Browsing by Author "Yunizar"
Now showing 1 - 8 of 8
Results Per Page
Sort Options
- Item9. Peranan Sistem Tanam Dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sawah Di Lahan Pasang Surut Riau(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Yunizar; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiRendahnya hasil tanaman padi di provinsi Riau disebabkan oleh sebahagian besar pertanaman diusahakan pada lahan sub optimal (lahan pasang surut), pengelolaan tanaman dan lingkungan belum sesuai dengan konsep keberlanjutan sistem usahatani. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan upaya antara lain dengan memakai sistem tanam dan bahan organik yang banyak di lapangan yang dapat meningkatkan hasil. Kegiatan dilaksanakan di desa Pematang Sikek, kabupaten Rokan Hilir, Riau. Kegiatan dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok dua faktor dengan 3 ulangan. Faktor I adalah sistem tanam yang terdiri dari 1). Sistem tanam tegel 25 cm x 25 cm; 2), jajar legowo 2 : 1 dan 3). Jajar legowo 4 : 1. Faktor II adalah bahan organik yang terdiri dari a). Tanpa bahan organik; 2). Kompos jerami padi; 3) Kompos Tandan kosong Kelapa Sawit dan 4). Pupuk Kandang Sapi. Pengamatan meliputi: (1) Tinggi tanaman (cm),(2) jumlah anakan produktif/ rumpun. (3), Jumlah gabah bernas/malai. 4). Jumlah gabah hampa/rumpun (5). Bobot 1000 biji dan (6) hasil gabah (t/ha), Hasil menunjukkan sistem tanam jajar legowo 2 : 1 yang di kombinasikan dengan pemberian pupuk kandang sapi memberikan hasil terbaik memberikan hasil terbaik (5 t/ha).
- ItemHubungan Hasil Padi Sawah Dengan Sistem Pengolahan Tanah dan Sumber Bahan Organik(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-08-06) Yunizar; Elda; Joni, Nasri; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiTelah dilaksanakan penelitian lapangan pada Musim Hujan di Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir Riau. Lokasi kegiatan merupakan lahan pasang surut dengan tipologi lahan potensial, tipe luapan C. Secara Klimatologis lokasi termasuk tipe iklim B1. Tujuan penelitian adalah untuk ; 1) mendapatkan cara pengolahan tanah yang tepat untuk padi sawah pada lahan pasang surut tipe potensial dan 2). Melihat pengaruh sumber bahan organik terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah pada lahan pasang surut tipe potensial di Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir Riau. Rancangan Percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok 2 (dua) faktor dengan 3 ulangan. Faktor Pertama adalah sistem pengolahan tanah yang terdiri dari 2 taraf yaitu T1: Tanpa Olah Tanah (TOT) dengan pemakaian herbisida Glifosat dengan takaran 5 l/ha; T2, Olah tanah minimum (kedalaman kurang dari 20 cm). Sedangkan untuk faktor kedua adalah sumber bahan organik dengan taraf B1), 4 t/ha kompos tandan kosong kelapa sawit, B2). 4 t/ha kompos jerami padi B3) 4 t/ha kompos biomasa gulma dan B4). 4 t/ha pupuk kandang. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, jumlah anakan produktif, jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa, bobot 1000 butir dan hasil gabah. Hasil menunjukkan adanya interaksi antara sistem pengolahan tanah dengan pemberian sumber bahan organik. Hasil padi sawah tertinggi diperoleh dari kombinasi tanpa olah tanah (TOT) dengan pemberian 4 t/ha pupuk kandang (5,5 t/ha), sedangkan hasil terendah didapatkan dari Olah tanah minimum dengan pemberian 4 t kompos tandan kosong kelapa sawit. (4,0 t/ha).
- ItemHUBUNGAN MUSIM TERHADAP HASIL DAN KOMPONEN HASIL PADI SAWAH DI BAYAS JAYA, RIAU(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2007-12-02) Yunizar; BPTP RIAURelation between Season and Yield, Yield Components of Lowland Rice in Bayas Jaya Riau. Yunizar. The climate is the source which is difficult to controlled. In order to get a good production, the agriculture action with climate condition has to be adapted. The purpose of the study was to find the correlation between the climate and the yield differences between wet and dry seasons at Bayas Jaya Riau. Several rice field experiments showed that the rice yields planted at dry season were higher than rice yields planted at rainy season. However, in Bayas Jaya, the rice yield planted at dry season was lower than the rice yield planted in rainy season. The most affecting factor on rice yield in Bayas Jaya was the number of grains/m2. Furthermore, number of grain/m2 mainly was affected by air temperature, intensity of solar radiation and rainfall. The most affecting factor on number of grains/m2 was the average temperature at 45 days before harvesting (mainly 15 days before harvesting). The average of air temperature in this period was 280C. Intensity of solar radiation mainly on generative phase (36-60 days) affected the number of grains/m2. The intensity of the solar radiationin the dry season was 550 cal/cm2/day. However, the optimum solar radiation for lowland rice is 400 cal/cm2/day. Key words : dry season, rainy season, grain yield, yield component, lowland rice
- ItemKarakteristik dan Biofisik Danau Singkarak Untuk Pengembangan Komoditas(CV Gaya Teknik, 1996) YunizarSkala prioritas untuk pengelolaan lahan kering harus ditingkatkan di masa yang akan datang. karena masih ada sumberdaya potensial yang belum dimanfaatkan. Makalah ini menyajikan studi kasus usahatani lahan kering sekitar danau Singkarak, Sumatera Barat. Bagian Timur dan Selatan daerah ini mempunyai agroklimat tipe E (kurang dari tiga bulan basah). Selain masalah iklim, beberapa bagian tanahnya miskin bahan organik dengan pH 4.2 sampai 6.5 Topografinya bergelombang.
- ItemPENGARUH SISTEM TANAM DAN MACAM BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG DILAHAN BERLERENG DI PROPINSI RIAU(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Yunizar; Joni, Nasri; Eka Putri, Elda; BPTP JambiTelah dilaksanakan penelitian lapang pengaruh sistem tanam dan macam bahan organik terhadap pertumbuhan dan hasil jagung pada MH 2012 di Kabupaten Kampar, Riau. Jenis tanah lokasi kegiatan adalah ultisol. Secara Klimatologis lokasi termasuk tipe iklim B1 (Oldeman, (1979), dimana 9 bulan berturut-turut merupakan bulan basah (CH > 200 mm) dan kurang dari 3 bulan kering berturut-turut. (CH <100 mm). Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh sistem tanam dan bentuk bahan organik terhadap pertumbuhan dan hasil jagung di daerah berlereng Riau. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor. Faktor I adalah sistem tanam terdiri dari; 1). Jarak tanam 75 x 40 cm , 2 tanaman/lobang; 2), Jarak tanam 75 x 25 cm, 1 tanaman perlobang, sejajar kontur. Macam bahan organik sebagai factor II, yang terdiri dari; 1), Kompos Mucuna 2 t/ha; 2). Kompos Flamengia 2 t/ha; 3) Kompos Jerami tanaman jagung 2 t/ha. dan 4). kotoran sapi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara sistem tanam dan macam bahan organik terhadap hasil jagung. Kombinasi perlakuan Jarak tanam 75 x 25 cm, 1 tanaman perlobang sejajar kontur dengan kotoran sapi memberikan hasil tertinggi (7,4 t/ha).Sedangkan hasil padi terendah didapatkan dari kombinasi Jarak tanam 75 x 40 cm , 2 tanaman/lobang; dengan pemberian Flamengia.
- ItemPengaruh Sistem Tanam dan Macam Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah di Daerah Kuala Cinaku Kabupaten Indragiri Hulu Riau(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2012-06) Yunizar; Jamil, Ali; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiTelah dilaksanakan penelitian lapang pengaruh sistem tanam dan macam bahan organik terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah pada MH 2008 di Kuala cinaku Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Jenis tanah lokasi kegiatan adalah ultisol. Secara klimatologis lokasi termasuk tipe iklim B1 (Oldeman 1979), dimana 9 bulan berturut-turut merupakan bulan basah (CH >200 mm) dan kurang dari 3 bulan kering berturut-turut (CH <100 mm). Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh sistem tanam dan bentuk bahan organik terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah di daerah Kuala Cinaku Riau. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor. Faktor I adalah sistem tanam terdiri dari; (1) jarak tanam 20 cm x 20 cm; (2) jajar legowo 2:1 dan (3) jajar legowo 4:1. Faktor II macam bahan organik terdiri dari; (1) kompos Mucuna 2 t/ ha; (2) kompos Flamengia 2 t/ha; (3) kompos jerami tanaman jagung 2 t/ha. dan (4) kotoran sapi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara sistem tanam dan macam bahan organik terhadap jumlah anakan produktif dan hasil padi sawah. Kombinasi perlakuan sistem tanam jajar legowo 2:1 dengan kotoran sapi memberikan hasil tertinggi (5,4 t/ha), sedangkan hasil padi terendah didapatkan dari kombinasi sistem jajar legowo 4:1 dengan pemberian Flamengia. Sistem tanam juga berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan. Sistem tanam jajar legowo 2:1 memberikan tinggi tanaman dan jumlah anakan terbaik, sedangkan macam bahan organik berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, dan hasil. Bahan organik kotoran sapi memberikan tinggi tanaman, jumlah anakan, dan hasil terbaik dibanding bahan organik lainnya.
- ItemPeningkatan Produktivitas Padi Melalui Sistem Pengolahan Tanah dan Sumber Bahan Organik(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2012-06) Yunizar; Yasin, A.Z Fachri; Jauhari, Marsid; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiTelah dilaksanakan penelitian lapangan pada Musim Hujan 2008 di Desa Bunga Raya Kabupaten Siak, Riau. Lokasi kegiatan merupakan lahan pasang surut dengan tipologi lahan potensial, tipe luapan C. Secara Klimatologis lokasi termasuk tipe iklim B1. Tujuan penelitian adalah untuk; (1) mendapatkan pengolahan tanah yang tepat untuk padi sawah pada lahan pasang surut tipe potensial dan (2) melihat pengaruh sumber bahan organik terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah pada lahan pasang surut tipe potensial di Bungaraya. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok 2 (dua) faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah sistem pengolahan tanah yang terdiri dari 2 taraf yaitu T1: tanpa olah tanah (TOT) dengan pemakaian herbisida Glifosat dengan takaran 5 l/ ha; T2, olah tanah minimum (kedalaman kurang dari 20 cm). Sedangkan untuk Faktor Kedua adalah sumber bahan organik dengan taraf (1) 4 t/ha kompos tandan kosong kelapa sawit, (2) 4 t/ha kompos jerami padi (3) 4 t/ha kompos biomasa gulma, dan (4) 4 t/ha pupuk kandang. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, jumlah anakan produktif, jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa, bobot 1000 butir, dan hasil gabah. Hasil padi sawah tertinggi diperoleh dari tanpa olah tanah (TOT) dengan pemakaian herbisida Glifosat dengan takaran 5 l/ha dalam barisan dengan pemberian 4 t/ha pupuk kandang (5,7 ton/ha), sedangkan hasil terendah didapatkan dari olah tanah minimum (kedalaman kurang dari 20 cm) dengan pemberian 4 ton kompos tandan kosong kelapa sawit (4,1 t/ha).
- ItemPeranan Pupuk Kalium Dan Sumber Bahan Organik Pada Tanaman Padi Gogo Di Lahan Kering Riau(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Yunizar; Joni, Nasri; Elda; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Telah dilaksanakan penelitian lapang Pengaruh sistem tanam dan macam bahan organik terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo pada MH 2014 di Kecamatan Tandun, Riau. Tanah merupakan lahan dengan jenis tanah ultisol. Secara Klimatologis lokasi termasuk tipe iklim B1 (Oldeman), dimana 9 bulan berturut-turut merupakan bulan basah (CH > 200 mm) dan kurang dari 3 bulan kering berturut-turut. (CH <100 mm). Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh sistem tanam dan bentuk bahan organik terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dua factor. Fakto I adalah Pupuk K terdiri dari 1). 50 kg/ha 2), 75 kg/ha dan 3). 100 kg/ha. Macam bahan organik sebagai factor II, yang terdiri dari 1), Mukuna, 2). Flamengia, 3) Sisa tanaman jagung. dan 4). kotoran sapi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara sistem tanam dan macam bahan organik terhadap jumlah anakan produktif dan hasil padi gogo. Kombinasi perlakuan 75 kg K per hektar dengan kotoran sapi memberikan hasil tertinggi (5,7 t/ha). Pemberian pupuk K juga berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan. Pemberian pupuk K dengan Takaran 75 kg/ha memberikan tinggi tanaman dan jumlah anakan terbaik. Sedangkan macam bahan organik berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, dan hasil. Bahan organik kotoran sapi memberikan tinggi tanaman, jumlah anakan, dan hasil terbaik dibanding bahan organik lainnya.