Buletin Veteriner Farma
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Buletin Veteriner Farma by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 21
Results Per Page
Sort Options
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XII Nomor 2 Tahun 2015(Pusat Veteriner Farma, 2015) Wriningati; Hanifah, Siti; Purnamasari, Indah; Estikoma, Dyah; Qomariyah, Nurul; Cahyani, Yosie Intan; M. Moechrom; Ernawati Y.; Certoma, Andrea; Rochmah, Anieka; Srihanto, Eko Agus; Andayani, Sri Susila; Daulay, Rosmalina Sari Dewi; Pusat Veteriner Farma
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XII Nomor 1 Tahun 2015(Pusat Veteriner Farma, 2015) Susila A., Sri; Panca W., Diah; M. Moechrom; Soekarno; Umi T., Ning; NS, Petri; Febri H.; Estikoma, Dyah; Rosmiatie W.; Firdaus LK; Ernawati Y.; Sugiharti, Sri; Supriyanto; Pusat Veteriner Farma
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIII Nomor 2 Tahun 2016(Pusat Veteriner Farma, 2016) Wisindie, Rosmiati; Agustini, Ni Luh Putu; Sjolichah, Nur; Lingga K., Firdaus; Puspitasari, Yanita Anjar; Sugiharti, Sri; Erwan, Bambang; Nalurita, Nidya; Lestari, Dwi Kurnia; Estikoma, Dyah; Susila A., Sri; Hanifah, Siti; Kusumastuti, Murtining Dyah; Wriningati; Lestari, Noning; Pusat Veteriner Farma
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIII Nomor 1 Tahun 2016(Pusat Veteriner Farma, 2016) Intan Cahyani, Jossie; Supriyanto; Dyah K., Murtining; Triyati, Ning Umi; Hanifah, Siti; Estikoma, Dyah; Hendrawati, Ferra; Jamilah; Soekarno; Rochmah, Anieka; Daulay, Rosmalina Sari Dewi; Yulia, Ernawati; ; Pusat Veteriner Farma
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIV Nomor 1 Tahun 2018(Pusat Veteriner Farma, 2018) Supriyanto; Wisindie, Rosmiati; Wiyatno, Budi; Wriningati; Estikoma, Dyah; Nursjolichah; Nandatina, Petri; Hidayati, Dewi Noor; Certoma, Andrea; Pusat Veteriner Farma
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIV Nomor 2 Tahun 2018(Pusat Vetriner Farma, 2018) Yulia, Ernawati; Sugiharti, Sri; Andayani, Sri Susilo; Anieka R., SNR.; SDD, Rosmalina; Hanifah, Siti; Dyah K., Murtining; Ristiana, Dina; Nandatina S., Petri; Triyati, Ning Umi; Firdaus, Lingga; Pusat Veteriner Farma
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVI Nomor 1 Tahun 2020: Kajian Stabilitas Serum Positif Salmonella Pullorum(Pusat Veteriner Farma, 2020) Wulandari, Ida Arlita; Hartanti, Febri; Sugiharti, Sri; Fadilah, Arina
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVI Nomor 1 Tahun 2020: Pengaruh Waktu Inkubasi dalam Optimasi Antigen Anthrax Pusvetma(Pusat Veteriner Farma, 2020) Saputri, Petri Nandatina; Hartanti, Febri; Utami, Wiwin Sri
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVI Nomor 1 Tahun 2020: Pengembangan Vaksin Afluvet Hilow, Kombinasi Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) H5N1 dan Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI) H9N2(Pusat Veteriner Farma, 2020) Kusumastuti, Murtining Dyah; Puspitasari, Yanita Anjar; Pangesti, Rinasti Rida; Erwan, Bambang
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVI Nomor 1 Tahun 2020: Pengkajian Pembuatan Kit Eliza Jembrana(Pusat Veteriner Farma, 2020) Hartanti, Febri; Sjolichah, Nur; Mashelli, Ekky Valinia Devia; Puspitasari, Yanita Anjar
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVI Nomor 1 Tahun 2020: Uji Stabilitas Vaksin Septivet(Pusat Veteriner Farma, 2020) Puspitasari, Yanita Anjar; Kusumastuti, Murtining Dyah; Lestari, Noning
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVI Nomor 1 Tahun 2021(Pusat Veteriner Farma, 2021) Pangesti, Rinasti Rida; Saputri, Petri Nandatina; Setyorinie, Evy Indah; Manaf, Abd; Sjolichah, Nur; Hartanti, Febri; Winarko, Yudi; Cahyani, Jossie Intan; Prasetyowati, Sapto Rini Budi; Zakariya, Faizal; Lestari, Dwi Kurnia; Pusat Veteriner FarmaBuletin Veteriner Farma Volume XVI Nomor 1 Tahun 2021 • Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Titer Antigen Newcastle Disease (ND) • Pengujian Masa Kadaluarsa Antigen Mycoplasma • Respon Imun terhadap Antigen AI H9NI Isolat Sidrap dan Isolat South Sulawesi pada Ayam yang Divaksinasi ND-AI H9N2 Isolat Sidrap • Surveilans PMK Berbasis Resiko Sebagai Upaya Pembuktian Ketidakberadaan Penyakit Mulut dan Kuku di Indonesia Tahun 2020
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVIII Nomor 1 Tahun 2022: Pengkajian Stabilitas Vaksin Anthravet® pada Berbagai Suhu (Berdasarkan Jumlah Kandungan Spora dalam Vaksin)(Pusat Veteriner Farma, 2022) Ristiana, Dina; Puspitasari, Yanita Anjar; Susanto, EdiAnthraks adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Bacillus anthracis. Vaksin Antraks adalah vaksin aktif yang setiap dosisnya mengandung tidak kurang dari 2 juta spora bakteri Bacillus anthracis strain 34 F2 Weybridge aktif/hidup yang avirulen dan tidak berkapsul di dalam campuran garam faali dengan gliserin yang sama banyak, serta mengandung tidak lebih dari 0,03% saponin. Vaksin yang telah memperoleh lisensi diperlukan pemantauan stabilitas vaksin yang berkelanjutan. Penelitian ini untuk mengetahui stabilitas vaksin tersebut pada beberapa perlakuan penyimpanan suhu, yaitu suhu lemari pendingin (2-8°C), suhu ruang (± 25°C) dan suhu 37°C dalam jangka waktu 18 bulan dengan dilakukan uji fisik dan uji kandungan spora dalam vaksin. Hasil yang didapatkan adalah vaksin Antraks yang disimpan pada suhu yang berbeda yaitu pada suhu 2-8°C, suhu ruang (25°C) dan suhu 37°C masih memenuhi syarat jumlah kandungan spora, namun belum ada data tentang potensinya. Oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut mengenai pengujian potensi vaksin yang disimpan dengan jumlah perbedaan suhu yang lebih besar dan dengan jumlah sampel yang lebih banyak dari beberapa batch.
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVIII Nomor 1 Tahun 2022: Pembuatan Kit Toksoplasmosis Tomat Alih Teknologi dari BVET Lampung ke Pusvetma(Pusat Veteriner Farma, 2022) Setyorinie, Evy Indah; Firmansyah, Haris; Wijayanti, Putriani Endah; Wahyuri, Ismail BudiToksoplasmosis adalah penyakit yang bisa menular ke manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Kit diagnostik diperlukan untuk mendeteksi Toksoplasmosis. Teknik pengujian serologis dengan metode aglutinasi merupakan pilihan yang sesuai dan tepat. BVet Lampung berhasil membuat kit toksoplasmosis dengan dasar metode aglutinasi yang dinamakan Kit ToMAT. Pemanfaatan Kit ToMAT secara luas belum bisa dilaksanakan karena ada keterbatasan tupoksi BVet Lampung. Kegiatan alih teknologi dari BVet Lampung ke Pusvetma akan dilakukan agar Kit ToMAT dapat dimanfaatkan secara luas. Kegiatan alih teknologi Kit ToMAT dilakukan dengan mengikuti prinsip produksi dan pengujian yang telah dikembangkan oleh BVet Lampung. Prinsip produksi dan pengujian tersebut diverifikasi dan disesuaikan dengan kemampuan Pusvetma. Kegiatan alih teknologi Kit ToMAT juga dijalankan dengan mengikuti saran dari tim ahli dan bantuan BVet Lampung. Kit ToMAT telah berhasil diproduksi oleh Pusvetma. Namun, Kit ToMAT tersebut masih memerlukan uji validasi.
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVIII Nomor 1 Tahun 2022: Pusvetma dan Penyakit Mulut dan Kuku Tahun 2022(Pusat Veteriner Farma, 2022) Prasetyowati, Sapto Rini Budi
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVI Nomor 1 Tahun 2020: Pengkajian Duration of Immunity Vaksin Neo Rabivet Pusvetma(Pusat Veteriner Farma, 2022) Daulay, Rosmalina Sari Dewi; Pancawidyana, Dyah; Aulanni'am
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIX Nomor 1 Tahun 2023 : Pembuatan Antigen Rabies untuk Kit Elisa Rabies Tahun 2020-2022(Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma, 2023) Restika, Kiki Dwi; Setyorinie, Evy Indah; Wahyuri, Ismail BudiTingkat antibodi rabies paska vaksinasi dapat diukur dengan menggunakan kit elisa rabies. Mikroplat kit elisa rabies telah dicoated dengan antigen rabies yang sesuai, oleh karena itu antigen rabies merupakan bahan utama pembuatan kit elisa rabies. Pada tulisan ini diuraikan cara pembuatan antigen rabies yang akan dicoatingkan pada kit elisa rabies. Seed virus rabies strain pasteur diinokulasi pada kultur sel BHK-21 konfluen dengan dosis inokulasi 3 ml per botol roux menggunakan perhitungan multiple of infection (moi) 0.5. Sel diinkubasi pada suhu 35 ⁰C selama 60 menit kemudian ditambahkan 100 ml media pertumbuhan virus dan diinkubasi kembali pada suhu 35 ⁰C selama 96 jam. Suspensi virus diinaktivasi dengan betapropiolakton 10% kemudian diuji inaktivasi dan titrasi virus menggunakan mencit. Suspensi virus 200 ml dikoleksi. Hasil uji inaktivasi didapatkan inaktif dan hasil titrasi didapatkan titer 107.0 - 107.9LD50/ml. Virus dimurnikan dengan filtrasi. Virus rabies inaktif dapat dicoatingkan pada mikroplate sebagai antigen rabies.
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIX Nomor 1 Tahun 2023: Pengembangan Metode Inaktivasi Antigen Rabies dengan Cara Pemanasan untuk Optimalisasi Kit Elisa Rabies Pusvetma(Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma, 2023) Saputri, Petri Nandatina; Sjolichah, Nur; Pancawidyana, Diah; Mashelli, Ekky Valinia DeviaObjek penelitian ini adalah pengembangan metode inaktivasi antigen rabies dengan perlakuan pemanasan 56℃ selama 1 jam, 3 jam, 5 jam dengan subtrat TMB untuk optimasi kit elisa rabies. Hasil penelitian memperlihatkan perbedaan tidak signifikan diantara ketiga perlakuan tersebut diatas. Kesimpulan penelitian adalah metode inaktivasi pemanasan 56℃ selama 1 jam dengan pengenceran 1000x sudah memenuhi syarat uji Kit ELISA Rabies Pusvetma. Subtrat TMB digunakan pada penelitian ini karena stabil dan non mutagenik, namun diperlukan pengembangan lebih lanjut mengenai stabilitas dan masa ekspirasi subtrat TMB ini.
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIX Nomor 1 Tahun 2023: Pengkajian Pembuatan Vaksin Afluvet Kombinasi Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) H5N1 Strain Tanggamus dan ND Lasota(Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma, 2023) Pangesti, Rinasti Rida; Saputri, Petri Nandatina; Kusumastuti, Murtining Dyah; Cahyani, Jossie Intan; MisnanHigh Pathogenic Avian Influenza (HPAI) dan Newcastle Disease (ND) adalah penyakit unggas strategis endemic di Indonesia sampai saat ini. Salah satu pengendalian yang dilakukan pemerintah dan peternak adalah program vaksinasi. Penelitian ini merupakan pembuatan vaksin kombinasi HPAI – ND dengan dua formula yang berbeda. Pembuatan vaksin menggunakan virus HPAI clade 2.3.2 Tanggamus dan ND strain Lasota. Masing-masing formula vaksin menggunakan sepuluh ekor ayam specific antibody negative (SAN) untuk uji potensi yang dilakukan penyuntikan 2 dosis secara intra muscular (IM), selanjutnya 5 ekor untuk uji keamanan, serta tiga ekor untuk uji tantang terhadap virus ND. Pengambilan darah dilakukan sebelum vaksinasi dan 4 minggu setelah vaksinasi. Hasil Pengujian stabilitas menunjukkan hasil vaksin A dan B kurang stabil ditandai dengan terbentuknya cracking pada vaksin yang disimpan pada suhu 37°C. Hasil uji potensi dilihat dari uji HI serum ayam, vaksin A memberikan perlindungan 100% terhadap HPAI clade 2.3.2 Tanggamus, 90% terhadap HPAI clade 2.3.2 Semarang, 90 % terhadap ND-LS, vaksin B memberikan perlindungan diperoleh hasil menunjukkan 86,7% terhadap AI Tanggamus, 50% terhadap AI Semarang, 100 % terhadap ND-LS. Hasil Uji keamanan menunjukkan 100% ayam tidak menunjukkan gejala spesifik AI dan ND. Hasil penelitian menunjukkan vaksin kombinasi AI ND baik A dan B dapat memberikan respon imun terhadap HPAI clade 2.3.2 Tanggamus, HPAI clade 2.3.2 Semarang, namun vaksin formula A menunjukkan hasil uji potensi lebih baik daripada vaksin B dan ND LS, namun hasil uji stabilitas kurang baik.
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIX Nomor 1 Tahun 2023: Pengembangan Produksi Vaksin Avian Influenza Bivalen HPAI H5N1 dan LPAI H9N2(Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma, 2023) Puspitasari, Yanita Anjar; Saputri, Petri Nandatina; Kusumastuti, Murtining Dyah; Erwan, BambangObjek penelitian ini adalah pengembangan pembuatan vaksin High Pathogenic Avian Influenza H5N1 strain Tanggamus dan Low Pathogenic Avian Influenza H9N2 Strain South Sulawesi untuk menjawab tantangan perkembangan penyakit unggas di Indonesia. Uji keamanan dan uji potensi menggunakan 40 ekor ayam SAN (Specific Antibody Negatif) umur 21-28 hari. Uji keamanan menggunakan 20 ekor ayam, 10 ekor ayam dilakukan vaksinasi masing-masing 2 dosis secara intra muskular (IM).Pengamatan dilakukan selama 14 hari. Sepuluh ekor ayam yang lainnya tidak dilakukan vaksinasi sebagai kelompok kontrol. Uji potensi menggunakan 10 ekor ayam divaksinasi masing-masing 1 dosis secara intra muskular (IM), 10 ekor ayam lainnya yang tidak divaksinasi merupakan kelompok kontrol. Pengambilan darah dilakukan pada minggu ke-3 dan ke-4 pasca vaksinasi. Hasil uji keamanan menunjukkan 100% hewan tidak menunjukkan gejala AI spesifik. Hasil uji potensi dilihat dari uji HI serum ayam yang diambil 3 minggu paska vaksinasi, diperoleh hasil 100% titer antibodi terhadap H9N2 lebih besar sama dengan 128 (27) dan titer antibodi terhadap H5N1 4 minggu paska vaksinasi 100% lebih besar sama dengan 16 (24). Hasil penelitian ini menunjukkan pemeriksaan respon imun pada ayam SAN yang divaksin dengan vaksin HiLow AI H5N1 isolat Tanggamus-AI H9N2 isolat South Sulawesi dapat memberikan respon imun terhadap AI H5N1 isolat tanggamus dan juga terhadap AI H9N2 isolat South Sulawesi