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Sapi Bali telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan di seluruh wilayah NTB dan dengan sistem manajemen pemeliharaan yang dilakukan oleh petani maupun peternak NTB. Usaha penggemukan ternak sapi Bali cukup besar perannya dalam mendukung pemenuhan kebutuhan daging sapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi parameter input-input produksi dengan menggunakan dua metode estimasi yaitu dengan fungsi produksi linear dan fungsi produksi CD (non linear). Hasil estimasi merupakan landasan untuk menganalisis pengaruh input-input terhadap produksi.Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara pada usaha penggemukan sapi Bali pada 2 kelompok tani-ternak di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Penentuan lokasi, kelompok dilakukan secara purposive dengan kriteria responden adalah peternak yang memiliki usaha hanya penggemukan sapi, pemeliharaan secara intensif dan sapi yang dipelihara adalah sapi Bali. Penelitian dilakukan pada bulan Juli – September 2014. Jumlah observasi yang diperoleh adalah 113 produksi. Hasil hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dalam model yang sama fungsi produksi linear maupun Cobb-Douglas dapat menunjukkan hasil estmasi yang berbeda. Penentuan fungsi produksi yang digunakan dalam mengestimasi nilai perameter tergantung pada model yang dibangun dan data yang tersedia.
- ItemANALISIS USAHATANI KELAPA SAWIT RAKYAT DENGAN APLIKASI PUPUK DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Anis, Fahri; BPTP JambiKabupaten Indragiri Hulu merupakan salah satu daerah penghasil kelapa sawit di Provinsi Riau, dengan luas areal seluas 118.970 hektar, terdiri dari 56.886 hektar perkebunan rakyat, 6.832 hektar perkebunan negara dan 55.252 hektar perkebunan besar swasta. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi alternatif paket teknologi pemupukan kelapa sawit rakyat yang efisien serta meningkatan produktivitas dan pendapatan petani. Kajian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 5 (lima) kali ulangan. Paket teknologi (PaTek) yang diuji adalah sebagai berikut adalah: 1) PaTek Introduksi (Urea 3,0 kg + TSP 1,5 kg + KCl 3 kg + Kieserit 0,75 kg + Borax 0,075 kg per pohon) ; 2) PaTek perbaikan ( Urea 2,0 kg + TSP 1,0 kg + KCl 2 kg + Kieserit 0,5 kg + Borax 0,05 kg per pohon); 3) PaTek perbaikan cara petani (Urea 1 kg + TSP 0,5 kg + KCl 1 kg + Kieserit 0,5 kg per pohon). Pupuk kandang sebanyak 15 kg/pohon diberikan sebagai pupuk dasar.Hasil penelitian menunjukkan PaTek Introduksi menghasilkan rata-rata TBS kelapa sawit sebesar 21.168 kg/ha/th, kemudian diikuti PaTek Perbaikan sebesar 17.486 kg/ha/th dan PaTek cara petani sebesar 17.703 kg/ha/th. Rata – rata pendapatan PaTek Introduksi sebesar Rp. 12.281.330/ha/th, nilai B/C ratio 1,15 kemudian diikuti PaTek Perbaikan sebesar Rp. 11.106.000/ha/th, nilai B/C ratio 1,25 dan PaTek cara petani sebesar Rp.11.058.730/ha/th, nilai B/C ratio 1,5.
- ItemKELAYAKAN BERBAGAI POLA TANAM BERBASIS PADI DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN KABUPATEN OKI, SUMATERA SELATAN(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Thamrin, Tumarlan; Hutapea, Yanter; Ratmini, Putu Sri; BPTP JambiLahan tadah hujan sebagai lahan sub optimal adalah salah satu potensi untuk pengembangan komoditas pertanian. Di Sumatera Selatan baru sebagian kecil lahan ini yang dimanfaatkan lebih dari satu kali dalam satu tahun. Upaya untuk meningkatkan lahan sawah tadah hujan dengan menerapkan indeks pertanaman 200 dalam satu kajian dilakukan di Desa Lubuk Seberuk Kecamatan Lempuing Jaya Kabupaten OKI tahun 2012/2013. Lokasi pengkajian seluas 4 ha dengan melibatkan delapan kooperator. Pola tanam yang diterapkan adalah padi-padi; kacang tanah-padi; kacang hijau-padi dan jagung manis-padi. Sebagai pembandingnya adalah cara petani setempat yaitu penanaman padi satu kali dalam satu tahun. Hasil kajian menunjukkan bahwa penanaman tanaman pangan dua kali dalam satu tahun layak dilakukan di lahan sawah tadah hujan. Pola tanam jagung manis-padi relative lebih layak dibanding pola lain dengan tingkat efisiensi (R/C) sebesar 2,32; tingkat produktivitas modal 132,62% dan produktivitas tenaga kerja sebesar Rp 197.285/HOK. Pola jagung manis-padi ini dengan pembanding pola petani, memberikan nilai tambah tertinggi yang besarnya Rp 16.173.000/ha. Kata kunci: Sawah tadah hujan, pola tanam, padi
- ItemTEKNOLOGI KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN PADA BUAH RAMBUTAN(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) H, Jhon David; Kobarsih, Mahargono; BPTP JambiBuah rambutan merupakan buah nonklimaterik, umur simpan yang sangat pendek, karena proses transpirasi dan respirasi berlangsung sangat cepat. Setelah panen, kualitas segar rambutan buah dapat dipertahankan hanya 3 -4 hari, dan selanjutnya buah berubah menjadi cokelat dan akhirnya hitam sehingga tidak mampu diterima oleh pasar dan konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperpanjang masa simpan dengan tekonologi kemasan dan dimodifikasi dengan suhu optimal dalam penyimpanannya. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua (2) faktor yaitu faktor pertama adalah jenis kemasan (Stretch film -LDPE), high density polyethylene-HDPE, dan polypropylene-PP), factor kedua adalah suhu (8 0C, 12 0C, 16 0C dan control), dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati meliputi: susut bobot, kadar air, vitamin C, gula total, padatan terlarut konten (SSC), warna, aroma dan rasa. Hasil penelitan menunjukkan teknologi kemasan LDPE (low density polyethylene) dan dikombinasikan dengan suhu 8 0C dapat memperpanjang masa simpan 20 hari dan masih layak konsumsi, sedangkan untuk suhu ruang dan dimodifikasi dengan LDPE hanya mampu bertahan 7 hari.
- ItemFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI PADI DALAM PEMANFAATAN SUMBER PERMODALAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Mulyaqin, Tian; BPTP JambiAksesibilitas petani terhadap sumber permodalan masih sangat terbatas. Permodalan usahatani yang terbatas akan membatasi juga jumlah input teknologi yang digunakan, sehingga produksi padi yang dihasilkan tidak maksimal. Kajian ini bertujuan mengetahui faktor yang mempengaruhi petani padi dalam memanfaatkan sumber permodalan yang tersedia di sentra produksi padi di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Metode penelitian yang digunakan adalah survey kepada 103 petani padi. Kajian dilakukan di empat kecamatan (Ciruas, Lebak Wangi, Pontang, Tirtayasa) di Kabupaten Serang Provinsi Banten pada musim tanam pertama tahun 2014/2015. Data dianalisis menggunakan regresi probit. Hasil kajian menunjukkan bahwa Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan sumber permodalan usahatani padi secara signifikan adalah luas lahan garapan dan status lahan. Semakin luas lahan yang digarap oleh petani, maka semakin besar upaya petani untuk memanfaatkan sumber permodalan yang tersedia. Namun petani dengan status lahan sebagai pemilik penggarap lebih berpeluang untuk memanfaatkan modal sendiri saja.
- ItemPENINGKATAN PROTEIN KERUPUK MELALUI PENAMBAHAN TEPUNG AMPAS TAHU(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Marwati, Tri; Suprianto; BPTP JambiLimbah padat tahu mengandung protein yang dapat dimanfaatkan untuk substitusi dalam proses pengolahan pangan, dimana tujuannya tidak hanya untuk mengurangi limbah tahu tetapi juga dapat sebagai sumber protein dan serat alternatif untuk kesehatan badan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat substitusi tepung ampas tahu yang optimal dan mengetahui karakteristk kerupuk yang dihasilkan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan. Ada dua perlakuan yang dicobakan. Perlakuan pertama yaitu substitusi tepung ampas tahu dengan konsentrasi 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% dalam formula kerupuk tanpa bumbu. Perlakuan kedua yaitu substitusi tepung ampas tahu dengan konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% dalam fotmula kerupuk dengan bumbu. Parameter yang dianalis terhadap produk yang dihasilkan meliputi uji sensoi secara hedonik dan analisis kimia. Uji hedonik menunjukkan bahwa kerupuk dengan substitusi tepung ampas tahu 10% tidak berbeda nyata dengan kontrol (0%). Analisis kimia menunjukkan bahwa substitusi tepung ampas tahu 10% dapat meningkatkan kadar protein kerupuk.
- ItemEVALUASI POTENSI BIOMAS DAN HASIL VARIETAS UNGGUL JAGUNG NASIONAL(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Z, Bunyamin; Aqil, Muhammad; BPTP JambiKementerian Pertanian telah merintis penciptaan varietas jagung hibrida yang mampu memenuhi kebutuhan pangan sekaligus pakan. Sejumlah varietas telah dihasilkan yang kemudian diberi nama Bima. Setiap varietas mempunyai keunggulan spesifik untuk target lingkungan yang spesifik pula. Dalam rangka mendapatkan varietas Bima yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan biomas segar maka diperlukan evaluasi dari sejumlah varietas Bima yang telah dirilis. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Maros, Sulawesi Selatan pada musin kemarau (MK) mulai bulan Juni sampai September 2012. Materi genetik yang digunakan terdiri dari beberapa varietas Bima yang telah dirilis Balitsereal yaitu Bima-1, Bima-2, Bima-3, Bima-4, Bima-5, Bima-6, Bima-11, Bima-12, Bima-14. Penelitian disusun dalam bentuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor 3 ulangan. Jarak tanam 75 x 20 cm, setiap varietas ditanam 2 biji per lubang. Penjarangan segera dilakukan 10 hari setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Varietas hibrida BIMA berpengaruh nyata terhadap karakter bobot biomassa daun, bobot biomassa batang, bobot biomassa total, bobot janggel, bobot kelobot, rendemen dan Hasil, (2) Varietas hibrida BIMA yang sangat potensial untuk dijadikan khusus produksi biomassa adalah varietas BIMA-5 dengan didukung oleh karakter Bobot biomassa daun, bobot biomassa batang yang mencapai 33.95 t/ha-1 (3) Varietas hibrida BIMA Balitsereal yang sangat potensial untuk produksi biomassa dan hasil tinggi adalah varietas BIMA-2 dengan potensi biomas 31.60 t/ha-1 dan hasil 11,1 t /ha-1.
- ItemKERAGAAN USAHA TERNAK SAPI POTONG PADA KELOMPOK TANI SEJAHTERA DI KABUPATEN NABIRE, PAPUA(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Usman; Trio, B M W; Tirajoh, Siska; Bustami; BPTP JambiUsaha ternak sapi potong di Kabupaten Nabire umumnya dipelihara secara tradisional tanpa pemberian pakan tambahan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan produktivitas ternak sapi potong pada kelompok tani Sejahtera di kawasan ternak sapi potong Kabupaten Nabire. Metode pengambilan data dilakukan melalui metode survei dengan menggunakan kuisioner semi-struktur terhadap 20 orang responden peternak pada kelompok tani Sejahtera dan dipertajam dengan pendekatan Focus Group Discution (FGD). Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dari BPS Kabupaten Nabire dan Provinsi Papua, sedangkan data primer adalah populasi sapi potong pada kelompok tani, interval kelahiran, bobot lahir, sistem perkawinan dan tingkat mortalitas. Hasil survei terhadap produktivitas sapi potong pada kelompok tani Sejahtera masih sangat rendah. Dari 75 ekor induk dan 2 ekor pejantan bantuan sapi potong sejak tahun 2010 dan 2011 sampai tahun 2015 hanya dapat menghasilkan sapi muda/dara sebanyak 46 ekor dan anak pra sapih sebanyak 28 ekor. Tingkat mortalitas tertinggi terjadi pada sapi muda/dara 43,2%. Hasil analisis usahatani diperoleh nilai RC ratio 1,0, yang berarti usaha ini hanya mampu mengembalikan biaya pokok produksi selama ± 4,5 tahun masa pemeliharaan.
- ItemKARAKTERISTIK DAN TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK AYAM KAMPUNG di KABUPATEN KULON PROGO DI. YOGYAKARTA(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Siswanto, Tri Joko; Kaliky, Rahima; Hidayat, Nur; BPTP JambiPeternakan ayam kampung mempunyai prospek bagus untuk dikembangkan, diakui atau tidak selera konsumen terhadap ayam kampung masih sangat tinggi, hal itu terlihat dari pertumbuhan populasi dan permintaan ayam kampung yang meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga tidak heran jika bisnis kuliner dengan bahan baku ayam kampung kian menjamur dan meningkat pesat, terutama di tempat-tempat tujuan wisata di Indonesia. Tampaknya menjadi angin segar bagi para peternak pemula dan bagi yang ingin mencoba usaha ternak ayam kampung. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui karakteristik peternak ayam kampung, dan 2) untuk mengatahui tingkat pendapatan dalam usaha ternak ayam kampung. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2015 di Kabupaten Kulon Progo. Metode yang digunakan adalah metode survey dan pengumpulan datadilakukan dengan teknik wawancara menggunakan kuesioner dan diskusi kelompok (Focus Group Discussion/FGD). Data sekunder diperoleh dari dinas/instansi terkait, untuk selanjutnya data yang terhimpun dianalisis secara diskriptif.Data yang diperoleh dalam penelitian ini, dianalisis dengan menggunakan analisis input-output usahatani dengan parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap, serta biaya lain yang dianggap perlu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayam kampung sangat potensial sebagai sumber pendapatan dan sumber protein hewani bagi kebutuhan keluarga. Jenis ayam kampung yang banyak dikembangkan di wilayah Kabupaten Kulon Progo adalah ayam kampung Jawa Super dengan sistem pemeliharaan yang banyak dilakukan adalah dengan sistem pemeliharaan secara semi intensif. Perhitungan analisa usaha untuk 500 ekor ayam, dapat memberikan keuntungan sebesar Rp 1.287.500 dengan nilai R/C sebesar 1,14
- ItemANALISIS USAHATANI DAN DAMPAK PENDAMPINGAN TERHADAP ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) KEDELAI(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Yardha; Endi Putra; BPTP JambiPengembangan sektor pertanian merupakan salah satu strategi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang, karena sektor pertanian merupakan sektor yang menyangkut hidup dan kehidupan bangsa Indonesia serta memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Usahatani kedelai merupakan salah satu perwujudan dari Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Provinsi Jambi untuk mendukung Ketahanan Pangan sebagai salah satu dari lima Program Prioritas Pembangunan Provinsi Jambi 2010 –2015 (Bappeda Provinsi Jambi,2011). Pengembangan usahatani kedelai di Jambi didukung areal yang tersebar di 9 kabupaten/kota dengan luas pertanaman mencapai 1.877 hektar dan total produksi 2,372 ton biji kering.Untuk Daerah sentra produksi kedelai di Provinsi Jambi adalah Kabupaten Tebo dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan luas masing-masing 16,89% hektar dan 42,83 % akan tetapi produktivitas komoditas ini masih rendah yaitu 13,40 kw/ha (Distan Prov. Jambi, 2014). Setelah dilakukan pendampingan pada Usahatani kedelai dalam keadaan normal B/C ratio nya>1 yaitu 1,58, hal ini menggambarkan bahwa usahatani kedelai di lokasi pengkajian menguntungkan bagi petani dan sangat layak untuk dilaksanakan. Hasil ini juga diperkuat dengan analisis sensitifitas (analisis kepekaan) yang diperoleh dengan asumsi menaikkan biaya produksi sebesar 20% dan menurunkan pendapatan 10%. Hasil asumsi tersebut menunjukkan bahwa dengan kenaikan biaya produksi 20% diperoleh B/C ratio > 1 yaitu 1,30.Hal ini menggambarkan bahwa usahatani kedelai di lokasi pengkajian masih menguntungkan dan pada saat diturunkan pendapatan 10 % diperoleh B/C ratio 1,56 juga masih tetap menguntungkan. Tingkat adopsi inovasi terlihat dari analisis t Stat dengan nilai - 0.4881884 merupakan nilai t Stat atau nilai t hitung. Adapun nilai t tabel ditunjukkan t Critical Two-tall. Pada t-Test: Paired Two Sample for Means 6. Hasil Akhir Analisis Uji t t hitung (-0.4881884) < t tabel (1.987289823).
- ItemPOTENSI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAYURAN RAMAH LINGKUNGAN MELALUI PEMBERDAYAAN PETANI DI KABUPATEN MERANGIN(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Noflindawati, Dewi; Yanti, Linda; BPTP JambiVegetables are included in horticultural commodities that have good prospective as agribusiness development opportunities in Jambi province. This is because it’s competitive and high sales value. Market opportunities of the products are still quite large and can be applied on a large or small scale entrepreneur. Chili and potatoes gave many benefits and could be processed in various forms of processed products. Commodity processing technology is already available and can be developed at the farm level. In order to empower farmers in Jambi Province which has a regional center for horticultural commodities (one of them in the District Merangin), potato and chili could be an object to ordeal hight quality processing technology development with environmental friendliness process. This action will encourage the development of competitive agro-industries horticulture and increase farmers' income.
- ItemKAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI DI WILAYAH SUMATERA(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Rahmawati, Titim; Sulistiyaningsih, Yoshi Tri; BPTP JambiSumatera merupakan salah satu daerah penghasil ternak yang cukup besar. Sektor peternakan di Sumatera memiliki peran penting dalam perkembangan perekonomian di wilayah Sumatera. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana dampak percepatan adopsi inovasi teknologi peternakan dan persepsi sapi potong di wilayah Sumatera. Survei dilaksanakan Agustus-Oktober 2014, di 6 Provinsi di wilayah Sumatera. Responden terdiri dari 30 peternak di masing-masing lokasi. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik peternak, persepsi peternak, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Data sekunder dari BPS, penelurusan pustaka dan laporan yang relevan. Data dianalisis dengan statistik deskriptif, interval kelas, peningkatan persepsi peternak dengan uji Statistik Wilcoxon Signed Ranks Testdan percepatan adopsi inovasi dengan analisis pola percepatan level adopsi. Hasil pengkajian menunjukkan peningkatan persepsi peternak mengenai teknologi budidaya ternak sapi sebelum dan sesudah implementasi kegiatan diseminasi dilaksanakan, dimana rata-rata skor total awal 2,88 (cukup baik) meningkat menjadi 4,15 (baik). Persepsi inovasi teknologi tergambar menjadi 144,1% atau mengalami peningkatan sebesar 44,1%. Tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap tingkat persepsi peternak dalam penerapan teknologi budidaya ternak sapi di Sumatera.Usahaternak sapi potong pengembangbiakan (76%), penggemukan (15%), serta perbibitan 9%. Waktu adopsi berada pada level penerapan 2-3 tahun. Percepatan adopsi teknologi budidaya peternakan dipengaruhi oleh kepemilikan ternak sapi (t hitung 3,167 > t tabel 1,980) dan aksesibilitas sumber informasi (t hitung 1,912 > t tabel 1,658). Percepatan adopsi pemanfaatan limbah berhubungan negatif dengan faktor pendidikan, pengalaman usahaternak, umur. BC rasio pada analisis usaha ternak sebesar 1,91 dapat diartikan usaha ternak sapi cukup menguntungkan.
- ItemKERAGAAN BUDIDAYA DAN SEBARAN MUSIM PANEN DURIANDI INDONESIA(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Santoso, Panca Jarot; Hermanto, Catur; BPTP JambiPengamatan untuk mengetahui keragaan budidaya dan sebaran musim panen durian di Indonesia telah dilaksanakan selama tahun 2009 sampai 2013. Data keragaan budidaya diperoleh melalui pengamatan langsung di 14 pusat produksi durian, sedangkan data sebaran produksi diperoleh dari 42 area produksi di 23 propinsi. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data bahwa model budidaya durian pekarangan, ladang dan semi-hutan masih mendominasi pusat produksi durian sebagai tanaman penaung kopi dan kakao, atau bercampur dengan tanaman buah lain seperti pisang, nangka, manggis dan duku. Walaupun umumnya ditanam dari biji, namun mereka telah menyeleksi dari buah yang berkualitas tinggi.Beberapa lokasi seperti sebagian besar pulau Jawa, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan telah mulai budidaya secara semi intensif dan intensif menggunakan varietas introduksi dan varietas unggul lokal. Musim panen durian di Indonesia puncaknya terjadi dua kali setahun, pertama di bulan Desember-Januari yang meliputi 27 daerah yang diamati, ini dianggap sebagai ‘panen puncak’ kedua terjadi pada bulan Agustus yang meliputi 22 daerah yang diamati, ini dianggap sebagai ‘panen sela’.Kabupaten Luwu Utara dan Nunukan memiliki masa panen yang paling panjang yaitu 9-11 bulan. Dua lokasi ini bersama dengan NTT dan Papua Barat memiliki potensi sebagai pusat produksi durian ‘diluar musim’ , karena memiliki masa panen di bulan Mei-Juli berbeda dengan daerah lainnya. Kata kunci:durian, keragaan budidaya, sebaran panen PENDAHULUAN Durian (Durio sp.) merupakan salah satu genus tanaman buah tropika asli Indonesia.Kata durian lebih merujuk pada Durio zibethinusMurr., spesies yang paling populer diantara 30 spesiesdurian yang ada (Uji, 2005). Tanaman ini telah berkembang menjadi komoditas yang sangat populer di negara-negara ASEAN.Selain itu, tanaman ini juga ditemukan di India, Srilangka dan Australia, bahkan di dijumpai di Hawaii dan Dominica (Nanthachai, 1984, Lim, 1990; Brown, 1997, Zappala et al., 2002). Komoditas durian menyimpan potensi ekonomi yang besar sebagai salah satu penggerak ekonomi dari sector pertanian. Negara tetangga, Thailand ,telah berhasil membuktikannya.Malaysia dan Vietnam juga sedang mengikuti langkah Negara ini. Indonesia sendiri, Durian mampu menempati posisi ke-4 produksi buah nasional setelah pisang, jeruk dan mangga, dengan nilai mencapai 9,86% dari total PDB komoditas buahbuahan (Kuntarsih, 2006).Produksi durian nasional tahun 2011 mencapai 883.969 ton dari luas areal 69.045 ha.Produksi ini meningkat dari tahun 2010 yang mencapai 492.136 ton dari luas lahan 46.290 ha (Kemtan 2012). Nilai ekonomi yang tinggi pada durian juga didukung dengan kandungan nutrisi yang tinggi. Disampaing nilai gizi pada umumnya yang diatas rata-rata buah lain, durian juga mengandung antioksidan yang tinggi terutama polyfenol yang bermanfaat bagi kesehatan manusia (Toledo et al., 2008). Pemanfaatan buah durian umumnya adalah untuk