Prosiding Temu Teknis Jabatan Fungsional Non Peneliti
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Temu Teknis Jabatan Fungsional Non Peneliti by Subject "Bawang merah"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemEfektivitas Metode Temu Teknis terhadap Perubahan Pengetahuan dan Respon Petani terhadap Budidaya Bawang Merah di Kabupaten Serang, Banten(IAARD Press, 2019) Susanti, Eka Yuli; Malik, Rika Jayanti; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianBawang merah (Allium ascolonicum L.) merupakan sayuran yang banyak mendatangkan keuntungan karena mempunyai nilai ekonomi tinggi. Kebutuhan konsumsi bawang merah dari tahun ke tahun terus meningkat, namun peningkatan ini belum diimbangi oleh peningkatan produksi. Salah satu faktor yang diduga memengaruhi rendahnya produksi bawang merah yaitu kurangnya pemahaman petani terhadap teknologi budidaya bawang merah. Temu teknis merupakan salah satu metode diseminasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani. Pengkajian ini bertujuan untuk mendiskripsikan efektivitas temu teknis terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan respon peserta (petani dan penyuluh) dalam penerapan budidaya bawang merah di Kabupaten Serang. Temu teknis dilaksanakan pad tanggal 31 Oktober 2018 di BPP Kecamatan Baros Kabupaten Serang. Jumlah sampel yang digunakan 35 orang dengan teknik pengambilan sampel secara Purposive sampling. Data primer yang diambil meliputi karakteristik responden meliputi umur dan tingkat pendidikan peserta. Peningkatan pengetahuan dan perubahan respon peserta diukur dengan memberikan kuisioner pre test dan post test, selanjutnya data dianalisis secara statistik non parametrik dengan uji Wilcoxon Match Pairs. Hasil analisis menunjukan Asymp.Sig, (2-tailed) < α (0,000 < 0,05). Disimpulkan bahwa pelaksanaan temu teknis efektif dalam merubah pengetahuan petani terhadap inovasi teknologi buidaya bawang merah
- ItemPengaruh Naungan (Rain Shelter) pada Budidaya Bawang Merah Off–Season di Lahan Gambut(IAARD Press, 2019) Agustina, Rusmila; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianUsaha tani bawang merah memiliki risiko kegagalan yang tinggi karena banyaknya masalah yang dihadapi dalam budidaya, seperti kondisi iklim yang tidak menentu dan tingginya intensitas serangan hama penyakit yang tidak jarang menggagalkan panen. Serangan hama dan penyakit umumnya tinggi pada pertanaman bawang merah yang dibudidayakan di luar musim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan rainshelter (naungan) terhadap pertumbuhan dan tingkat serangan HPT. Penelitian ini dilaksanakan di lahan bergambut di Desa Landasan Ulin, Kodya Banjarbaru, Kalimantan Selatan Pada Musim Hujan dari bulan September sampai dengan bulan November 2018. Rancangan penelitian menggunakan acak kelompok yang diulang sebanyak 3 ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah penggunaan naungan (rainshelter) dan lahan terbuka (tanpa naungan). Hasil penelitian menujukkan bahwa penggunaan rainshelter pada budidaya bawang merah dapat meningkatkan pertumbuhan 38,68 cm dan menekan serangan hama penyakit 40,81%. Penggunaan rain shelter direkomendasikan pada budidaya bawang merah meskipun saat musim hujan. Meskipun budiaya bawang merah dilakukan pada musim hujan, penggunaan rain shelter juga mampu menekan serangan hama penyakit.
- ItemPengaruh Teknik Penyiraman dan Jenis Mulsa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah di Lahan Gambut(IAARD Press, 2019) Zainudin; Aidi, Ries Noor; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianLahan gambut di Indonesia mempunyai luas 14,91 juta ha yang tersebar di empat pulau besar yaitu Sumatera 6,44 juta ha, Kalimantan 4,78 juta ha, Papua 3,69 juta ha, dan Sulawesi < 0,10 juta ha (Ritung et al., 2011). Namun secara alami, ekosistem rawa gambut bersifat rapuh (fragile) sehingga diperlukan teknologi pengelolaan lahan yang tepat dan terpadu agar produktivitas lahan optimal dan berkelanjutan. Pengembangan lahan rawa gambut untuk pertanian menghadapi masalah antara lain: kemasaman tanah tinggi, ketersediaan unsur hara dalam tanah rendah, kandungan asam-asam organik tinggi, emisi karbon dan tingginya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Tanaman bawang merah mempunyai peluang untuk dikembangkan di lahan gambut. Secara teknis bawang merah dapat ditanam di dataran rendah, baik di lahan basah maupun kering. Produksi bawang merah di lahan gambut Kalimantan Barat berkisar antara 11-12 t/ha umbi kering (Purbiati, 2012). Selain penggunaan varietas yang cocok, peningkatan produksi bawang merah di lahan gambut dapat dilakukan dengan pemanfaatan pembenah tanah yang tepat. Percobaan di laksanakan di lahan gambut pasang surut (Ds Kalampangan, Kalteng) pada bulan Februari - Desember 2017. Ukuran petak untuk masing masing perlakuan pada percobaan di lahan gambut Kalampangan 1,2 m x 10 m, Percobaan disusun dengan rancangan split plot dan empat ulangan, susunan perlakuannya sebagai berikut : Petak utama: jenis penyiraman P = Penyiraman cara petani dan S= Penyiraman menggunakan sprinkler. Anak petak: jenis mulsa, TM = Tanpa mulsa, G = Mulsa gulma in situ (kelakai) dan J = Mulsa jerami. Hasil percobaan menunjukkan jenis penyiraman dan mulsa tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman bawang baik tinggi maupun jumlah daun. Begitu pula terhadap hasil bawang merah. Namun dapat diketahui bahwa perlakuan PG (penyiraman cara petani+mulsa gulma) memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan perlakuan yang lain. Ukuran umbi bawang yang dihasilkan juga lebih tinggi pada perlakuan PG.
- ItemStrategi Penentuan Materi dalam Sekolah Lapang Melalui Metode Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP) Budidaya Bawang Merah di Kabupaten Pandeglang(IAARD Press, 2019) Kusumawati, Septi; Fauzan, Ahmad; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianProduksi bawang merah Kabupaten Pandeglang masih belum memberikan hasil yang signifikan terhadap nilai produksi bawang merah nasional. Minimnya pengembangan bawang merah di Kabupaten Pandeglang disebabkan oleh banyak masalah/kendala dalam budidaya bawang merah. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi masalah dan dapat dituangkan kedalam materi sekolah lapang adalah Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP). Pengkajian dilakukan untuk mengetahui materi dalam sekolah lapang budidaya bawang merah di Kabupaten Pandeglang. Pengkajian dilakukan pada bulan November 2018 dengan responden penyuluh, POPT dan petani bawang merah di Kabupaten Pandeglang sebanyak 27 responden. Data primer diperoleh dari peserta kegiatan Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP) budidaya bawang merah di Kabupaten Pandeglang meliputi: (1) informasi tentang karakteristik personal responden (kuisioner), (2) kondisi dan masalah yang dihadapi dalam budidaya bawang merah di Kabupaten Pandeglang (diskusi). Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data sekunder berupa data mengenai komoditas bawang merah di Provinsi Banten. Data dianalisis secara deskriptif mengenai penentuan prioritas masalah dan penentuan materi sekolah lapang. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa prioritas masalah yang ada dalam budidaya bawang merah di Kabupaten Pandeglang (berdasarkan rangking) adalah : ketersediaan VUB benih, perlakuan benih, populasi tanaman belum optimal, pengolahan tanah, pemupukan, pengendalian OPT, panen, pasca panen dan pemasaran. Materi sekolah lapang untuk mengatasi masalah dalam budidaya bawang merah di Kabupaten Pandeglang adalah pengenalan VUB bawang merah dan budidaya produksi benih bawang merah, praktek sortir dan perlakuan benih sebelum tanam (perlakuan fungisida dan zat tumbuh pada benih), penanaman bawang merah sesuai SOP, praktek pembuatan bedengan dan pengolahan lahan dengan traktor dan cultivator, pupuk dan pemupukan pada budidaya bawang merah, OPT bawang merah dan pengendaliannya, panen bawang merah sesuai SOP, pengenalan instore drying untuk bawang merah dan analisis usaha tani bawang merah.