ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMI DALAM PEMBUATAN DAN PENGOLAHAN TEMPE DI KELOMPOK TANI SRI LESTARI DESA CINANGSI KECAMATAN GANDRUNGMANGU KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH
No Thumbnail Available
Date
2022-09-21
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN POLITEKNIK ENJINIRING PERTANIAN INDONESIA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2022
Abstract
PROPOSAL PKL 1, 2020. THP. PENDAHULUAN. Pengolahan hasil pertanian merupakan komponen kedua dalam kegiatan
agribisnis setelah komponen produksi pertanian dalam menyediakan bahan
pangan (Anzitha, 2019). Pengolahan hasil pertanian dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan merubah bahan pangan menjadi beranekaragam bentuk dan
macamnya dengan tujuan meningkatkan nilai tambah dari produk pertanian,
serta dapat memperpanjang masa simpan dari produk pertanian. Salah satu
pengolahan hasil pertanian yang sangat populer adalah pengolahan kedelai
menjadi tempe.
Tempe merupakan makanan tradisional dari indonesia yang dibuat dari
fermentasi oleh jamur Rhizopus sp. Jamur ini kemudian akan membentuk hifa
seperti benang-benang halus berwarna putih yang akan membentuk meselium
yang berwarna putih. Tempe dikenal sebagai makanan tradisional indonesia
yang dikenal sejak dahulu dengan diiringi penyebaran masyarakat Jawa yang
bermigrasi keseluruh Nusantara, bahkan saat ini tempe sudah merambah ke
Manca Negara. (Astawan, 2013). Selain itu, tempe juga dibuat sebagai bahan
pangan sumber pertanian yang relatif terjangkau dibandingkan dengan daging.
Nilai gizi protein tempe meningkat setelah proses peragian, karena terjadi
pembebasan asam amino yang terkandung dalam kedelai diperoleh dari ragi.
(Cahyadi, 2007). Tempe memiliki banyak khasiat bagi kesehatan antar lain
menurunkan kadar kolestrol, anti diare karena bakteri E. coli enterpropatogenik
dan antioksidan.
Teknologi pengolahan tempe di Indonesia pada umumnya menggunakan
peralatan sederhana yang terdapat di rumah tangga. Namun demikian, tidak
berarti proses pembuatan tempe dapat dilakukan oleh siapa saja. Hal ini karena
dalam produksi tempe melibatkan proses pembersihan kedelai, perendaman,
pengupasan kulit kedelai, pengukusan, peragian dan penyimpanan. Ketidak
cermatan dalam proses tersebut dapat menyebabkan kegagalan produksi,
mengingat besarnya manfaat kandungan tempe dan perlunya keterampilan
tertentu dalam produksi tempe. Maka perlu dilakukan kegiatan PKL 1 di BPP
Gandrungmangu Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Maka lokasi tersebut dipilih
karna dapat memfasilitasi mahasiswa dalam mempelajari industri pengolahan
tempe.
Description
Keywords
Kedelai, Mesin Sealer Foot, Prospek Industri, Tempe