Browsing by Author "Tjahjana, Bambang Eka"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
- ItemALELOPATI PADA POLATANAM KOPI DAN TEKNIK PENGENDALIAN SERTA PROSPEK PEMANFAATANNYA(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-08) Supriadi, Handi; Tjahjana, Bambang EkaBudidaya tanaman kopi saat ini ditekankan pada peningkatan produktivitas lahan diantara tanaman kopi yaitu dengan menerapkan sistem polatanam kopi dengan tanaman lain yang bernilai ekonomi tinggi, baik sebagai penaung maupun tanaman sela. Agar penerapan polatanam kopi mencapai hasil yang optimal, maka perlu dikaji aspek alelopati pada setiap tanaman yang akan ditumpang sarikan. Senyawa alelopati yang dihasilkan oleh tanaman kopi maupun tanaman lain, selain berpengaruh buruk terhadap tanaman lain, juga dapat merusak tanaman penghasil senyawa alelopati itu sendiri yang disebut dengan autotoksik, namun disisi lain terdapat senyawa alelopati yang dapat memacu pertumbuhan tanaman lain. Senyawa alelopati berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai herbisida maupun pestisida alami, yang ramah terhadap lingkungan. Penggunaan kompos dengan bahan organik, pupuk organik, pupuk magnesium sulfat, mikroba tanah, dan polatanam dengan tanaman aromatik seperti menta, selasih, oregano, dan sage dapat menurunkan tingkat toksisitas senyawa alelopati.
- ItemDIVERSIFIKASI KEGUNAAN MINYAK KASAR(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Towaha, Juniaty; Tjahjana, Bambang Eka; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarMinyak kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) merupakan trigliserida yang tersusun dari asam palmitat, asam oleat, asam linoleat dan asam α‐elaeostearat Selain berpotensial diolah menjadi bahan bakar alternatif biodiesel, juga dapat diolah lebih lanjut menjadi produk oleokimia untuk bahan baku maupun bahan additif berbagai industri. Produk oleokimia yang penting yaitu fatty acid, glycerol, fatty acid esters, fatty alcohol, fatty amides dan fatty amines. Fatty acid merupakan produk dasar untuk pembuatan produk turunan oleokimia lainnya dan fatty acid merupakan bahan baku yang sangat dibutuhkan dalam industri pembuatan sabun, glycerol banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri farmasi, kosmetika dan makanan, produk turunan fatty acid esters dapat digunakan dalam industri minyak pelumas dan minyak wangi, produk turunan fatty alcohol dapat digunakan dalam industri tinta printer, cat, pernis, minyak pelumas, minyak rem, minyak hidrolik, cream, lipstick dan semir, produk turunan fatty amides banyak digunakan dalam industri sampo dan detergen, produk turunan fatty amines banyak digunakan dalam industry pembuatan softener dan sampo. Berbagai industri tersebut mempunyai prospek pasar yang cukup bagus, oleh karena itu diversifikasi pendayagunaan minyak kemiri sunan sebagai bahan baku produk oleokimia sangat mungkin untuk dikembangkan.
- ItemKOPI LUWAK BUDIDAYA SEBAGAI DIVERSIFIKASI PRODUK YANG MEMPUNYAI CITARASA KHAS(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-04) Towaha, Juniaty; Tjahjana, Bambang EkaKopi luwak (civet coffee) adalah salah satu produk kopi khas Indonesia yang dihasilkan dari feses hewan luwak (Paradoxurus hermaphroditus), setelah hewan tersebut mengkonsumsi buah kopi matang. Keistimewaan citarasa dan keunikan proses produksinya, menyebabkan kopi luwak semakin diminati kalangan penikmat kopi lokal maupun mancanegara, sehingga meningkatkan permintaan akan produk tersebut. Karenanya produsen kopi luwak tidak bisa hanya mengandalkan produksi dari hewan luwak liar saja, sehingga usaha produksi kopi luwak budidaya dengan memanfaatkan luwak dalam kandang guna memproduksi kopi luwak merupakan jawaban untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Disamping itu, usaha produksi kopi luwak budidaya merupakan salah satu upaya meningkatkan nilai tambah komoditas kopi, terutama meningkatkan nilai tambah pendapatan petani. Mengingat bahwa, kopi luwak pada umumnya merupakan kopi spesialti, sehingga produksi kopi luwak budidaya semakin meningkatkan daya saing produk kopi Indonesia, sehingga berdampak positif meningkatkan peringkat kopi spesialti Indonesia di pasar international.
- ItemMorfologi dan Budidaya Tanaman Nyamplung (Calophyllum inophyllum LINN)(Unit Penerbitan dan Publikasi Balittri, 2019) Udarno, Laba; Tjahjana, Bambang Eka; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarTanaman nyamplung (Calophyllum inophyllum LINN) merupakan tanaman industri yang cukup baik untuk dikembangkan, tanaman ini termasuk dalam famili Guttiferae yang dapat tumbuh dengan baik, dan biasa banyak dijumpai disepanjang tepian pantai, tetapi tanaman ini dapat juga tumbuh pada tempat yang berada pada ketinggian 100 sampai 350 m dpl. Buahnya berbentuk bulat seperti peluru dengan bagian ujung meruncing, berwarna hijau terusi, pada saat tua warnanya menjadi kekuningan. Kulit biji yang tipis lambat laun akan menjadi keriput dan mudah mengelupas. Biji berbentuk bulat ujung meruncing mengandung minyak berwarna kuning, mengandung air 3.3 % dan minyak sebesar 71.4 %. Minyak ini dapat digunakan sebagai bahan biodesel, dengan rendemen 50 %. (1 liter : 2 kg biji). Komponen yang terdapat dalam buah nyamplung antara lain : Saponine, senyawa alkoloid, polifenol, senyawa antioksidan dan golongan flavanoid, juga tanin. Minyak nyamplung tergolong minyak dengan asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh yang berantai karbon panjang, dengan kandungan utama berupa asam oleat 37,57 5, asam linoleat 26,33 % dan asam stearat 19,96 %, selebihnya berupa asam miristat, asam palmitat, asam linolenat, asam arachidat dan asam erukat
- ItemPEMANFAATAN LAHAN BEKAS TAMBANG UNTUK BUDIDAYA TANAMAN KARET(2016-08) Ferry, Yulius; Tjahjana, Bambang EkaKegiatan penambangan sering meninggalkan lahan dengan kondisi marginal. Lahan bekas tambang batu bara, timah, dan bouksit menyisakan lahan dengan kadar liat yang tinggi, berbatu, daya resap air rendah sehingga mudah tergenang, miskin unsur hara, bahan organik dan mikroorganisme tanah. Lahan bekas tambang tersebut semakin lama semakin luas dan tidak produktif. Reklamasi lahan bekas tambang merupakan usaha untuk mengembalikan lahan sesuai dengan rona awal, sehingga nantinya dapat digunakan sebagai lahan pertanian atau lainnya. Tanaman karet adalah salah satu tanaman yang berpotensi digunakan sebagai tanaman reklamasi lahan bekas tambang, karena mempunyai adaptasi yang tinggi, dapat hidup pada dataran rendah sampai tinggi tempat 700 m dpl, dari beriklim kering hingga curah hujan mencapai 3.000 m/tahun, dari tanah berliat tinggi sampai tekstur tanah lepas. Tanaman karet dapat menyediakan bahan organik setiap tahun dari guguran daunnya, karet mempunyai sifat menggugurkan daun secara berkala sekali setahun, guguran daun tersebut selain menambah kandungan bahan organik juga meningkatkan jumlah mikroorganisme di dalam tanah. Penggunaan tanaman karet sebagai tanaman reklamasi didukung oleh tersedianya teknologi pembenahan tanah bekas tambang, seperti teknologi biopori yang dapat meningkatkan daya meresap air ke dalam tanah, tempat pembusukan bahan organik, dan tempat berkembangnya organisme yang dapat bersimbiosis dengan perakaran tanaman, perbaikan struktur dan tekstur tanah. Pupuk hayati juga memberikan dampak yang signifikan dalam memperbaiki kesuburan tanah marginal bekas lahan tambang. Membudidayakan karet di lahan bekas tambang akan mengurangi kompetisi penggunaan lahan pertanian, mempercepat produktivitas lahan, memulihkan lingkungan dan meningkatkan pendapatan petani di sekitar lahan bekas tambang.
- ItemPENAMPILAN MORFOLOGIS KEMIRI DI KEBUN KOLEKSI BOGOR(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Udarno, Laba; Setiyono, Rudi T; Tjahjana, Bambang Eka; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarTanaman kemiri merupakan tanaman tahunan yang multi guna karena hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Terdapat 5 jenis kemiri yang tumbuh dan berproduksi dengan baik di Indonesia yaitu Aleurites mollucana, Aleurites trisperma, Aleurites montana, Aleurites cordata dan Aleurites fordii. Penelitian ini hanya dilaksanakan untuk mengetahui penampilan morfologi dua jenis kemiri yang dikoleksi oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan di Bogor. Penampilan morfologi kedua jenis kemiri tersebut berbeda satu sama lainnya dengan kadar minyak berkisar 40‐60%.
- ItemPENGEMBANGAN ENERGI ALTERNATIF BIOHIDROGEN BERBASIS BIOMASSA LIMBAH KAKAO DAN KOPI(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014) Wibowo, Nendyo Adhi; Tjahjana, Bambang EkaSeiring dengan pencarian sumber bahan alternatif untuk memproduksi hidrogen, maka saat ini dikembangkan produksi hidrogen dari biomassa yang salah satunya bersumber dari limbah-limbah perkebunan khususnya limbah kakao dan kopi. Keunggulan dari biohidrogen ini adalah dapat dihasilkan dari bahan yang dapat diperbaharui, ramah lingkungan, hasil pembakaran berupa uap air yang tidak menyebabkan efek rumah kaca, hujan asam dan merusak lapisan ozon. Selain itu proses produksi dapat berlangsung pada tekanan dan suhu ruang, biaya produksi lebih rendah dan dapat memanfaatkan limbah hasil perkebunan yang digunakan sebagai substrat. Salah satu upaya mencari bahan baku yang lebih murah dalam produksi biohidrogen adalah menggunakan limbah perkebunan yang dapat dikonversi menjadi glukosa. Limbah kakao mengandung 14,58% selulosa, 4,32% lignin, dan 10,35% kadar air, Sedangkan kulit gelondong kopi kering terdiri atas 12,4% gula reduksi, 2.02% gula non pereduksi, dan lendir kering kopi mengandung 30% gula pereduksi, 17% selulosa. Limbah kakao dapat dihidrolisis secara kimiawi maupun biologi untuk menghasilkan gula reduksi seperti glukosa dan xylosa. Glukosa dan xylosa yang diperoleh dari proses hidrolisis dapat difermentasi lebih lanjut untuk menghasilkan hidrogen. Produksi hidrogen melalui proses non-fotosintetik memiliki beberapa keuntungan antara lain tidak memerlukan cahaya matahari sehingga bisa berlangsung sepanjang hari.
- ItemPENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM PENGEMBANGAN KEBUN PERCOBAAN(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-08) Tjahjana, Bambang Eka; Nana Heryana, Nana; Wibowo, Nendyo AdhiSistem Informasi Geografi (SIG) merupakan suatu sistem komputer untuk menangkap, mengatur, mengintegrasi, memanipulasi, menganalisis, dan menyajikan data yang bereferensi ke bumi. Komponen utama dalam SIG dibagi kedalam empat komponen utama, yaitu: perangkat keras, perangkat lunak, organisasi/manajemen dan pemakai. Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama tersebut akan menentukan suatu proses pengembangan Sistem Informasi Geografi. Pengelolaan data dasar tanah dan kelas lahan berbasis (SIG) akan didapatkan distribusi spasial (keruangan) jenis dan tingkat kesuburan tanah, serta faktor-faktor pembatas yang ada sehingga dapat mempermudah perencanaan pengembangan jenis-jenis komoditas pertanian dan penggunaan lahan yang sesuai dengan potensi sumber daya lahan di kebun percobaan. Penulisan ini bertujuan untuk menyediakan konsep dasar dalam pengembangan kebun percobaan sebagai laboratorium lapang terpadu berbasis SIG sehingga menghasilkan data dasar tanah dan kelas lahan (kemampuan, kesesuaian lahan dan klasifikasi kesuburan tanah) serta menentukan kepastian letak sebaran pohon berdasarkan titik koordinat. Konsep pengembangan kebun percobaan harus mempertimbangkan aspek konservasi tanah dan air terpadu karena sangat mendukung terhadap kesuburan fisika, kimia, dan hayati tanah; kerapatan vegetasi akan menjamin kadar humus dalam tanah tinggi sehingga akan meningkatkan porositas total tanah dalam kerangka pemanfaatan lahan secara harmonis, menyeluruh (holistic) dan terpadu (integrated) serta berkelanjutan (sustainable) untuk berbagai peruntukan.
- ItemPOTENSI KOMBINASI ARANG SEKAM, ZEOLIT, DAN SERASAH PERKEBUNAN KAKAO SEBAGAI PEMBAWA PUPUK HAYATI PAKUWON(2016-04) Wibowo, Nendyo Adhi; Tjahjana, Bambang EkaPupuk hayati (biofertilizer) adalah bahan penyubur tanah yang mengandung mikroba hidup atau sel hidup yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan akar tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara dari dalam tanah guna mendukung pertumbuhannya. Pupuk hayati Pakuwon dirakit melalui metode teknologi mikrobial fertilizer dengan memperhatikan pola interaksi antar strain mikroba dengan bahan pembawa berupa arang sekam, zeolit, dan serasah hasil pengomposan yang mendukung nutrisi pada perbaikan tanaman. Pupuk hayati yang dirakit ini dapat berpotensi dalam mensuplai sebagian unsur hara yang dibutuhkan tanaman yang dilakukan oleh bakteri yang mempunyai kemampuan menambat N dari udara dan mikroba pelarut fosfat yang dapat menambang P di dalam tanah menjadi P-tersedia dalam kombinasi bahan pembawa. Konsorsium mikroba dalam pupuk hayati ini diantaranya Bacillus sp, Pseudomonas, Azotobacter, Azospirlium, dan aspergillus niger.
- ItemPROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN KEMIRI MINYAK (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-04) Herman, Maman; Tjahjana, Bambang Eka; DaniKrisis energi yang melanda dunia, termasuk Indonesia akhir-akhir ini, mendorong berbagai pihak melakukan penggalian sumber-sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan. Tanaman Kemiri Minyak (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) menghasilkan biji yang kandungan minyaknya dapat mencapai 50% sehingga potensial untuk dijadikan sebagai sumber bahan bakar nabati. Penelitian dan kajian mulai dilakukan dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu mulai dari pemuliaan tanaman, teknik budidaya, sampai penanganan pasca panen. Berdasarkan hasil penelitian awal diketahui bahwa minyak biji Kemiri Minyak dapat diproses menjadi bio-solar sehingga dapat menggantikan atau mensubtitusi minyak solar yang berasal dari fosil. Di samping itu, minyak biji Kemiri Minyak merupakan trigliserida yang tersusun dari asam palmitat, asam oleat, asam linoleat dan asam α-eleostearat yang memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai bahan baku industri oleokimia dan biopestisida. Limbah maupun produk sampingan berupa kulit buah, bungkil, dan grilserol dapat diolah menjadi pupuk organik, produk kesehatan dan kecantikan, serta produk bahan bakar alternatif berupa briket dan biogas. Hasil kajian awal mengenai nilai ekonomi produksi bio-solar dari Kemiri Minyak menunjukan bahwa harga jualnya tidak kalah bersaing dengan minyak solar dari fosil. Pengembangan tanaman Kemiri Minyak disarankan lebih mengarah pada upaya rehabilitasi dan konservasi lahan kritis serta pemanfaatan lahan yang tidak produktif.
- ItemREHABILITASI KAKAO RAKYAT DENGAN SAMBUNG SAMPING(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-04) Tjahjana, Bambang Eka; Sobari, IingBiaya yang cukup besar dan waktu yang lebih lama akibat rehabilitasi tanaman lama dengan mengganti tanaman baru sangat sulit dilakukan petani. Salah satu solusinya adalah rehabilitasi melalui teknik sambung samping dengan menggunakan klon-klon produktivitas tinggi sebagai batang atas atau entres. Beberapa kunci untuk keberhasilannya adalah entres dari klon unggul yang jelas identitasnya, batang bawah masih sehat, perawatan khususnya pemotongan batang bawah, pemupukan dan pengendalian hama/penyakit dilakukan sesuai standar teknis. Untuk menerapkan teknologi sambung samping harus memperhatikan beberapa faktor yaitu: kompatibilitas batang atas dengan batang bawah, faktor lingkungan dan nutrisi pada tanaman.