Teknologi budidaya ubi kayu (singkong)

No Thumbnail Available
Date
2022-04-05
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
BPTP Banten
Abstract
Peranan ubi kayu eukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun mengatasi ketimpangan ekonomi dan pengembangan industri. Ubi kayu memiliki kandungan gizi makro dan mikro eukup tinggi dan berimbang. Tepung ubi kayu memiliki kandungan kalori setara beras, namun kandungan protein dan lemaknya rendah. Guna meningkatkan kandungan proteinnya perlu ditambah dengan tepung kaeang-kaeangan (tepung komposif). Pengembangan agribisnis ubi kayu dapat diupayakan melalui peningkatan produksi dengan mengimplementasikan program intensifikasi dan ektensifikasi, serta peningkatan produksi aneka olahan. Kebijakan teknis untuk mendukung tersebut dilakukan dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PIT) melalui penerapan teknologi yang saling bersinergi yaitu : penyiapan lahan, penyediaan bibit, populasi tanaman, pemupukan, dan pola tanam. Bagi petani yang mengutamakan hasil ubi kayu, namun ingin mendapatkan tambahan penghasilan lainnya, maka usaha budidaya dapat dilakukan dengan sistem tumpangsari. Jenis ubi kayu dapat dibeda¬kan berdasarkan kandungan HCN dan umur panen. Ubi kayu umur genjah (5-6 bulan) umumnya memiliki kadar HCN rendah, kadar pati rendah, dan rasanya enak. Selaliknya ubi kayu berumur panjang (8-10 bulan) memiliki kandungan HCN tinggi, rasanya pahit, dan kandungan patinya tinggi. Varietas ubi kayu yang sudah dilepas, diantaranya : Adira-1, Adira-4, Malang-1, Malang-4, UJ-3 dan UJ-5. Ubi kayu sebagain besar ditanam pada lahan kering, baik seeara monokultur maupun tumpangsari. Tanah yang baik adalah tanah gembur, sehingga diperoleh pertumbuhan dan produksi yang optimal. Ubi kayu tumbuh baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1.500 m dpl, dan sebaiknya ditanam di tempat terbuka. Ubi kayu dapat berproduksi tinggi jika ditanman pada ketinggian 100 m dpl dan suhu 25-27 dc.
Description
Leaflet ini memberikan informasi tentang teknologi budidaya ubi kayu (singkong), bisa ditanam di lahan kering, baik secara monokullur maupun tumpangsari. Untuk tahapan budidaya monokulur adalah penyiapan lahan, penyiapan bibit, jarak tanam, pemupukan, pembatasan tunas, penyiangan dan pembumbunan, panen. Sedangkan untuk tahapan dengan cara budidaya tumpangsari adalah jarak tana, pemupukan, pembatasan tunas (wiwil), penyiangan dan pembumbunan, pengendalian hama dan penyakit, dan panen.
Keywords
Ubi kayu, Teknologi budidaya
Citation
Collections