Buletin Diagnosa Veteriner
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Buletin Diagnosa Veteriner by Subject "Anjing"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemInvestigasi Kasus Gigitan Anjing Supek Rabies di Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan Februari 2019(Balai Besar Veteriner Maros, 2019) Djatmikowati, Titis Furi; Yudianingtyas, Dini Wahyu; Ramadhan, Bone; Firdaus, Taman; RamlanTelah dilaksanakan investigasi kasus gigitan anjing suspek rabies di Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan tanggal 17 Februari 2019. Investigasi ini bertujuan untuk mengetahui kronologis, mengidentifikasi sumber penularan kasus gigitan anjing pada manusia di Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo dan faktor risikonya kejadian kasus kasus gigitan anjing pada manusia serta pemberian saran tindakan pengendalian penyakit. Kabupaten Wajo merupakan daerah tertular rabies sejak pertama kali dilaporkan pada tahun 2002. Kasus gigitan anjing dalam periode waktu tiga hari telah terjadi delapan kasus gigitan anjing di Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo. Spesimen berupa otak anjing dari kegiatan kontrol populasi. Pengujian laboratorium menggunakan metode pewarnaan Seller’s dan FAT menunjukkan hasil negatif. Berdasarkan definisi kasus dan hasil laboratorium diperoleh proporsi kasus rabies 0%, suspek rabies 0,26% (4/1500). Kewaspadaan terhadap bahaya penyakit rabies di Kabupaten Wajo tetap dilaksanakan mengingat kasus rabies oleh Hewan Penular Rabies (HPR) disertai dengan kasus gigitan anjing memiliki Case Fatality Rate (CFR100%). Metodologi investigasi dilakukan dengan pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan delapan pemilik anjing diperoleh informasi bahwa banyak anjing liar disekitar lokasi gigitan, mayoritas anjing mereka tidak divaksin, adanya pedagang anjing keluar masuk dari satu desa ke desa lain bahkan lintas Kabupaten, dan banyaknya masyarakat yang belum mengetahui pentingnya vaksinasi rabies pada anjing dan kucing. Tindakan pengendalian yang sudah dilakukan yaitu pelaksanaan Tata Laksana Gigitan Terpadu, pemberian Vaksin Anti Rabies pada korban gigitan anjing, Komunikasi Informasi dan Edukasi kepada masyarakat megenai penyakit rabies dan penanganannya, vaksinasi rabies pada anjing di daerah berisiko tinggi serta kontrol populasi anjing. Perlu penyuluhan kepada masyarakat mengenai pemeliharaan anjing yang tidak diliarkan dan pemberian vaksinasi pada hewan peliharaan dan pemberian VAR pada setiap orang yang digigit hewan atau yang terpapar dan yang berisiko tinggi terpapar virus rabies.
- ItemProfil Respon Imunn Anjing yang Divaksinasi dengan Vaksin Rabies (RabisinR dan Rabivet Supra 92R) pada Kondisi Laboratorium Diuji dengan Metoda FAVN Test.(Balai Besar Veteriner Maros, 2013) Faizah; Ratna; Suanti; Perpustakaan Balai Besar Veteriner MarosPenelitian ini dilalrukan untuk mengetahui profil respon imun anjing yang divaksinasi dengan vaksin Rabisin dan vaksin Rabivet Supra 92, pemberian dosis vaksin hanya satu kali dosis vaksinasi pada kondisi laboratorium. Pengamatan dilaksanakan sekitar delapan bulan dimulai dari bulan Januari 2011 sampai dengan awal September 2011. Semua sampel serum diuji dengan metoda FAVS test. Dari 27 ekor anjing sebagai objek penelitian dengan rincian sebagai berikut 9 ekor untuk kontrol, 9 ekor unfuk perlakuan vaksinasi dengan vaksin Rabisin dan 9 ekor untuk perlakuan vaksinasi dengan vaksin Rabivet Supra 92, kemudian dilakukan pengambilan serum darah pada hari ke-0, 21, 56,84, 119, I47, 16I, 175, 189, dan 222 sehingga total serum darah anjing sebanyak 270. Hasii penelitian menunjuk bahwa Rata rata titer antibodi pada hari ke-21 pasca vaksinasi (sebelum challenge) pada kedua kelompok vaksin (Rabisin dan Rabivet Supra 92) terlihat meningkat. Kelompok vaksin Rabisin sangat nyata (p: 0,000 ; p < 0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok Rabivet Supra 92. Rata-rata titer antibodi pada hari ke-56 pasca vaksinasi, kelompok Rabisin terlihat menurun dan kelompok Rabivet Supra 92 terlihat meningkat, tetapi rerata fiter antibodi kelompok Rabisin masih lebih tinggi dibandingkan kelornpok Rabivet Supra 92 dan secara statistik tidak menunjukan perbedaan nyata(p=0.158,p < 0,05). Rerata titer antibodi pada hari ke-161 pasca vaksinasi atau sembilan hari setelah challenge, kedua kelompok vaksin (Rabisin dan Rabivet Supra 92) terlihat meningkat dan menunjukkan tidak ada perbedaan yzmg nyata (p: 0,000 ; p < 0,05) pada kedua kelompok vaksin Secara statistik kedua kelompok vaksin (Rabisin dan Rabivet Supra 92) pada hari ke-222 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata(p:0,3108; p > 0,0-{), dan {p - 0,0896; p > 0,05), dan kedua kelompok vaksinasi (Rabisin dan Rabivet Supra 92) rerata nilai antibodinya diatas 0,5 IU/ml.