Perlindungan Hortikultura
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Perlindungan Hortikultura by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 55
Results Per Page
Sort Options
- ItemPenerapan Pengendalian Hama-Penyakit Terpadu Pada Budidaya Bawang Merah(Balai Penelitian Hortikultura Lembang, 1994) Duriat, Ati Srie; Soetiarso, Thomas Agoes; Prabaningrum, Laksminiwati; Sutarya, RakhmatBawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang penting di Indonesia. Luas pertanaman bawang merah di Indonesia dalam tahun 1991 tercatat tidak kurang dari 70.081 ha dengan rata-rata hasil 7,01 ton/ha. Penanamannya menyebar dari dataran rendah seperti di Brebes dan Probolinggo sampai dataran medium seperti di Kuningan. Di dataran rendah, pada umumnya bawang merah di tanam setelah padi sawah dengan menggunakan pupuk yang sudah terlalu tinggi. Penanaman di musim kemarau seringkali terserang berat oleh beberapa jenis hama, sedang pada musim penghujan masalah penyakit sering menyebabkan kerugian yang cukup besar. Dalam mengendalikan hama atau penyakit tersebut petani masih sangat menggantungkan pada penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida yang berlebih dapat menimbulkan kerugian seperti timbulnya masalah polusi air dan udara, keracunan baik manusia maupun hewan peliharaan, terbunuhnya musuh alami sehingga menimbulkan peledakan hama baru yang tadinya tidak penting, kandungan residu pestisida yang tinggi dan meningkatnya biaya produksi sehingga dapat memperlemah daya saing.
- ItemPenerapan Pengendalian Hama-Penyakit Terpadu Pada Budidaya Kentang(Balai Penelitian Hortikultura Lembang, 1994-10-06) Duriat, Ati Srie; Soetiarso, Thomas Agoes; Prabaningrum, Laksminiwati; Sutarya, Rakhmat; Balai Penelitian Hortikultura LembangDi dalam usaha mengembangkan usahatani kentang yang berwawasan lingkungan, pemerintah telah memperkenalkan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang pada dasarnya adalah pertama menanam tanaman bibit/benih yang sehat, cara persemaian, cara tanam sampai pemupukannya sehingga dengan demikian populasi hama tetap berada di bawah ambang kendali. Konsep kedua adalah pemanfaatan musuh alami. Ketiga adalah konsep ambang kendali, yaitu pestisida baru akan digunakan apabila populasi hama telah mencapai atau melampaui ambang kendali.
- ItemPestisida Selektif untuk Mengendalikan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada Tanaman Cabai(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1998) Suryaningsih, Euis; Prabaningrum, Laksminiwati; Balai Penelitian Tanaman Sayuran
- ItemPengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Pasca Panen Hortikultura(Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, 1998) Direktorat Bina Perlindungan Tanaman; Direktorat Bina Perlindungan TanamanOrganisme Pengganggu pasca panen pada produksi hortikultura merupakan salah satu kendala dalam upaya pengembangan komoditas hortikultura di Indonesia. Pengenalan organisme pengganggu tersebut secara baik merupakan dasar untuk melakukan usaha pengendalian. Untuk lebih mempercepat penyampaian informasi tentang organisme pengganggu pasca panen tersebut maka disusun buku “ Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Pasca Panen Hortikultura “. Buku ini diharapkan dapat membantu para petugas lapangan dalam mengatasi masalah OPT pasca panen di wilayahnya.
- ItemSeNPV : Insektisida Mikroba untuk Pengendalian Hama Ulat Bawang, Spodoptera exigua(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1998) Moekasan, Tonny K; Balai Penelitian Tanaman Sayuran
- ItemThrips pada Tanaman Sayuran(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1998) Dibiyantoro, Anna L H; Balai Penelitian Tanaman Sayuran
- ItemLiriomyza sp. : Hama Baru pada Tanaman Kentang(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1998) Setiawati, Wiwin; Balai Penelitian Tanaman Sayuran
- ItemPengendalian Hama Penggerek Umbi/Daun Kentang (Phthorimaea operculella Zell.) dengan Menggunakan Insektisida Mikroba Granulosis Virus (PoGV)(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1998) Setiawati, Wiwin; Soeriaatmadja, R.E; Rubiati, T; Chujoy, E; Balai Penelitian Tanaman Sayuran
- ItemPENGENALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) TANAMAN HIAS(Direktorat Tanaman Pangan dan Hortikultura, 1998) Asbur; Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura
- ItemPENGKAJIAN SISTEM USAHA PERTANIAN BERBASIS JERUK BEBAS PENYAKIT MENDUKUNG REHABILITASI DERAH SENTRA PRODUKSI(BPTP Karangploso, 1999) SUPRIYANTO; E. Legowo; Puji Santoso
- ItemTEKNIK PENGELOLAAN POHON INDUK JERUK BEBAS PENYAKIT DI LAPANG DAN DI POT DALAM RUMAH KASAH(BPTP Karangploso, 1999) TRIWIRATNO, A; M. Sugiyarti; Haryono
- ItemPENGKAJIAN PAKET TEKNOLOGI USAHATANI APEL HEMAT PESTISIDA(BPTP Karangploso, 1999) SUHARDJO; L. Rosmahani; O. Endarto
- ItemPEDOMAN PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) TANAMAN HIAS (ANGGREK, ANTHURIUM, LILI)(Direktorat Perlindungan Hortikultura, 2001) Daryanto; Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura
- ItemPengenalan dan Pengendalian Hama Lalat Pengorok Daun Liriomyza ssp.(Direktorat Perlindungan Hortikultura, 2002) Direktorat Perlindungan HortikulturaLiriomysa spp. merupakan "hama baru’’ di Indonesia yang menjadi salah satu Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) penting dan menjadi kendala di dalam upaya pengembangan komoditias tanaman hortikultura. Pengenalan OPT tersebut secara baik merupakan dasar untuk melakukan usaha pengendalian. Dalam rangka mempercepat penyampaian informasi mengenai hama tersebut maka disusun buku "Pengenalan dan Pengendalian Hama Lalat Pengorok Daun” Liriomyza spp, yang merupakan perbaikan dari buku "Pengenalan dan Pengendalian Hama Pengorok Daun Liriomyza huidobrensis”, tahun 1998. Buku ini diharapkan berguna bagi petugas perlindungan tanaman didalam menangani masalah hama lalat pengorok daun di lapangan.
- ItemPEDOMAN PENERAPAN USAHATANI HORTIKULTURA NON KIMIA SINTETIK(Direktorat Perlindungan Hortikultura, 2003) Daryanto; Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura
- ItemPengendalian Hama dengan Pestisida Nabati pada Sawi(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2003) L., Indrasti Puji; Hutami, Rachna; Sugiartini, Emi; Aminah, Syarifah; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta
- ItemTeknologi Pengendalian Hama Pada Sayuran Dataran Rendah Yang Ramah Lingkungan(BPTP Kalimantan Tengah, 2003) Susilawati; BPTP Kalimantan TengahSayuran dataran rendah merupakan komoditi utama setelah pangan. Hingga tahun 2002 luas panen sayuran di Kalimantan Tengah baru mencapai 9.247 ha dengan produksi sekitar 43.366 ton. Salah satu penyebab rendahnya produksi sayuran adalah akibat serangan hama dengan intensitas yang beragam. Upaya pengendalian yang dilakukan selama ini dengan menggunakan pestisida, sehingga dapat menimbulkan resisten-si, resurjensi, peledakan hama sekunder serta pencemaran lingkungan. Untuk mengatasi masalah ini, maka pengendalian yang harus dilakukan adalah pengendalian berdasarkan konsep PHT.
- ItemMengenal hama dan Penyakit Utama Tanaman Jeruk(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat, 2003-10) sapto wibowo, sigit; marsusi, revi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratPemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Barat telah bertekad untuk mengembalikan kejayaan daerah ini sebagai salah satu sentra produksi jeruk nasional melalui Program Rehabilitasi dan Pengembangan Jeruk. Program ini telah dimulai pada tahun 1999 dan ditargetkan pada tahun 2005 mencapai luasan 10.000 hektar. Dalam program ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Barat mendukung pengawalan teknologi yang diimplementasikan melalui program yang disebut Pengelolaan Terpadu Tanaman Jeruk dengan kegiatan utama antara lain: Participatory Rural Appraisal (PRA), Training of Trainers (TOT) jeruk, pelatihan petani dan petugas, pembuatan demplot tanaman jeruk yang sudah menghasilkan dan yang belum menghasilkan, inisiasi kelembagaan, serta pengembangan jaringan informasi.
- ItemPemanfaatan Musuh Alami dalam Pengendalian Hayati Hama pada Tanaman Sayuran(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2004) Setiawati, Wiwin; Uhan, Tinny S.; Udiarto, Bagus K.Dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, kesadaran akan kesehatan diri dan lingkungan juga meningkat. Tuntutan pasar akan produk pertanian tidak hanya terhadap kualitas, tetapi juga terhadap keamanan dari residu pestisida atau bahan beracun. Oleh karena itu, kini praktek berbudidaya tanaman secara benar merupakan aspek yang harus diperhitungkan. Salah satu upaya untuk mendapatkan produk pertanian yang dapat memenuhi persyaratan kesehatan adlaah dengan menerapkan teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Tujuan umum program PHT adalah mengemabngkan sistem pengelolaan hama yang berwawasan lingkungan, untuk mewujudkan pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Sehubungan dengan hal itu, maka pengendalian hama yang ramah lingkungan seperti penggunaan musuh alami patut mendapat perhatian dan dukungan. Tujuan penulisan monografi yang berjudul “Pemanfaatan Musuh Alami dalam Pengendalian Hayati Hama pada Tanaman Sayuran” adalah untuk memberikan informasi bagi petugas, pelaksana lapangan, petani, dan praktisi pertanian yang ingin menerapkan teknologi pengendalian hayati. Untuk menambah pemahaman pembaca, monohrafi ini dilengkapi dengan gambar-gambar.
- ItemPenerapan PHT pada Sistem Tanam Tumpanggilir Bawang Merah dan Cabai(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2005) Moekasan, Tonny K; Prabaningrum, Laksminiwati; Ratnawati, Meitha L; Balai Penelitian Tanaman Sayuran
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »