Browsing by Author "Sudjarmoko, Bedy"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisa Usahatani dan Kelayakan Kemiri (Aleurites moluccana Willd.)(Unit Penerbitan dan Publikasi Balittri, 2019) Sudjarmoko, Bedy; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarMengusahakan tanaman kemiri termasuk usaha yang bersifat jangka panjang, karena biaya sudah harus dikeluarkan sejak investasi dimulai, sedangkan penerimaan baru diperoleh pada tahun ke lima. Dengan sifat usaha seperti ini, menilai tingkat kelayakan usaha menjadi sangat penting untuk dilakukan. Berdasarkan standar harga tahun 2008, dalam periode pengusahaan selama sepuluh tahun, biaya yang dibutuhkan adalah Rp 15 613 250/Ha, sedangkan penerimaan mencapai Rp 93 750 000/Ha. Dengan demikian, keuntungan total mencapai Rp 78 136 750/Ha atau rata‐rata Rp 7 813 675/Ha/tahun. Besarnya Return on Invesment (ROI) mencapai 5.00%. Secara finansial, mengusahakan kemiri layak dilakukan karena hanya dalam sepuluh tahun (produksi belum optimal) telah memberikan nilai Net Present Value (NPV) adalah sebesar Rp 40 546 165, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 61%, dan Net B/C Ratio sebesar 2.43.
- ItemANALISIS ADOPSI TEKNOLOGI JAMBU METE DI NUSA TENGGARA TIMUR(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010) Sudjarmoko, Bedy
- ItemFactors Affecting The Willingness to Pay of Farmers on Control Technology of Mosquito Bugs and Blister Blight in Tea(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2016-10-05) Sudjarmoko, Bedy; Hasibuan, Abdul Muis; Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar; Listyati, Dewi; Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar; Samsudin, Samsudin; Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar
- ItemSTRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING KAKAO INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL(IAARD Press, 2014) Sudjarmoko, Bedy; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKakao menjadi komoditi perkebunan dengan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Sampai dengan tahun 2013 Indonesia masih menjadi produsen dan eksportir kakao ketiga terbesar dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Walaupun demikian, sejumlah masalah masih dihadapi, baik bidang produksi, pengolahan, dan perdagangan. Kontribusi ekspor kakao terhadap total ekspor Indonesia masih rendah, tetapi ekspor dalam bentuk mentah (biji kakao) sudah begeser ke ekspor produk olahan kakao. Daya saing biji kakao Indonesia di pasar internasional cukup tinggi, tetapi daya saing produk olahan kakao masih lemah. Untuk meningkatkan daya saing kakao Indonesia di pasar internasional, upaya yang dapat dilakukan meliputi perbaikan produktivitas tanaman, meningkatkan mutu produk olahan kakao, melanjutkan kebijakan tarif bea keluar biji kakao, perbaikan infrastruktur dan penciptaan iklim usaha yang kondusif.