Prosiding Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) by Subject "ADAPTASI"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
- Item2. Uji Adaptasi Galur Padi Pada Lahan Rawa Lebak di Kebun Percobaan Kayuagung Sumatera Selatan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Suparwoto; Waluyo; Setiawan, Usman; Supartopo; Rumanti, Indrastuti A.; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiSalah satu komponen teknologi yang memiliki peran nyata dalam meningkatkan produksi dan kualitas hasil komoditas pertanian adalah varietas unggul, diantaranya varietas unggul yang adaptif dan berpotensi hasil tinggi di lahan rawa lebak. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan beberapa galur calon varietas yang memiliki potensi hasil tinggi, berpenampilan baik, umur genjah sampai sedang dan adaptif pada lahan rawa lebak. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Kayuagung, Desa Sidakersa, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan pada lebak tengahan, dimulai pada musim kemarau tahun 2013. Galur/varietas yang diteliti sebanyak 12 galur dan 2 varietas sebagai pembanding yaitu : 1) B13135-1-MR-2-KA-1, 2) B13131-9-MR-2, 3) B13133-9- MR-2, 4) B13100-2-MR-3-KY-2, 5) B13134-2-MR-2-KA-8-3, 6) B13134-4-MR1-KA-3-4, 7) B13134-2-MR-2-KA-1-2, 8) B13136-6-MR-2-KA-2-1, 9) B13144- 1-MR-2-KA-2-1, 10) B13100-3-MR-1-KA-2-2, 11) B13100-3-MR-1-KA-2-3, 12) B13100-3-MR-1-KA-2-3, 13) Inpara 3 dan 14) IR 42. Penelitian disusun berdasarkan rancangan acak kelompok (RAK) dengan empat ulangan, luas petak 4 m x 5m, jarak tanam 25 cm x 25 cm, umur bibit 30 HSS, ditanam 2-3 bibit/ rumpun. Pupuk yang digunakan 150 kg Urea, 100 kg SP-36 dan 100 kg KCl/ha. Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pada umur 0 hari setelah tanam (HST) dengan takaran 75 kg urea, 100 kg SP-36 dan 100 kg KCl/ha dan pada umur 4 minggu setelah tanam (MST) dengan takaran 75 kg urea/ha, diberikan secara disebar. Pemeliharan tanaman dilakukan secara intensif. Peubah yang diamati adalah : tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, jumlah gabah per malai, persentase gabah isi per malai, bobot 1000 butir gabah dan hasil gabah kering giling/petak setelah dihilangkan satu baris pinggir. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf 5%. Hasil menunjukkan bahwa Galur-galur yang mempunyai potensi hasil di atas 2,7 ton/ha yaitu galur B13100-3-MR-1-KA-2-3, B13134-4-MR-1-KA-3-4, B13133-9-MR-2, B13144- 1-MR-2-KA-2-1 dan B13136-6-MR-2-KA-2-1.
- Item9. Adaptasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah Tahan Hawar Daun Bakteri (HDB) di Subak Sengempel Kabupaten Badung Bali(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Aribawa, Ida Bagus; Aryawati, Sagung Ayu Nyoman (SAN); AANB. Kamandalu; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiSalah satu komponen teknologi dasar dalam PTT adalah penggunaan varietas unggul baru. Varietas unggul baru yang telah tersedia saat ini, dihasilkan melalui beberapa tahapan, diantaranya uji adaptasi, dan uji daya hasil galur-galur harapan yang mempunyai potensi hasil tinggi, toleran terhadap cekaman lingkungan dan OPT utama di sentra-sentra penghasil padi. Uji adaptasi terhadap beberapa galur harapan tahan penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB), telah dilakukan di sentra produksi padi, Subak Segempel, Kabupaten Badung, Bali pada MK. 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya adaptasi beberapa galur harapan padi sawah di lahan sawah Subak Sengempel, Kabupaten Badung, Bali. Kajian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) 12 perlakuan, diulang tiga kali. Perlakuan tersebut adalah 10 galur harapan dan dua varietas pembanding, yaitu : B12319D-PN-28-1-2-2; B1241E-MR-9-5-2; B1241E-MR-9-4-1; B12344-2DPN-43-1; B12344-3D-PN-37-6; B11823-MR-2-23-2-4-5-Si-4-1; B12258-15- MR-2-Si-3; B12972C-RS*¹-3-3-3; B12743-MR-15-5-3-PN-1-4; B12743-MR15-5-3-PN-1-5; varietas Ciherang, dan Conde sebagai pembanding. Peubah tanaman padi yang diamati meliputi komponen pertumbuhan dan hasil seperti tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah gabah isi dan hampa per malai, bobot 1000 biji dan produksi padi dalam bentuk gabah kering giling per hektar. Hasil analisis menunjukkan perlakuan dalam hal ini galur harapan yang dicoba berpengaruh nyata terhadap semua peubah tanaman yang diamati. Produktivitas padi tertinggi dihasilkan oleh galur harapan B12743-MR-15-5-3-PN-1-5, yaitu 9,90 ton GKG/ ha. Produktivitas yang tinggi pada galur harapan ini didukung oleh komponen pertumbuhan dan komponen hasil yang lebih baik dibandingkan perlakuan lain, disamping itu tahan terhadap OPT utama yaitu penyakit HDB yang ada di lokasi. Bila dibandingkan dengan varietas pembanding, maka produktivitas galur harapan ini, meningkat sebesar 9,59 % dibanding varietas Ciherang dan 24,15 % bila dibandingkan dengan varietas Conde. Dengan demikian galur harapan B12743- MR-15-5-3-PN-1-5, layak diusulkan menjadi varietas unggul baru.
- ItemAdaptasi Beberapa Varietas Unggul Padi Pada Lahan Tadah Hujan Di Kalimantan Barat(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Subekti, Agus; Guswara, Agus; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Beras merupakan tanaman pangan utama penduduk indonesia yang kebutuhannya terus meningkat. Upaya pemenuhan kebutuhan beras di Kalimantan Barat dihadapkan pada masalah masih rendahnya produktivitasnya yaitu sekitar 3.09 t/ha. Upaya mengatasinya dapat dilakukan dengan mengintroduksi varietas padi berproduktivitas tinggi. BB-Padi telah melepas varietas unggul padi dengan produktivitas 6,0 - 10 ton/ha. Tujuan penelitian adalah mendapatkan varietas unggul padi yang adaptif pada agroekosistem lahan tadah hujan untuk meningkatkan produksi padi di Kalimantan Barat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak kelompok. Perlakuan yang dicobakan adalah lima varietas unggul padi yaitu : inpari 10, mekongga, cibogo, situ bagendit, dan ciherang, dengan 5 ulangan. Variabel yang diamati : tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah isi/malai, persentase gabah isi/malai, bobot 1000 butir, dan produktivitas. Data dianalisis dengan analisis varian dan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan nyata di antara varietas yang di uji untuk variabel pengamatan panjang malai, jumlah gabah per malai, bobot 1.000 butir, dan produktivitas. Hasil uji BNJ menunjukkan varietas padi yang adaptif untuk dikembangkan pada lahan tadah hujan adalah varietas cibogo dengan produktivitas 6,80 t/ha.
- ItemAdaptasi Teknologi Largo Super pada Lahan Kebun Kelapa Sawit Belum Menghasilkan di Provinsi Riau(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2019-12) Sutrisna, Nana; Dahono; Empersi; Rizqi S.; Agraini; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Provinsi Riau setiap tahun selalu mengalami defisit beras sekitar 69%. Pemerint ah Daerah (Pemda) tel ah berupaya unt uk mengatasi kekurangan tersebut melalui progam ekstensifikasi, yaitu menanam padi gogo pada lahan kebun kelapa sawit belum menghasilkan. Namun demikian, hasilnya belum optimal karena petani belum sepenuhnya menerapkan teknologi budidaya padi gogo. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah menghasilkan teknologi inovatif budidaya padi gogo di lahan kering termasuk di lahan kebun kelapa sawit belum menghasilkan, yaitu LARGO Super. Sebelum teknologi tersebut dikembangkan perlu dilakukan penelitian. Penelitian bertujuan mengetahui kinerja teknologi LARGO Super yang diadaptasikan pada lahan kebun kelapa sawit belum menghasilkan dilihat dari aspek teknis, sosial, dan ekonomi. Penelitian dilaksanakan pada Musim Kemarau (MK) 2018 di Kelompok Tani Setia Rukun, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Pengkajian menggunakan pendekatan On Farm Client Oriented Adaptive Research (OFCOAR) atau Penelitian Adaptif di lahan petani Berorientasi Pengguna (PAOP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja teknologi LARGO Super secara teknis cukup baik yang ditunjukkan dengan keragaan pertumbuhan dan produktivitas meningkat hingga 41,3% dari hasil yang diperoleh sebelumnya, yaitu dari 2,76 t/ha GKG menjadi 3,90 t/ha GKG. Secara finansial teknologi LARGO Super yang diadaptasikan pada budidaya padi gogo di lahan kebun sawit belum menghasilkan menguntungkan dengan RC Ratio > 1, dengan Imbalan Tenaga Kerja lebih dari upah buruh harian lepas di wilayah setempat
- ItemKajian Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru Padi Di Kabupaten Majalengka(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Haryati, Yati; Nurbaeti, Bebet; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Varietas unggul mampu meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani. Peningkatan produktivitas dicapai melalui peningkatan potensi atau daya hasil tanaman, toleransi dan atau ketahanannya terhadap organisme pengganggu tanaman, serta adaptasi terhadap kondisi lingkungan spesifik lokasi. Pengkajian dilaksanakan di Kelompoktani Bakung, Desa Cipinang, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan. Masing-masing perlakuan yaitu Varietas Inpari - 30, Inpari - 31, Inpari - 32 dan Inpari - 33. Data yang diamati yaitu tinggi tanaman (30, 45, 60 dan 90 HST), Jumlah anakan (30, 45, 60 dan 90 HST), panjang malai, jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa dan produktivitas (t/ha). Data dianalisis menggunakan SAS 9,0 for windows. Hasil kajian menunjukkan bahwa Varietas Inpari 30, 32 dan 33 cukup adaptif di wilayah Kabupaten Majalengka dengan produktivitas 8,71; 8,79 dan 8,49 ton ha-1 GKP, sehingga dapat dikembangkan di sekitar wilayah tersebut.
- ItemKajian Adaptasi dan Preferensi Petani Terhadap Beberapa Varietas Inpari di Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Abidin, Zainal; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiBadan Litbang telah melepas beberapa varietas baru padi sawah yang dikenal dengan nama varietas inpari. Kajian dilakukan untuk mengetahui adaptasi dan preferensi petani terhadap varietas Inpari 15, 16, 18 dan 19 di Kabupaten Kolaka. Kajian dilakukan dengan menggunakan metode kaji terap pada luasan 1.250 m2 untuk masing-masing varietas yang diulang pada 4 kecamatan. Survey preferensi dilakukan pada 10 orang responden pada masing-masing kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas inpari 15 memiliki produktivitas tertinggi yaitu sebesar 7,31 t GKP/ha, serta memberikan pendapatan sebesar Rp. 16,246,800 per ha per MT. Semua varietas inpari yang diujicobakan layak secara ekonomi, dengan nilai BCR berkisar antara 1,80 – 2,26. Varietas yang paling disenangi adalah inpari 15 dan 16. Kedepan varietas inpari 15 dan inpari 16 dapat menjadi alternatif untuk pengembangan padi di Kabupaten Kolaka, akan tetapi mesti didukung dengan penyediaan benih secara lokalita.
- ItemUpaya Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim Pada Lahan Tadah Hujan Melalui Budidaya Padi Rendah Emisi Metana(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Kartikawati, Rina; Yulianingrum, Hesty; Setyanto, Prihasto; A. Wihardjaka; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Adaptasi merupakan upaya yang sangat penting dilakukan dalam menghadapi perubahan iklim. Salah satu strategi adaptasi adalah melalui budidaya padi rendah emisi CH. Badan Litbang Pertanian telah melepaskan banyak varietas padi unggul berdaya hasil tinggi, namun belum banyak informasi berapa besarnya emisi yang dilepaskan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi emisi CH4 dari berbagai varietas padi dan informasi peluang varietas tersebut dalam upaya adaptasi. Penelitian dilaksanakan di KP Balingtan pada musim gora tahun 2015/2016. Delapan varietas unggul padi (Ciherang, Mekongga, Inpari 18, IPB 3S, Inpari 13, Inpari 31, Inpari 32 dan Inpari 33) ditanam dalam boks berukuran 1 m2 yang berada pada plot berukuran 5 x 6 m. Percobaan dirancang secara acak kelompok dengan tiga ulangan. Pengambilan sampel CH dilakukan dengan menggunakan alat pengukur GRK otomatis yang dioperasikan selama pertumbuhan tanaman di musim gora. Sebanyak 24 boks berukuran 50 cm x 50 cm x 100 cm digunakan untuk menagkap gas CH. Gas dianalisa menggunakan Gas Chromatography (GC) tipe 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi CH4 yang dilepaskan dari delapan varietas berbeda nyata pada taraf P<0.05. Besarnya misi CH4 pada varietas Ciherang, Mekongga, Inpari 18, IPB 3S, Inpari 13, Inpari 31, Inpari 32 dan Inpari 33 adalah 229; 202; 249; 240; 168; 277; 285 dan 235 kg/ha/musim, secara berturut-turut. Mekongga mempunyai peluang sebagai varietas rendah emisi CH berdaya hasil cukup tinggi yang dapat digunakan dalam upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim dari lahan sawah.