Browsing by Author "Prasetyo, Teguh"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
- ItemCrop-Livestock Integration in Farming System at Irrigation Area Case Study: Grobogan District, Central Java(Indonesian Center for Animal Research and Development, ) Prasetyo, Teguh; Setiani, Cahyati; Kartaatmaja, Sunendar
- ItemKeragaan Hasil Padi Adaptif VUB di Wilayah Sektor Perbenihan Formal dan Informal Kabupaten Purworejo Jawa Tengah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Jauhari, Sodiq; Prasetyo, Teguh; Anggi Sr; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiLaju pertumbuhan penduduk dan tingkat konsumsi beras di Kabupaten Purworejo Jawa tengah relatif masih tinggi sehingga menuntut peningkatan produksi yang sinambung, sementara ancaman kekeringan dimusim kemarau dan kebanjiran dimusim hujan sudah semakin sering melanda pertanaman petani. Kegiatan bertujuan untuk memberikan alternatif usahatani padi adaptif melalui penerapan VUB spesifi k lokasi dan teradopsinya varietas unggul baru kepada petani, sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Metodologi Pengkajian ini di laksanakan di wilayah perbenihan formal dan informal pada MK-2 2013. Kegiatan pengkajian dilakukan menggunakan pendekatan OFCOR (On Farm Client Orientid Research) dengan partisipatif aktif dari petani. Petani kooprator yang terlibat sebanyak 7 petani sebagai ulangan. Inovási teknologi yang diintroduksikan ádalah budidaya tanaman padi dengan menggunakan konsep pengelolaan tanaman terpadu dengan tujuh varietas padi yang digunakan yaitu: 5 (lima) varietas unggul baru yang tersedia di BB Padi yaitu Inpari 18, 19, 20, 29, dan 30, serta 2 (dua) varietas padi yang biasa digunakan petani setempat sebagai pembanding yaitu varietas Ciherang dan IR 64. Parameter yang diamati adalah keragaan pertumbuhan tanaman dan produksi, serta tanggapan petani. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif (prosentase, dan kisaran / rata-rata. uji BNT dengan taraf 5 % untuk membandingkan antara rataan pengamatan setiap variabel yang diuji. Hasil display 5 varietas unggul baru (VUB) di dua wilayah perbenihan memberikan hasil produktivitas yang berbeda yaitu wilayah perbenihan informal varietas unggul baru (VUB) padi tertinggi diperoleh Inpari-20 sejumlah 8,7 t/ha. GKP dan Inpari-18 8,3 t/ha GKP. Dan varietas pembanding mendapatkan hasil masingmasing varietas IR-64 sejumlah 5,8 ton GKP/ha dan varietas Ciherang 7,1 ton/ ha. atau ada peningkatan 22,9% lebih tinggi dari varetas pembanding. Sedangkan produktivitas wilayah perbenihan formal varietas unggul baru (VUB) padi tertinggi diperoleh Inpari-18 sejumlah 8,2 t/ha GKP dan Inpari-30 memberikan angka 8,1 t/ha GKP dengan rata-rata umur panen lebih cepat. Sedangkan hasil produktivitas varietas pembanding memberikan hasil rata-rata varietas Ciherang 8,1 t/ha GKP dan IR-64 6,6 t/ha GKP. atau ada peningkatan 15,3%. Hasil display padi VUB Inpari-18, Inpari-20 dan Inpari-30 mempunyai tingkat ketahanan H/P utama padi cukup baik dan memberikan hasil tertinggi diwilayah spesifi k lokasi area genangan banjir. Varietas VUB dengan penerapan PTT di wilayah perbenihan formal maupun informal secara teknis dan sosial layak untuk dikembangkan, serta adaptif sebagai alternatif varietas pilihan usahatani padi, sehingga sangat direspon oleh petani.
- ItemKeragaan Hasil Padi Adaptif VUB di Wilayah Sektor Perbenihan Formal dan Informal Kabupaten Purworejo Jawa Tengah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Jauhari, Sodiq; Prasetyo, Teguh; Anggi SR; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiLaju pertumbuhan penduduk dan tingkat konsumsi beras di Kabupaten Purworejo Jawa tengah relatif masih tinggi sehingga menuntut peningkatan produksi yang sinambung, sementara ancaman kekeringan dimusim kemarau dan kebanjiran dimusim hujan sudah semakin sering melanda pertanaman petani. Kegiatan bertujuan untuk memberikan alternatif usahatani padi adaptif melalui penerapan VUB spesifi k lokasi dan teradopsinya varietas unggul baru kepada petani, sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Metodologi Pengkajian ini di laksanakan di wilayah perbenihan formal dan informal pada MK-2 2013. Kegiatan pengkajian dilakukan menggunakan pendekatan OFCOR (On Farm Client Orientid Research) dengan partisipatif aktif dari petani. Petani kooprator yang terlibat sebanyak 7 petani sebagai ulangan. Inovási teknologi yang diintroduksikan ádalah budidaya tanaman padi dengan menggunakan konsep pengelolaan tanaman terpadu dengan tujuh varietas padi yang digunakan yaitu: 5 (lima) varietas unggul baru yang tersedia di BB Padi yaitu Inpari 18, 19, 20, 29, dan 30, serta 2 (dua) varietas padi yang biasa digunakan petani setempat sebagai pembanding yaitu varietas Ciherang dan IR 64. Parameter yang diamati adalah keragaan pertumbuhan tanaman dan produksi, serta tanggapan petani. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif (prosentase, dan kisaran / rata-rata. uji BNT dengan taraf 5 % untuk membandingkan antara rataan pengamatan setiap variabel yang diuji. Hasil display 5 varietas unggul baru (VUB) di dua wilayah perbenihan memberikan hasil produktivitas yang berbeda yaitu wilayah perbenihan informal varietas unggul baru (VUB) padi tertinggi diperoleh Inpari-20 sejumlah 8,7 t/ha. GKP dan Inpari-18 8,3 t/ha GKP. Dan varietas pembanding mendapatkan hasil masingmasing varietas IR-64 sejumlah 5,8 ton GKP/ha dan varietas Ciherang 7,1 ton/ ha. atau ada peningkatan 22,9% lebih tinggi dari varetas pembanding. Sedangkan produktivitas wilayah perbenihan formal varietas unggul baru (VUB) padi tertinggi diperoleh Inpari-18 sejumlah 8,2 t/ha GKP dan Inpari-30 memberikan angka 8,1 t/ha GKP dengan rata-rata umur panen lebih cepat. Sedangkan hasil produktivitas varietas pembanding memberikan hasil rata-rata varietas Ciherang 8,1 t/ha GKP dan IR-64 6,6 t/ha GKP. atau ada peningkatan 15,3%. Hasil display padi VUB Inpari-18, Inpari-20 dan Inpari-30 mempunyai tingkat ketahanan H/P utama padi cukup baik dan memberikan hasil tertinggi diwilayah spesifi k lokasi area genangan banjir. Varietas VUB dengan penerapan PTT di wilayah perbenihan formal maupun informal secara teknis dan sosial layak untuk dikembangkan, serta adaptif sebagai alternatif varietas pilihan usahatani padi, sehingga sangat direspon oleh petani.
- ItemPenerapan Mekanisasi Pada Usahatani Padi Dalam Rangka Mengatasi Kelangkaan Tenaga Kerja Dan Mendukung Tanam Serempak di Jawa Tengah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Prasetyo, Teguh; Setiani, Cahyati; Jauhari, SodiqUsahatani padi di lahan sawah intensif memerlukan inovasi teknologi, salah satunya adalah penggunaan benih padi VUB. Umur tanaman padi dengan menggunakan benih VUB relatif pendek, sehingga mensyaratkan periode kerja pengolahan lahan, saat tanam, pemeliharaan, dan panen harus dikerjakan dalam waktu singkat dan serempak. untuk mengatasi hal tersebut diperlukan mekanisasi pertanian dalam usahatni padi. Untuk mengetahui penggunaan mekanisasi pada usahatani padi dalam mengatasi kelangkaan tenaga kerja dan mendukung tanam serempak telah dilakukan pengkajian. Pengkajian dilakukan di Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Lokasi pengkajian ditetapkan di blok III seluas 5 ha yang dikuasai oleh 22 orang petani yang tergabung dalam Kelompok Tani ”Tani Mulyo III”. Lokasi tersebut merupakan daerah sentra produksi padi, dengan pola tanam padi-padi-padi. Metode yang digunakan adalah membandingkan penggunaan mekanisasi pertanian secara penuh dalam sistem usahatani padi seperti transplanter, traktor, power sprayer, dan mesin panen dengan manajemen eksisting. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa ada tiga jenis sistem pengupahan tenaga kerja diluar keluarga untuk usahatani padi di lokasi pengkajian yaitu upah borongan, upah waktu, dan upah premi. Upah tenaga kerja untuk kegiatan usahatani padi relatif tinggi, pada manajemen usahatani eksisting rata-rata sebesar Rp 6.230.000,-/ha, sedangkan pada manajemen usahatani padi menggunakan mekanisasi secara penuh sebesar Rp 5.660.000,-/Ha. Biaya tenaga kerja tertinggi pada manajemen usahatani eksisting maupun dengan mekanisasi pertanian secara penuh adalah pada saat pengolahan lahan, tanam, dan panen. Dari aspek waktu dapat meningkatkan efisiensi sebesar 25,86%-27,55%, dari aspek biaya dapat meningkatkan nilai efisiensi sebesar 11,71%, dan dari aspek jumlah orang kerja dapat meningkatkan efisiensi sebanyak 45,07 %. Pendapatan usahatani padi yang menerapkan manajemen eksisting di lokasi penelitian adalah sebesar Rp. 21.547.600,-/ha/musim tanam dengan R/C rasio sebesar 3,22. Pada petani yang menerapkan manajemen usahatani dengan mekanisasi pertanian secara penuh, pendapatan yang diperoleh rata-rata sebanyak Rp 25.638.800,-/ha/ musim tanam dengan R/C rasio sebesar 3,84.
- ItemPengembangan Kawasan Pertanian Padi Berbasis Korporasi Petani di Jawa Tengah : Suatu Pemikiran untuk Dipertimbangkan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Prasetyo, Teguh; Setiani, Cahyati; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianSempitnya luas lahan pertanian padi yang dikuasai oleh petani, terutama di Jawa akan sulit memperoleh tingkat efisiensi usaha, demikian juga akan sulit mencapai tingkat efektivitas dalam pemanfaatan sumberdaya, sedangkan dari sisi standartdisasi mutu, mengandung risiko ketidak seragaman mutu hasil. Hal ini akan mempengaruhi biaya dan keuntungan usahatani, sehingga pendapatan yang diperoleh relaitf kurang optimal. Berbagai hasil kajian menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari usahatani skala kecil dinilai belum layak, sehingga tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup rumah tangga petani. Sebagai contoh adalah petani padi yang menguasai lahan seluas 0,26 Ha, rata-rata pendapatan yang diperoleh per periode musim tanam adalah sebesar Rp 5.420.376,00. Apabila setiap periode musim tanam adalah empat bulan, maka pendapatan petani rata-rata hanya Rp 1.355.094,00/bulan. Untuk meningkatkan efisiensi usahatani dan kesejahteraan petani, berbagai upaya sudah pernah diuji coba dan diterapkan secara luas, sebagai contoh adalah pengembangan Koperasi Unit Desa (KUD), pengembangan kawasan usaha pertanian, pengembangan kawasan Agropolitan, Primatani, Gerakan Peningkatan Produksi Padi melalui Korporasi (GP3K), dan Corporate Farming (CF). Pada tahun 2000, pendekatan CF pernah diterapkan di berbagai kabupaten - provinsi di Indonesia yaitu suatu pendekatan pengembangan pertanian dimana para petani sehamparan menyerahkan pengelolaan lahan dan usaha pertaniannya kepada satuan lembaga manajemen. Dalam implementasi tampaknya belum seperti yang diharapkan terutama dalam hal konsolidasi lahan dan pemasaran hasil, sehingga sebagian besar kembali kepada kondisi semula. Saat ini tampaknya ada pemikiran perlunya untuk dikembangkan kembali konsep pengembangan kawasan pertanian berbasis korporasi petani. Berdasarkan atas pengalaman empiris dalam pengembangan pertanian melalui pendekatan CF, penulis mencoba menuangkan pemikiran yang didasarkan atas pengalaman dan pengetahuan untuk dipertimbangkan penerapannya, salah satunya adalah mengimplementasikan pemberdayaan SDM dan kelembagaan petani secara konsisten serta menambah aktivitas petani untuk melakukan usaha prosesing padi menjadi beras pecah kulit secara korporasi.
- ItemPerbenihan dan Teknologi Pendukung(BPTP Jateng Jawa Tengah / Warta inovasi, 2014) Prasetyo, TeguhSistem perbenihan di Indonesia telah diatur dengan Undang - undang No 12 tentang Budidaya Tanaman, Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Nasional, dan Peraturan Pertanian Nomor 44 tahun 1995 tentang Perbenihan Nasional, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 36 Tahun 2006 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Bina, Benih berkualitas merupakan syarat mutlak yang perlu dipenuhi dalam penydiaan saran produksi. Keunggulan benih dapat dinikmati oleh konsumen bila benih yang ditanam bermutu.
- ItemPROSIDING SEMINAR NASIONAL(BPTP Jawa Tengah, 2017) Hermawan, Agus; Prasetyo, Teguh; Muryanto; Setiyani, Cahyati; Malik, Afrizal; BPTP Jawa TengahRangkaian ekspose inovasi teknologi pertanian meliputi juga pameran teknologi hasil kajian BPTP Jawa Tengah . Pameran ini merupakan salah satu pendekatan dalam penyyebarluasan berbagai teknologi spesifik lokasi dan mengundang pengguna dari berbagai kalangan di jawa tengah.
- ItemPROSIDING SEMINAR NASIONAL 2(BPTP Jawa Tengah, 2017) Hermawan, Agus; Prasetyo, Teguh; Muryanto; Setiyani, Cahyati; Malik, Afrizal; BPTP Jawa TengahRangkaian ekspose inovasi teknologi pertanian meliputi juga pameran teknologi hasil kajian BPTP Jawa Tengah . Pameran ini merupakan salah satu pendekatan dalam penyyebarluasan berbagai teknologi spesifik lokasi dan mengundang pengguna dari berbagai kalangan di jawa tengah.
- ItemPROSIDING SEMINAR NASIONAL 3(BPTP Jawa Tengah, 2017) Hermawan, Agus; Prasetyo, Teguh; Muryanto; Setiyani, Cahyati; Malik, Afrizal; BPTP Jawa TengahRangkaian ekspose inovasi teknologi pertanian meliputi juga pameran teknologi hasil kajian BPTP Jawa Tengah . Pameran ini merupakan salah satu pendekatan dalam penyyebarluasan berbagai teknologi spesifik lokasi dan mengundang pengguna dari berbagai kalangan di jawa tengah.
- ItemTeknologi dan Ketahanan Pangan(BPTP Jawa Tengah / Warta inovasi, 2010) Subagyaono, Kasdi; Prasetyo, TeguhPersepsi belum makan jika belum makan nasi telah berubah menjadi budayaw yang mengakar pada sebagian besar warga masyarakat indonesia dan perlu upaya untuk merubahnya. pada sisi lain image asupan karbihidrat dari bahan pangan lain seperti ubi kayu, ubi jalar, labu, ganyong, talas, sukun, dan lainnya.