Buletin Hasil Kajian
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Buletin Hasil Kajian by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 48
Results Per Page
Sort Options
- ItemRancangan kelembagaan penunjang model usahatani integrasi tanaman sorgum dan ternak sapi di lahan suboptimal(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Sutrisna, Nana; Sunandar, Nandang; Surdiantoi, Yanto; BPTP Jawa BaratElemen kelembagaan, dalam proses produksi pertanian sering berada dalam posisi marginal. Sejauh ini upaya peningkatan produksi pertanian senantiasa dikaitkan dengan penerapan dan jenis teknologi, padahal peran lembaga dan kelembagaan pertanian dalam proses penyebaran dan adopsi inovasi teknologi pertanian serta pemasran hasil masih sangat kuat. Dengan demikian penelitian kelembagaan dan perannya dalam proses pengembangan model usahatani integrasi tanaman sorgum dan ternak sapi di lahan sub optimal menjadi penting. Penelitian bertujuan menginventarisasi dan mengidentifi kasi lembaga pertanian eksisting di sekitar lokasi pengkajian dan lingkungan sekitarnya sekaligus merancang alternatif lembaga dan kelembagaan pertanian yang dapat menunjang pengembangan model usahatani integrasi tanaman sorgum dan ternak sapi. Penelitian menggunakan metode survei dan Focus Group Discussion (FGD) dengan pakar kelembagaan. Data yang dikumpulkan merupakan informasi kuantitatif dan kualitatif yang bersumber pada kelembagaan, kelembagaan organisasi dan kelembagaan individu tokoh kunci. Pengumpulan data menggunakan External Factor Checklist untuk mengetahui keragaman variabel lingkungan, ketersediaan teknologi, tekanan eksternal, dan sumberdaya eksternal kelembagaan pertanian eksisting. Data dan informasi yang diperoleh kemudian dianalisis deskriptif, dijabarkan, dan diinterpretasikan menurut alur logika pendekatan sistem. Titik tolak analisis adalah dinamika kelembagaan usaha tani dalam tiap segmen kegiatan dalam siklus produksi tahunan dan dalam setiap subsistem dari model usahatani integrasi tanaman sorgum dan ternak sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 (empat) kelembagaan eksisting yang dapat menunjang pengembangan model usahatani integrasi tanaman sorgum dan ternak sapi di ahan suboptimal. Berdasarkan 4 (empat) kelembagaan eksisting, ditambah kelembagaan pemasaran, kemudian dirancang sebagai sub model kelembagaan usahatani integrasi tanaman sorgum dan ternak sapi di lahan suboptimal. Kelembagaan tersebut merupakan sebuah kelembagaan agribisnis, yang terdiri atas: kelembagaan usahatani/usaha ternak, kelembagaan penyediaan sarana produksi, kelembagan pengolahan hasil dan limbah, dan kelembagaan pemasaran hasil.
- ItemMotivasi kerja penyuluh tenaga harian lepas - tenaga bantu penyuluh pertanian (thl-tbpp) dan faktor yang mempengaruhinya di Kabupaten Bekasi(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Muhammad Safei, Atang; Budiman; Sari, Ratna; BPTP Jawa BaratPenyuluh Tenaga Harian Lepas - Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Bekasi. Kuantitas penyuluh PNS yang semakin berkurang, membuat peran penting THL-TBPP dalam pendampingan petani semakin kuat. Kinerja optimal dapat tercapai dengan motivasi kerja yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai penyuluh. Pengkajian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Agustus 2012 di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Responden pengkajian ini berjumlah 23 penyuluh THL-TBPP yang berasal dari 23 Kecamatan di Kabupaten Bekasi. Metode pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Pengkajian ini bertujuan untuk (1) mengetahui motivasi kerja penyuluh THL-TBPP dalam melakukan kegiatan penyuluhan pertanian kepada petani, (2) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja penyuluh THL-TBPP. Uji hipotesa menggunakan analisis uji Rank Spearman. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa tingkat motivasi penyuluh THL-TBPP termasuk dalam kategori tinggi. Penyuluh THL-TBPP selalu bersifat agresif dan kreatif dalam melakukan pekerjaan. Kepuasan kerja (r=0,004), status dan tanggungjawab (r=0,146) tidak berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja. Kompensasi yang memadai mempunyai pengaruh nyata terhadap motivasi kerja (r=0,415), Penyuluh THL-TBPP menerima penghasilan sesuai dengan beban kerja yang telah diberikan. Kondisi lingkungan kerja mempunyai pengaruh nyata terhadap motivasi kerja (r=0,761). Fasilitas kerja dan kenyamanan lingkungan kerja yang mendukung sangat membantu peningkatan motivasi penyuluh. Keinginan dan harapan pribadi mempunyai pengaruh nyata terhadap motivasi kerja (r=0,482). Penyuluh THL-TBPP mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam bidang penyuluhan pertanian hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan penyuluh THL-TBPP.
- ItemKajian pengolahan mie dengan bahan baku tepung terigu yang disubstitusi tepung cassava(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Histifarina, Dian; Sunandar, Nandang; Sukmaya; BPTP Jawa BaratKetergantungan Indonesia terhadap beras dan produk pangan impor seperti terigu yang tinggi, membuat ketahanan pangan nasional sangat rapuh. Dari aspek kebijakan pembangunan makro, kondisi tersebut mengandung resiko (rawan), yang juga terkait dengan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik. Salah satu kebijakan pembangunan pangan dalam mencapai ketahanan pangan adalah melalui diversifi kasi pangan, yang dimaksudkan untuk memberikan alternatif bahan pangan sehingga mengurangi ketergantungan terhadap beras dan terigu. Salah satu produk pangan yang sangat tergantung pada tepung terigu adalah produk mie. Perkembangan konsumsi mie cukup pesat dan mie merupakan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan atau preferensi konsumen di Indonesia. Alternatif jenis tepung dari umbi-umbian dapat mensubstitusi terigu dalam pembuatan mie. Tujuan pengkajian adalah untuk mengetahui pengaruh substitusi terigu pada proses pengolahan mie cassava. Pengkajian dilakukan di laboratorium Mutu Hasil BPTP Jawa Barat dari bulan Juli hingga Oktober 2013. Formulasi substitusi terigu yang digunakan antara 70-100%. Data yang diamati meliputi kadar air, kadar abu, protein, warna, dan sifat organoleptik (warna, rasa, fl avor, tekstur dan penampilan keseluruhan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi mie dengan komposisi 30% tepung cassava dan 70% tepung terigu merupakan formulasi terbaik dengan mutu mendekati mie terigu 100% dan sesuai SNI mie.
- ItemPeningkatan produktivitas dan pendapatan melalui penerapanpengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (ptt) jagung(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Permadi, Karsidi; Haryati, Yati; BPTP Jawa BaratDalam upaya memenuhi kebetuhan jagung dalam negeri untuk industri, pakan dan pangan maka perlu adanya suatu terobosan penggunaan teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani jagung. Oleh karena itu, budidaya jagung dianjurkan menggunakan teknologi pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). Pengkajian PTT jagung dilaksanakan pada MK II 2013 dan 2014 di Kelurahan Cicurug menggunakan varietas jagung hibrida P-21, dan pada MK 2014 di Kelurahan Sindangkasih,menggunakan varietas jagung hibrida Bima-4. Kedua lokasi pengkajian ini termasuk kecamatan Majalengka, kabupaten Majalengka.Tujuan pengkajian untuk mengetahui peningkatan produktivitas dan pendapatan usahatani jagung yang menerapkan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penerapan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT) jagung di kelurahan Cicurug terjadi peningkatan produktivitas pada MK 2013 dan MK 2014 masing-masing 0,67 t/ha (8,59%), dan 1,0 t/ha (12,82%) dan peningkatan pendapatan usahatani jagung masingmasing sebesar Rp 4.551.000,00 per ha (19,45%), dan Rp5.640.000,00 perha (24,10 %) dan di Kelurahan Sindangkasih pada MK 2014 terjadi peningkatan produktivitas3,14 t/ha (56,07%) dan peningkatan pendapatan usahatani sebesar Rp6.866.000,00 per ha (37,15%) dibandingkan dengan budidaya jagung cara petani.
- ItemRespon konsumen terhadap beberapa varietas unggul baru padi berdasarkan karakter kualitas gabah, beras dan nasi (studi kasus di salah satu instansi litbang pertanian di Jawa Barat)(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Yulyatin, Atin; Ramdhaniati, Susi; Alit Diratmaja, IGP; BPTP Jawa BaratBeberapa faktor penghambat adopsi varietas unggul baru antara lain: pasar beras belum mengacu kepada varietas, kriteria pelepasan varietas sebaiknya memasukkan preferensi konsumen, atau subjektifi tas pemulia dikurangi dalam persilangan penciptaan galurgalur yang akan dipilih untuk uji selanjutnya. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui respon konsumen terhadap varietas unggul baru padi sebelum menyebarkan informasi tersebut ke petani, mengubah selera ataupun kebiasaan makan nasi dari varietas unggul baru yang telah lama dilepas seperti IR64 maupun Ciherang. Pengumpulan data dilakukan melalui metode survey terhadap 31 orang responden pegawai BPTP Jawa Barat secara acak. Uji Preferensi meliputi karakteristik mutu gabah, beras dan nasi yang diamati adalah ukuran gabah, warna gabah, bentuk gabah, ukuran beras, warna beras, bentuk beras, tekstur nasi, warna nasi, rasa nasi, dan aroma nasi. Responden cenderung menyukai varietas Inpago 4, Inpago 5 dan Mekongga berdasarkan penilaian terhadap Karakter gabah maupun beras. Berdasarkan rasa nasi, tekstur nasi, warna nasi dan aroma nasi respon konsumen cenderung bervariasi seperti Inpago 5, Sintanur beras aromatik, dan Mekongga. Diharapkan preferensi konsumen menjadi salah satu kriteria penilaian Dalam pelepasan varietas.
- ItemPengaruh pendampingan sl-ptt dalam peningkatan produksi padi, respons petani untuk menunjang program p2bn di Jawa Barat(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Nurawan, Agus; Rachman, Adetiya; Ishaq, Iskandar; BPTP Jawa BaratDalam rangka meningkatkan produktivitas padi dan menunjang program P2BN di Jawa Barat, dilakukan pendampingan SLPTT Padi sawah di Desa Mekar Pananjung, Desa Kertajaya, Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat pada MT.II 2012. Pengkajian pendampingan seluas 3 ha dengan pola Denfarm dan dibandingkan dengan kebiasaan petani. Komponen teknologi PTT Padi Sawah yang diterapkan terdiri atas 1) pengukuran kebutuhan pupuk menggunakan perangkat PUTS, 2) peggunaan varietas unggul baru (VUB) 3) penggunaan pupuk organik, 4) tanam jajar legowo 2 :1, 5) penggunaan BWD, 6) pengendalian OPT dengan konsep PHT 7) penyiangan dengan kombinasi gasrok dan herbisida, 8) panen tepat waktu, 9) perontokan gabah dengan segera setelah panen. Metodologi pengkajian menggunakan pendekatan perbandingan (with) dengan tanpa perlakuan/kebiasaan eksisting petani (without), sebelum (before) dan sesudah (after) untuk penilaian minerjanya. Pengkajian pendampingan ini bertujuan Untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi dan memperkenalkan varietas unggul baru (VUB: Inpari 13). Dalam kegiatan ini melibatkan 14 orang petani yang bergabung dalam kelompok tani. Hasil kegiatan pendampingan ini menunjukkan, bahwa petani yang didampingi produksinya lebih tinggi yaitu 8,50 t GKP/ha dibandingkan cara petani yang hanya 6,60 t GKP/ha. Tingkat pendapatan dan keuntungan masing-masing Rp.26.333.333 dan Rp.19.062.000,- Dari hasil pendampingan di tingkat kelompok tani ternyata ada perubahan-perubahan perilaku yang positif terhadap teknologi yang diterapkan. Adapun respons petani terhadap komponen teknologi yang diaplikasikan menunjukkan bahwa tidak seluruhnya komponen PTT padi sawah dapat diterapkan, respons yang sangat baik adalah terhadap VUB, penggunaan bibit muda dan PHSL (Pemupukan Hara Spesifik Lokasi). Perubahan perilaku terhadap komponen teknologi pada umumnya perubahan yang sangat positif.
- ItemTanggapan petani terhadap komponen teknologi pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (ptt) padi sawah di Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Murtiani, Sri; Kusyaeri Hamdani, Kiki; BPTP Jawa BaratDalam rangka meningkatkan produktivitas padi dan menunjang program P2BN di Jawa Barat, dilakukan pendampingan SL-PTT Inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padi terus dihasilkan sebagai solusi untuk mengantisipasi berbagai kendala di tingkat lapangan khususnya di petani diantaranya komponen teknologi Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) padi sawah. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan petani terhadap komponen teknologi PTT padi sawah. Pengkajian dilakukan di Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang pada bulan Oktober 2013. Pengkajian menggunakan metode survei dan pengumpulan data dari responden melalui teknik wawancara dengan menggunakan kuisioner. Data dianalisis secara diskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan statistik non parametrik. Analisis data secara kuantitatif dilakukan melalui Uji keselarasan (konkordansi) Kendall dan Chi Square pada taraf 5%. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa tanggapan responden (petani) di Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang terhadap komponen teknologi PTT padi sawah adalah menyatakan setuju dan sangat setuju dengan persentase 68%-87%. Pemupukan berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah merupakan komponen teknologi PTT padi sawah dipilih paling banyak oleh responden dengan persentase 87%. Responden mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap komponen teknologi PTT padi sawah.
- ItemPewilayahan agribisnis komoditas jagung berdasarkan agro ekological zone skala 1:50.000 di Kabupaten Subang(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Darmawan; Muhammad Safei, Atang; Kusyaeri Hamdani, Kiki; BPTP Jawa BaratJagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang berpeluang sebagai sumber lapangan kerja dan pendapatan petani. Jagung menjadi sumber pangan alternatif penghasil karbohidrat setelah padi. Agribisnis jagung umumnya belum dikelola secara optimal sehingga produktivitasnya masih rendah. Pengkajian pewilayahan tanaman jagung berdasarkan Agro Ekological Zone (AEZ) di Kabupaten Subang ini bertujuan mengidentifi kasi potensi sumberdaya lahan untuk pengembangan agribisnis jagung sebagai dasar pembangunan pertanian berkelanjutan. Pengkajian ini dilaksanakan pada bulan April-Desember 2013 di Kabupaten Subang. Pengkajian dilakukan dengan pendekatan desk study, pengambilan contoh tanah dan survei. Jenis tanah di wilayah pengkajian dalam tingkat ordo tergolong dalam Entisols, Inceptisols, Andisols, Alfi sols, dan Ultisols. Tanah tersebut terbagi dalam 7 sub ordo, 11 grup dan 19 subgrup. Dari hasil interpretasi Citra Foto Udara/Landsat TM 7 menghasilkan 37 unit satuan lahan. Satuan lahan yang cocok untuk budidaya jagung adalah satuan lahan nomor 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 27, 28, 29, 30, 31, 33, dan 35. Berdasarkan nilai Location Quotient (LQ), tanaman jagung cocok dikembangkan di Kecamatan Sagalaherang, Serangpanjang, Jalancagak, Ciater, Cisalak, Kasomalang, Cibogo, Kalijati, Dawuan, Cipendeuy, Patokbeusi, Purwadadi, Compreng dan Pusakanagara.
- ItemStudi penerapan hazard analysis critical control point (haccp) pada industri kecil manisan buah kering(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Histifarina, Dian; BPTP Jawa BaratTuntutan jaminan keamanan pangan terus berkembang sesuai dengan persyaratan konsumen yang terus meningkat dan seirama dengan kenaikan kualitas hidup manusia. Jaminan akan keamanan pangan adalah merupakan hak azasi konsumen. Konsumen sudah menyadari bahwa mutu, khususnya keamanan pangan hasil pertanian tidak dapat dijamin hanya dengan hasil uji produk akhir dari laboratorium. Produk yang aman dikonsumsi diperoleh dari bahan baku yang baik, ditangani secara baik dan benar, serta diolah dan didistribusikan secara baik, sehingga pada akhirnya dihasilkan produk yang baik. Berdasarkan hal tersebut, maka studi penerapan HACCP (Hazard Anlysis Critical control Point) pada industri kecil manisan mangga kering dilakukan mulai dari bahan baku yang digunakan hingga proses pengolahan dan pengemasan. Agar HACCP dapat berfungsi dengan baik dan efektif, perlu diawali dengan melakukan identifi kasi bahaya pada setiap bahan yang digunakan serta pada setiap tahapan proses pengolahan produk pangan dan juga penetapan titik kendali kritis (Critical Control Point/CCP). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa titik kendali kritis (CCP) pada industri olahan manisan mangga kering adalah penyortiran, pencucian, pengeringan dan pengemasan , sedangkan untuk titik kontrol poin pada industi manisan mangga kering adalah pada saat proses pengirisan mangga dan perendaman dalam larutan gula yang akan mempengaruhi mutu manisan mangga kering.
- ItemSistem tanam legowo dan mina padi meningkatkan pendapatan petani di Kabupaten Cianjur (Studi kasus petani demfarm SLPTT Kabupaten Cianjur)(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Perdhana, Fyannita; Rokayah, Euis; Ishaq, Iskandar; BPTP Jawa BaratUpaya peningkatan produksi pangan, utamanya beras semakin berat dengan berbagai permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pembangunan pertanian saat ini, diantaranya laju konversi lahan sawah yang tinggi, akses petani terhadap teknologi relatif rendah, dan lain sebagainya. Melihat potensi lahan sawah irigasi yang cukup baik, maka pemanfaatan lahan secara optimal dapat dilakukan dengan menetapkan pertanian terpadu (integrated farming). Salah satu contohnya adalah sistem usahatani minapadi yaitu sistem pertanian terpadu antara budidaya padi sawah dan ikan. Mina padi dapat dilakukan secara tumpang sari (ikan bersama padi) maupun “penyelang” (saat menunggu). Sedangkan sistem tanam jajar legowo 2 :1 merupakan sistem tanam padi yang dapat menghasilkan produksi cukup tinggi, yaitu tanam padi sawah yang memberikan ruang (barisan yang tidak ditanami) pada setiap dua barisan tanam, tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm – 15 cm. Penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan produktivitas padi sawah dengan system tanam jajar legowo dan mina padi sebagai upaya peningkatan pendapatan petani. Penelitian dilaksanakan di areal sawah Kelompok tani Rindu Alam, Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, dalam bentuk demfarm PTT Padi Sawah dengan system jajar legowo 2:1 jarak tanam (30x15x50) cm dan 1 kali mina padi, system tanam jajar legowo 2:1 dengan jarak tanam sama (30x15x50 cm) tanpa mina padi dan untuk perbandingan juga digunakan kontrol pertanaman padi yang menggunakan sistem tanam tegel (17x20 cm) tanpa mina padi. Hasil pengkajian memberikan pengaruh terhadap peningkatan produktivitas padi sebesar 24,42% (6,918 ton/ha, rata-rata di desa Bobojong 5,560 ton/ha), dan tambahan penghasilan Rp.600.000/ha skali panen mina padi.
- ItemKajian pemanfaatan tepung cassava sebagai bahan baku pembuatan brownies(BPTP Jawa Barat, 2015-10-16) Histifarina, Dian; BPTP Jawa BaratTepung cassava merupakan salah satu produk olahan dari ubi kayu yang saat ini banyak dikembangkan untuk pembuatan produk kue/bakery. Pemanfaatan tepung cassava pada berbagai macam produk olahan kue diharapkan dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu yang masih diimpor. Salah satu produk olahan dan tepung cassava sebagai bahan baku brownies. Brownies merupakan salah satu jenis bakery yang dapat dibuat dari 100% tepung cassava. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu brownies pada beberapa formulasi perbandingan tepung cassava:tepung terigu. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Mekanisasi dan Pengolahan Hasil Pertanian BPTP Jawa Barat dari bulan Maret sampai September 2013. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Parameter pengamatan meliputi kadar air, kadar abu, sifat organoleptik (rasa, aroma, warna, tekstur dan penampilan keseluruhan) serta uji proksimat brownies terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa brownies yang dibuat dari 100% tepung cassava menghasilkan sifat organoleptik sesuai dengan 100% tepung terigu, terutama dalam penampilan, tekstur dan aroma. Kandungan gizi brownies 100 tepung cassava memiliki kadar karbohidrat 45,81%, protein 6,45% dan lemak 24,67%.
- ItemRespon petani terhadap padi varietas inpari 30 di kecamatan cileunyi Kabupaten Bandung(BPTP Jawa Barat, 2015-10-16) Sianipar, Ratima; Bekti, Eriawan; BPTP Jawa BaratKomitmen pemerintah untuk mengganti varietas unggul padi yang telah lama dibudidayakan dengan varietas unggul baru sangatlah tepat, guna meningkatkan produktivitas dan mencegah perkembangan hama dan penyakit tanaman padi. varietas padi Inpari 30 adalah salah satu Varietas yang tahan genangan air dan tahan hama wereng coklat. Kajian bertujuan untuk mengetahui respon petani terhadap padi Varietas Inpari 30 di Kabupaten Bandung. Kajian dilaksanakan melalui pembuatan demplot di 3 (tiga ) desa, yaitu Desa Cileunyi Kulon, Desa Cileunyi Wetan dan Desa Cibiru Hilir Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung pada musim hujan Bulan Nopember 2013 – Maret 2014. Areal demplot menggunakan lahan seluas 3 (tiga) Ha. Sistim tanam yang digunakan adalah tanam Legowo 2 : 1. Sebagai tanaman pembanding digunakan Varietas Ciherang dan Inpari 26. Metode pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan menggunakan kuesioner terstruktur kepada 30 orang responden. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, ditabulasikan dan dianalisis menggunakan prosentase, sedangkan untuk menganalisis tingkat respon menggunakan prosentase. Aplikasi pengolahan data menggunakan program SPSS-19. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa Tingkat penerapan komponen PTT padi Varietas unggul baru mempunyai kemudahan yang lebih tinggi ( nilai 9,57). Respon petani terhadap padi Varietas Inpari 30 tinggi . Semua responden setuju untuk mengembangkan Varietas Inpari 30 pada musim tanam berikutnya karena tahan terhadap genangan air, produksi tinggi dan rasa nasi disukai. Produksi varietas Inpari 30 adalah 8 – 9 ton/ha GKP, Inpari 26adalah 5,5 ton/ha GKP dan Varietas Ciherang 4,7 ton/ ha GKP.
- ItemProduksi kedelai pada lahan sawah bekas padi di Kabupaten Majalengka(BPTP Jawa Barat, 2015-10-16) Kusyaeri Hamdani, Kiki; Alit Diratmaja, IGP; BPTP Jawa BaratSalah satu upaya untuk meningkatkan produksi kedelai di dalam negeri adalah melalui peningkatan produktivitas tanaman dengan menerapkan varietas unggul. Varietas unggul merupakan teknologi yang paling murah serta relatif lebih cepat dan luas penerapannya di kalangan petani. Masalah yang dihadapi petani domestik dalam memproduksi kedelai diantaranya adalah rendahnya produktivitas sehingga tidak mampu menutupi biaya produksi. Selain itu, belum semua varietas unggul tersebut dikenal, berkembang dan diadopsi oleh petani. Lahan sawah masih dominan dijadikan sebagai areal penanaman kedelai setelah per tanaman padi dengan mengikuti pola tanam padi-padi-kedelai dan padi-kedelai-kedelai. Potensi lahan sawah tersebut sangat besar jika dapat dimanfaatkan secara optimal untuk produksi kedelai. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan beberapa varietas unggul kedelai di lahan sawah bekas padi di Kabupaten Majalengka. Pengkajian dilaksanakan di Desa Sindangkasih, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada bulan Maret – Juni 2014. Pengkajian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan varietas dan 10 ulangan. Varietas yang digunakan adalah varietas Gema,Wilis, dan Kaba. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong isi dan hampa, bobot 100 biji, dan hasil. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan sidik ragam dan untuk melihat perbedaan antar perlakuan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT pada taraf 5%. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa varietas Gema memperoleh hasil tertinggi sebesar 2,24 ton/ha.
- ItemPeran wanita dalam optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan(BPTP Jawa Barat, 2015-10-16) Gusniani, Erni; Ratna, Neneng; BPTP Jawa BaratWanita memiliki peran yang sangat penting dalam suatu rumah tangga. Peran wanita saat ini tidak hanya terbatas pada mengurusi kegiatan rumah tangga, melainkan juga sebagai pencari nafkah untuk menambah penghasilan rumah tangga dan memenuhi kebutuhan hidup. Di rumah tangga, wanita memiliki peranan ganda yaitu peran sebagai ibu rumah tangga (feminine role) dan peran sebagai pencari nafkah tambahan. Kajian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai peran wanita dalam optimalisasi lahan pekarangan pada program KRPL-P2KP . Kegiatan dilaksanakan di KWT Melati 09, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Pengumpulan data dilaksanakan dalam bentuk survey dan wawancara terhadap 30 orang responden pelaksana kegiatan KRPL. Analisis dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil kajian menunjukkan bahwa wanita memiliki peran dominan dalam pemanfaatan lahan pekarangan sebesar 80%, sedangkan peranan pria sekitar 20%
- ItemPengaruh perlakuan jerami dan varietas padi inbrida terhadap emisi gas rumah kaca di lahan sawah irigasi(BPTP Jawa Barat, 2015-10-16) Sutrisna, Nana; Surdianto, Yanto; Marbun, Oswald; BPTP Jawa BaratSistem budidaya padi yang intensif dapat meningkatkan produktivitas, namun juga dapat memberikan dampak negatif terhadap peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) ti troposfer dalam bentuk gas metan (CH 4) dan dinitrogen oksida (NO). Indonesia adalah penyumbang emisi gas rumah kaca urutan ke-18 dunia. Atas dasar itu, pemerintah Republik Indonesia berkomitmen menurunkan emisi GRK sebesar 26% sampai tahun 2020. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan jerami padi pada beberapa varietas unggul baru terhadap penurunan GRK. Penelitian mengunakan rancangan petak terpisah (split plot design). Petak utama adalah VUB, terdiri atas (1) Inpari 4 (V1), (2) Inpari 14 (V2), dan (3) Mekongga (V). Anak petak adalah teknik pemanfaatan jerami terdiri atas: (1) jerami dikomposan (J1), (2) jerami digelebeg (J23), dan (3) tanpa jerami (J). Jumlah ulangansebanyak 5. Data yang dikumpulkan terdiri atas: emisi GRK (CH4 dan NO), pertumbuhan padi, komponen hasil, dan hasil padi. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis statistik dengan analisis keragaman (Analysis of Varians) yang dilanjutkan dengan uji nilai tengah Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara varietas dan perlakuan jerami padi terhadap emisi CH42 baik pada umur 21, 42, dan 87 hst. Pada umur 42 hst perlakuan jerami padi berpengaruh nyata terhadap emisi CH4 . Pada umur 87 hst varietas dan perlakuan jerami masing-masing berpengaruh nyata terhadap emisi CH. Pada umur 110 hst justru varietas berpengaruh nyata terhadap emisi CH. Terjadi interaksi antara varietas dan perlakuan jerami padi terhadap emisi gas NO pada umur 21 hst.
- ItemPeran kebun bibit desa (KBD) dalam pengembangan kawasan rumah pangan lestari(BPTP Jawa Barat, 2015-10-16) Haryati, Yati; Sukmaya, Maya; BPTP Jawa BaratKebun bibit merupakan salah satu sumber bibit dalam pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari sebagai upaya untuk keberlanjutan rumah pangan lestari (RPL). Kebun bibit dibangun dengan tujuan memproduksi bibit tanaman dalam memenuhi kebutuhan bibit anggota rumah tangga (RPL). Pengkajian dilaksanakan di Kelompok Wanita Tani Nusa Indah, Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Komoditas sayuran daun dan buah yang dominan yang ditanam di KBD untuk perbanyakan benih yaitu bayam, kangkung, sawi hijau, pakcoy dan cabai rawit. Pengelolaan kebun bibit desa dilaksanakan secara swakelola oleh anggota KWT. Kajian ini bertujuan untuk menguraikan pentingnya peran kebun bibit desa dalam penyediaan bibit. Data yang diamati meliputi jenis dan jumlah bibit yang dihasilkan Kebun Bibit Desa. Metode pengumpulan data menggunakan metode survey dengan teknik wawancara. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa Kebun Bibit Desa (KBD) menghasilkan bibit beberapa jenis sayuran dalam bentuk bumbunan maupun dalam bentuk benih/biji dan menjadi fasilitas warga dalam penyediaan benih/bibit tanaman untuk memenuhi kebutuhan warga sebagai pelaksana kegiatan KRPL dan dapat menyediakan bibit sayuran dominan seperti bayam (1000), kangkung (1000), sawi hijau (750), pakcoy (500), dan cabai rawit (500) dengan pemanfaatan masing-masing tanaman sayuran bayam dan kangkung dibagikan ke anggota (100%), sawi hijau dibagikan ke anggota (50%), dibenihkan (20%) dan dijual (30%), pakcoy dibagikan ke anggota (50%) dibenihkan (20%) dan dijual (30%), dan cabai rawit dibagikan ke anggota (40%), dibenihkan (50%) dan dijual (10%).
- ItemKajian produksi kedelai pada lahan kering, di kabupaten indramayu(BPTP Jawa Barat, 2015-10-16) Yulyatin, Atin; Diratmaja, IGP. Alit; BPTP Jawa BaratProduksi kedelai yang rendah diakibatkan salah satunya adalah areal pertanaman yang sedikit. Pemanfaatan lahan hutan jati dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan luasan pertanaman kedelai. Pengkajian dilakukan di lahan kering perum perhutani pada jati muda umur 2 tahun, di kelompok tani Agrotani, Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu. Pengkajian dirancang dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial satu faktor perlakuan yaitu varietas. Varietas yang digunakan adalah Wilis, Burangrang, dan Grobogan.Variabel pengamatan yaitu tinggi tanaman saat panen, bobot 100 butir dan produksi. Data dianalisis menggunakan anova, apabila terdapat beda nyata maka dilakukan uji lanjut DMRT taraf 5%. Hasil menunjukan bahwa Wilis memiliki produksi yang lebih tinggi dibandingkan Burangrang dan Grobogan. Namun pada saat pengisian polong terjadi kekeringan.
- ItemPengaruh perlakuan jerami terhadap beberapa varietas padi sawah(BPTP Jawa Barat, 2015-10-16) Surdianto, Yanto; Sunandar, Nandang; Sutrisna, Nana; BPTP Jawa BaratPenelitian telah dilaksanakan di Desa Karyamukti, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat, mulai bulan Juli hingga Nopember 2014. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh perlakuan jerami padi terhadap pertumbuhan, komponen hasil dan hasil padi. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah (split plot design) dengan lima ulangan. Sebagai petak utama adalah perlakuan kompos jerami (J) terdiri dari tiga taraf yaitu, (J0) tanpa jerami, (J1) jerami dikomposkan, dan (J2) Jermi padi digelebeg. Sebagai anak petak adalah varietas unggul baru (VUB) terdiri dari tiga taraf yaitu, Inpari-4 (V1), Inpari-14 (V2) dan Mekongga (V3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) varietas padi yang dikaji tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap tinggi tanaman pada pada umur 45 hst dan 87 hst, tetapi berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan umur 45 hst anakan produktif. Perlakuan jerami J1, memberikan tinggi tanaman tertinggi pada umur 45 hst dan 87 hst, (2) perlakuan varietas tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap panjang malai dan jumlah gabah hampa per malai. Perlakuan jerami dan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap panjang malai, tetapi berpengaruh nyata terhadap jumlah gabah isi dan gabah hampa per malai, dan (3) perlakuan jerami dan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap bobot gabah isi 1000 butir tetapi berpengaruh nyata terhadap hasil padi.
- ItemAplikasi pemberian pakan metoda flushing pada induk sapi potong po di lokasi psds Kabupaten Ciamis(BPTP Jawa Barat, 2015-10-16) Tedy, Sumarno; Sujitno, Endjang; BPTP Jawa BaratUpaya peningkatan produktivitas ternak sapi potong memerlukan terobosan teknologi yang bersifat spesifi k lokasi. Salah satu metode pemberian pakan pada ternak sapi betina adalah dengan metode fl ushing. Metode ini merupakan upaya untuk memperbaiki kondisi tubuh ternak melalui perbaikan pakan sehingga ternak siap untuk melakukan proses reproduksi.Pengkajian bertujuan untuk meningkatkan tingkat kebuntingan induk sapi PO melalui aplikasi pemberian pakan metoda fl ushing. Pengkajian dilaksanakan dari bulan Januari hingga Desember 2013, berlokasi di Desa Cibereum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis sebagai salah satu lokasi kegiatan PSDSK di Jawa Barat. Bahan pakan suplemen yang digunakan adalah bahan pakan lokal yang tersedia di sekitar lokasi pengkajian, seperti glirisidia (gamal)dan Kaliandra. Aplikasi pemberian pakan dengan metoda fl ushing dilakukan pada 1 bulan sebelum partus hingga 1 bulan setelah partus diberi suplemen berupa hijauan leguminosa sebanyak 30% atau 12 kg dari total hijauan yang diberikan. Hasil pengkajian menujukkan bahwa Leguminose merupakan hijauan makanan ternak yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi potong.Pemberian pakan tambahan daun leguminosa pada sapi induk bunting tua selama dua bulan sebelum melahirkan ternyata efeknya memberikan hasil yang cukup baik pada interval beranak dan terjadinya birahi pertama.
- ItemVariasi dosis pupuk organik pada tanaman kedelai di lahan sawah tadah hujan Kabupaten Garut(BPTP Jawa Barat, 2015-10-16) Sujitno, Endjang; Tedy, Sumarno; BPTP Jawa BaratProduktivitas kedelai nasional saat ini masih sangat rendah, yaitu 1,3 ton/ha. Padahal potensinya masih dapat ditingkatkan sampai 2,5 ton/ha melalui pemanfaatan teknologi dan pemeliharaan yang intensif. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas kedelai adalah dengan pemberian pupuk organik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik terhadap terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Wanaraja Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut pada lahan sawah tadah hujan. Waktu pelaksanaan mulai bulan April sampai Juli 2014, pada MK I. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok dengan empat perlakuan yaitu takaran pemberian pupuk organik yaitu masing-masing : 1,0 ; 1,50; 2,00 ; dan 2,50 t/ha sebanyak 6 ulangan. Varietas kedelai yang digunakan adalah Argomulyo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil produksi yang diperoleh pada perlakuan dosis pupuk organik 1,5 t/ha, 2,0 t/ha dan 2,5 t/ha tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan masing-masing produksi sebesar 2,1 t/ha, 2,3 ton/ha dan 2,5 ton/h tetapi ketiga perlakuan tersebut berbeda dengan perlakuan pemberian dosis pupuk 1,0 t/ha dengan produksi sebesar 1,9 ton/ha.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »