TEKNOLOGI KONSERVASI DAN REMEDIASI TANAH SULFAT MASAM

Loading...
Thumbnail Image
Date
2017
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balittra
Abstract
Tanah sulfat masam merupakan salah satu jenis tanah yang terdapat di lahan rawa pasang surut, sebagian sudah dimanfaatkan untuk persawahan. Diperkirakan ada sekitar 6,7 juta hektar dan tersebar pada pulau Kalimantan, Sumatera dan Papua. Tanah tersebut dicirikan oleh adanya senyawa pirit (FeS2), dalam keadaan alaminya (tergenang), senyawa tersebut stabil, tidak berbahaya bagi tanaman, namun adanya aktifitas manusia seperti pembuatan saluran irigasi dan drainase, menyebabkan penurunan permukaan air tanah, terjadi oksidasi pirit, tanah menjadi sangat masam, kelarutan unsur yang bersifat toksik meningkat, dan produksi tanaman menurun, kemudian ion toksik tersebut terlarut ke perairan bebas, mengganngu biota perairan. Dengan kata lain, oksidasi pirit mengakibatkan terjadinya pencemaran insitu dan eksitu. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi konservasi dan remediasi tanah sulfat masam agar lahan tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa hasil kajian menunjukkan bahwa teknologi/strategi konservasi dapat dilakukan melalui: (a) pemilihan lahan dengan kedalaman lapisan pirit > 50 cm, (b) penerapan teknologi penataan lahan agar oksidasi pirit minimal, (c) hanya dimanfaatkan untuk tanaman budidaya basah seperti padi, dan (d) penggenangan lahan. Teknologi remediasi tanah sulfat masam, antara lain: (a) pencucian ion toksik melalui teknologi tata air, (b) pemilihan varietas toleran kemasaman, keracunan Fe dan Al, (c) pemberian bahan amelioran, dan (d) penggunaan biofilter untuk menekan ion toksik yang terlarut.
Description
Keywords
TEKNOLOGI KONSERVASI DAN REMEDIASI TANAH SULFAT MASAM
Citation
Collections