Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian by Title
Now showing 1 - 20 of 32
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisa Notifikasi Dalam Kerangka Modalitas Perjanjian Pertanian WTO(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2007) Hutabarat, Budiman; Dermoredjo, Saktyanu K.; Purba, Helena J.; Lokollo, Erna Maria; WahidaBuku “Analisa Notifikasi Dalam Kerangka Modalitas Perjanjian Pertanian WTO” merupakan hasil Laporan Penelitian Terbaik peringkat 1 tahun 2006. Buku ini berisi kajian kritis tentang pokok-pokok perundingan pertanian yang berlangsung dan kemudian mengembangkan analisis skenario arah usulan-usulan perundingan yang ada serta melihat dampaknya terhadap pertanian nasional. Agar mampu menilai dan menjustifikasi jalannya perundingan, jenis keputusan dan kesepakatan yang akan diambil bahkan diusulkan, Indonesia memerlukan adanya pengkajian dan analisis secara komprehensif tentang berbagai isu yang dikemukakan di atas. Selain itu, Indonesia sebagai koordinator Kelompok Negara/G-33 sangat berkepentingan pada terwujudnya modalitas-modalitas agar tujuan pembangunan pertanian di masing-masing anggota sesuai dengan harapan masyarakat.
- ItemDampak Liberalisasi Perdagangan Terhadap Kinerja Ketahanan Pangan Nasional(Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, 2004-07) Saliem, Handewi P.; Suhartini, Sri Hastuti; Purwoto, Adreng; Hardono, Gatoet Sroe; Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi PertanianPermasalahan utama dalam mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia saat ini terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan permintaan pangan yang lebih cepat daripada pertumbuhan penyediaannya. Permintaan yang meningkat cepat merupakan resultante dari peningkatan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya beli masyarakat dan perubahan selera. Sementara itu, kapasitas produksi pangan nasional pertumbuhannya lambat bahkan stagnan disebabkanoleh adanya kompetisi dalam pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, serta stagnannya pertumbuhan produktivitas lahan dan tenaga kerja pertanian.
- ItemDampak Pandemi Covid-19: Perspektif Adaptasi dan Resiliensi Sosial Ekonomi Pertanian(IAARD Press, 2020-12) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianPusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) memandang perlu menghimpun pemikiran dari para peneliti untuk turut serta memberikan alternatif kebijakan bagi penanganan dampak pandemi Covid-19 di sektor pertanian, agar sektor ini dapat terus memerankan fungsinya sebagai penyangga ekonomi nasional. Sektor pertanian harus mampu melakukan adaptasi pada kondisi new normal dan mempertahankan, bahkan meningkatkan resiliensinya, agar tetap memiliki kemampuan dan kapasitas untuk (1) memproduksi pangan yang cukup bagi pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat untuk dapat hidup sehat, cerdas, aktif, dan produktif; (2) menyediakan kesempatan kerja produktif sebagai sumber mata pencaharian utama penduduk perdesaan; dan (3) menyediakan bahan baku industri dan ekspor produk pertanian dalam upaya membangkitkan perekonomian nasional. Pemikiran para peneliti dan pejabat fungsional lain dari PSEKP serta lingkup Kementerian Pertanian (Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian, Direktorat Jenderal Peternakan, Badan Ketahanan Pangan) dihimpun dalam buku dengan judul "Dampak Pandemi Covid-19: Perspektif Adaptasi dan Resiliensi Sosial Ekonomi Pertanian." Buku Bunga Rampai terdiri dari empat bagian, yaitu (1) ekonomi makro dan perdagangan komoditas pertanian, (2) manajemen agribisnis pangan dan pertanian, (3) sosial ekonomi dan kelembagaan pertanian, dan (4) adaptasi dan resiliensi sektor pertanian. Buku ini terdiri dari 44 artikel yang telah di-review oleh para pakar di bidang sosial ekonomi pertanian yang berpengalaman sebagai peneliti dan juga di birokrasi, seperti Wakil Menteri Pertanian periode 2011‒2014, para mantan pejabat eselon I di Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan para peneliti senior.
- ItemDiversifikasi Usaha Rumah Tangga dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2006-09) Saliem, Handewi P.; Sumaryanto; Hardono, Gatoet S.; Mayrowani, Henny; Bastuti P., Tri; Marisa, Yuni; Hidayat, Deri; Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianDi Indonesia, peningkatan ketahanan pangan merupakan salah satu program utama nasional. Kebijakan peningkatan ketahanan pangan yang ditetapkan dalam kerangka pembangunan nasional berimplikasi bahwa pengkajian ketahanan pangan sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan menjadi penting. Ketersediaan pangan di tingkat nasional yang cukup tidak menjamin adanya ketahanan pangan di tingkat wilayah dan rumah tangga. Ketahanan pangan dan masalah kemiskinan di suatu wilayah mempunyai sifat multidimensional yang ditentukan oleh berbagai faktor ekologis, sosial ekonomi dan budaya serta melibatkan berbagai sektor. Mengacu pada karakteristik yang beragam tersebut, maka pemecahan masalah ketahanan pangan dan penanggulangan kemiskinan wilayah harus bersifat holistik. Diversifikasi usaha rumah tangga diduga merupakan salah satu upaya strategis yang dapat dilakukan untuk memantapkan ketahanan pangan dan penanggulangan kemiskinan.
- ItemImplementasi Ilmu Sosial Dalam Pengembangan Lahan Rawa: Sebagai Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045(IPB Press, 2019-12) Wahyuni, Sri; Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianBuku ini bertujuan mendukung kelancaran implementasi program berdasarkan kendala yang dihadapi dalam pembangunan lahan rawa, yaitu petani terbiasa berusahatani secara tradisional dan tidak mudah menerima teknologi anjuran. Maka, pembangunan lahan rawa ke depan perlu memotiviasi petani agar mengimplementasikan teknologi anjuran/teknologi keras (hard technology) melalui teknologi lunak (soft technology). Teknologi adalah keseluruhan sarana, benda (hard technology) maupun bukan benda (soft technology) yang diciptakan secara terpadu melalui proses kreasi serta pemikiran untuk mencapai suatu nilai/tujuan.
- ItemInvestasi dan Perdagangan dalam Perspektif Transformasi Pertanian(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2019-12) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
- ItemIsu Kontemporer Kebijakan Pembangunan Pertanian 2000-2004(Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, 2004) Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian; Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi PertanianPerubahan struktur politik yang semakin demokratis dalam beberapa tahun terakhir ini telah mendorong perubahan dalam peranan lembaga-lembaga pemerintah, yang harus memandang dirinya sebagai lembaga administratif pemerintah sekaligus lembaga pelayanan publik yang terlibat aktif dalam tata perubahan yang sedang terjadi. Sebagaimana seharusnya, lini kebijakan pembangunan diperlukan secara terbuka dengan mengajak partisipasi para wakil pemangku kebijakan dan pakar profesional. Penyuluhan dan advokasi merupakan salah satu fungsi yang dijalankan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian (Puslitbangsosek) sebagai sebuah lembaga publik yang bertanggung jawab dalam penelitian dan analisis kebijakan pertanian. Salah satu alat yang dipandang dapat menjangkau khalayk secara luas, baik elite pengambil kebijkan maupun masyarakat, adalah media massa. Sisi positif lain dari media massa adalah respon yang cepat dari khalayak terhadap suatu tulisan atau gagasan yang dimuat.
- ItemKaji Tindak (Action Research) Pemberdayaan Petani di Daerah Tertinggal(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2007-08) Basuno, Edi; Suhaeti, Rita Nur; Budhi, Gelar S.; Iqbal, Muhammad; Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianBuku “Kaji Tindak (Action Research) Pemberdayaan Masyarakat di Wilayah Tertinggal” merupakan peringkat 3 terbaik hasil laporan penelitian tahun 2006. Buku ini berisi pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat di dua lokasi, yaitu di Kabupaten Sukabumi dan Bogor pada tahun 2006. Penekanan kegiatan lebih diutamakan pada memfasilitasi penguatan modal kelompok melalui simpan pinjam dan kerjasama subkelompok peternak dengan Kampoeng Ternak, Dompet Duafa Republika. Prioritas kegiatan ditentukan dari keinginan masyarakat sendiri berdasarkan manfaat yang telah dirasakan dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Walaupun perkembangannya cukup signifikan, tetapi kegiatan ini masih dihadapkan pada beberapa kendala yang secara sistematis akan diuraikan dalam buku ini.
- ItemKebijakan Swasembada Pangan Berkelanjutan: Komponen Strategis Dalam Prespektif Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015(Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, 2015) Heriawan, Rusman; Suryana, Achmad; Saliem, Handewi Purwanti; Ariani, Mewa; Kariyasa, I Ketut; Rangga Ditya Yofa; Susilowati, Sri HeryPeranan sektor pertanian dalam ekonomi nasional masih sangat dibutuhkan terutama dalam rangka penyediaan pangan dan bahan baku industri, lapangan kerja dan pendapatan, sumber devisa, serta pengentasan kemiskinan. Dengan penduduk yang terus bertambah, penyediaan pangan juga dituntut terus meningkat dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan. Buku ini dinilai relevan dan kontekstual untuk memantapkan keberhasilan menuju swasembada pangan berkelanjutan. Penanganan kendala secara tepat dan konstruktif Kebijakan Pertaniankan berkzontribusi positif dalam pencapaian swasembada pangan berkelanjutan.
- ItemManajemen Ketahanan Pangan Era Otonomi Daerah dan Perum Bulog(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005-09) Saliem, Handewi Purwati; Purwoto, Adreng; Hardono, Gatoet Sroe; Purwantini, Tri Bastuti; Supriyatna, Yana; Marisa, Yuni; Waluyo; Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianPenelitian “Manajemen Ketahanan Pangan Era Otonomi Daerah dan Perum Bulog” merupakan salah satu dari 17 judul penelitian Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) TA. 2004 yang dibiayai oleh APBN. Laporan hasil penelitian ini merupakan laporan penelitian terbaik kedua pada TA. 2004. Penilaian dilakukan oleh Tim yang terdiri dari 3 orang staf pengajar jurusan Sosek, Faperta-IPB dan 1 orang peneliti senior PSEKP. Sebagai apresiasi, dan untuk menyebarluaskannya kepada pihak pengguna, maka PSEKP pada TA. 2005 menerbitkan laporan hasil penelitian tersebut. Saya menyampaikan selamat untuk peneliti dan semoga lebih giat lagi meningkatkan prestasinya. Memantapkan Ketahanan Pangan merupakan prioritas utama dalam pembangunan, karena pangan merupakan kebutuhan yang paling dasar bagi Sumber Daya Manusia suatu bangsa. Oleh karena itu Program Ketahanan Pangan dijadikan sebagai salah satu fokus utama kebijaksanaan operasional Pembangunan Pertanian. Dikaitkan dengan telah dilaksanakannya Undangundang Otonomi Daerah serta adanya perubahan lembaga penyangga pangan nasional dari Bulog menjadi Perusahaan Umum (Perum) Bulog. Terkait dengan masalah tersebut penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan pengelolaan ketahanan pangan dikaitkan dengan era otonomi daerah dan perubahan lembaga penyangga pangan nasional dari Bulog menjadi Perum Bulog. Mengingat cakupan ketahanan pangan sangat luas, maka untuk penajaman penelitian, pangan dibatasi pada gabah/beras yang mencakup tiga aspek kajian, yaitu: (1) Kebijakan stabilisasi harga, (2) Kebijakan pengelolaan cadangan pangan, dan (3) Kebijakan penanganan kondisi darurat rawan pangan. PSEKP menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu Tim Peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai tersusunnya laporan ini. Semoga hasil studi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dalam upaya perbaikan pengelolaan ketahanan pangan nasional.
- ItemMembumikan IPTEK Pertanian. Seri 1(IAARD Press, 2012-08) Sumarno; Soedjana, Tjeppy D.; Suradisastra, Kedi; Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianPemerintah telah menetapkan sejumlah target dalam pembangunan pertaniain, termasuk dalam kaitannya dengan Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3MI). Sektor pertanian masih dipandang penting dan strategis sebagai salah satu sektor penting untuk memperkokoh ketahanan pangan, mengentaskan kemiskinan di perdesaan, dan membangun agro-industri. Tantangan pembangunan pertanian semakin "berat" dan kompleks, diantaranya adalah perubahan iklim, pertambahan penduduk, konversi lahan yang sulit dibendung, degradasi dan fragmentasi lahan, sert aperubahan pasar pangan global, terutama konversi pangan ke bioenergi.
- ItemMembumikan IPTEK Pertanian. Seri 2(IAARD Press, 2013) Sumarno; Soejana, Tjeppy D.; Suradisastra, Kedi; Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianPembangunan pertanian di Indonesia sebagaimana di negara lain senantiasa dilandasai oleh hasil inovasi para penelitinya. Keberhasilan swasembada beras beberapa waktu yang lalu merupakan salah satu contoh keberhasilan pemanfaatan hasil-hasil penelitian serta pengembangan ilmu dan teknologi pertanian terutama adanya varietas baru tanaman hasil inovasi para pemulia tanaman serta dukungan paket teknologinya dari peneliti Indonesia.
- ItemMenuju Transformasi Kelembagaan Dalam Pembangunan Pertanian dan Pedesaan(Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, 2003-10) Pranadji, Tri; Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi PertanianKerapuhan kelembagaan memiliki peran besar dalam menganjal perkembangan perekonomian (pertanian dan) perdesaan. Jika sistem kelembagaan suatu masyarakat dibiarkan rapuh, maka program pengembangan teknologi, inovasi dan investasi apapun tidak akan mampu menjadi "mesin penggerak" kemajuan ekonomi yang tangguh. Buku yang berjudul "Menuju Transformasi Kelembagaan Dalam Pembangunan Pertanian dan Pedesaan" ini menjelaskan adanya hambatan dalam proses transformasi masyarakat agraris di perdesaan. Masih besarnya kesenjangan antara gagasan ideal ("utopia") untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan tingkat pencapaiannya saat ini merupakan petunjuk tentang macetnya proses transformasi yang dimaksud. Secara teoritis beberapa elemen kelembagaan yang diperkirakan berpengaruh besar terhadap kemajuan masyarakat perdesaan adalah tata nilai masyarakt, kompetensi masnusianya, manajemen dan keorganisasian masyarakat, hukum, kepemimpinan, dan sistem penyelenggaraan pemerintahan setempat.
- ItemMewujudkan Pertanian Berkelanjutan: Agenda Inovasi Teknologi dan Kebijakan(IAARD Press, 2018) Forum Komunikasi Profesor RisetDengan keberhasilan memperkuat produksi pangan, sebagian bahkan sudah swasembada, salah satu tantangan pembangunan pertanian kedepan adalah mempertahankan keberlanjutannya untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. Perspektif pertanian yang berkelanjutan perlu ditempuh mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar sementara sumberdaya alam sangat terbatas. Pencapaian pertanian berkelanjutan juga sudah menjadi komitmen Negara dalam rangka menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs). Buku ini membahas berbagai aspek terkait pertanian berkelanjutan, yaitu pada aspek pengelolaan sumberdaya alam, sistem produksi pada subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan, serta aspek social ekonomi dan kebijakan. Pada bab terakhir dari buku ini dibahas arah kebijakan dan peta jalan yang perlu ditempuh untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan.
- ItemModel Proyeksi Harga Jangka Pendek Beberapa Komoditas Pangan dan Perkebunan di Indonesia(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2003-10) Simatupang, Pantjar; Syafa'at, Nizwar; Dermoredjo, Saktyanu K.; Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianPengembangan agribisnis merupakan program pertanian lima tahunan, hal ini berarti bahwa dalam bidang ketahanan pangan dibutuhkan pengadaan pangan dalam jumlah dan mutu yang cukup, distribusi yang merata, dan tingkat harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sepanjang waktu. Dalam bidang kontribusi devisa, sektor perkebunan memiliki potensi cukup besar untuk memperkuat cadangan devisa negara yang akan memperkokoh struktur perekonomian nasional. Buku yang berjudul "Model Proyeksi Harga Jangka Pendek Beberapa Komoditas Pangan dan Perkebunan di Indonesia" ini merupakan hasil penelitian mengenai pengembangan Model Proyeksi Harga Jangka Pendek Beberapa Komoditas Pangan dan Perkebunan yang dilakukan oleh para penulisnya selama dua tahun. Model proyeksi harga jangka pendek tersebut ternyata memiliki ketepatan yang cukup tinggi untuk meramal harga tiga bulan ke depan.
- ItemPandangan Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Terhadap Kinerja Kebijakan Subsidi Pupuk Selama Ini dan Perbaikannya Ke Depan(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005) Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; Sudaryanto, Tahlim; Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianTingginya dinamika permasalahan pupu di Indonesia disebabkan karena pupuk merupakan salah satu input penting, setelah diperkenalkannya penggunaan pupuk secara intensif dalam paket teknologi usahatani mulaidari Program Inum, Insus, dan Supra Insus. Buku ini dapat dipandang sebagai upaya mendokumentasikan beragai hasil penelitian serta masukan-masukan yang telah dibeerikan PSEKP tentang permasalahan pupuk. Meskipun sampai saat ini, persoalan pupuk belum memiliki kebijakan yang stabil, namun buku ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang apa yang sudah terjadi selama ini dan masukan perbaikan ke depan.
- ItemPanel Petani Nasional: Rekontruksi Agenda Peningkatan Kesejahteraan Petani(Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, 2015) Irawan, Bambang; Ariningsih, Ening; Pasandaran, EffendiUpaya peningkatan produksi pangan dan ketahanan pangan dikaitkan dengan upaya perbaikan status gizi masyarakat dalam perspektif peningkatan kesejahteraan rumah tangga petani merupakan aspek yang selalu menantang karena terkait dengan harmonisasi dan integrasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi masyarakat. Buku ini mencakup empat subtema yang bersifat integratif yang meliputi struktur sumber pendapatan sektor pertanian, eksistensi konsumsi pangan rumah tangga, dan dinamika kesejahteraan rumah tangga petani. Karya tulis pendukung pada setiap subtema merupakan komplementasi hasil kajian makro (dengan sumber data dari BPS) dan hasil kajian mikro hasil penelitian Patanas yang bersifat saling melengkapi dan memperkaya aspek tematik yang dibahas.
- ItemPemantapan Model Pengembangan Kawasan Agribisnis Sayuran Sumatera (KASS)(Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, 2005-07) Saptana; Siregar, Masdjidin; Wahyuni, Sri; Dermoredjo, Saktyanu K.; Ariningsih, Ening; Darwis, Valeriana; Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian
- ItemPemetaan dan Reviu Proses Bisnis Perencanaan Kawasan Perkebunan Kopi di Indonesia(Biro Perencanaan Kementerian Pertanian, 2019-11) Rubiyo; Hermanto; Indrawanto, Chandra; Yusron, Much.; Darwis, Valeriana; Anggraeni, Tien; Hadiutomo, Kusno; Nurcahya S, Yenny; Biro Perencanaan Kementerian PertanianTanaman kopi merupakan salah satu komoditas strategis di sektor perkebunan. Hal ini direpresentasikan dari nilai ekspor kopi peringkat ketiga tertinggi dibawah nilai ekspor tanaman kelapa sawit dan karet. Selain menghasilkan devisa, tanaman kopi juga sebagai sumber penghasilan dan lapangan pekerjaan bagi petani, pedagang, eskportir, pengusaha dan industri minuman serta sebagai pelengkap dari paket wisata. Buku ini berisikan kondisi eksisting kawasan perkebunan Kopi Robusta dan Kopi Arabika, serta perancangan proses bisnis perencanaan wilayah kopi. Didalam mengisi kawasan pertanian, maka peran kelembagaan ekonomi untuk mendukung pembangunan korporasi petani, diperlukan perancangan proses bisnis perencanaan wilayah kawasan perkebunan kopi secara terintegrasi mulai dari subsistem agribisnis hulu, on-farm, hilir dan penunjang pada kawasan perkebunan Kopi.
- ItemPengembangan Kelembagaan Kemitraan Usaha Hortikultura di Sumatera Utara, Jawa Barat dan Bali(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2006-09) Saptana; Hastuti, Endang L.; Indraningsih, Kurnia Suci; Ashari; Friyatno, Supena; Sunarsih; Darwis, Valeriana; Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianPotensi produksi nasional serta peluang pasar dalam negeri dan luar negeri komoditas hortikultura semestinya dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru dalam pembangunan nasional, baik sebagai penghasil devisa, kesempatan kerja maupun peningkatan pendapatan masyarakat petani. Namun pengembangan usaha hortikultura, khususnya di kawasan sentra produksi masih dihadapkan pada beberapa kendala, seperti belum terwujudnya ragam, kualitas, kesinambungan, pasokan, dan kuantitas sesuai permintaan pasar. Buku ini mengupas secara utuh pengembangan kelembagaan usaha hortikultura di Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat dan Bali sebagai sentra produksi hortikultura di Indonesia.