22. Pencapaian Produksi dan Usahatani Pada 3 Varietas Padi Sistem Budi Daya SRI dan PTT

Abstract
Pertanian organik dan SRI (System of Rice Intensifi cation) adalah dua pendekatan budidaya yang serupa tapi tidak sama. Pertanian organik mengklaim sebagai pertanian rendah masukan (low input), sedangkan SRI adalah pendekatan budidaya yang mengintegrasikan komponen teknologi yang bersinergis dan ramah lingkungan, diantaranya penggunaan bahan organik. Konsep SRI, tanaman diperlakukan sebagai organisme hidup dengan kesehatan tanah menjadi dasar untuk mendapatkan hasil gabah yang tinggi. Dengan demikian perhatian tentang pemanfaatan pupuk organik menjadi prioritas utama. Beberapa hasil kajian tentang budidaya padi pola SRI masih menjadi bahan perdebatan di kalangan pengambil kebijakan. Berdasarkan pemikiran tersebut telah dilakukan penelitian dalam bentuk verifi kasi budidaya padi pola SRI. Penelitian dilaksanakan di KP Sukamandi MT III 2010 dan bertujuan untuk mendapatkan informasi tingkat produktivitas dan usahatani padi pola SRI, SRI plus, PTT, dan petani. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan tanaman padi pada tinggi tanaman dan jumlah anakan pada perlakuan PTT lebih nyata jika dibandingkan dengan perlakuan SRI. Nilai hijau dengan pengukuran SPAD pada perlakuan PTT relatif stabil pada setiap rentang 7 hari pengamatan di kisaran angka 40, sedangkan pada perlakuan SRI kurang dari 38. Terdapat perbedaan nyata pada setiap komponen hasil perlakuan PTT dan SRI pada ketiga varietas padi yang digunakan utamanya pada varietas Inpari 7. Terdapat perbedaan nyata antara perlakuan PTT dan SRI pada varietas Inpari 7 dan Inpari 8, dimana pada varietas Inpari 7 perlakuan PTT memberikan hasil gabah 7,63 t/ha GKG berbeda nyata dengan perlakuan SRI yang memberikan hasil gabah sebesar 6,36 t/ha GKG, sedangkan pada varietas Inpari 8 perlakuan PTT memberikan hasil gabah sebesar 6,15 t/ha GKG berbeda nyata dengan perlakuan SRI hanya memberikan hasil gabah sebesar 4,49 t/ha GKG. Persentase butir hampa dan kotoran pada perlakuan SRI lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan PTT kecuali pada varietas Inpari 8, namun sebaliknya pada perlakuan SRI mempunyai butir hijau kapur lebih tinggi dibanding perlakuan PTT. Persentase beras kepala pada perlakuan PTT lebih tinggi dibanding perlakuan SRI. Penggunaan tenaga kerja pada perlakuan SRI mulai kegiatan pesemaian sampai panen membutuhkan 198 HOK/ha, sedangkan pada perlakuan PTT membutuhkan tenaga kerja sebanyak 147 HOK/ha atau terdapat perbedaan dalam penggunaan tenaga kerja sebesar 51 HOK/ha atau senilai Rp.1.785.000/ha.
Description
20 hlm.; 3 ills.: 8 tabel
Keywords
PTT, SRI, HASIL GABAH
Citation