Prosiding Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) by Subject "ABU SEKAM"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
- ItemKeragaan Beberapa Varietas Unggul Padi Di Lahan Rawa Lebak Tengahan Kalimantan Selatan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Pramudyani, Lelya; Amali, Noor; Rohaeni, Wage R; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Masalah utama di dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk produksi pangan adalah pengendalian air dan kesuburan tanahnya. Dari hasil-hasil penelitian terdahulu telah dilaporkan bahwa pemberian bahan ameliorant dan pupuk dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman pangan dan holtikultura. Bahan amelioran yang umum digunakan petani di lahan rawa adalah kapur, pupuk kandang, dan abu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dolomit dan arang sekam terhadap pertumbuhan beberapa varietas padi di lahan rawa lebak Kalimantan Selatan. Penelitian pada bulan Juni 2013 – Nopember 2013 di Desa Marampiau Hilir Kecamatan Candi Laras Selatan Kabupaten Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan dengan tipe lahan rawa lebak tengahan. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan ulangan sebanyak 3 kali. Total luas lahan yang digunakan adalah 1 ha. Varietas yang digunakan adalah Inpara 1, Inpara 2, Inpara 3, Inpara 5 dan Margasari, masing-masing sebanyak 7 kg. Perlakuannya adalah pemberian dolomit sebanyak 2 ton/ha, dolomit 2 ton/ha + abu sekam 300 kg/ha. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah malai/tanaman, jumlah gabah/malai, persentase gabah hampa, dan produksi/ha. Hasil menunjukkan bahwa pemberian dolomit dengan abu sekam memberikan jumlah gabah isi dan produktivitas padi rawa lebih tinggi dari pada pemberian dolomit tanpa abu sekam. Tetapi tidak berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah anakan produktif,panjang malai dan bobot seribu butir. Sedangkan varietas yang mempunyai jumlah gabah isi (165,76) dan produktivitas tertinggi (5,28 t/h) adalah Inpara 2.