Browsing by Author "Wahyuni, Sri"
Now showing 1 - 19 of 19
Results Per Page
Sort Options
- Item15. Evaluasi Metode Untuk Skrining Varietas Padi yang Dapat Berkecambah Pada Kondisi Anaerob(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Mulsanti, Indria W.; Rumanti, Indrastuti A.; Wahyuni, Sri; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiKondisi lingkungan tergenang merupakan salah satu cekaman abiotik yang banyak ditemui di lahan-lahan pertanian di Indonesia. Walaupun padi dikenal sebagai tanaman yang dapat beradaptasi padi kondisi tergenang tetapi banyak varietas yang sensitif terhadap kondisi oksigen terbatas atau anaerob saat masa perkecambahan. Saat ini asesi palasma nutfah, galur dan varietas yang ada belum diIdentifi kasi kemampuan berkecambahnya dalam kondisi anaerob, selain itu metode standard untuk pengujian benih yang dapat berkecambah pada kondisi anaerob juga belum ditetapkan. Varietas atau galur yang dapat berkecambah pada kondisi anaerob tidak hanya berguna untuk lahan-lahan yang rawan banjir dan selalu tergenang seperti rawa lebak. tetapi juga untuk pola pertanaman tebar benih langsung. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan metode yang efektif untuk evaluasi galur/ varietas yang dapat berkecambah pada kondisi anaerob/perkecambahan tergenang. Evaluasi metode skrining galur/varietas padi dilakukan dua tahap, tahap pertama adalah tujuh perlakuan yang merupakan kombinasi metode perendaman dan media perkecambahan benih. Dari kegiatan pertama akan dipilih empat perlakuan untuk dilanjutkan pada kegiatan kedua dengan metode yang dimodifi kasi agar lebih mendekati kondisi lapang. Hasil penelitian menunjukkan mutu awal benih yang diuji memiliki mutu fi siologis yang cukup baik dicerminkan oleh nilai persentase daya berkecambah 94.5 – 97 %. Pada kegiatan pertama didapatkan bahwa metode perkecambahan dengan membenamkan benih dalam media tanam dan kemudian diairi sedalam 5 cm merupakan metode yang dapat digunakan untuk skrining perkecambahan anaerob. Selanjutnya hasil pada kegiatan kedua perlakuan perkecambahan pada tanah lumpur dan tanah kebun dengan membenamkan benih sedalam 1 cm yang kemudian direndam air dalam 5 cm dapat digunakan untuk pengujian benih yang dapat berkecambah pada kondisi anaerob. Tetapi perlakuan pembenaman benih 1,5-2 cm dan rendaman air sedalam 10 cm selama 11 hari adalah perlakuan yang paling efektif untuk evaluasi perkecambahan anaerob karena dapat membedakan antara varietas yang rentan dengan varietas-varietas toleran. Selanjutnya perlakuan tersebut dapat digunakan untuk skrining varietas padi toleran perkecambahan anaerob
- ItemDinamika Program dan Kebijakan Peningkatan Produksi Padi(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2016-08-24) Wahyuni, Sri; Indraningsih, Kurnia Suci
- ItemDormansi Benih F1 Padi Hibrida dan Metode Efektif Untuk Pematahan Dormansi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBPSI Padi, 2015-08-06) Wahyuni, Sri; Yajid, Ahmad; Yuningsih, Aida F.V.Penelitian teknik pengelolaan benih dan mutu benih yang dihasilkan di tingkat petani telah dilaksanakan di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi pada tahun 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari cara pengelolaan benih di tingkat petani mulai dari produksi, pengolahan sampai penyimpanan dan mutu benih yang dihasilkan. Kegiatan diawali dengan enumerasi data sekunder untuk menentukan daerah yang masih banyak menggunakan benih produksi sendiri sebagai lokasi survei dan penentuan responden, kemudian dilanjutkan dengan wawancara dengan responden mengenai varietas yang ditanam, alasan menggunakan benih produksi sendiri, cara produksi, pengolahan, dan penyimpanan benihnya. Pemilihan responden dengan purposive sampling yakni dengan memilih petani yang menggunakan benih sendiri. Saat kunjungan ke petani, diambil sampel benih untuk uji mutu benih di laboratorium. Variabel mutu benih yang dievaluasi meliputi: kemurnian benih, kadar air, persentase daya berkecambah, dan vigor benih. Kegiatan survei lapangan diilakukan di empat kabupaten yaitu: Batubara, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Simalungun dengan jumlah total responden sebanyak 48 orang responden yang merupakan petani yang biasa menggunakan benih produksi sendiri/benih tidak bersertifikat. Hasil survei menunjukkan bahwa varietas yang paling banyak ditanam oleh petani di Serdang Bedagai, Deli Serdang dan Batubara (>70% responden) adalah Ciherang, sedangkan di Simalungun adalah Bondoyudo. Varietas lain yang banyak ditanam petani yaitu: Mekongga, IR64 dan Inpari 3. Alasan pemilihan varietas dari yang tertinggi adalah: hasil yang tinggi, rasa nasi enak dan tahan hama penyakit. Meskipun sebagian besar petani sudah menanam varietas unggul, tetapi sebagaian petani tidak menggunakan benih bersertifikat. Alasan penggunaan benih produksi sendiri berturut-turut adalah: varietas yang ditanam sama untuk beberapa musim, hasil gabah sama antara benih bersertifikat dan produksi sendiri, harga benih mahal, serta mutu benih sama antara benih bersertifikat dan benih sendiri. Sebanyak 10 dari 28 sampel (36%) benih produksi sendiri mempunyai mutu benih dibawah standar minimum mutu benih bersertikat (benih sebar). Perbaikan selama proses produksi di pertanaman adalah pelaksanaan rouging sebanyak 3 kali selama pertanaman untuk mendapatkan benih yang murni secara genetik. Perbaikan dalam prosesing (terutama pada pembersihan benih) dan penyimpanan benih perlu dilakukan oleh petani yang menggunakan benih sendiri untuk menjaga mutu benih tetap tinggi sampai musim tanam selanjutnya
- ItemDosis Penggunaan Mikro Organisme Lokal (MOL) Rumen Sapi untuk Pengomposan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Yulianingrum, Hesti; Yono; Sophiawati, Titi; Wahyuni, Sri; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPenambahan bioaktivator akan mempercepat proses pengomposan. Mikro Organisme Lokal (MOL) dari Rumen sapi mengandung bakteri yang baik untuk mempercepat pengomposan. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dosis penggunaan bioaktivator rumen sapi yang optimal untuk proses pengomposan. Kegiatan percobaan dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2019. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan dan Labolatorium Terpadu Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Kegiatan penelitian terdiri dari pembuatan MOL serta penentuan dosis MOL untuk pengomposan. Perlakuan yang diberikan A. Air 1 L + Tanpa MOL, B. 2 % MOL rumen sapi + 1 Liter air, C. 2 % MOL rumen sapi , D. 3% MOL rumen sapi, F. 1% EM4 + 1% Molase + 5 Liter Air. Bahan baku kompos yang digunakan sama untuk semua perlakuan yaitu 4,5 kg kotoran sapi, 3,5 kg kotoran ayam, dan 2,5 kg jerami padi. Bahan dikomposkan secara anaerob selama 30 hari . Parameter yang diamati adalah pH dan suhu setiap hari. Setelah pupuk kompos matang dilanjutkan dengan pengujian terhadap kualitas kompos yang dihasilkan (kadar air, N total, C organik, P tersedia dan K tersedia). Hasil percobaan menunjukkan bahwa dosis MOL rumen sapi 2 % dan 3 % merupakan dosis optimal dari total bahan yang diberikan. Taraf 2% dan 3% menghasilkan N Total berkisar 1,5-1,87 %, C organik 30,55-32,17 %, P tersedia 0,23-0,25 %, K tersedia 0,86-1,9 %dan C/N 17,02-20,36.
- ItemDukungan Penyediaan Benih Sumber Padi Gogo dan Rawa Terhadap Pengembangan Padi Lahan Marjinal(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Wahyuni, Sri; Widiastuti, Mira L.; Yuningsih, Aida F.V.; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiSalah satu peluang peningkatan produksi beras nasional adalah melalui pengembangan padi di lahan marjinal yakni padi gogo dan padi rawa. Sampai pertengahan tahun 2014 lebih dari 30 VUB padi gogo dan rawa yang telah dilepas dan supaya manfaat keunggulan varietas berdampak nyata terhadap peningkatan produksi beras nasional perlu ketersediaan benih bermutu dalam jumlah yang cukup. Salah satu tugas Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) adalah menyediakan benih sumber padi, khususnya BS dan BD, dalam rangka mendukung penyediaan benih nasional. Produksi benih BS padi gogo tahun 2010-2012 berturut-turut adalah: 1,8 ton, 5,0 ton dan 1,9 ton; sedangkan untuk BD padi gogo berturut-turut adalah: 2,1 ton, 4,4 ton dan 1,6 ton. Berdasarkan database UPBS BB Padi, data distribusi BS padi gogo meningkat dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2010 sebesar 1,1 ton menjadi 1,9 ton pada 2011 dan menjadi 2,3 ton pada tahun 2012. Dari data distribusi BS padi gogo tahun 2011 dan dengan asumsi bahwa alur produksi berjalan lancar dengan efi siensi produksi BD 2 ton/ha, BP dan BR masing-masing 3 ton/ha, maka pada tahun 2013 tersedia 620 ribu ton benih sebar padi gogo, padahal kebutuhan benih padi gogo hanya 40.000 ton per tahun. Kecenderungan yang sama juga terjadi pada distribusi padi rawa dimana distribusi pada tahun 2010: 0,3 ton, tahun 2011 dan 2012 masing-masing 1,1 ton. Berdasarkan data distribusi BS padi rawa tahun 2011 dan dengan asumsi yang sama, maka pada tahun 2013 tersedia benih sebar sebanyak 352.000 ton, padahal kebutuhan benih padi rawa sekitar 99.000 ton per tahun. Dukungan Badan Litbang Pertanian terhadap penyediaan benih sumber padi gogo dan padi rawa sudah lebih dari cukup.
- ItemGender dan Usahaternak Kambing - Domba(IAARD Press, 2013) Wahyuni, SriSepanjang sejarah kehidupan manusia, keluarga petani memiliki peranan yang sangat penting sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) dalam usaha pertanian. Sektor pertanian merupakan motor penggerak pembangunan perekonomian nasional dimana penguatan pembangunan SDM merupakan salah satu pilar penting diantara 3 pilar yang ditetapkan dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Usaha meningkatkan kemampuan SDM, laki-laki dan perempuan, dewasa maupun anak terus dilakukan Kementerian Pertanian sebagai implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) yang diinstruksikan Presiden melalui INPRES No 9/2000. Kegiatan tersebut mencakup: (1) Pembentukan pokja pengarusutamaan Gender (PUG); (2) Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Tanggal 19 September 2012 di Gedung Kementan.(3) Launching website Pengarusutamaan Gender (PUG); (4) Penyerahan buku “Penyusunan Model Penanggulangan Kemiskinan yang Responsif Gender” dan (5) Pemaparan kegiatan-kegiatan PUG yang dalam tahun 2012 tidak kurang dari 80 kegiatan.
- ItemImplementasi Ilmu Sosial Dalam Pengembangan Lahan Rawa: Sebagai Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045(IPB Press, 2019-12) Wahyuni, Sri; Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianBuku ini bertujuan mendukung kelancaran implementasi program berdasarkan kendala yang dihadapi dalam pembangunan lahan rawa, yaitu petani terbiasa berusahatani secara tradisional dan tidak mudah menerima teknologi anjuran. Maka, pembangunan lahan rawa ke depan perlu memotiviasi petani agar mengimplementasikan teknologi anjuran/teknologi keras (hard technology) melalui teknologi lunak (soft technology). Teknologi adalah keseluruhan sarana, benda (hard technology) maupun bukan benda (soft technology) yang diciptakan secara terpadu melalui proses kreasi serta pemikiran untuk mencapai suatu nilai/tujuan.
- ItemIndustri dan Perdagangan Gula di Indonesia: Pembelajaran dari Kebijakan Zaman Penjajahan – Sekarang(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2016-08-12) Wahyuni, Sri; Supriyati, nFN; sinuraya, Julia Forcina
- ItemKajian Perlakuan Pematahan Dormansi pada Varietas Unggul Baru Padi(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Yuningsih, Aida F. V.; Wahyuni, Sri; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianDormansi merupakan faktor penting dalam perkecambahan benih, yang mengindikasikan benih walaupun viabel tetapi tidak akan berkecambah pada kondisi dimana tersedia suhu, air, dan oksigen yang cukup untuk terjadi perkecambahan. Dormansi benih adalah salah satu karakter yang diturunkan secara genetik. Uji perkecambahan benih dilakukan terhadap 8 varietas unggul baru (VUB) padi hasil perbanyakan benih pada Musim Kemarau Tahun 2016 di Kebun Percobaan Sukamandi Subang. Varietas tersebut yaitu Inpago 11, Inpara 3, Inpara 8, Inpari 32, Inpari 33, Inpari 38, Inpari 39, dan Inpari 4. Seluruh varietas yang diuji menunjukkan keragaman karakter dormansi; (1) intensitas dormansi yang menggambarkan persentase benih dorman saat panen beragam antar varietas berkisar antara 64.75-84.75%, dan (2) persistensi dormansi yang menggambarkan periode simpan yang dibutuhkan benih untuk mencapai daya berkecambah ≥85% beragam antar varietas berkisar 1-7 minggu. Inpara 8 dan Inpari 39 menunjukkan intensitas dormansi tertinggi (84.75%), tetapi keduanya memiliki persistensi dormansi yang berbeda, Inpara 8 menunjukkan persistensi terpendek (1 minggu), sedangkan Inpari 39 menunjukkan persistensi dormansi terpanjang (7 minggu). Tujuh perlakuan pematahan dormansi dilakukan dengan mengekspos benih pada pemanasan suhu tinggi secara konstan, perendaman dalam air, larutan potassium nitrate 3%, larutan gibberellic acid 10 ppm, serta kombinasi dari perlakuan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan respon varietas yang berbeda terhadap perlakuan pematahan dormansi yang diberikan. Perlakuan kombinasi; (1) pemanasan pada suhu 50OC selama 48 jam dilanjutkan dengan perendaman KNO3 3% selama 48 jam, dan (2) pemanasan pada suhu 50OC dilanjutkan dengan perendaman dalam GA3 10 ppm selama 24 jam menunjukkan efektivitas perlakuan yang tinggi, keduanya mampu mematahkan dormansi benih sebanyak 8 dan 7 VUB secara berturut.
- ItemKedaulatan Pangan sebagai Basis untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2016-08-09) Syahyuti, nFN; Sunarsih, nFN; Wahyuni, Sri; Sejati, Wahyuning Kusuma; Azis, Miftahul
- ItemKeragaman Hama Dan Penyakit Pada Produksi Benih Sumber Padi Kelas Benih Penjenis Di Kebun Percobaan Sukamandi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB PADI), 2017) Nur Milati, Laila; Wahyuni, Sri; Sudir; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB PADI)Produksi beras nasional dapat ditingkatkan melalui penggunaan benih bermutu dari varietas unggul. Benih penjenis merupakan sumber benih dari kelas dibawahnya, sehingga benih penjenis harus mempunyai mutu yang tinggi. Pengamatan organisme pengganggu tanaman dilakukan untuk mengetahui jenis hama dan penyakit pada pertanaman benih penjenis dan menentukan tindakanpengendalian yang tepat sehingga kualitas tanaman dapat terjaga hingga saat panen. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sukamandi pada musim hujan (MT-2 tahun 2015). Metode yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Varietas padi sebagai perlakuan dan ulangan sebanyak 3 kali dalam setiap varietas. Setiap ulangan terdiri dari 10 rumpun tanaman padi. Pengamatan percobaan dilakukan pada fase vegetatif dan fase generatif. Varietas padi yang diamati terdiri dari 15 varietas yaitu Inpari 13, Inpari 12, Inpari 22, Inpari 34 Salin Agritan, Inpari Blas, Inpari HDB, Inpara 1, Inpago 8, Sintanur, Conde, Inpari 33, Inpari 32 HDB, Inpari 23 Bantul, Inpari 14 Pakuan, dan Limboto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hama yang terdapat pada pertanaman adalah penggerek batang, hama putih palsu, wereng coklat, wereng punggung putih, dan kepinding tanah. Sedangkan penyakit yang ditemukan adalah busuk batang, hawar pelepah, hawar daun bakteri, dan ustilago. Pengendalian terhadap hama dan penyakit pada pertanaman sangat penting untuk dikendalikan secara tepat karena berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas benih padi. Pengamatan hama dan penyakit bermanfaat untuk menentukan tindakan pengendalian yang tepat.
- ItemPemantapan Model Pengembangan Kawasan Agribisnis Sayuran Sumatera (KASS)(Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, 2005-07) Saptana; Siregar, Masdjidin; Wahyuni, Sri; Dermoredjo, Saktyanu K.; Ariningsih, Ening; Darwis, Valeriana; Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian
- ItemPemuliaan Pala : Sejarah, Sosial Ekonomi, dan Prospek Pengembangan(IAARD Press, 2016-05-10) Wahyuni, Sri; Bermawie, Nurliani; Purwiyanti, Susi; Syahid, Siti F.; Kristina, Natalini N.; Arlianti, Tias; Wahyudi, Agus; Pribadi, E.R; Nasrun; Wahyono, Tri Eko; Balittro
- ItemPengaruh Lahan Tadah Hujan terhadap Hasil Biji Kering Beberapa Varietas Kacang Hijau(IAARD Press, 2019) Wahyuni, Sri; Sopiawati, Titi; Jumari; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKacang hijau adalah salah satu komoditas tanaman pangan legume yang diminati masyarakat. Tanaman ini cukup toleran terhadap kekeringan dan cocok untuk ditanam di lahan tadah hujan. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari hasil biji kering varietas unggul nasional VIMA 3 dan varietas Lokal Gronong, Menthik dan PB di Lahan Tadah Hujan, Jaken, Pati Jawa Tengah. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Jaken, Pati, Jawa Tengah, pada Juli-Oktober 2018. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 6 (enam) ulangan dan 4 (empat) varietas kacang hijau, yaitu: (1) Gronong (2) Menthik (3) PB, dan (4) Vima 3. Parameter yang diukur jumlah polong, bobot polong, bobot 100 biji, hasil biji kering per ubin, dan hasil produksi. Hasil menunjukkan bahwa varietas Menthik memiliki rerata hasil biji kering ubinan tertinggi, yaitu 1,38 ton/Ha. Varietas unggul nasional Vima 3 memiliki rerata hasil biji kering sebesar 1,33 ton/Ha. Varietas PB memiliki rerata bobot 100 biji yang lebih tinggi 6,3 gram/100 biji. Varietas unggul lokal perlu dikembangkan dalam upaya meningkatkan produktivitas kacang hijau dan diimbangi beberapa teknologi lainnya.
- ItemPENGARUH RESIDU PUPUK ORGANIK TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BULAI (Sclerospora maydis L.) DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Wahyuni, Sri; Setyanto, Prihasto; Lasmono, Agung; Rianto, Slamet; Balai Pengkajian Teknologi PertanianSalah satu agenda “Nawa cita” adalah peningkatan kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan dicerminkan oleh kekuatan untuk mengatur masalah pangan secara mandiri. Penggunaan pupuk organik sangat diperlukan untuk memperbaiki kualitas tanah, bermanfaat bagi kesuburan dan peningkatan produksi tanaman. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah tadah hujan di Kebun Percobaan Jakenan, Balai Penelitian Lingkungan Pertanian di Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada musim tanam (MT III) pada bulan Juni 2015 sampai Oktober 2015. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan 6 perlakuan 3 ulangan. Tanaman yang digunakan adalah jagung varietas sukmaraga, dengan jarak tanam (70 x 25) cm dan ukuran plot (10 x 5) m. Penelitian ini menggunakan lahan yang sebelumnya ditanami padi walik jerami yang pemupukannya menggunakan dosis pupuk yang berbeda-beda. Dosis pupuk organik yang gunakan sebelumnya adalah 10 ton dan 20 ton ha -1 . Penelitian tanaman jagung ini menggunakan pupuk NPK yang sama pada setiap perlakuan. Tujuan penelitian adalah mendapatkan informasi ketahanan tanaman jagung terhadap serangan penyakit bulai dan produksi tanaman jagung dengan memanfaatkan residu pupuk organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik meningkatkan ketahanan terhadap serangan penyakit bulai dan meningkatkan produksi tanaman jagung. Tanaman jagung tanpa residu pupuk organik serangan bulainya mencapai 20%, sedangkan yang memanfaatkan residu pupuk organik 20 t ha-1 +NPK rekomendasi serangan penyakit bulainya cukup rendah yaitu 2%. Produksi jagung tertinggi terdapat pada perlakuan penggunaan pupuk organik 20 ton ha -1 ditambah dengan pupuk NPK yang mencapai 6,2 ton/ha.
- ItemPENGARUH RESIDU PUPUK ORGANIK TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BULAI (Sclerospora maydis L.) DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Wahyuni, Sri; Rianto, Slamet; Lasmono, Agung; Setyanto, Prihasto; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungSalah satu agenda “Nawa cita” adalah peningkatan kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan dicerminkan oleh kekuatan untuk mengatur masalah pangan secara mandiri. Penggunaan pupuk organik sangat diperlukan untuk memperbaiki kualitas tanah, bermanfaat bagi kesuburan dan peningkatan produksi tanaman. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah tadah hujan di Kebun Percobaan Jakenan, Balai Penelitian Lingkungan Pertanian di Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada musim tanam (MT III) pada bulan Juni 2015 sampai Oktober 2015. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan 6 perlakuan 3 ulangan. Tanaman yang digunakan adalah jagung varietas sukmaraga, dengan jarak tanam (70 x 25) cm dan ukuran plot (10 x 5) m. Penelitian ini menggunakan lahan yang sebelumnya ditanami padi walik jerami yang pemupukannya menggunakan dosis pupuk yang berbeda-beda. Dosis pupuk organik yang gunakan sebelumnya adalah 10 ton dan 20 ton ha-1. Penelitian tanaman jagung ini menggunakan pupuk NPK yang sama pada setiap perlakuan. Tujuan penelitian adalah mendapatkan informasi ketahanan tanaman jagung terhadap serangan penyakit bulai dan produksi tanaman jagung dengan memanfaatkan residu pupuk organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik meningkatkan ketahanan terhadap serangan penyakit bulai dan meningkatkan produksi tanaman jagung. Tanaman jagung tanpa residu pupuk organik serangan bulainya mencapai 20%, sedangkan yang memanfaatkan residu pupuk organik 20 t ha-1 +NPK rekomendasi serangan penyakit bulainya cukup rendah yaitu 2%. Produksi jagung tertinggi terdapat pada perlakuan penggunaan pupuk organik 20 ton ha-1 ditambah dengan pupuk NPK yang mencapai 6,2 ton/ha.
- ItemPertumbuhan, Hasil Benih Dan Mutu Benih Dari Pertanaman Padi Dengan Pemupukan Yang Berbeda(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Wahyuni, Sri; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Salah satu faktor yang memperngaruhi mutu benih adalah pengelolaan benih di pertanaman termasuk tehnik pemupukan. Penelitian untuk mempelajari pengaruh pemupukan terhadap hasil gabah, hasil benih dan mutu benih yang dihasilkan telah dilaksanakan di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi pada tahun 2015. Benih dari dua varietas padi yaitu: Inpari 23 Bantul dan Inpari 30 Ciherang Sub-1 diberi perlakuan pemupukan yang terdiri atas: (i) pemupukan sesuai rekomendasi (kontrol/P1), (ii) P1 + apikasi pupuk hayati pada benih sebelum semai, (iii) P1 pupuk Urea 25 kg/ha saat inisiasi malai dan (iv) P1 + pupuk 50 kg SP36/ha. Penelitian dirancang dalam Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan tanaman, komponen hasil, hasil gabah (calon benih), hasil benih dan mutu benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil gabah dan hasil benih antara Inpari 23 Bantul dan Inpari 30 Ciherang Sub-1 adalah sebanding. Pemberian tambahan pupuk 25 kg Urea/ha pada saat inisiasi malai meningkatkan jumlah malai/rumpun, jumlah gabah isi/malai, bobot 1000 butir, hasil calon benih dan hasil benih, serta vigor benih. Sedangkan penambahan pupuk organik 2 ton/ha atau penambahan pupuk 50 kg SP 36/ ha tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil gabah dan hasil benih, namun meningkatkan vigor benih.
- ItemSKRINING ISSR PRIMER STUDI PENDAHULUAN KEKERABATAN ANTAR JAHE MERAH, JAHE EMPRIT DAN JAHE BESAR(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2004) Wahyuni, Sri; Xu2, D. H.; Bermawie, N.; Tsunematsu, H.; Ban, T.
- ItemUpaya Peningkatan Keragaman Genetik Tanaman Suweg (Amorphophallus Paeoniifolius (Dennst.) Nicolson) Melalui Penyerbukan Buatan(IAARD Press, 2012-12) Wahyuni, Sri; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianSuweg (Amorphophallus paeoniifolius) merupakan salah satu anggota suku Araceae (talas-talasan) yang umbinya berpotensi sebagai bahan pangan tetapi budidayanya di Indonesia masih sangat terbatas. Upaya pemuliaan tanaman suweg di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor telah dimulai dengan penyerbukan buatan dengan tujuan meningkatkan keragaman genetik pada aksesiaksesi tanaman koleksi. Penyerbukan dilakukan secara manual pada empat fase bunga, yaitu bunga kuncup, bunga belum mekar sempurna, bunga mekar sempurna, bunga lewat mekar dan dua kondisi polen, yaitu polen segar dan polen simpan. Hasil penelitian menunjukkan persentase jumlah keberhasilan penyerbukan pada tanaman suweg sebesar 62,96%. Persentase keberhasilan penyerbukan pada kondisi polen segar sebesar 88,24% lebih besar dari polen simpan yaitu 20,00%. Persentase jumlah keberhasilan tertinggi ditunjukkan oleh fase bunga mekar sempurna dan bunga belum mekar sempurna, yaitu 100,00% diikuti oleh fase bunga kuncup sebesar 80,00%, sedangkan pada bunga yang lewat mekar penyerbukan gagal dilakukan.