PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL UBI ALABIO (Dioscorea alata) DI LAHAN RAWA LEBAK TENGAHAN KALIMANTAN SELATAN

Abstract
Luas lahan rawa di Indonesia sekitar 33,39 juta hektar, terdiri atas rawa pasang surut dan rawa non pasang surut atau rawa lebak. Lahan lebak berjumlah 13.28 juta ha, hampir 40% dari luas totallahan rawa (Widjaja-Adhi, et al., 1992). Sekitar 9.65 juta ha lahan rawa berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian, dan sampai saat ini yang telah dimanfaatkan baru sekitar 1.30 juta hektar (Manwan et aI., 1992). Di Kalimantan Selatan luas lahan lebak sekitar 600.000 ha, sekitar 69.600 ha potensial untuk pertanian pangan, termasuk ubi-ubian (Noor dan Khairuddin, 1993) .. Tanaman ubi-ubian yang banyak dikembangkan di lahan lebak daerah Babirik Kalimantan Selatan dikenal dengan nama ubi Alabio. Hasil penelitian menunjukan bahwa ubi Alabio cukup layak dikembangkan karena sesuai dengan kondisi lahan lebak, dan berdasarkan analisis usaha tani diperoleh RJC ratio sebesar 3,9 dan dapat memberikan sumbangan terhadap pendapatan petani sebesar 46,9% (Noor et.al., 1993 Zuraida dan Galib, 1993). Salah satu dari jenis-jenis ubi Alabio yang banyak dibudidayakan di daerah Babirik diketahui adalah ubi Kelapa (Dioscorea a/ata L), termasuk dalam ordo Dioscorealis, famili Dioscoreceae (Martin, 1975).
Description
Keywords
PENGARUH JARAK TANAM UBI ALABIO (Dioscorea alata) LAHAN RAWA LEBAK TENGAHAN KALIMANTAN SELATAN
Citation
Collections