Tanaman Tahunan dan Penyegar
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Tanaman Tahunan dan Penyegar by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 39
Results Per Page
Sort Options
- ItemUsahatani Panili(Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, 1993) Salim, FaridaTanaman panili merupakan jenis tanaman anggrek, termasuk keluarga Orchidaceae. Spesies panili yang paling banyak diusahakan di Indonesia adalah Vanilla planifolia. Tanaman panili bukan tanaman asli Indonesia, meskipun sudah lama dikembangkan di Indonesia. Bahkan sebelum Perang Dunia II, panili Indonesia terkenal di dunia karena mutunya baik. Kadar vanilin buah panili Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 2,75%, sedikit di bawah panili Bourbon (2,90%). Kadar vanilin buah panili dari Meksiko 2,10%, dari Amerika Selatan 2,56%, dari Madagaskar 2,60%, dan dari Tahiti 2,02%. Dewasa ini di pasar internasional ada dua jenis mutu panili, yaitu panili mutu rendah (jenis EP) dan panili mutu baik (’’whole” ).
- ItemBiologi Tembakau Temanggung(Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat, 2000-10) Sesanti Basuki, Fathkur Rochman; BalittasTembakau rajangan temanggung merupakan komponen utama baban baku rokok keretek de- ngan komposisi mencapai 14-26% (Isdijoso et al., 1995). Dacrab penanamannya sampai saat ini masib terpusat di lereng G. Sumbing dan G. Sindoro, Kabupaten Temanggung. Hasil survai Balittas melaporkan babwa penyebaran tembakau temanggung meluas sampai ke Kabupaten Wonosobo, Magelang, dan Kendal, yang dikenal dengan sebutan tembakau temanggungan (Anonim, 1989).
- ItemPerbaikan Mutu Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 2001) Afrizon
- ItemPedoman Teknologi Pengolahan Kakao (Theobroma cocoa L.)(Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, 2004-10) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan; Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi PertanianBiji kakao merupakan salah satu komoditi perdagangan yang mempunyai peluang untuk dikembangkan dalam rangka usaha memperbesar/meningkatkan devisa negara serta penghasilan petani kakao.
- ItemPedoman Budidaya Jarak Pagar Sebagai Bahan Baku Bahan Bakar Nabati (Biodiesel)(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2006) Direktorat Jenderal Perkebunan; Direktorat Jenderal PerkebunanKrisis energi yang melanda dunia akibat kelangkaan sumber bahan bakar fosil telah menyebabkan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). Kondisi ini telah mendorong pemerintah untuk mengupayakan penghematan energi nasional, khususnya dari bahan bakar yang dapat diperbaharui yaitu bahan bakar nabati (biofuel). Untuk percepatan penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel), telah dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor i Tahun 2006. Dalam Instruksi Presiden tersebut, Menteri Pertanian diinstruksikan untuk : (i) mendorong penyediaan tanaman bahan baku bahan bakar nabati (biofuel); (2) melakukan penyuluhan pengembangan tanaman bahan baku bahan bakar nabati (biofuel); (3) memfasilitasi penyediaan benih dan bibit tanaman bahan baku bahan bakar nabati (biofuel); (4) mengintegrasikan kegiatan pengembangan dan kegiatan pasca panen tanaman bahan baku bahan bakar nabati (biofuel). Salah satu tanaman yang mempunyai potensi sebagai bahan baku bahan bakar nabati adalah Jarak Pagar (Jatropha curcas L). Tanaman ini sudah dikenal secara meluas oleh masyarakat Indonesia, terutama sebagai tanaman pagar. Manfaat secara ekonomi belum diketahui oleh masyarakat luas, disamping itu pengetahuan mengenai budidaya tanaman jarak masih sangat terbatas. Dalam rangka menyediakan informasi dibidang budidaya tanaman jarak pagar, maka diterbitkan buku Pedoman Budidaya Jarak Pagar sebagai Bahan Baku Bahan Bakar Nabati (Biofuel). Buku Pedoman ini diperuntukan terutama untuk para petugas lapang perkebunan, petani, petugas Pembina, para praktisi serta para pemerhati dibidang budidaya tanaman jarak pagar.
- ItemRekayasa Mesin Pemecah Buah Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2007) Hastono, Abi Dwi; Samsuri Tirtosastro; Subandi; Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanUntuk mensukseskan program nasional pengembangan jarak pagar (Jatropha curcas), diperlukan dukungan berupa ketersediaan benih unggul, teknologi budidaya, panen dan penanganan pasca panen. Penanganan pasca panen dilakukan antara lain untuk segera memisahkan biji dengan kulit buahnya, karena apabila biji terlalu lama berada di dalam buah yang telah dipanen dapat menyebabkan kemunduran mutu biji jarak pagar. Untuk keperluan tersebut, Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat telah membuat prototype alat pemecah buah jarak pagar yang dilengkapi dengan separator dengan tenaga penggerak motor bensin 5,5 PK sehingga diperoleh biji bersih yang sudah siap untuk diproses lebih lanjut menjadi biofuel. Hasil pengujian menunjukkan bahwa, prototipe alsin pemecah buah jarak pagar dapat dioperasikan dengan baik. Pengujian prototipe pada buah jarak pagar berwama kuning, diperoleh hasil biji utuh 100% yang sudah bersih dari kulit buah. Kapasitas kerja alat 200 - 250 kg biji per jam dengan putaran silinder 250 rpm.
- ItemAksesi Potensial Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2007) Sudarmo, Hadi; Bambang Heliyanto; Suwarso; Sudarmadji; Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aksesi potensial jarak pagar untuk medukung pengembangan jarak pagar. Sebanyak 421 aksesi hasil eksplorasi jarak pagar dievaluasi di KP. Asembagus. Tiap aksesi diwakili 10 tanaman dengan jarak tanam 2 m x 2 m. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah tandan, jumlah buah per-tandan, berat 100 biji, kadar rninyak dan produksi biji. Hasil evaluasi sampai dengan umur 9 bulan teridentifikasi 7 aksesi memiliki harapan produktivitas tinggi, yaitu HS-49 (1097.50 kg/ha), SP-16 (977.50 kg/ha), SP-38 (912.50 kg/ha), SP-8 (656.07 kg/ha), SM-33 (622.50 kg/ha), SP-34 (578.33 kg/ha), dan SM-35 (500 kg/ha). Terdapat korelasi positif dan nyata antara jumlah tandan per tanaman dan jumlah buah per tandan dengan produksi, dengan koefisien korelasi masing-masing 0.733 dan 0.829.
- ItemNilam, Tanaman Semak Yang Banyak Manfaat(BPTP Sumatera Utara, 2007) Simatupang, Syofyan Mufthi; Yufdy, M. Prama; Fadly, Muhammad; BPTP Sumatera UtaraTanaman nilam (Pogostemon Cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang penting, menyumbang devisa lebih dari 50% dari total ekspor minyak atsiri Indonesia. Hampir seluruh pertanaman nilam di Indonesia merupakan pertanaman rakyat yang melibatkan 36.461 kepala keluarga petani. Indonesia merupakan pemasok minyak nilam terbesar di pasaran dunia dengan kontribusi 90%. Ekspor minyak nilam pada tahun 2002 sebesar 1.295 ton dengan nilai US$ 22,5 juta. Sebagian besar produk minyak nilam diekspor untuk dipergunakan dalam industri parfum, kosmetik, antiseptik, insektisida dan saat ini juga digunakan dalam pengobatan aromaterapi. Di Indonesia daerah sentra produksi nilam terdapat di Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam, kemudian berkembang di provinsi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah lainnya
- ItemTeknologi Unggulan Jambu Mete: Perbenihan dan Budidaya Pendukung Varietas Unggul(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2007-01-15) Hadad-EA, -; Daras, Usman; Wahyudi, Agus; Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
- ItemImplementasi Kebijakan Pengembangan Jarak Pagar Sebagai Sumber BBN(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2007-11) Hamdi, Al Hilal; Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanTujuan pengembangan jarak pagar dari hulu sampai hilir secara nasional adalah untuk menyediakan energi altematif dalam jangka panjang dan menyediakan sumber tambahan pendapatan serta membuka lapangan kerja baru dalam jangka pedek. Untuk mendukung pengembangan BBN pemerintah telah mengeluarkan Perpres No.5 tahun 2006 dan Inpres No.1 tahun 2006, sedang untuk organisasinya dibentuk Tim Nasional berdasarkan Kepres No.1O tahun 2006. Strategi penyediaan energi altematif pad a tahun 2010 sebesar 720.000 kilo liter/th atau sekitar 2% dari kebutuhan solar nasionai. Kebutuhan tersebut akan terpenuhi kalau luas lahan [arak pagar bertambah tiap tahun dan pada tahun 2011 mencapai 2 juta ha. BUMN yang bersedia untuk menjadi bapak angkat dan dapat menyerap produk dalam negeri adalah Pertamina dan PLN. Untuk menunjang penyediaan BBN di pedesaan, pemerintah telah mengembangkan program desa mandiri energi dengan dukungan dari berbagai pihak (Departemen Perindustrian, BRI, BUMN Agro, PLN, dan Pertamina).
- ItemTeknologi Budidaya Kelapa Sawit(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Kiswanto; Purwanta, Jamhari Hadi; Wijayanto, Bambang; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianKelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah tanaman perkebunan penting penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel). Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia dan diperkirakan pada tahun 2009, Indonesia akan menempati posisi pertama produsen sawit dunia. Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit perlu dilakukan kegiatan perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada dan intensifikasi.
- ItemTeknologi Budidaya Kopi Poliklonal(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Ernawati, Rr.; Arief, Ratna Wylis; Slameto; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianTanaman kopi (Coffea sp.) sebagian besar merupakan perkebunan rakyat dengan penerapan teknologi budidaya yang masih terbatas. Bila penerapan teknologi budidaya di perkebunan kopi rakyat tersebut diperbaiki, produksinya bisa ditingkatkan. Teknologi yang dianjurkan untuk diterapkan adalah teknologi budidaya kopi poliklonal. Ada empat faktor yang menentukan keberhasilan budidaya kopi, yaitu : (1) teknik penyediaan sarana produksi, (2) proses produksi/budidaya, (3) teknik penanganan pasca panen dan pengolahan (agroindustri), dan (4) sistem pemasarannya. Semuanya merupakan kegiatan yang berkesinambungan yang harus diterapkan dengan baik dan benar.
- ItemPedoman Teknis Budidaya Gambir(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2008) Direktorat Jenderal Perkebunan; Direktorat Jenderal PerkebunanSalah satu komoditas ekspor spesifik yang menjadi andalan nasional adalah gambir. Indonesia tercatat sebagai eksporter gambir utama dunia dan lebih 80% ekspor gambir tersebut berasal dari daerah Sumatera Barat. Masalah utama dalam usaha tani gambir diantaranya adalah petani belum menerapkan teknologi budidaya yang baik, belum melakukan analisis perencanaan usaha serta kualitas dan rendeman gambir yang dihasilkan masih rendah. Buku “Pedoman Teknis Budidaya Gambir ” dimaksudkan sebagai informasi dan bahan acuan bagi masyarakat pekebun maupun stakeholders terkait komoditas gambir. Pedoman ini disusun berdasarkan data dan informasi di lapangan serta koordinasi dan konsultasi dengan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri (BALITTRI).
- ItemTeknologi Budidaya Panili(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Asnawi, Robet; Arief, Ratna Wylis; Ernawati, Rr.Tananam panili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan komoditas ekspor yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Hasil olahan buah panili banyak digunakan untuk bahan penyegar, penyedap dan pengharum makanan, permen, ice cream, dan campuran bahan pembuat obat-obatan. Ekportir menjual panili dalam bentuk panili kering (panili olahan), sedangkan petani sebagian besar menjual dalam bentuk buah panili basah. Di Lampung, sebagian besar panili dikembangkan secara tradisional dalam bentuk perkebunan rakyat. Permasalahan umum pada usahatani panili antara lain adalah rendahnya produktivitas (250 gr panili basah/pohon), sementara potensi hasil klon panili unggul berkisar 1.029- 1.408 gr panili basah/pohon. Produktivitas yang masih rendah antara lain disebabkan oleh belum diterapkannya teknologi budidaya secara benar seperti penggunaan bahan tanaman, pemangkasan, pemupukan, dan pengendalian serangan hama/penyakit. Masalah lainnya dalam usaha tani panili adalah rendahnya mutu panili yang dihasilkan. Mutu panili dipengaruhi oleh umur panen, panjang buah dan proses pengolahan buah panili. Buku ini menginformasikan teknik budidaya panili dan penanganan pasca panen sesuai anjuran sehingga bisa diperoleh produksi yang lebih tinggi dan mutu panili yang lebih baik.
- ItemTeknologi Budidaya Kakao(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Firdausil AB; Nasriati; Yani, AlviKakao (Theobroma cacao) adalah tanaman perkebunan. Tanaman tahunan ini dapat mulai berproduksi pada umur 18 bulan (1,5 tahun). Tanaman ini menghasilkan biji kakao yang selanjutnya bisa diproses menjadi bubuk coklat. Umumnya perkebunan rakyat, seperti di Propinsi Lampung, produktivitasnya masih rendah dan mutu produk yang dihasilkan belum memenuhi standar ekspor. Produktivitas rata-rata tanaman kakao di Lampung sebesar 588,79 kg/ha. Apabila petani mau menerapkan teknologi budidaya secara benar produktivitas tanaman kakaonya bisa lebih tinggi yakni potensi produksinya bisa mencapai 1,5-3 ton/ha. Secara teknis, rendahnya produktivitas dan mutu kakao karena disebabkan beberapa hal, diantaranya: benih yang digunakan beragam dan lokal, pemeliharaan dilakukan seadanya dan belum dilakukannya fermentasi sebagai faktor penentu mutu kakao.
- ItemTeknologi Budidaya Karet(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Purwanta, Jamhari Hadi; Kiswanto; SlametoTanaman karet (Hevea Brasiliensis) merupakan tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi. Tanaman tahunan ini dapat disadap getah karetnya pertama kali pada umur tahun ke-5. Dari getah tanaman karet (lateks) tersebut bisa diolah menjadi lembaran karet (sheet), bongkahan (kotak), atau karet remah (crumb rubber) yang merupakan bahan baku industri karet. Kayu tanaman karet, bila kebun karetnya hendak diremajakan, juga dapat digunakan untuk bahan bangunan, misalnya untuk membuat rumah, furniture dan lain-lain. Produk-produk karet tersebut umumnya diekspor. Ekspor karet Indonesia dalam berbagai bentuk, yaitu dalam bentuk bahan baku industri (sheet, crumb rubber, SIR) dan produk turunannya seperti ban, komponen, dan sebagainya.
- ItemBudidaya dan Pasca Panen Kopi(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010) Prastowo, Bambang; Karmawati, Elna; Rubiyo; Siswanto; Indrawanto, Chandra; Munarso, S. Joni; Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanTanaman kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas unggulan nasional. Untuk mendukung pengembangan kopi dan terutama untuk membantu masyarakat yang tertarik kepada tanaman kopi, maka disusun buku ini. Budidaya sampai Pasca Panen kopi perlu diketahui masyarakat untuk menjadi pedoman umum terutama bagi praktisi di lapangan. Buku ini memuat pedoman awal secara umum, sehingga untuk praktek secara lebih rinci memang masih memerlukan semacam pemahaman mendalam lebih lanjut, baik melalui praktek sendiri maupun pelatihan serta pendalaman ilmunya.
- ItemLintasan 30 Tahun Pengembangan Kelapa Sawit(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010) Badrun, M.Tak pelak lagi, kelapa sawit telah menjadi isu internasional yang hangat di abad 21 ini. Bukan hanya kekuatannya sebagai subsitusi energi alternatif selain sebagai produk utama minyak nabati, namun juga kontroversi dan stigma yang menyertai. Yang pasti kelapa sawit bagi bangsa Indonesia adalah anugerah sekaligus tantangan. Buku kecil ini mengupas secara lugas peta permasalahan persawitan terkini.
- ItemTeknologi Budidaya Karet(BPTP KAlimantan Selatan, 2010-12) BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN; BPTP Kalimantan SelatanSebagian besar penduduk miskin di Indonesia berada di perdesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian. Kemiskinan di perdesaan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu pembangunan ekonomi nasional berbasis pertanian dan perdesaan secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada pengurangan penduduk miskin. Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi, serta organisasi tani yang masih lemah. Untuk itu penanggulangan kemiskinan merupakan bagian dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan kesepakatan global untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium. Kementerian Pertanian mulai tahun 2008 telah melaksanakan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dibawah koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) dan berada dalam kelompok program pemberdayaan masyarakat. Anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) penerima BLM PUAP di Kalimantan Selatan sebagian memanfaatkan bantuan modal usaha yang diberikan untuk usaha agribisnis perkebunan karet. Dalam pelaksanaan kegiatan PUAP, BPTP Kalimantan Selatan bertugas melakukan pendampingan teknologi dalam pengembangan usaha agribisnis Gapoktan.
- ItemTeknologi Budidaya dan Pascapanen Kakao(Puslitbang Perkebunan, 2012) Puslitbang Perkebunan, Puslitbang Perkebunan; Puslitbang Perkebunan, Puslitbang Perkebunan