Padi
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Padi by Author "Achmad M. Fagi"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemMina-Padi(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1994-12-16) Sadeli Suriapermana; lis Syamsiah; Putu Wardana; Zainal Arifin; Achmad M. FagiPetunjuk praktis budi daya ikan di sawah telah banyak beredar, tetapi informasinya kurang lengkap dan rinci, khususnya tentang sistem usahatani minapadi dan parlabek. Balai Penelitian Tanaman Pangan (Balittan) Sukamandi mulai merintis penelitian sistem usahatani padi-ikan dan parlabek sejak tahun 1984. Dari hasil penelitian itu dan berdasarkan pemantauan di lapang, disusun petunjuk praktis ini, untuk melengkapi informasi yang telah ada guna menunjang program intensifikasi minapadi (inmindi). Publikasi ini merupakan penyempurnaan dari "Petunjuk Praktis Sistem Usahatani Padi-ikan dan Parlabek di lahan sawah" yang diterbitkan tahun 1993 oleh Balittan Sukamandi. Diharapkan publikasi ini bermanfaat bagi para penyuluh pertanian dalam membina dan membimbing petani, dan semua pihak yang memerlukannya.
- ItemPadi TIPE BARU(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2004-12-16) A.K. Makarim; Irsal Las; Achmad M. Fagi; I Nyoman Widiarta; Djuber PasaribuDalam beberapa tahun ke depan dikhawatirkan defisit antara produksi padi dan permintaan beras akan semakin besar. Hal ini dilatarbelakangi oleh masih tingginya laju peningkatan permintaan sementara konversi lahan sawah produktif makin pesat dan laju peningkatan produksi padi nasional mengecil. Sejak dua dekade lalu kurva produksi padi cenderung melandai. Pengalaman menunjukkan penggunaan varietas padi unggul dengan teknik budi daya yang tepat telah memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan produksi padi. Meski demikian, varietas unggul yang telah dan sedang digunakan petani saat ini seperti IR64, Memberamo, Ciherang, Way Apoburu, Bondoyudo, Kalimas, dan Sintanur tidak mampu lagi berproduksi lebih tinggi karena kemampuan genetiknya terbatas. Balai Penelitian Tanaman Padi (Balitpa) yang bernaung di bawah Pusat Penelitian Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) terus berupaya merakit varietas unggul berpotensi hasil tinggi. Salah satu terobosan yang dihasilkan adalah varietas unggul tipe baru (VUTB) yang dirakit dari plasma nutfah potensial yang dihimpun dari berbagai sumber, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa di antara sejumlah galur hasil persilangan itu memiliki harapan untuk dikembangkan, satu di antaranya telah dilepas pada tahun 2003 dengan nama VUTB Fatmawati. Uji adaptasi di berbagai lokasi yang cocok untuk VUTB menunjukkan bahwa VUTB Fatmawati mampu menghasilkan gabah 10-20% lebih tinggi dari IR64. Guna mendukung upaya peningkatan produksi padi nasional, penanaman VUTB diharapkan dapat segera meluas ke sentra-sentra produksi padi sawah irigasi. Pedoman ini disusun untuk digunakan dalam perluasan tanam VUTB dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (PTT). Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan dan penerbitan Pedoman Pengembangan VUTB ini kami sampaikan penghargaan dan terima kasih.
- ItemRevolusi Hijau Peran dan Dinamika Lembaga Riset(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2009-12-19) Achmad M. Fagi; C.P. Mamaril dan; Mahyuddin SyamRevolusi Hijau yang digulirkan pada tahun 1960an telah berhasil meningkatkan produksi pádi nasional secara nyata. Indonesia yang sebelumnya dikenal sebagai importir beras terbesar dunia secara menakjubkan bangkit dan bahkan mampu berswasembada beras pada tahun 1984. Meski kemudian impor beras kembali terjadi akibat jumlah penduduk yang terus bertambah dibarengi oleh tingkat konsumsi yang masih relatif tinggi serta cekaman biotik dan abiotik, swasembada kembali dapat diraih pada tahun 2008. Tentu banyak faktor yang mendukung keberhasilan ini seperti kerja keras petani, kondisi iklim yang bersahabat, tersedianya teknologi budi daya, serta relatif kecilnya gangguan hama dan penyakit tanaman. Walaupun keberhasilan yang diraih melalui Revolusi Hijau sulit dibantah, di baliknya tersimpan pula pembelajaran yang patut dicermati. Ketergantungan petani akan masukan dari luar dalam bentuk pupuk kimia dan pestisida, ancaman hilangnya varietas lokal/ tradisional, dorongan penggunaan masukan secara tidak tepat dan dalam takaran berlebihan yang mengganggu kelestarian lingkungan adalah beberapa dampak negatif dari Revolusi Hijau yang sering dikumandangkan. Publikasi ini memuat proses panjang program peningkatan produksi padi nasional dengan segala lika-likunya. Perlunya Revolusi Hijau yang lebih memperhatikan keberlanjutan sistem produksi yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan atau Revolusi Hijau Lestari (the Evergreen Revolution) diulas juga oleh penulis sebagaimana halnya dengan awal munculnya pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu).