PEMANFAATAN LAHAN BEKAS TAMBANG UNTUK BUDIDAYA TANAMAN KARET
No Thumbnail Available
Date
2016-08
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Kegiatan penambangan sering meninggalkan lahan dengan kondisi marginal. Lahan bekas tambang batu bara, timah, dan
bouksit menyisakan lahan dengan kadar liat yang tinggi, berbatu, daya resap air rendah sehingga mudah tergenang, miskin
unsur hara, bahan organik dan mikroorganisme tanah. Lahan bekas tambang tersebut semakin lama semakin luas dan tidak
produktif. Reklamasi lahan bekas tambang merupakan usaha untuk mengembalikan lahan sesuai dengan rona awal, sehingga
nantinya dapat digunakan sebagai lahan pertanian atau lainnya. Tanaman karet adalah salah satu tanaman yang berpotensi
digunakan sebagai tanaman reklamasi lahan bekas tambang, karena mempunyai adaptasi yang tinggi, dapat hidup pada
dataran rendah sampai tinggi tempat 700 m dpl, dari beriklim kering hingga curah hujan mencapai 3.000 m/tahun, dari tanah
berliat tinggi sampai tekstur tanah lepas. Tanaman karet dapat menyediakan bahan organik setiap tahun dari guguran
daunnya, karet mempunyai sifat menggugurkan daun secara berkala sekali setahun, guguran daun tersebut selain menambah
kandungan bahan organik juga meningkatkan jumlah mikroorganisme di dalam tanah. Penggunaan tanaman karet sebagai
tanaman reklamasi didukung oleh tersedianya teknologi pembenahan tanah bekas tambang, seperti teknologi biopori yang
dapat meningkatkan daya meresap air ke dalam tanah, tempat pembusukan bahan organik, dan tempat berkembangnya
organisme yang dapat bersimbiosis dengan perakaran tanaman, perbaikan struktur dan tekstur tanah. Pupuk hayati juga
memberikan dampak yang signifikan dalam memperbaiki kesuburan tanah marginal bekas lahan tambang. Membudidayakan
karet di lahan bekas tambang akan mengurangi kompetisi penggunaan lahan pertanian, mempercepat produktivitas lahan,
memulihkan lingkungan dan meningkatkan pendapatan petani di sekitar lahan bekas tambang.