Pedoman Umum PENGELOLAAN LAHAN SULFAT MASAM UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN

dc.contributor.authorDedi Nursyamsi..et al
dc.date.accessioned2019-03-12T02:30:36Z
dc.date.available2019-03-12T02:30:36Z
dc.date.issued2014-08
dc.descriptionLahan sulfat masam menjadi pilihan sebagai lahan pertanian altematifmasa depan karena lahan-Iahan yang lebih baik tidak lagi tersedia. Lahan sulfat masam disebutjuga cat clay karena mempunyai liat (tanah) wama khas kekuning-kuningan seperti kucing apabila bersentuhan dengan udara yang menandakan terjadinya pemasaman akut (pH 2-3). Karakter kemasaman inilah yang menjadi kendala utama dalam pengembangan lahan sulfat masam, selain masalah keracunan seperti AI, Fe, H2S, dan CO2 Penggunaan lahan sulfat masam mempunyai historis yang kuat. Di dunia tersedia sekitar 12-19 juta hektar, di antaranya 10juta berada di kawasan tropika. Selain masih terdapat sekitar 20 juta hektar lahan berpotensi sulfat masam yang masih tertutup dengan lapisan gambut atau endapan sungai bukan sulfidik. Di Indonesia diperkirakan terdapat sekitar 6,7 juta hektar atau 20% dari luas lahan rawa keseluruhan. Ekspansi pertanian ke lahan ini dimulai tahun I970-an karena desakan impor beras yang cukup besar di pasar duniaen_US
dc.identifier.isbn978-602-1520-77-2
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6923
dc.publisherIAARD PRESSen_US
dc.subjectPedoman Umum PENGELOLAAN LAHAN SULFAT MASAM UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTANen_US
dc.titlePedoman Umum PENGELOLAAN LAHAN SULFAT MASAM UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTANen_US
dc.typeBooken_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
file tunggal.pdf
Size:
31.56 MB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description:
Collections