Sirkuler Inovasi Tanaman Industri dan Penyegar
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Sirkuler Inovasi Tanaman Industri dan Penyegar by Subject "H Protection of plants and stored products/Perlindungan Tanaman::H10 Pests of plants/Hama tanaman"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemHAMA Helopeltis spp. DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA PADA PERTANAMAN TEH (Camellia sinensis)(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-12) Indriati, Gusti; Soesanthy, FunnyHelopeltis spp. merupakan salah satu hama pertanaman teh yang terdiri dari 18 spesies. Tiga spesies (H. antonii, H. theivora dan H. bradyi) yang menyerang tanaman teh di India, dua spesies (H. schoutederi dan H. theivora) pada pertanaman teh di Afrika dan H. antonii dominan pada pertanaman teh di Indonesia. Serangan Helopeltis spp. menyebabkan perubahan morfologi dan histologi tanaman teh dan secara nyata mengurangi kualitas dan kuantitas pucuk teh. Untuk mengurangi kerugian akibat serangan Helopeltis spp. maka perlu dilakukan tindakan pengendalian yang memperhatikan lingkungan dengan memanfaatkan pengendalian hama terpadu (PHT). PHT untuk Helopeltis spp. pada tanaman teh yaitu: kultur teknis, pengendalian hayati, penggunaan varietas resisten, dan pestisida (nabati dan kimia).
- ItemLecanicillium lecanii (Ascomycota: Hypocreales) SEBAGAI AGENS HAYATI PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-08) Khaerat; Indriati, GustiCendawan Lecanicillium lecanii adalah salah satu agens hayati pada beberapa hama dan penyakit tanaman. Karakteristik cendawan L. lecanii yaitu memiliki kisaran inang yang luas dan bersifat kosmopolit sehingga mudah ditemukan di daerah tropis maupun sub tropis. Cendawan ini dapat menjadi agens hayati pada beberapa hama tanaman. Umumnya L. lecanii menginfeksi inang dengan menggunakan konidia, penetrasi melalui kutikula, produksi blastospores dalam haemocoel, percabangan hifa dan invasi jaringan, yang akhirnya menyebabkan kematian inang. Selain itu, L. lecanii dapat menjadi agens hayati terhadap penyakit tanaman seperti memarasit H. vastatrix (karat daun kopi). Cendawan hyperparasit ini dapat mengurangi kemampuan hidup uredospora, dan mengurangi perkembangan penyakit karat daun kopi.
- ItemPENAMPILAN FISIK BUAH DAN BIJI AKIBAT INFESTASI HAMA PENGGEREK BUAH PADA SEPULUH KLON KOPI ROBUSTA(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-04) Purwanto, Eko Heri; Aunillah, Asif; Wardiana, EdiSalah satu faktor yang menjadi penyebab menurunnya produksi dan mutu kopi adalah karena adanya infestasi hama penggerek buah kopi (PBKo), Hypothenemus hampei (Coleoptera: Curculionidae: Scolytidae). Buah kopi yang terserang hama ini akan menjadi rusak serta akan menurun ukuran dan bobot bijinya. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan milik Pusat Penyuluhan Kopi di Lampung Barat, pada ketinggian tempat ± 800 m dpl dengan jenis tanah Latosol dan tipe iklim A menurut Schmidt dan Fergusson, mulai bulan Juni sampai Juli 2012. Tujuannya adalah untuk mengetahui penampilan komponen fisik buah dan biji kopi akibat adanya infestasi hama PBKo, serta mengidentifikasi keragaman tingkat infestasi hama PBKo pada 10 klon unggul kopi Robusta. Metode yang digunakan adalah observasi terhadap 10 klon kopi Robusta BP 534, BP 436, BP 936, BP 939, BP 288, BP 234, BP 935, BP 42, BP 397, dan BP 913, dengan teknik penentuan contoh buah secara acak sederhana. Peubah yang diukur adalah komponen fisik buah dan biji serta tingkat infestasi hama PBKo. Analisis data dilakukan dengan metode analisis ragam satu arah, analisis regresi, dan analisis diskriminan. Hasil penelitian menunjukkan pada populasi buah yang dipanen matang (buah merah), penurunan ukuran panjang, tebal, bobot segar dan kering buah dan biji, serta rendemen biji kopi Robusta secara nyata dipengaruhi oleh hama PBKo pada tingkat infestatsi 50-62% (klasifikasi D). Persentase buah terinfestasi hama PBKo sebesar 50-62% (klasifikasi D) didominasi oleh klon BP 234, sedangkan infestasi sebesar 24-36% (klasifikasi B) didominansi oleh klon BP 534 dan BP 939.Tidak ada satu klon pun yang secara dominan masuk ke dalam klasifikasi A (10-23%) maupun C (37-49%).
- ItemSERANGGA PENGISAP PUCUK TEH: Empoasca vitis (Homoptera: Cicadellidae) DAN TUNGAU (Acarina)(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-04) Indriati, Gusti; Soesanthy, FunnyEmpoasca vitis Gothe. (Homoptera: Cicadelidae) dikenal juga sebagai Empoasca flavecens Fabricius merupakan salah satu hama utama pertanaman teh. Serangan hama ini menyebabkan pucuk teh layu, kerdil dan seperti terbakar. Upaya pengendalian dilakukan dengan menanam Casia tora diantara tanaman teh, sticky trap, musuh alami parasitoid telur Anagrus atomus (Hymenoptera: Mymaridae), predator Scymnus sp., Aspidimerus circumflexa, insektisida nabati seperti minyak mimba 3%, minyak pongamia 3%, dan ekstrak biji mimba 5% mampu mengurangi populasi Empoasca spp. Tungau Brevipalpus phoenicis Geijskes dan Oligonychus coffeae Neitner juga merupakan hama penusuk pengisap daun teh. Keduanya dapat menimbulkan nekrosis pada daun, dan pada serangan berat dapat menyebabkan gugur daun. Pengendalian kedua hama ini dapat menggunakan predator anggota Phytoseidae, Stigmaeidae, Coccinellidae, Staphylinidae, dan Chrysopidae. Selain itu telah digunakan jamur dan bakteri sebagai agens hayati. Ekstrak air dari beberapa jenis tanaman juga dapat digunakan untuk mengendalikan hama tungau.
- ItemSTUDI KEBERADAAN JAMUR KONTAMINAN DAN HAMA GUDANG PADA TEMPAT PENYIMPANAN BIJI KAKAO(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015) Samsudin; Purwanto, Eko HeriSalah satu penyebab rendahnya kualitas produk kakao nasional adalah adanya serangan jamur kontaminan dan hama gudang pada saat penyimpanan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keberadaan jamur kontaminan dan hama gudang pada biji kakao di beberapa gudang penyimpanan. Penelitian dilaksanakan Januari sampai November 2012. Pengamatan dan pengambilan sampel untuk mengetahui jamur kontaminan dan hama gudang dilakukan di gudang penyimpanan biji kakao di daerah sentra produksi kakao di Kecamatan Sampaga dan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Hasil pengamatan, isolasi dan identifikasi pada sampel biji kakao ditemukan beberapa jamur kontaminan, yaitu: Rhizopus spp., Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Fusarium spp., Mucor spp., Penicillium spp. dan Phytophthora palmivora, sedangkan hama gudang yang ditemukan adalah: Ephestia cautella, Araecerus fasciculatus dan Tribolium confusum. Keberadaan jamur kontaminan dan hama gudang selain ditentukan oleh cara penanganan pasca panen, juga dipengaruhi oleh kondisi fisik dan sanitasi gudang, penataan komoditas, pengaturan keluar masuknya komoditas dan monitoring.
- ItemTINGKAT SERANGAN PENGGEREK BUAH KOPI PADA DUA MODEL POLA TANAM KOPI(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-12) Indriati, Gusti; Soesanthy, FunnyHama penggerek buah kopi (PBKo), Hypothenemus hampei, merupakan hama utama pada tanaman kopi. Tingkat serangan hama ini pada model pola tanam kopi Robusta+ serai wangi + lamtoro + gamal (A) dan kopi Arabika Sigarar Utang + kelapa salak (B) belum pernah dilaporkan. Tujuan penelitian ini memberikan informasi mengenai tingkat serangan PBKo pada kedua pola tanam tersebut yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri). Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2014 di Kebun Percobaan Pakuwon, Sukabumi. Pada pola tanam A diamati 34 pohon, sedangkan pada B diamati 30 pohon. Sebagai unit contoh dipilih dua cabang paling produktif tiap pohon. Pengamatan dilakukan dwi mingguan sebanyak 12 kali terhadap jumlah buah yang terserang PBKo. Sebanyak 150 buah dari masing-masing pola tanam diambil pada hari terakhir pengamatan. Buah-buah tersebut dibelah di bawah mikroskop untuk melihat posisi PBKo dan jumlah populasinya di dalam tiap buah. Tingkat serangan PBKo pada pola tanam A dan B relatif masih rendah. Walaupun demikian, pada kedua pola tanam tersebut, proporsi tertinggi PBKo berada pada posisi D sehingga pengendaliannya harus dilakukan secara mekanik.