Sistem Tanam Jarwo Ganda

Abstract
Populasi tanaman merupakan salah satu faktor penentu hasil yang dapat dicapai ketika panen padi. Penampilan varietas padi pada kondisi jarak tanam lebar dengan cukup hara dan air dapat dianggap sebagai “ekspresi genetik suatu varietas”, sedangkan pada kondisi jarak tanam sempit merupakan ekspresi genetik x lingkungan x pengelolaan. Dengan demikian populasi optimal dapat diperoleh melalui pengaturan sistem penanaman dan jarak tanam (Abdulrachman, 2015). Saat ini pengaturan sistem tanam dan jarak tanam yang populer adalah sistem tanam jajar legowo. Sistem jajar legowo merupakan rekayasa teknologi jarak tanam untuk mendapatkan populasi tanaman lebih dari 160.000 per hektar. Selain meningkatkan populasi pertanaman, penerapan jajar legowo juga mendukung tanaman untuk dapat berfotosintesa lebih baik. Sistem tanam ini, mampu memberikan sirkulasi udara dan pemanfaatan sinar matahari lebih baik untuk pertanaman. Selain itu, upaya pemeliharaan seperti penyiangan gulma pengendalian hama dan penyakit serta pemupukan dapat dilakukan dengan lebih mudah. Sistem tanam legowo yang saat ini berkembang di masyarakat adalah legowo 2:1, legowo 4:1 tipe 1, dan legowo 4:1 tipe 2 yang merupakan rekomendasi BB Padi dan beberapa yang dikembangkan masyarakat seperti legowo 6:1, 8:1 bahkan 10:1. Adanya tuntutan peningkatan produktivitas hingga 15 t/ha, dengan kriteria varietas yang ditanam mampu memberikan anakan produktif 15 per rumpun, 150 gabah per malai, 80% kemampuan pengisian gabah dengan bobot 1000 butir gabah rata-rata 26 gram, mensyaratkan minimal populasi yang diperlukan adalah sekitar 313.725 rumpun per ha. Hal ini dapat dicapai dengan rekayasa jarak tanam jajar legowo 2:1 menjadi jajar legowo ganda.
Description
Keywords
Citation
Collections