Manajemen Suku Cadang Traktor Roda Empat Studi Kasus PT. Multi Andalan Sejati (Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat)
No Thumbnail Available
Date
2022-09-21
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia
Abstract
PROPOSAL PKL 2.2019.TMP.PENDAHULUAN.Penggunaan alat mesin pertanian merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani, meningkatkan mutu dan nilai
tambah produk, serta pemberdayaan petani. Pada hakekatnya, penggunaan mesin di
pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi
pertanian, di mana setiap tahapan dari proses produksi tersebut dapat menggunakan
alat dan mesin pertanian (Sukirno, 1999). Dengan demikian, mekanisasi pertanian
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi tenaga manusia, derajat dan taraf hidup
petani, kuantitas dan kualitas produksi pertanian, memungkinkan pertumbuhan tipe
usaha tani dari tipe subsisten (subsistence farming) menjadi tipe pertanian
komersial (commercial farming), serta mempercepat transisi bentuk ekonomi
Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri (Wijanto, 2002).
Sejak tahun 2015 Kementerian Pertanian memberikan bantuan alsintan
dalam jumlah yang cukup besar, apalagi kalau dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Selama periode tahun 2011-2014, dalam setahunnya Kementan
mendistribusikan alsintan sebanyak 3.090 sampai 24.300 unit. Namun sejak tahun
2015, Kementan mendistribusikan bantuan alsintan untuk dimanfaatkan petani atau
Poktan sebanyak 65.325 unit, berupa traktor roda-2 dan roda-4, pompa air,
transplanter, combine harvester, dryer, power thresher, corn sheller dan rice milling
unit (RMU), traktor dan pompa air. Pada dua tahun berikutnya, pemberian bantuan
alsintan juga cukup besar walaupun menurun, yaitu pada tahun 2016 sebanyak
57.648 unit dan tahun 2017 sekitar 41.000 unit. Untuk tahun 2018, guna
memperkuat dan memperluas program ini, Kementan juga merencanakan untuk
mendistribusikan alsintan sebanyak 112.525 Unit (Ditjen PSP, 2017).
Bantuan alsintan yang digelontorkan selama ini terkesan lebih
mementingkan dampaknya secara teknis namun belum mempertimbangkan aspek
sosial budaya. Banyak kemungkinan penyebab belum optimalnya pengembangan
teknologi dalam kegiatan ekonomi dan sosial pada hampir semua sektor
pembangunan di Indonesia, termasuk sektor pertanian. Penyebabnya adalah karena
belum terjalinnya komunikasi dan interaksi yang intensif dan terbuka antara para pengambil kebijakan (pemerintah) yang didukung oleh lembaga riset dan
pengembangan teknologi dengan para pengguna dari hasil riset dan pengembangan
teknologi tersebut (Lakitan, 2013).
Permasalahan ketidakoptimalan penggunaan alsintan di tingkat petani salah
satunya adalah kurang tersedianya suku cadang di lokasi sebaran bantuan alsintan.
Untuk itu diperlukan penumbuhan SDM yang memahami secara teknis manajemen
penyediaan suku cadang alsintan yang seimbang dengan kebutuhan di lapangan.
Dengan demikian peningkatan kemampuan manajemen suku cadang alsintan akan
ikut serta mendukung modernisasi manajemen Usaha Pelayanan Jasa Alsintan
(UPJA) di setiap daerah dengan tersedianya suku cadang yang sesuai dengan
kebutuhan, berkualitas baik, dan tepat waktu.
Description
Keywords
Suku Cadang,Traktor Roda Empat,pemasangan