MIKROBA TANAH
Loading...
Date
2021
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balittra
Abstract
Selama ini, peningkatan produksi pertanian bertumpu pada penggunaan
pupuk kimia. Menurut Kartikawati, et.al., (2017), penggunaan pupuk
kimia secara berlebihan dan dilakukan secara terus-menerus dapat
mengakibatkan degradasi lahan (baik secara fisik, kimia, dan biologi),
pencemaran lingkungan (tanah, air, dan udara), dan dapat meningkatkan
emisi gas rumah kaca (GRK).
Biofertilizer (pupuk hayati) adalah pupuk berbasis mikroba yang
dapat memfasilitasi ketersediaan hara dalam tanah (Hasanudin dan
Gonggo, 2004), memperbaiki kondisi fisik, kimia, dan biologi tanah
(Kartikawati, et al., 2017), meningkatkan efisiensi pemupukan organik
dan anorganik, kesuburan dan kesehatan tanah (Permentan No. 28/
Permentan/SR.130/5/2009) dan produksi tanaman (Kartikawati, et
al., 2017). Hasil penelitian Panhwar et al., (2020), bahwa aplikasi
kombinasi GML/biochar dengan biofertilizer pada tanah sulfat masam
dapat meningkatkan hara P, K, Ca, Mg, pH tanah, populasi mikroba dan
menurunkan Al-tertukar dan beberapa jenis mikroba penyusun pupuk
hayati adalah penambat N, pelarut P, mikoriza. Selain itu, pupuk hayati
juga dapat menekan penyakit tanah (soil born desease) (Thomas dan
Singh, 2019).
Description
Keywords
MIKROBA TANAH