Perlindungan Hortikultura
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Perlindungan Hortikultura by Subject "H Protection of plants and stored products/Perlindungan Tanaman::H01 Protection of plants - General aspects/Perlindungan tanaman – aspek aspek umum"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
- ItemMetode Pengamatan Kutu Putih dan Semut pada Tanaman Hortikultura(Kementerian Pertanian RI, 2022-12) Susetyo, Hendry Puguh; Mardiasih, Warastin Puji; Ratnaningrum, Ami Cahyani; Ramadhani, ShintaSistem Perlindungan Tanaman merupakan salah satu sistem pendukung kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura dalam pengamanan produksi dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Keberadaan OPT hortikultura di lapangan, khususnya hama Kutu Putih dan Semut pada komoditas hortikultura tujuan Eskpor seperti Buah Naga dan Manggis serta komoditas buah utama seperti Nanas dan Salak juga harus selalu dipantau melalui kegiatan pengamatan dan pelaporan secara berjenjang dari petugas POPT di tingkat lapangan sampai dengan instansi pengambil kebijakan. Hasil pemantauan/pengamatan lapangan selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan serta langkah-langkah operasional di lapangan. Keberhasilan pengamatan dan pelaporan sangat ditentukan oleh metode pengamatan dan pelaporan yang diadopsi atau dipedomani oleh para pelaksana (petugas lapangan). Buku Metode Pengamatan Kutu Putih dan Semut pada tanaman hortikultura, khususnya pada komoditas Buah Naga, Manggis, Nanas dan Salak ini disusun sebagai pedoman bagi petugas perlindungan di pusat maupun daerah dalam melakukan pengamatan OPT pada kedua komoditas hortikultura agar hasil pengamatan OPT lebih akurat.
- ItemPedoman Koleksi dan Preservasi Lalat Buah (Diptera: Tephritidae)(Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura, 2007) Suputa; Cahyaniati; Arminudin, A.T.; Kustaryati, A.; Railan, M.; IssusilaningtyasBuku Pedoman Koleksi dan Preservasi Lalat Buah (Diptera: Tephritidae) ini merupakan cetakan pertama yang dibutuhkan oleh berbagai kalangan untuk melakukan koleksi dan preservasi lalat buah secara baik dan benar. Berbagai buku koleksi dan preservasi serangga yang ada masih dianggap tidak spesifik untuk lalat buah di Indonesia, oleh karena itu diperlukan buku panduan praktis dalam bahasa Indonesia yang khusus untuk lalat buah dan dilengkapi dengan ilustrasi serta foto-foto yang mudah dipahami. Tujuan penulisan buku ini untuk menyediakan panduan praktis dalam melakukan koleksi dan preservasi lalat buah pada kegiatan surveillance. Ilustrasi dan foto serta isi di dalam buku ini didasarkan pada kegiatan yang dilakukan oleh Laboratorium Entomologi Dasar Fakultas Pertanian UGM, kecuali Foto nomor 21 berasal dari CD-ROM, DORSALIS, An Interactive Identification Tool to Fruit Flies of the Bactrocera dorsalis Complex, Griffith University, Brisbane, Queensland, Australia oleh A.E. Lawson, D.J. McGuire, D.K. Yeates, R.A.I. Drew, & A.R. Clarke (2003). Koleksi awetan spesimen lalat buah merupakan hasil surveillance yang dilakukan pada tahun 2004-2007 dari berbagai provinsi di Indonesia. Buku ini ditulis atas kerjasama antara Departemen Hama dan Penyakit, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada dengan Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian.
- ItemPenerapan Pengendalian Hama-Penyakit Terpadu Pada Budidaya Bawang Merah(Balai Penelitian Hortikultura Lembang, 1994) Duriat, Ati Srie; Soetiarso, Thomas Agoes; Prabaningrum, Laksminiwati; Sutarya, RakhmatBawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang penting di Indonesia. Luas pertanaman bawang merah di Indonesia dalam tahun 1991 tercatat tidak kurang dari 70.081 ha dengan rata-rata hasil 7,01 ton/ha. Penanamannya menyebar dari dataran rendah seperti di Brebes dan Probolinggo sampai dataran medium seperti di Kuningan. Di dataran rendah, pada umumnya bawang merah di tanam setelah padi sawah dengan menggunakan pupuk yang sudah terlalu tinggi. Penanaman di musim kemarau seringkali terserang berat oleh beberapa jenis hama, sedang pada musim penghujan masalah penyakit sering menyebabkan kerugian yang cukup besar. Dalam mengendalikan hama atau penyakit tersebut petani masih sangat menggantungkan pada penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida yang berlebih dapat menimbulkan kerugian seperti timbulnya masalah polusi air dan udara, keracunan baik manusia maupun hewan peliharaan, terbunuhnya musuh alami sehingga menimbulkan peledakan hama baru yang tadinya tidak penting, kandungan residu pestisida yang tinggi dan meningkatnya biaya produksi sehingga dapat memperlemah daya saing.
- ItemPengenalan dan Pengendalian Hama Lalat Pengorok Daun Liriomyza ssp.(Direktorat Perlindungan Hortikultura, 2002) Direktorat Perlindungan HortikulturaLiriomysa spp. merupakan "hama baru’’ di Indonesia yang menjadi salah satu Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) penting dan menjadi kendala di dalam upaya pengembangan komoditias tanaman hortikultura. Pengenalan OPT tersebut secara baik merupakan dasar untuk melakukan usaha pengendalian. Dalam rangka mempercepat penyampaian informasi mengenai hama tersebut maka disusun buku "Pengenalan dan Pengendalian Hama Lalat Pengorok Daun” Liriomyza spp, yang merupakan perbaikan dari buku "Pengenalan dan Pengendalian Hama Pengorok Daun Liriomyza huidobrensis”, tahun 1998. Buku ini diharapkan berguna bagi petugas perlindungan tanaman didalam menangani masalah hama lalat pengorok daun di lapangan.
- ItemPenggunaan dan Penanganan Pestisida yang Baik dan Benar(IAARD Press, 2021) Moekasan, Tonny Koestoni; Prabaningrum, LaksminiwatiBuku ini memuat informasi tentang penggunaan pestisida yang selaras dengan konsepsi pengelolaan hama terpadu. Cara penyiapan larutan pestisida dan peralatannya disajikan secara rinci agar pembaca dapat mengikuti dengan mudah. Teknik penyemprotan, strategi pengendalian hama dan penyakit, serta penanganan pestisida yang baik dan benar juga disajikan secara jelas. Pemaparan tentang aplikasi myAgri sangat bermanfaat untuk membantu petani dalam memilih pestisida yang terdaftar dan diizinkan serta sesuai dengan target pengendalian di Indonesia.
- ItemPetunjuk Teknis Pengendalian OPT Kubis(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, 2017) Sipahutar, Tumpal; Sebayang, LukasKubis (Brassica oleracea var. capitata L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki nilai ekonomi penting. Hambatan dalam budidaya tanaman kubis adalah masih tingginya serangan organisme hama pengganggu tanaman (OPT) kubis yang meliputi hama, penyakit dan gulma yang mempengaruhi produksi tanaman. Untuk melakukan pengendalian OPT perlu diketahui OPT tanaman kubis serta cara pengendaliannya agar tepat sasaran dan hemat biaya produksi. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penyusunan buku petunjuk teknis ” TEKNOLOGI PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN KUBIS”. Tujuan pembuatan buku ini adalah untuk: mengetahui teknologi pengendalian organisme pengganggu tanaman kubis.
- ItemTeknologi Pengendalian Hama Terpadu Pada Tanaman Kubis(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, 2015) Winarto, Loso; Sebayang, LukasDalam upaya mengatasi upaya masalah hama/penyakit tanaman kubis, pada umumnya para petani menekankan pada pengedalian secara kimiawi. Menurut laporan Woodford et al. ( 1981 ), biaya penggunaan pestisida pada tanaman kubis yang dilakukan oleh petani di Kabupaten Bandung sebesar 30% dari total biaya produksi. Umumnya pestisida digunakan secara insentif, baik secara tunggal maupun campuran dari beberapa jenis pestisida, dengan konsentrasi penyemprotan melebihi rekonmendasi dan interval penyemprotan yang pendek, 1-2 kali/seminggu (Sastrosiswojo 1987). Dampak negatif yang timbul sebagai akibat penggunaan pestisida yang insentif tersebut antara lain adalah : (1) hama ulat daun kubis (Plutella xylostella L.) menjadi resisten terhadap beberapa jenis insektisida kimia dan mikroba (Sastrosiwojo et al.1989; Setiawati 1996), (2) resurgensi hama P. Xylostella terhadap Asefat, permetrin dan kuinalfos (Sastrosiswojo 1988), (3) residu pestisida yang dapat membahayakan konsumen kubis ( Soeriaatmadja & Sastrosiswojo 1988), dan (4) terganggunya kehidupan dan peranan parasitoid Diadegma semiclausum sebagai musuh alami penting hama P. Xylostella (Sastrosiswojo 1987).