Perlindungan Perkebunan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Perlindungan Perkebunan by Title
Now showing 1 - 20 of 58
Results Per Page
Sort Options
- ItemANALISIS DAMPAK PENCABUTAN SUBSIDI EKSPOR KAPAS NEGARA MAJU TERHADAP EKONOMI KAPAS INDONESIA(Balittas, 2007) Sudaryanto, Tahlim; Prajogo U. Hadi; Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor
- ItemBaku Operasional Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Kutu Hijau (Coccus viridis) Green Pada Tanaman Kopi(Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan, 1994) Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan; Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan
- ItemBaku Operasional Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Ulat Kipat (Cricula trifenestrata) Pada Tanaman Jambu Mete(Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan, 1992-12) Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan; Direktorat Bina Perlindungan Tanaman PerkebunanBaku Operasional Pengendalian Hama Terpadu (BO-PHT) Ulat Kipat (Cricula trifenestrata), pemakan daun tanaman jambu mete, merupakan pedoman dan sekaligus petunjuk teknis bagi para petugas di lapangan dalam usaha menanggulangi serangan hama utama pada tanaman jambu mete. Pengendalian hama tersebut dapat dilaksanakan secara terpadu dan diharapkan petani dapat melaksanakannya secara tepat dan membudaya, guna melindungi tanaman dari kerugian hasil sehingga pendapatan petani jambu mete lebih meningkat.
- ItemBaku Operasional Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Kelapa Sawit(Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2007) Widarto, Heru Tri; Direktorat Perlindungan PerkebunanKomoditi kelapa sawit merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia. Dari tahun ke tahun perkembangannya menunjukkan peningkatan yang pesat. Oleh karena itu, kelapa sawit merupakan salah satu dari komoditi yang termasuk dalam Program Revitalisasi Perkebunan. Salah satu prioritas dalam peningkatan produksi perkebunan adalah meminimalkan faktor-faktor pembatas produksi antara lain serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Dalam mengendalikan OPT kelapa sawit telah digariskan kebijakan untuk menerapkan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
- ItemBaku Operasional Pengendalian Terpadu Hama Kelapa, Sexava spp.(Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, 1994) Direktorat Bina Perlindungan Tanaman; Direktorat Bina Perlindungan Tanaman
- ItemBaku Operasional Pengendalian Terpadu Hama Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros L.)(Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan, 1993) Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan; Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan
- ItemBaku Operasional Pengendalian Terpadu Penyakit Colletotrichum Pada Kakao(Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, 1994) Direktorat Bina Perlindungan Tanaman; Direktorat Bina Perlindungan Tanaman
- ItemBaku Operasional Pengendalian Terpadu Penyakit Karat Daun Kopi Hemileia vastatrix B. et Br.(Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan, 1992) Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan; Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan
- ItemBIOLOGI TANAMAN KENAF(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2009) SETYOBUDI, Untung; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat
- ItemBudidaya Mucuna Bracteata Pada Lahan Tanaman Gambir(BPTP Sumatera Utara, 2015) BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraMucuna bracteata adalah salah satu jenis Leguminosae Cover Crop (LCC) atau penutup tanah yang merupakan tanaman kacangan yang tumbuh dengan cepat, pesaing gulma yang ampuh, kemampuan memfiksasi N yang tinggi, sangat toleran terhadap naungan, mengandung senyawa fenolik relatif cukup tinggi sehingga tidak disukai oleh hama dan hewan-hewan ternak ruminansia. Tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb) merupakan tanaman tahunan yang tumbuh pada dataran rendah hingga dataran tinggi. Daun gambir setelah diekstrak menghasilkan getah yang dapat diolah menjadi bahan baku industri farmasi, campuran cat, penyamak kulit, tinta pemilu dan dipakai sebagai bahan untuk ramuan makan sirih serta sekarang daun gambir sudah diolah menjadi bubuk teh, teh celup atau minuman lainnya. Pemilihan Mucuna bracteata sebagai tanaman penutup pada lahan tanaman gambir dengan bertimbangan karena kacangan ini memiliki kelebihan dibandingkan tanaman legum konvensional lainnya seperti Pueraria phaseoloides, Calopogonium caeruleum, danCentrosema pubescent yang tidak mampu menekan pertumbuhan gulma-gulma tertentu yaitu Mikania, Asystasia dan jenis-jenis rumput-rumputan lainnya. Selain itu kacangan ini tumbuh cepat, tahan naungan, dan dapat mengurangi erosi permukaan tanah.
- ItemBuku Pedoman Penerapan PHT pada Jambu Mete(Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2018) Astuti, Yuni; Daniati, Cucu; Nuningtyas, Esti; Direktorat Perlindungan PerkebunanPenyusunan buku bertujuan untuk memberikan informasi kepada para petugas perlindungan dan praktisi di lapangan tentang Organisme Pengganggu Tumbuhan utama pada tanaman jambu mete dan cara pengendaliannya dengan menerapkan prinsip Pengendalian Hama Terpadu.
- ItemBuku Saku Hama dan Penyakit Tanaman Kakao(Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2019) Maryani, Yani; Daniati, Cucu; Direktorat Perlindungan Perkebunan
- ItemBuku Saku OPT Penting Tanaman Nilam(Direktorat Perlindungan Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, 2022-07) Lizarmi, Eva; Malik, Akhmad Faisal; Utami, Aidha; Diyasti, FarrizaTanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.) merupakan salah satu komoditas perkebunan penghasil minyak atsiri Patchouli Oil yang bernilai ekonomis tinggi dan memiliki prospek pasar yang luas baik di dalam maupun di luar negeri. Indonesia merupakan negara produsen utama minyak nilam dunia, yang menguasai sekitar 95% pasar dunia. Saat ini, sekitar 85% ekspor minyak atsiri Indonesia didominasi oleh minyak nilam dengan volume 1.200-1.500 ton/tahun, dan diekspor ke beberapa negara diantaranya Singapura, Amerika Serikat, Spanyol, Perancis, Switzerland, dan Inggris, (Ditjenbun, 2020).
- ItemBuku Saku Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Utama pada Pala(Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2018) Maryani, Yani; Setyaningsih, Retno Budi; Budi, Heru Indra
- ItemBuku Saku Pembuatan MOL (Mikro-Organisme Lokal) dan Pembuatan MS APH (Metabolit Sekunder Agen Pengendali Hayati)(Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2018) Alimin; Margono, Tulus Tri; Yuli, Nanda Rahma
- ItemBuku Saku Pembukaan dan Pengolahan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar(Direktorat Perlindungan Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, 2022-12) Kiswandhono; Kurniawan, Herly; SarjokoIndonesia menghasilkan tiga jenis kopi berturut-turut berdasarkan volume produksinya yaitu Robusta, Arabika, dan Liberika. Kopi Robusta banyak ditanam pada tanah mineral dengan ketinggian tempat antara 300 – 900 m d.p.l., kopi Arabika banyak ditanam pada tanah mineral dengan ketinggian tempat lebih dari 1.000 m d.p.l., dan kopi Liberika banyak ditanam pada tanah gambut di lahan pasang surut dan tanah mineral dekat permukaan laut.
- ItemBuku Saku Pengelolaan Hama Secara Terpadu Komoditas kapas(Direktorat Perlindungan Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, 2022-07) Sardjono, Nilam Sari; Karosekali, Merry Indriyati; AliminPengelolaan hama secara terpadu merupakan pengelolaan hama dengan mengoptimalkan peran musuh alami sebagai pengendali hama melalui budi daya tanaman yang sehat dan ramah lingkungan.Pengelolaan hama secara terpadu adalah menerapkan sistem budi daya tanaman kapas yang mendukung perkembangan musuh alami serangga hama kapas, dengan cara: Menghindari penggunaan insektisida pada awal pertumbuhan tanaman untuk pengendalian wereng kapas, Meningkatkan keaneka ragaman vegetasi melalui budi daya tanaman tumpang sari.
- ItemBuku Saku Pengelolaan OPT Tanaman Tebu (Revisi I)(Direktorat Perlindungan Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, 2021) Sardjono, Nilam Sari; Iswanto; Kiswandhono; Malik, Akhmad Faisal; Setyaningsih, Retno BPerlindungan Tanaman merupakan asuransi keamanan budidaya tanaman dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang dapat mengakibatkan kerusakan tanaman dan kehilangan produksi. Dalam melakukan upaya perlindungan yang efektif dan efisien diperlukan informasi yang cukup tentang organisme sasaran dan cara pengendaliannya. Seiring dengan berkembangnya teknologi pengendalian, maka Buku Saku tentang Pengelolaan OPT Tanaman Tebu yang diterbitkan pada tahun 2015 perlu dilakukan revisi guna menyesuaikan perkembangan teknologi pengendalian secara PHT.
- ItemBuku Saku Pengelolaan OPT Utama Tanaman Lada dengan Sistem PHT(Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2019) Wibawanti, Ratri; Setyaningsih, Retno B; Direktorat Perlindungan Perkebunan
- ItemBuku Saku Pengelolaan Serangga Hama Dan Cendawan Gudang Komoditas Perkebunan(Direktorat Perlindungan Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, 2021) Alimin; Lizarmi, Eva; Tri Margono, Tulus; Balqis, AnnisaSerangan OPT berupa Hama dan Patogen pasca panen diduga merupakan salah satu penyebabnya. Jenis OPT tersebut diantaranya yaitu Hama Lasioderma serricorne, Araecerus fasciculatus, Tribolium castaneum,Corcyra cephalonica, Ephestia cautella, dan Mikroorganisme patogen Aspergillus niger, Aspergillus flavus(penghasil racun aflatoksin), Aspergillus ochraceus (okratoksin A), Rhizopus oryzae, dan Pennicilium citrinum. Upaya untuk menangani OPT tersebut sudah dilakukan oleh petani dan pemerintah, yaitu melalui prinsip Pengendalian Hama dan Patogen Gudang Terpadu. Prinsip ini hanya dapat diterapkan dengan baik jika petugas lapang dibekali informasi lengkap tentang apa dan bagaimana yang seharusnya dilakukan. Penyusunan buku ini diharapkan dapat menjadi upaya pembekalan yang dimaksud.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »