Pengembangan Kawasan Pertanian Padi Berbasis Korporasi Petani di Jawa Tengah : Suatu Pemikiran untuk Dipertimbangkan
No Thumbnail Available
Date
2020
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Sempitnya luas lahan pertanian padi yang dikuasai oleh petani, terutama di Jawa akan sulit memperoleh tingkat efisiensi usaha, demikian juga akan sulit mencapai tingkat efektivitas dalam pemanfaatan sumberdaya, sedangkan dari sisi standartdisasi mutu, mengandung risiko ketidak seragaman mutu hasil. Hal ini akan mempengaruhi biaya dan keuntungan usahatani, sehingga pendapatan yang diperoleh relaitf kurang optimal. Berbagai hasil kajian menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari usahatani skala kecil dinilai belum layak, sehingga tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup rumah tangga petani. Sebagai contoh adalah petani padi yang menguasai lahan seluas 0,26 Ha, rata-rata pendapatan yang diperoleh per periode musim tanam adalah sebesar Rp 5.420.376,00. Apabila setiap periode musim tanam adalah empat bulan, maka pendapatan petani rata-rata hanya Rp 1.355.094,00/bulan. Untuk meningkatkan efisiensi usahatani dan kesejahteraan petani, berbagai upaya sudah pernah diuji coba dan diterapkan secara luas, sebagai contoh adalah pengembangan Koperasi Unit Desa (KUD), pengembangan kawasan usaha pertanian, pengembangan kawasan Agropolitan, Primatani, Gerakan Peningkatan Produksi Padi melalui Korporasi (GP3K), dan Corporate Farming (CF). Pada tahun 2000, pendekatan CF pernah diterapkan di berbagai kabupaten - provinsi di Indonesia yaitu suatu pendekatan pengembangan pertanian dimana para petani sehamparan menyerahkan pengelolaan lahan dan usaha pertaniannya kepada satuan lembaga manajemen. Dalam implementasi tampaknya belum seperti yang diharapkan terutama dalam hal konsolidasi lahan dan pemasaran hasil, sehingga sebagian besar kembali kepada kondisi semula. Saat ini tampaknya ada pemikiran perlunya untuk dikembangkan kembali konsep pengembangan kawasan pertanian berbasis korporasi petani. Berdasarkan atas pengalaman empiris dalam pengembangan pertanian melalui pendekatan CF, penulis mencoba menuangkan pemikiran yang didasarkan atas pengalaman dan pengetahuan untuk dipertimbangkan penerapannya, salah satunya adalah mengimplementasikan pemberdayaan SDM dan kelembagaan petani secara konsisten serta menambah aktivitas petani untuk melakukan usaha prosesing padi menjadi beras pecah kulit secara korporasi.
Description
Keywords
Kawasan, Pertanian, Padi, Korporasi, Pemberdayaan