Browsing by Author "Wasito"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- Item1. Adopsi Teknologi PTT Padi Berbasis Limbah Cair Pabrik Gula Kwala Madu (Langkat) Menuju Pertanian Bioindustri di Sumatera Utara(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Wasito; Rinaldo; Hermanto, Catur; Winarto, Loso; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPertanian bioindustri sebagai konsep pengembangan pertanian, tidak semata-mata berbasis sumberdaya alam namun juga industri. Pertanian bioindustri memanfaatkan seluruh faktor produksi untuk menghasilkan pangan guna mewujudkan ketahanan pangan, serta produk lain yang dikelola menjadi bioenergi serta bebas limbah dengan menerapkan prinsip mengurangi, memanfaatkan kembali dan mendaur ulang. Pemanfaatan limbah cair Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM) di Langkat yang mengandung senyawa organik dan anorganik pada usahatani padi mempunyai banyak manfaat dalam mewujudkan pertanian bioindustri. Untuk itu, telah dilakukan pengkajian pemanfaatan limbah cair PGKM (P1: pupuk organik + anorganik) pada usahatani padi di Desa Sambirejo dan Sendangrejo, Kabupaten Langkat (2013, 2014); serta tanpa limbah cair (P0 pupuk anorganik). P1 atau P0 masing-masing melibatkan 5 petani. Parameter utama yang diamati, yaitu adopsi teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT), persepsi terhadap PTT padi berbasis limbah cair PGKM menuju pertanian bioindustri, dan analisis lainnya. Analisis Cohran dan himpunan digunakan untuk mengukur senjang hasil dan adopsi teknologi PTT. Hasil kajian, terjadi senjang adopsi teknologi PTT mencapai 0,25–0,35 (P1> P0), sedangkan senjang hasil sekitar 0,10–0,15 (P1>P0). Kondisi biofisik, cekaman abiotik, iklim, modal sebagai penghambat adopsi teknologi pada PTT padi. Persepsi terhadap PTT padi berbasis limbah cair PGKM menuju pertanian bioindustri dengan nilai akhir 3,83 (nilai ideal=5,00), perlu mengejar ketertinggalan 1,17 (22,23%). Analisis secara kualitatif, limbah cair pabrik gula memberi keunggulan pada produktivitas padi, bermanfaat ganda, mencegah pencemaran dan daya guna air, sehingga menghemat cadangan air bersih dan sebagai penyubur tanah. Hal ini mempunyai manfaat dalam mewujudkan pertanian bioindustri.
- ItemBeternak Kambing Di Pedesaan(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, 2002-06-30) Wasito; Nova Primawati; RinaldiDalam program Sentra Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan (SPAKU) di Sumatera Utara, ternak kambing ditetapkan sebagai salah satu komoditas unggulan. Untuk mendukung SPAKU kambing di daerah ini diperlukan dukungan teknologi yang sesuai dengan kondisi lokal, guna meningkatkan produktifitas dan efisiensi usaha ternak kambing, yang akan berdampak kepada peningkatan pendapatan petani dan membuka lapangan kerja
- ItemKeputusan Petani Dalam Mengadopsi Varietas Unggul Baru Pada Usaha Tani Padi di Kelurahan Bakti Karya (Binjai) Sumatera Utara(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Khairiah; WasitoSalah satu komponen teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dalam usaha tani padi adalah penggunaan varietas unggul baru (VUB). Kelurahan Bakti Karya termasuk calon penerima, lokasi penerima Refocusing (optimasi lahan) tahun 2015 di Kota Binjai. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pola-pola keputusan petani dalam mengadopsi VUB di kelompok tani (Poktan) Makmur dan Pembangunan sebagai pelaksana optimasi lahan 2015 (A) dan poktan Mbuah Page dan Nuri sebagai pelaksanaan non optimasi lahan tahun 2015 (B). Kajian menggunakan metode survey dengan 30 responden (15 : A dan 15 : B) dilaksanakan Mei 2015. Analisis data secara deskriptif dan uji-chi square. Hasil kajian menunjukkan terdapat perbedaan pola pengambilan keputusan pada kelompok A (otoritas) dibandingkan B (opsional, kolektif) mengadopsi VUB (berlabel, tepat jumlah) pada musim tanam April. Namun tidak ada perbedaan pada musim tanam sebelumnya, yaitu keputusan opsional, kolektif. Terdapat hubungan antara umur, pendidikan dan luas lahan dalam pengambilan keputusan petani mengadopsi VUB.
- ItemPersepsi Petani Kawasan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Terhadap Padi Hibrida Dan Non Hibbrida (Kasus Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat)(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Wasito; Hutahaean, Lintje; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Umumnya petani selalu ingin melihat, mengetahui, dan membuktikan sendiri keunggulan padi hibrida dibandingkan dengan varietas inbrida yang mereka tanam. Tujuan kajian untuk mengetahui persepsi petani terhadap penerapan PTT padi telah dilakukan kajian data primer secara cross-sectional dan review hasil kajian. Kajian diawali dengan mengamati dan melibatkan diri pada komunitas petani (innovator, adopter) program GP-PTT padi hibrida tahun 2015 dalam konteks yang alami (natural setting), diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam di Desa Balai Kasih, Bela Rakyat, Pekan Kuala, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat pada Agustus 2015 dan Juli 2016. Analisis deskriptif dan himpunan digunakan untuk menemukan makna yang melandasi kajian. Hasil kajian, padi hibrida hingga saat ini tidak berkembang karena petani tidak yakin dan belum melihat secara nyata kelebihan padi hibrida dibandingkan padi non hibrida. Rataan produktivitas padi hibrida saat pelaksaan GP-PTT tahun 2015 di tingkat petani, harga GKP dan rendemennya lebih rendah dibandingkan padi inbrida. Hal ini berkorelasi dengan hasil analisis persepsi terhadap permasalahan dan hambatan usaha tani padi hibrida dengan rataan skor persepsi pada aspek teknis - benih, panen dan pasca panen (skor: 3) (memahami), teknis budidaya, sosial ekonomi (skor: 2,8) (menuju memahami), dan aspek kebijakan (skor: 1,6) (menuju kurang memahami).
- ItemPersepsi Petani Kawasan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Terhadap Padi Hibrida Dan Non Hibbrida (Kasus Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat)(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Wasito; Hutahaean, Lintje; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Umumnya petani selalu ingin melihat, mengetahui, dan membuktikan sendiri keunggulan padi hibrida dibandingkan dengan varietas inbrida yang mereka tanam. Tujuan kajian untuk mengetahui persepsi petani terhadap penerapan PTT padi telah dilakukan kajian data primer secara cross-sectional dan review hasil kajian. Kajian diawali dengan mengamati dan melibatkan diri pada komunitas petani (innovator, adopter) program GP-PTT padi hibrida tahun 2015 dalam konteks yang alami (natural setting), diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam di Desa Balai Kasih, Bela Rakyat, Pekan Kuala, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat pada Agustus 2015 dan Juli 2016. Analisis deskriptif dan himpunan digunakan untuk menemukan makna yang melandasi kajian. Hasil kajian, padi hibrida hingga saat ini tidak berkembang karena petani tidak yakin dan belum melihat secara nyata kelebihan padi hibrida dibandingkan padi non hibrida. Rataan produktivitas padi hibrida saat pelaksaan GP-PTT tahun 2015 di tingkat petani, harga GKP dan rendemennya lebih rendah dibandingkan padi inbrida. Hal ini berkorelasi dengan hasil analisis persepsi terhadap permasalahan dan hambatan usaha tani padi hibrida dengan rataan skor persepsi pada aspek teknis - benih, panen dan pasca panen (skor: 3) (memahami), teknis budidaya, sosial ekonomi (skor : 2,8) (menuju memahami), dan aspek kebijakan (skor : 1,6) (menuju kurang memahami).
- ItemSistem Usahatani Padi Sawah Irigasi Teknis Tumpuan Adopsi Teknologi Tanpa Olah Tanah di Desa Namu Ukur, Sumatera Utara(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) WasitoDesa Namu Ukur memiliki sosio-agroekosistem spesifik yaitu lahan sawah irigasi teknis dengan kecukupan air dalam setahun. Untuk mengetahui eksistensi adopsi teknologi tanpa olah tanah (TOT) pada usaha tani padi di Desa Namu Ukur Kabupaten Langkat telah dilakukan pengkajian pada April – Juli 2015. Kajian diawali dengan mengamati dan melibatkan diri pada komunitas petani yang menerapkan TOT (10 petani) April – Juli 2015 dan TOT (10 petani) Juli – Nopember 2014 dalam konteks yang alami. Selanjutnya melakukan pengumpulan data primer melalui diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam, serta analisis secara deskriptif. Hasil kajian, total komponen teknologi yang diadopsi 52,14%, antara lain TOT (11,12%), benih bermutu (8,88%), panen tepat waktu (7,78%). Adopsi teknologi TOT dilakukan pada satu musim tanam selama setahun, bermanfaat menghemat input produksi sekitar 2 – 4 persen (biaya olah lahan/tenaga kerja, menekan gulma,).