22. Pencapaian Produksi dan Usahatani Pada 3 Varietas Padi Sistem Budi Daya SRI dan PTT
No Thumbnail Available
Date
2015-10
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Abstract
Pertanian organik dan SRI (System of Rice Intensifi cation) adalah dua pendekatan
budidaya yang serupa tapi tidak sama. Pertanian organik mengklaim sebagai
pertanian rendah masukan (low input), sedangkan SRI adalah pendekatan
budidaya yang mengintegrasikan komponen teknologi yang bersinergis dan
ramah lingkungan, diantaranya penggunaan bahan organik. Konsep SRI, tanaman
diperlakukan sebagai organisme hidup dengan kesehatan tanah menjadi dasar
untuk mendapatkan hasil gabah yang tinggi. Dengan demikian perhatian tentang
pemanfaatan pupuk organik menjadi prioritas utama. Beberapa hasil kajian tentang
budidaya padi pola SRI masih menjadi bahan perdebatan di kalangan pengambil
kebijakan. Berdasarkan pemikiran tersebut telah dilakukan penelitian dalam bentuk
verifi kasi budidaya padi pola SRI. Penelitian dilaksanakan di KP Sukamandi MT
III 2010 dan bertujuan untuk mendapatkan informasi tingkat produktivitas dan
usahatani padi pola SRI, SRI plus, PTT, dan petani. Hasil penelitian menunjukkan
pertumbuhan tanaman padi pada tinggi tanaman dan jumlah anakan pada
perlakuan PTT lebih nyata jika dibandingkan dengan perlakuan SRI. Nilai hijau
dengan pengukuran SPAD pada perlakuan PTT relatif stabil pada setiap rentang
7 hari pengamatan di kisaran angka 40, sedangkan pada perlakuan SRI kurang
dari 38. Terdapat perbedaan nyata pada setiap komponen hasil perlakuan PTT
dan SRI pada ketiga varietas padi yang digunakan utamanya pada varietas Inpari
7. Terdapat perbedaan nyata antara perlakuan PTT dan SRI pada varietas Inpari
7 dan Inpari 8, dimana pada varietas Inpari 7 perlakuan PTT memberikan hasil
gabah 7,63 t/ha GKG berbeda nyata dengan perlakuan SRI yang memberikan hasil
gabah sebesar 6,36 t/ha GKG, sedangkan pada varietas Inpari 8 perlakuan PTT
memberikan hasil gabah sebesar 6,15 t/ha GKG berbeda nyata dengan perlakuan
SRI hanya memberikan hasil gabah sebesar 4,49 t/ha GKG. Persentase butir hampa
dan kotoran pada perlakuan SRI lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan PTT
kecuali pada varietas Inpari 8, namun sebaliknya pada perlakuan SRI mempunyai
butir hijau kapur lebih tinggi dibanding perlakuan PTT. Persentase beras kepala
pada perlakuan PTT lebih tinggi dibanding perlakuan SRI. Penggunaan tenaga
kerja pada perlakuan SRI mulai kegiatan pesemaian sampai panen membutuhkan
198 HOK/ha, sedangkan pada perlakuan PTT membutuhkan tenaga kerja sebanyak
147 HOK/ha atau terdapat perbedaan dalam penggunaan tenaga kerja sebesar 51
HOK/ha atau senilai Rp.1.785.000/ha.
Description
20 hlm.; 3 ills.: 8 tabel
Keywords
PTT, SRI, HASIL GABAH