Surveilans Deteksi Antigenik Classical Swine Fever berbasis risiko : Dinamika Tingkat Aras dan Faktor faktor risiko dalam Penularan pada Babi di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2018
Loading...
Date
2019
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Veteriner Maros
Abstract
Surveilans Classical Swine Fever (CSF) 2018 merupakan tindakan strategis dalam upaya
pencapaian status bebas CSF di Provinsi Sulawesi Utara. Provinsi Sulawesi Utara saat ini masih dalam
status daerah tertular CSF dengan intensitas kejadian yang beragam. Strategi Pengendalian CSF di tahun
2018 lebih diutamakan berbasis risiko sesuai prioritas tingkat prevalensi di tiap Kabupaten/Kota. Tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui viral prevalensi CSF berbasis risiko dan untuk
mengidentifikasi faktor faktor risiko yang berperan dalam penularan virus penyebab CSF pada babi di
Sulawesi Utara.
Sampling rambang sederhana secara purposif dilakukan untuk memilih 256 ekor babi dalam
deteksi antigenik CSF yang diambil pada kabupaten/kota berisiko (Kota Manado, Tomohon, Kabupaten
Minahasa, Minahasa Tenggara, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Bitung, dan Kepulauan Talaud).
Keberadaan antigenik CSF di deteksi dengan uji real time Polimerase Chain Reaction (rtPCR) dan
ELISA Antigenik CSF secara seri. Individu babi dikatakan positif jika hasil uji rtPCR atau ELISA
Antigenik CSF positif. Hasil Penelitian ini membuktikan bahwa provinsi Sulawesi Utara masih tertular
dengan CSF dengan tingkat kejadian sebesar 1,87% yang kejadiannya menyebar di Kota Tomohon
4,76%, Kabupaten Minahasa 2,38%, Minahasa Selatan 4%, Minahasa Utara 1,67%, dan Kepulauan
Talaud 5%. Faktor risiko yang yang dimungkinkan menimbulkan penularan virus CSF antara lain yaitu
1)Lokasi kandang yang saling berdekatan dengan peternakan babi lainnya; 2) Kandang peternakan babi
tanpa pemisahan kelompok umur, 3) Kebersihan dan desinfeksi lingkungan yang lemah; 4) Pemberian
pakan dari sisa restorant (swill feeding); 5) Vaksinasi CSF yang tidak rutin. Peternak perlu melakukan
penilaian, monitoring dan evaluasi faktor risiko biosekuriti di peternakan mereka dan terus meningkatkan
cakupan vaksinasi secara rutin, sedangkan Pemerintah daerah perlu meningkatkan pengawasan lalu lintas
ternak babi, produk, dan limbah peternakan babi serta lalu lintas pakan dari sisa makanan (swill feeding),
cakupan vaksinasi CSF dan sosialisasi biosekuriti di peternakan babi.
Kata Kunci : Classical Swine Fever, Biosekuriti, Sulawesi Utara
Description
Keywords
Classical Swine Fever, Biosekuriti, Sulawesi Utara, Babi, Research Subject Categories::L Animal production/Produksi Hewan::L73 Animal diseases/Penyakit Hewan