Browsing by Author "BPTP Banten"
Now showing 1 - 20 of 24
Results Per Page
Sort Options
- ItemAneka olahan talas beneng(BPTP Banten, 2021-04-05) BPTP Banten
- ItemBudidaya domba(BPTP Banten, 2022-04-05) BPTP BantenDomba merupakan salah satu ternak ruminansia kecil yang layak dikembangkan di wilayah perdesaan, karena memiliki beberapa keunggulan, diantaranya : terse-dianya hijauan pakan berupa rumput alam dan daun-daunan, pemeliharaannya relatif mudah, dan tidak memerlukan modal besar. Dengan manajemen pemeliharaan yang baik, dalam dua tahun dapat beranak 3 kali. Di Indonesia dikenal beberapa jenis domba, diantaranya Domba Asli Indonesia, Domba Ekor Gemuk (DEG), Domba Priangan atau Domba Garut, Domba Merino, Domba Suffolk, dan Domba Barbados. Setiap jenis domba mempunyai cirri-ciri yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangannya. Selain keunggulan tersebut, usaha ternak domba juga memiliki prospek yang cukup menjanjikan, karena permintaan pasar yang terus meningkat, terutama pada hari-hari besar. Agar usaha pemeliharaan ternak menguntungkan, maka diperlukan pengetahuan dan teknologi sederhana yang mudah untuk diaplikasikan. Pada usaha budidaya ternak secara intensif, pakan merupakan faktor penting dan menghaibiskan biaya produksi paling tinggi yaitu sekitar 70 %. Ketersediaan bahan pakan hijauan sangat fluktuatif, tergantung pada musim. Pada musim hujan, hijauan pakan sangat melimpah dan pada musim kemarau sangat terbatas, dan bahkan hampir tidak tersedia. Pakan dapat diberikan dalam bentuk segar dan olahan. Hijauan pakan ternak dapat diolah untuk diawetkan dalam bentuk silase, hay, dan standing hay.
- ItemBudidaya domba pembibitan & penggemukan(BPTP Banten, 2021-03-26) BPTP BantenDomba merupakan salah satu ternak ruminansia kecil yang layak dikembangkan di wilayah perdesaan, karena memiliki beberapa keunggulan, diantaranya; tersedianya hijaun pakan berupa rumput alam dan daun-daunan, pemeliharaannya relatif mudah, dan tidak memerlukan modal besar. Dengan manajemen dan pemelihartaan yang baik, dalam dua tahun dapat beranak 3 kali.
- ItemBudidaya jamur merang (Volvariella volvacea) (Bioindustri berbasis padi sawah)(BPTP Banten, 2022-07-12) BPTP Banten; BPTP BantenJamur merang merupakan salah satu jamur edible (dapat dikonsumsi) mengandung gizi dan citarasa tinggi serta sudah menjadi bagian dari sajian kuliner di Indoensia. Budidaya jamur merang menggunakan jerami padi, selain itu juga diperlukan juga beberapa bahan tambahan seperti limbah kapas industri tekstil, dedak dan kapur.. Budidaya jamur merang secara tradisional biasanya dilakukan di ruang terbuka dengan membuat tumpukan jerami dan diberi bibit jamur.
- ItemDeskripsi VUB Cabai Badan Litbang Pertanian(BPTP Banten, 2021-12-08) Yuniart, Silvi; Rukmini, ST; BPTP BantenBadan Penelitian dan Pengembangna Pertanian melalui Balai Pwenelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) telah merilis beberapa varietas Unggul Baru (VUB) cabai yaitu : Varietas Kencana, Varietas Ciko, Varietas Tanjung 2, dan Varietas Inata Agrihorti
- ItemHama & Penyakit tanaman ubi kayu(BPTP Banten, 2021-04-05) BPTP Banten
- ItemInformasi Teknologi Rekomendasi Teknologi Padi BPTP Banten(BPTP Banten, 2022-10-13) Saryoko, Andi; Kurniawati, Sri; Nursusilawati, Pepi; BPTP BantenBuku informasi teknologi ini berisikan tiga rekomendasi teknologi yaitu Teknologi budidaya padi dengan sistem jajar legowo (Jarwo) Super, Teknologi budidaya padi gogo dengan sistem tanam larikan gogo (Largo) Super, dan Teknologi pengendalian WBC biotipe 2 dan 3 melalui pergiliran varietas di Provinsi Banten dan memberikan hasil yang signifikan dalam peningkatan produksi padi.
- ItemMengenal VUB Padi Badan Litbang Pertanian(BPTP Banten, 2021-12-08) Kurniawati, Sri; Rukmini, ST; Widyastuti, Dewi; BPTP BantenUntuk meningkatkan produksi beras antara lain adalah mewujudkan varietas unggul baru (VUB) padi. Keuntungan penggunaan VUB adalah efektif, efisien (mudah dan murah), masif, dan berkelanjutan. Beberapa VUB padi varietas potensi produksi tinggi, yaitu Inpari 32, Mantap, Inpari 45 Dirgahayu, Siliwangi Agritan, dan Inpari 43 Agritan GSR.
- ItemPanduan Produksi Benih Talas Varietas Beneng(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten, 2021-11-05) Susilawati, Pepi Nur; Yursak, Zuraida; Kurniawati, Sri; Saryoko, Andy; BPTP BantenTalas Beneng (Xanthosoma undipes K.Kock) telah dilepas sebagai varietas unggul nasional dengan nama Varietas Beneng yang ditandai dengan terbitnya SK Kepmentan No.981/HK.540/C/10/2020 tanggal 13 Oktober 2020 Ketersdediaan benih sumber talas Varietas Beneng di Provinsi Banten sangat mendesak, terkait telah terbitnya SK Beneng sebagai varietas talas unggul nasional tersebut serta adanya permintaan terhadap benih Beneng yang sangat tingi. Untuk itu, panduan produksi benih talas Varietas Beneng tetap terjaga mutunya sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 12/PERMENTAN/TP.020/4/2018 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Tanaman
- ItemPengendalian getah kuning pada buah manggis(BPTP Banten, 2022-07-12) BPTP Banten; BPTP BantenManggis (Garcinta mangostana) merupakan salah satu buah triopik yang banyak dikenal dan digemari oleh masyarakat Indonesia dan International. Produksi buah manggisberkisar antara 62.005-72.634 ton, namun volume ekspornya hanya, 5,13% dari total produksi .Rendahnya presentase ekspor disebabkan kualitas buah manggis diakibatkan oleh adanya serangan hama penyakit, munculnya getah kuning pada buah serta penanganan panen dan pacapanen yang kurang baik.
- ItemPetunjuk Teknis Budidaya dan Pengolahan Talas Beneng(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten, 2021-11-02) Susilawati, Pepi Nur; Yursak, Zuraida; Kurniawati, Sri; Saryoko, Andy; BPTP BantenTalas Beneng (Xanthosoma undipes K.Kock) pada awalnya merupakan tanaman liar yang belum dimanfaatkan dan tidak memiliki nilai ekonomi, namun saat ini telah menjadi tanaman yang bermanfaat dan telah dibudidayakan secaa luas serta telah memberikan kontribusi terhadap pendapatan petani dan masyarakat. Untuk itu, dalam rangka memberikan acuan budidaya dan pengolahan Talas Beneng agar menghasilkan talas dengan produktivitas dan kualitas yang tinggi sesuai yang diharapkan, maka disusunlah buku petunjuk teknis ini.
- ItemPetunjuk Teknis Budidaya Kedelai Tahan Naungan di Provinsi Banten(BPTP Banten, 2021-11-29) Saryoko, Andy; Kurniawati, Sri; Kusumawati, Septi; Yursak, Zuraida; Mulyaqin, Tian; Ahyani; BPTP BantenKedelai (Glycine max Merr.) merupakan komoditas tanaman pangan yang bernilai ekonomis, namun produksi dalam negeri dan Provinsi Banten masih rendah. Dua permasalahan utama adalah semakin berkurangnya luas areal tanam kedelai dan produktivitasnya yang masih rendah. Pemanfaatan lahan naungan dan teknologi budidaya yang baik dapat menjadi solusi permasalahan tersebut.
- ItemTat cara permohonan informasi publik(BPTP Banten, 2022-07-13) -, -; BPTP BantenTata cara permohonan informasi publik sebagai berikut : 1) pemohon informasi datang ke deks layanan informasi mengisi formulir, dengan melampirkan fotocopy identitas pemohon dan pengguna informasi bagi peroarangan, bagi badan hukum dilampiari dengan akta pendukungnya; 2) petugas pelayanan informasi memberikan tanda bukti penerimaan permintaan informasi publik kepada pemohon informasi; 3) petugas memproses permintaan informasi sesuai dengan formulir mpermintaan yang telah ditandatangani oleh pemohon informasi; 4) petugas menyerahkan informasi sesuai dengan yang diminta oleh pemohon informasi. Jika yang diminta masuk ke dalam katagori yang dikecualikan. dan 5) petugas memberikan Tanda Bukti penyerahan informasi publik kepada pengguna informasi publik
- ItemTeknik Inseminasi Buatan pada sapi dan kerbau(BPTP Banten, 2022-08-05) Kardiyanto, Eko; BPTP BantenUntuk meningkatkan jumlah populasi ternak sapi dan kerbau, pemerintah berupaya untuk melaksanakan program tersebut melalui program kegiatan Swab (Sapi Indukan Wajib Bunting) melalui inseminasi buatan. Inseminasi buatan merupakan suatu cara atau teknik perkawinan untuk memasukkan/mendeposisikan semen kedalam saluran reproduksi betina menggunakan alat khusus insemination gun. Tujuan dari insiminasi buatan adalah untuk memperbaiki mutu genetik ternak, mengurangi biaya transportasi pejantan, mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul, meningkatkan angka kaelahiaran ternak secara teratur, dan mencegah penularan penyakit melalui alat kelamin.
- ItemTeknik Produksi Benih Sumber Padi(BPTP Banten, 2021-12-08) Kurniawati, Sri; Rukmini, ST; BPTP BantenProduksi benih sumber dilakukan dengan berpedoman pada teknis produksi benih sebagai berikut : penentuan lokasi, penentuan benih sumber yang digunakan, persemaian, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pengairan, penyiangan dan pengendalian OPT, panen, pengeringan, pengolahan benih, pengemasan dan penyimpanan.
- ItemTeknik produksi benih sumber padi(BPTP Banten, 2022-07-04) Kurniawati, Sri; Rukmini, ST; BPTP BantenTeknik produksi benih sumber padi berpedoman pada aspek penentuan lokasi untuk memperbanyak benih padi dengan berbagai kriteria, dengan memperhatikan prinsip agronomik dan pronsip genetik, menggunakan benih sumber harus satu kelas lebih tinggi dari kelas benih yang akan diproduksi, melakukan persemaian melalui olah tanah selama 2 hari, kemudian dibiarkan selama mibnimal 2 hari, kemudian dibiarkan mengering sampai 7 hari agar gabah yang ada dalam tanah tumbuh. Setelah itu , tanah diolah kembali sekaligus membersihkan lahan dari tanaman padi yang tumbuh. Bedengan dibuat dengan tinggi 5-10 cm, lebar 110 cm dan panjang disesuaikan dengan ukuran petakan sawah dan kebutuhan luas lahan untuk persemaian adalah 4% dari luas areal pertanaman.
- ItemTeknologi budidaya ubi kayu (singkong)(BPTP Banten, 2022-04-05) BPTP BantenPeranan ubi kayu eukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun mengatasi ketimpangan ekonomi dan pengembangan industri. Ubi kayu memiliki kandungan gizi makro dan mikro eukup tinggi dan berimbang. Tepung ubi kayu memiliki kandungan kalori setara beras, namun kandungan protein dan lemaknya rendah. Guna meningkatkan kandungan proteinnya perlu ditambah dengan tepung kaeang-kaeangan (tepung komposif). Pengembangan agribisnis ubi kayu dapat diupayakan melalui peningkatan produksi dengan mengimplementasikan program intensifikasi dan ektensifikasi, serta peningkatan produksi aneka olahan. Kebijakan teknis untuk mendukung tersebut dilakukan dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PIT) melalui penerapan teknologi yang saling bersinergi yaitu : penyiapan lahan, penyediaan bibit, populasi tanaman, pemupukan, dan pola tanam. Bagi petani yang mengutamakan hasil ubi kayu, namun ingin mendapatkan tambahan penghasilan lainnya, maka usaha budidaya dapat dilakukan dengan sistem tumpangsari. Jenis ubi kayu dapat dibeda¬kan berdasarkan kandungan HCN dan umur panen. Ubi kayu umur genjah (5-6 bulan) umumnya memiliki kadar HCN rendah, kadar pati rendah, dan rasanya enak. Selaliknya ubi kayu berumur panjang (8-10 bulan) memiliki kandungan HCN tinggi, rasanya pahit, dan kandungan patinya tinggi. Varietas ubi kayu yang sudah dilepas, diantaranya : Adira-1, Adira-4, Malang-1, Malang-4, UJ-3 dan UJ-5. Ubi kayu sebagain besar ditanam pada lahan kering, baik seeara monokultur maupun tumpangsari. Tanah yang baik adalah tanah gembur, sehingga diperoleh pertumbuhan dan produksi yang optimal. Ubi kayu tumbuh baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1.500 m dpl, dan sebaiknya ditanam di tempat terbuka. Ubi kayu dapat berproduksi tinggi jika ditanman pada ketinggian 100 m dpl dan suhu 25-27 dc.
- ItemTeknologi Pengendalian Penyakit Blas(BPTP Banten, 2022-07-13) -, -; BPTP BantenPenyakit BLAS tanaman padi disebabkan oleh jamur Pyricularia grise. Pada awalnya penyakit ini merupakan salah satu kendala utama pada budidaya padi gogo dan saat ini sudah menyebar di lahan sawah. Jamur P. grisea dapat menyerang semua fasae pertumbuhan tanaman padi mulai dari persemaian sampai menjelang panen.
- ItemTeknologi pengendalian wereng batang coklat(BPTP Banten, 2022-04-05) BPTP BantenWereng batang coklat (WBC) Nilaparvata lugens (Stal.) merupakan salah satu hama penting di Indonesia. Sebelumnya termasuk hama sekunder dan menjadi hama penting akibat penyemprotan pestisida yang tidak tepat pada awal pertumbuhan tanaman, sehingga membunuh musuh alami. Pertanaman yang dipupuk nitrogen tinggi dengan jarak tanam rapat merupakan kondisi yang sangat disukai wrereng. WBC merusak tanaman padi secara langsung dengan mengisap cairan sel tanaman yang dapat mengaki-batkan padi menjadi kering seperti terbakar, dan secara tidak langsung sebagai vektor yang dapat menularkan penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa. Stadia tanaman yang rentan terhadap serangan WBC dimulai dari pembibitan sampai fase matang susu. Gejala kerusa¬kan adalah tanaman menguning dan cepat sekali mengering, dimana terlihat mengumpul pada satu lokasi secara melingkar (hopperburn). Ledakan WBC, tidak terjadi sepanjang tahun, tetapi hanya pada waktu-waktu tertentu saja yaitu pada musim hujan dan musim kemarau yang banyak hUjannya (La Nina). Pengendalian WBC sebagian besar mengandalkan varietas tahan dan insekti¬sida, namun belum cukup untuk mengatasi serangan. Disamping itu, keterampilan petani dalam menggunakan insektisida masih terbatas terutama tentang dosis, volume larutan dan teknik penyemprotan Untuk mengurangi penggunaan insektisida . ' pengendallan WBC perlu menerapkan konsep PHT (Pengendalian Hama Terpadu).
- ItemTeknologi pengendalian wereng batangh coklat (WBC)(BPTP Banten, 2022-04-05) Rastiyanto, Eka; BPTP BantenWereng batang coklat (WBC) Nilaparvata lug ens (Stal.) merupakan salah satu hama penting di Indonesia. Sebelumnya termasuk hama sekunder dan menjadi hama penting akibat penyemprotan pestisida yang tidak tepat pada awal pertumbuhan tanaman, sehingga membunuh musuh alami. Pertanaman yang dipupuk nitrogen tinggi dengan jarak tanam rapat merupakan kondisi yang sangat disukai wrereng. Wereng batang coklat dapat merusak tanaman padi secara langsung dengan mengisap cairan sel tanaman yang dapat mengaki-batkan padi menjadi kering seperti terbakar, dan secara tidak langsung sebagai vektor yang dapat menularkan kerdil rumput dan kerdil hampa. Pengendalian WBC sebagian besar mengandalkan varietas tahan dan insekti-sida, namun belum cukup untuk mengatasi serangan. Disamping itu, keterampilan petani dalam menggunakan insektisida masih terbatas terutama tentang dosis, volume larutan dan teknik penyemprotan. Untuk mengurangi penggunaan insektisida, pengendalian WBC perlu menerapkan konsep PHT (Pengendalian Hama Terpadu), yang salah satu komponennya adalah pengendalian dengan menggunakan musuh alami (parasitoid telur WBC).