Buletin Hasil Kajian

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 48
  • Item
    Produktivitas dan kualitas benih kedelai varietas anjasmoro pada lahan sawah irigasi dan lahan sawah tadah hujan
    (BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Haryati, Yati; Nurbaeti, Bebet; Noviana, Irma; BPTP Jawa Barat
    Pengembangan pertanaman kedelai dapat diarahkan pada tiga agroekosistem utama, yaitu lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, dan lahan kering. Untuk mendapatkan produktivitas yang paling tinggi dan resiko kegagalan yang paling kecil, lahan sawah setelah padi mempunyai potensi yang paling besar untuk pengembangan tanaman kedelai. Dengan pertimbangan tersebut produksi benih kedelai dilaksanakan di lahan sawah irigasi dan tadah hujan. Kegiatan dilaksanakan di Jawa Barat pada empat Kabupaten yaitu Cianjur, Sumedang, Majalengka dan Indramayu. Pelaksanaan kegiatan pada Bulan Maret sampai Juni 2016. Varietas yang digunakan adalah Anjasmoro.Teknologi yang diterapkan PTT kedelai yaitu: 1) Tanpa Olah tanah (TOT), 2) Jarak tanam 40 x 20 cm, 3) Pembuatan saluran drainase, 4) Pemupukan berdasarkan status hara tanah sawah (PUTS), 5) Penggunaan mulsa jerami, 6) Pengairan dilakukan sesuai fase kritis (15 - 21 HST), fase berbunga (25 - 35 HST), dan pengisian polong (55 - 70 HST), 7) Pengendalian hama/penyakit berdasarkan konsep PHT dan 8) Panen dan pasca panen. Data yang diamati yaitu karakteristik agronomis (tinggi tanaman, jumlah cabang, produktivitas), komponen hasil (jumlah polong isi dan polong hampa per tanaman, bobot 100 butir), dan produksi benih. Pengumpulan data dengan metode eksperimen dan survey. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil yang diperoleh bahwa produksi benih Varietas Anjasmoro di lahan sawah irigasi di Sumedang 1,71 t ha-1 dan Cianjur 1,81 t ha-1 dan kualitas/daya tumbuh masing-masing mencapai 93% dan di lahan sawah tadah hujan di Majalengka 1,30 t ha-1 dan Indramayu 1,20 t ha-1 dengan kualitas/daya tumbuh benih masing-masing 83% dan 90%.
  • Item
    Inventarisasi jenis tanaman sayuran dan pemanfaatannya pada kebun bibit desa di kabupaten ciamis
    (BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Kurnia; Surdianto, Yanto; BPTP Jawa Barat
    Kebun bibit desa (KBD) adalah merupakan tempat yang berfungsi untuk memasok kebutuhan benih tanaman pada kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan. Kebun bibit desa ini dikelola oleh kelompok wanita tani (KWT) beserta anggotanya. Kegiatan yang ada di kebun bibit desa diantaranya persemaian, pembumbunan, penyiapan media tanam, pemindahan tanaman ke polibag, pembuatan kompos, pemeliharaan tanaman, penyiraman, pengendalian hama dan penyakit, dan perbanyakan benih. Pengkajian ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis-jenis tanaman yang dimanfaatkan di kebun bibit desa. Pengkajian dilaksanakan di Kabupaten Ciamis pada bulan Maret 2015. Pengkajian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa tanaman sayuran buah (46,5%) dan sayuran daun (39,1%) merupakan jenis tanaman yang banyak diproduksi di kebun bibit desa. Tanaman yang diproduksi merupakan tanaman yang banyak perminataan dari anggota kelompok.
  • Item
    Penerapan inovasi teknologi pada kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan di kabupaten ciamis
    (BPTP Jawa Barat, 2017-09-12) Kurnia; Surdianto, Yanto; BPTP Jawa Barat
    Kegiatan pada kawasan rumah pangan lestari sebagian besar merupakan budidaya yang berbasis tanaman sayuran, tanaman buah dan tanaman obat. Untuk mendukung kegiatan tersebut diperlukan inovasi teknologi budidaya sayuran. Berbagai inovasi teknologibaik yang berasal dari Badan Litbang Pertanian maupun pihak lain, bisa digunakan asal sesuai dengan kondisi wilayah tersebut. Identifi kasi dilaksanakan di Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Waktu pengkajian yaitu dari bulan April sampai Mei 2015. Hasil identifi kasi menunjukkan bahwa diperlukan inovasi teknologi untuk mendukung kegiatan pemanfaatan pekarangan. Inovasi teknologi budidaya tanaman dari mulai persemaian hingga panen sangat diperlukan oleh anggota KRPL. Teknologi lain yang mendukung kegiatan budidaya seperti pembuatan pupuk organik dan irigasi tetes juga diperlukan
  • Item
    Respon berbagai varietas terhadap produksi tomat di lahan kering dataran tinggi kabupaten garut, jawa barat
    (BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Sujitno, Endjang; Dianawati, Meksy; BPTP Jawa Barat
    Salah satu cara untuk meningkatkan produksi tomat adalah dengan penggunaan varietas unggul baru. Tujuan penelitian adalah mengetahui respon berbagai varietas unggul baru terhadap produksi tomat di lahan kering dataran tinggi Kabupaten Garut, Jawa Barat. Percobaan dilaksanakan di Desa Rancasalak, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada ketinggian 900 mdpl dari Januari hingga Mei 2015. Percobaan dilaksanakan di lahan kering dengan jenis tanah andisol. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan varietas dan 6 ulangan dengan petani sebagai ulangan. Perlakuan varietas yang diuji adalah Warani, Maya, Marta, dan Permata. Data dianalisis dengan Anova dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji contras ortogonal dan uji korelasi pada P<0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok varietas dataran tinggi memiliki produksibuah per ha, bobot per buah, diameter buah, dan panjang buah nyata lebih tinggi, tetapi jumlah buah per tandan nyata lebih rendah dibandingkan varietas dataran rendah. Peubah yang berpengaruh terhadap produksi buah adalah jumlah buah per tandan (-75%), panjang buah dan lebar buah (60,9%), dan bobot per buah (60,4%).
  • Item
    Pemanfaatan lahan di bawah tegakan kelapa dalam mendukung swasembada kedelai
    (BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Perdhana, Fyannita; Sutrisna, Nana; Basuno; BPTP Jawa Barat
    Dalam upaya untuk mencapai swasembada kedelai perlu memanfaatkan lahan sub optimal salah satunya di kawasan areal perkebunan kelapa dalam. Oleh karena itu, dilakukan sistem usahatani kedelai di bawah tegakan kelapa dalam yang berumur 10-15 tahun, dimana populasi tanaman kelapa menggunakan jarak tanam 8 m x 5 m. Lokasi pengkajian di Kelompok tani Samudra Harapan I di desa Ciheras, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya pada MT 2017. Kondisi topografi nya datar pada ketinggian tempat sekitar 2 m di atas permukaan laut (dpl). Tingkat kesuburan lahan dicirikan oleh kadar hara N-total (0,11 %) termasuk rendah, P (41 mg/100 g tanah) termasuk tinggi, K (172 mg/100 g tanah) termasuk rendah, dan C-organik (1,9 %) termasuk rendah, C/N sekitar 17 yang dikatagorikan tinggi, pH tanah atau reaksi tanah termasuk Agak Alkalis (7,81). Di lokasi pengkajian ini dikategorikan tekstur tanah pasir yang mempunyai kadar pasir 96 %, debu 4%, dan liat 0%. Oleh karena itu, tanah ini membutuhkan hara N, K yang cukup banyak baik pupuk yang berupa N (urea), dan pupuk K (KCl) yang tunggal maupun pupuk majemuk lengkap NPK. Hal itu juga diperlukan penambahan bahan organik baik berupa kompos atau pupuk kandang dan Zeolit sebagai pembenah tanah agar tanah ini tidak menjadi poros air sehingga pertumbuhan kedelai optimal. Pertumbuhan tinggi tanaman pada saat panen berkisar 48,90 cm hingga 73,70 cm dengan rerata tinggi tanaman 64, 27 cm. Untuk komponen hasil yang meliputi jumlah polong berkisar 13,00 polong hingga 126,00 polong per tanaman dengan rata-rata 52,04 polong per tanaman. Jumlah biji per tanaman berkisar 20 - 304 biji per tanam dengan rata-rata 125 biji per tanaman. Bobot biji per tanaman berkisar 4,23 - 17,50 g per tanaman dengan rata-rata 8,13 g per tanaman. Peubah bobot 100 butir bernas berkisar 4,68 - 19,10 g, dengan rata-rata 14,46 g. Kemudian untuk hasil biji kering kedelai varietas Dena 1 di bawah tegakan kelapa dalam berkisar 0,45 - 0,91 t/ha dengan rata-rata 0,74 t/ha. Apabila dilakukan analisis ekonomi secara sederhana memperlihatkan nilai B/C dari hasil produktivitas tertinggi (910 kg/ha) dengan nilai 1,71. Jika dari hasil rata-rata produktivitas (740 kg/ha) maka B/C ratio sekitar 1,30. Oleh karena itu, pengkajian usahatani kedelai di bawah tegakan kelapa dalam menunjukkan layak secara teknis, sosial maupun secara ekonomi, sehingga perlu ada pengembangan dengan skala lebih luas dan ke wilayah lain.