Persepsi Petani Kawasan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Terhadap Padi Hibrida Dan Non Hibbrida (Kasus Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat)

Abstract
Umumnya petani selalu ingin melihat, mengetahui, dan membuktikan sendiri keunggulan padi hibrida dibandingkan dengan varietas inbrida yang mereka tanam. Tujuan kajian untuk mengetahui persepsi petani terhadap penerapan PTT padi telah dilakukan kajian data primer secara cross-sectional dan review hasil kajian. Kajian diawali dengan mengamati dan melibatkan diri pada komunitas petani (innovator, adopter) program GP-PTT padi hibrida tahun 2015 dalam konteks yang alami (natural setting), diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam di Desa Balai Kasih, Bela Rakyat, Pekan Kuala, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat pada Agustus 2015 dan Juli 2016. Analisis deskriptif dan himpunan digunakan untuk menemukan makna yang melandasi kajian. Hasil kajian, padi hibrida hingga saat ini tidak berkembang karena petani tidak yakin dan belum melihat secara nyata kelebihan padi hibrida dibandingkan padi non hibrida. Rataan produktivitas padi hibrida saat pelaksaan GP-PTT tahun 2015 di tingkat petani, harga GKP dan rendemennya lebih rendah dibandingkan padi inbrida. Hal ini berkorelasi dengan hasil analisis persepsi terhadap permasalahan dan hambatan usaha tani padi hibrida dengan rataan skor persepsi pada aspek teknis - benih, panen dan pasca panen (skor: 3) (memahami), teknis budidaya, sosial ekonomi (skor : 2,8) (menuju memahami), dan aspek kebijakan (skor : 1,6) (menuju kurang memahami).
Description
19 hlm.; 10 tabel
Keywords
PERSEPSI, GP-PTT PADI HIBRIDA, LANGKAT
Citation