MANAJEMEN RANTAI PASOK BENIH UNGGUL KARET

No Thumbnail Available
Date
2015-04
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN
Abstract
Sebagai komoditas perkebunan penghasil devisa negara, perkebunan karet di Indonesia masih didominasi oleh perkebunan rakyat yang menggunakan benih asalan. Untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman karet, maka penggunaan benih unggul menjadi syarat mutlak. Masalahnya adalah akses petani terhadap benih unggul karet tersebut masih sangat terbatas. Untuk mengatasi masalah tersebut, penyediaan dan distribusi benih unggul karet dapat menggunakan model Supply Chain Management (SCM). SCM adalah proses dimana suatu produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dan di negara-negara maju model ini sudah banyak diterapkan pada bidang industri termasuk industri pertanian. SCM diakui sebagai pendekatan strategis untuk mencapai keunggulan kompetitif termasuk pada benih unggul karet. SCM benih unggul karet yang ada di Kabupaten Sarolangun, Jambi pada tahun 2012 dapat dijadikan sebagai contoh model. Ada lima elemen yang terlibat dalam rantai pasok benih unggul karet di daerah tersebut, yaitu chain 1 (dengan pelaku Balai Penelitian Karet Sembawa dan Medan sebagai penyedia biji karet untuk batang bawah; kebun entres Dinas Perkebunan dan asosiasi penangkar sebagai pemasok entres karet; bertindak sebagai suplier); chain 1-2 (Balai Penelitian Karet dan kebun entres dinas perkebunan/asosiasi penangkar/suplier - penangkar ); chain 1-2-3 (suplier – penangkar – petani; suplier – penangkar – asosiasi penangkar); chain 1-2-3-4 (suplier - penangkar - asosiasi penangkar - Dinas Perkebunan Kabupaten dan Provinsi); dan chain 1-2-3-4-5 (suplier - penangkar - asosiasi penangkar - Dinas Perkebunan Kabupaten dan Provinsi – petani). Sistem komunikasi dipersepsikan berjalan lebih baik dibandingkan dengan elemen-elemen lainnya (hubungan baik antar anggota yang terlibat dalam rantai pasok, shared value, dan focus terhadap pelanggan). Sedangkan elemen yang dianggap paling tidak optimal adalah sistem logistik. Agar pasokan benih unggul karet dapat berjalan lebih baik dan mudah diadopsi oleh petani karet, maka perbaikan sarana transportasi penangkar benih karet perlu diprioritaskan.
Description
Keywords
E Economics, development, and rural sociology/Ekonomi, Pembangunan dan Sosiologi Pedesaan::E20 Organization, administration and management of agricultural enterprise or farms// Organisasi, Administrasi dan Pengelolaan Perusahaan Pertanian/Usaha tani, A Agriculture/Pertanian::A01 Agriculture - General aspects/Pertanian Aspek Umum
Citation