Browsing by Author "Nurdin, Maryam"
Now showing 1 - 12 of 12
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Keunggulan Usahatani Cabe Rawit Di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Yuniarsih, Eka Triana; Nurdin, Maryam; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuCabe rawit merupakan komoditas hortikultura yang sangat digemari oleh masyarakat, dan merupakan salah satu sektor yang diunggulkan di SulSel. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) keunggulan usahatani cabe rawit di Kab. Maros Sul awesi Selatan; (2) keuntungan usahatani cabe rawit di Kab. Maros Sulawesi Selatan; (3) kelayakan usahatani cabe rawit di Kab. Maros Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Juni 2016. Populasi penelitian semua petani cabe rawit di Kab. Maros. Pengambilan petani sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan data sekundern dan metode observasi, wawancara, dan pencatatan. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil analisis keunggulan cabe rawit di Kab. Maros SulSel menggunakan analisis LQ dengan nilai 9,7 yang menggambarkan bahwa cabe rawit merupakan sektor basis yang memiliki keunggulan komparatif dikarenakan nilai LQ > 1. Hasil analisis usahatani cabe rawit menunjukkan rata-rata produksi 8,6 ton dengan pendapatan sebesar Rp 69.104.083, dan hasil analisis menunjukkan R/C rasio 3,02. Berdasarkan analisis deskriptif tersebut dapat disimpulkan bahwa usahatani cabe rawit layak diusahakan.
- ItemDampak Kebijakan Ekonomi Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Di Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Nurdin, Maryam; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuRumahtangga dengan persoalan yang dihadapi dalam berusahatani padi sawah khususnya persoalan dalam keputusan alokasi tenaga kerja untuk peningkatan produktivitas maupun keterkaitan antara keputusan produksi maupun konsumsi dalam rumahtangga perlu diperhatikan berkaitan dengan adanya kebijakan-kebijakan pemerintah yang mendukung peningkatan produktivitas. dampak alternatif kebijakan terhadap produktivitas dan pendapatan petani yaitu dianalisis dengan model simulasi . Model simulasi dilakukan untuk mengetahui dan mengevaluasi perubahan-perubahan yang terjadi oleh faktor eksogen terhadap pendapatan rumah tangga petani di lokasi penelitian. Beberapa alternatif kebijakan yang dilakukan berpengaruh terhadap produksi dan pendapatan antara lain : (a) Perluasan lahan sebesar 30% akan meningkatkan produksi sebesar 12,40%, (b) Peningkatan upah tenaga kerja pada sektor off-farm menyebabkan peningkatan penggunaan tenaga kerja pada sektor off-farm sebesar 9,80% yang menyebabkan pendapatan pada sektor pertanian menurun sebesar 0,03%, (c) Peningkatan upah pada sektor non-farm sebesar 10% akan menyebabkan peningkatan penggunaan tenaga kerja sebesar 7,96 dan menyebabkan penurunan tenaga pada sektor yang lain dan (d) Kenaikan harga produksi pada petani akan menyebabkan peningkatan pada sektor pertanian sebesar 14,08% sehingga pendapatan total rumahtangga meningkat sebesar 13,55%.
- ItemKeragaan Agronomis Dan Finansial Usaha Tani Kedelai Di Lahan Tadah Hujan Desa Nggembe Kabupaten Bima NTB(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Susanti, Yuliana; Windiyani, Hiryana; Nurdin, Maryam; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPengkajian bertujuan untuk mempelajari keragaan agronomis dan finansial tanaman kedelai di lahan tadah hujan Nggembe, kabupaten Bima propinsi NTB. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 hingga bulan Maret 2016. Pengkajian disusun berdasarkan rancangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang diulang sebanyak 3 kali dengan ukuran petak percobaan seluas 1 Ha. Komponen teknologi pengelolaan tanaman terpadu meliputi penggunaan varietas unggul baru, pemupukan sesuai anjuran dan penanaman dengan cara ditugal pada jarak tanam 40 x 15 cm. Variabel yang diamati meliputi parameter pertumbuhan dan komponen hasil seperti tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah polong isi, bobot 100 biji, dan hasil biji yang dianalisis dengan analisa ragam (Anova) pada taraf nyata 5%. Usaha tani kedelai melalui pendekatan PTT memberikan hasil biji 37,22% lebih baik dari potensi hasil rata – rata yang diperoleh petani (1,4 t ha-1) dengan B/C ratio 2,2.
- ItemKeragaan Beberapa Varietas Unggul Baru Padi Sawah Irigasi Semi Teknis Tanam Pada Musim Kemarau(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Sution; Nurdin, Maryam; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPenelitian bertujuan untuk mendapatkan varietas unggul baru padi yang mempunyai sifat pertumbuahan baik, adaptif serta produktifitasnya tinggi. Pelaksanaan penelitian di desa Tunggal Bhakti, Kec. Kembayan, MK 2013, dengan luasan 1,25 ha. Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 5 varietas yaitu Inpari 3, Inpari 10, Inpari 14, Mekongga dan Situ Begendit, dan diulang sebanyak 6 kali . Teknologi budidaya dengan pendekatan PTT, pengolahan lahan secara sempurna, pemupukan berdasarkan PUTS, penanaman dengan jajar legowo 2:1, umur bibit 18-21 hari, jumlah 2-3 bibit lubang-1, pengendalian OPT dengan prinsip PHT. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman tertinggi pada varietas Situ Begendit (93,20 cm) dan Inpari 10 (92,97 cm), jumlah anakan terbanyak varietas Inpari 10 (17,88) dan Inpari 14 (18,80). jumlah gabah isi tertinggi varietas Inpari 14 (85,10 biji) dan Situ Bagendit (81,43). Persentase gabah hampa paling sedikit varietas Inpari 14 (15,37%). Sedangkan jumlah gabah per malai tertinggi pada varietas Situ bagendit (108,38 butir) dan Inpari 3 (105,45 butir). Semua varietas Inpari mempunyai bobot 1000 butir lebih tinggi disbanding varietas Mekongga dan Situ Begendit. Hasil gabah ketiga jenis varietas Inpari mempunyai produktivitas diatas 6 t ha-1 yaitu Inpari 3 (6,63 t ha-1, Inpari 10 (6,19 t ha-1) dan Inpari 14 (6,88 t ha-1).
- ItemPemberdayaan dan Penguatan Peran Pembangunan Perekonomian, Sistem Pasar dan Kelembagaan : Dilema kemiskinan dan Kelaparan di Pedesaan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Elizabeth, Rosganda; Nurdin, Maryam; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPembangunan perekonomian telah menjadikan sistem pasar demikian komersial dan terbuka sehingga mudah dieksploitasi oleh kekuatan pasar bebas. Kondisi tersebut justru lebih banyak merugikan daripada menguntungkan kaum peysan di pedesaan, mencerminkan suatu realitas sosial ekonomi yang sangat dilematis. Saat sistem sosial dan ekonomi yang sudah demikian terbuka dan komersial, justru ditemukan begitu banyak masalah kemiskinan bahkan kesengsaraan dan kelaparan pada masyarakat di pedesaan terutama kaum peysan. Tulisan ini bertujuan mengemukakan faktor-faktor mendasar penyebab kelaparan dan kemiskinan, serta kondisi dilematis yang dihasilkan dalam pelaksanaan pembangunan perekonomian dan sistem pasar di perdesaan. Potensi dan peluang masih terbuka lebar ke arah pencapaian pengembangan pembangunan perekonomian di pedesaan dengan melihat besarnya potensi dan peluang perluasan areal tanam (ekstensifikasi dan intensifikasi), peningkatan efisiensi dan efektivitas SDM yang melimpah di pedesaan. Pengembangan analisis kelembagaan memiliki implikasi luas terhadap pencapaian keberhasilan pembangunan perekonomian pedesaan melalui peningkatan pemahaman perancang, pengambil, dan pelaksana pembangunan pertanian dan perdesaan terhadap aspek kelembagaan yang masih sangat rendah. Perlunya mengevaluasi kebijakan pembangunan perekonomian dari aspek kelembagaan, sehingga upaya keakuratan perumusan kebijakan pembangunan ke depan dapat berimplikasi besar bagi peningkatan daya saing SDM pedesaan dan pengembangan sistem pasar produk pertanian. Perlunya rancangan kebijakan dengan: 1) melihat relasi sosial, ekonomi, dan budaya, dalam mengkaji potensi kelembagaan tradisional perekonomian di pedesaan; 2) mengkaji alternatif kebijakan pembangunan perekonomian dan pedesaan yang mempertimbangkan indigenous knowledge (kearifan lokal) dan local knowledge (pengetahuan lokal). Pemberdayaan kelembagaan perekonomian dan pedesaan diperlukan sebagai salah satu bentuk upaya penciptaan kemandirian petani, peningkatan pendapatan rumahtangga, pengembangan sistem pasar produk pertanian.
- ItemPENGARUH SUBTITUSI TEPUNG MOCAF TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA BROWNIS(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Majid, Ulfa; Nurdin, Maryam; Fibriyanti, Dini; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratPenelitian pembuatan brownies dari tepung mocaf sebagai substitusi tepung terigu dilakukan untuk memperluas pemanfaatan, meningkatkan nilai tambah dan citra komoditas ubi kayu. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku dan Balai Perindustrian Bogor. Penelitian dilakukan pada Bulan Mei sampai dengan Oktober 2016. Metode Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 (dua) kali ulangan. Faktor I jenis ubi kayu = A (A1:ubi kayu kuning, A2:Ubi kayu putih dan A3:ubi kayu beracun), Faktor 2 proporsi tepung mocaf : tepung terigu= B (B1:75%:25% , B2:85%:15% dan, B3:100%:0%), sehingga didapatkan perlakuan 3x3x2=18 kombinasi perlakuan. Sifat organoleptik meliputi warna, aroma, rasa, tekstur dan tingkat kesukaan. Uji organoleptik melibatkan 20 orang panelis terdiri dari lima skala hedonik yaitu: 5=sangat suka, 4=suka, 3=agak suka, 2=kurang suka, 1=tidak suka. Dari hasil organoleptik terbaik kemudian dilakukan analisa kimia. Analisis kimia meliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar protein, kadar lemak, kadar abu, serat dengan metode AOAC. Hasil pengamatan organoleptik produk brownis menunjukkan bahwa perlakuan ubi kayu beracun dengan prosentasi tepung mocaf : tepung terigu 100%: 0% (A3B3) memberikan warna yang disukai oleh panelis dengan skor 3.96. komposisi kimia brownis terbaik, kadar air 27.90%, kadar karbohidrat 41.30%, kadar protein 4.74%, kadar lemak 24.70%, kadar abu 1.37%, dan serat kasar 0.61%.
- ItemPENGARUH SUBTITUSI TEPUNG MOCAF TERHADAP KUALITAS CAKE MOCAF(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Majid, Ulfa; Nurdin, Maryam; Ohorella, Irfan; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratKomoditas umbi-umbian merupakan sumber pangan lokal memiliki prospek yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai substitusi pangan pokok dan olahan makanan pengganti beras atau makanan tambahan dalam diversifikasi pangan dan perbaikan gizi masyarakat. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku dan Balai Perindustrian Bogor. Penelitian dilakukan pada Bulan Mei sampai dengan Oktober 2016. Metode Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 (dua) kali ulangan. Faktor I jenis ubi kayu = A (A1:ubi kayu kuning, A2: Ubi kayu putih dan A3: ubi kayu beracun), Faktor 2 proporsi tepung mocaf: tepung terigu= B (B1:75%:25% , B2:85%:15% dan, B3:100%:0%) sehingga didapatkan perlakuan 3 x 3 x 2= 18 kombinasi perlakuan. Sifat organoleptik meliputi warna, aroma, rasa, tekstur dan tingkat kesukaan. Uji organoleptik melibatkan 20 orang panelis yang terdiri dari lima skala hedonik yaitu: 5=sangat suka, 4=suka, 3=agak suka, 2=kurang suka, 1=tidak suka. Dari hasil organoleptik terbaik kemudian dilakukan analisa kimia. Analisis kimia meliputi kadar air, kadar karbohidrat, kadar protein, Kadar Lemak, kadar abu, serat dengan metode AOAC. Hasil analisa kimia dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia SNI 01-2973-1992. Hasil pengamatan organoleptik produk cake menunjukkan bahwa perlakuan ubi kayu beracun dengan presentasi tepung mocaf: tepung terigu 100%: 0% (A3B3) memberikan warna yang disukai oleh panelis dengan skor 3.58. komposisi kimia cake terbaik, kadar air 19.90%, kadar karbohidrat 57.57%, kadar protein 5.38%, kadar lemak 21.50%, kadar abu 1.91%, dan serat kasar 1.36%.
- ItemPeningkatan Daya Saing Vanili Menunjang Agribisnis di Maluku(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Nurdin, Maryam; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuSebagian besar produksi vanili Indonesia digunakan untuk keperluan ekspor, sehingga penanganan cara pembudidayaan dan pengolahan hasilnya harus tepat guna agar mutu vanili yang dihasilkan baik, dan dapat memberikan nilai yang besar terhadap devisa negara. Untuk memenuhi permintaan konsumen dunia, dalam satu dasawarsa terakhir ini luas areal tanaman vanili di Indonesia meningkat dengan pesat. Namun peningkatan luas areal tersebut belum diikuti dengan meningkatnya produksi, karena tingkat produktivitasnya juga masih rendah yaitu baru mencapai 90,5 kg per ha. Sedangkan tanaman vanili yang baik harus menghasilkan 2.000 – 2.500 kg per ha vanili basah. Luas areal pertanaman vanili masih sangat sedikit, yaitu sekitar 50 ha dan tersebar hanya di Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat (BPS, 2002). Jika dibandingkan dengan potensi lahan perkebunan di Maluku, maka pengembangan komoditas tersebut mempunyai peluang yang cukup besar. Untuk dapat meningkatkan daya saing, maka langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah : intensifikasi budidaya mencakup peningkatan kualitas pemeliharaan khususnya pembasmian hama dan penyakit; peningkatan kualitas pengolahan; peningkatan keamanan terhadap hasil panen. Banyaknya pencurian buah vanili sehingga mengakibatkan petani memungut hasilnya sebelum tua sehingga mutu vanili yang diperoleh rendah. Menyatukan para petani vanili dalam wadah koperasi perlu dilakukan agar memudahkan petani dalam melakukan pemasaran vanili dan Koordinasi untuk menciptakan sinergisme yang baik diantara subsistem dalam agribisnis.
- ItemPERANAN BANTUAN LANGSUNG PUAP TERHADAP STRUKTUR PEMBIAYAAN DAN PENDAPATAN USAHATANI(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Budi Santoso, Agung; Nurdin, Maryam; Lasmono, Agung; Balai Pengkajian Teknologi PertanianPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) merupakan sebuah program pemerintah berupa fasilitas bantuan modal usaha untuk petani. Penelitian ini bertujuan menganalisis peran Bantuan Langsung Masyarakat PUAP terhadap struktur pembiayaan dan pendapatan petani sesuai dengan sasaran pelaksanaan bantuan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda pendapatan dengan metode Mann Whitney, analisis keragaan pembiayaan usahatani, dan analisis deskripsi persepsi anggota petani. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh oleh petani peminjam dana bantuan BLM PUAP tidak berbeda secara nyata dengan pendapatan yang diperoleh oleh petani yang tidak meminjam dana bantuan BLM PUAP. Namun penggunaan dana BLM PUAP tersebut dapat memberikan pengembalian yang tinggi (nilai B/C ratio sebesar 2.3) sehingga menguntungkan bagi petani. Persepsi petani terhadap pengelolaan BLM PUAP yang dilakukan oleh pengurus gapoktan adalah baik. Komunikasi yang dilakukan pengurus terhadap anggotanya telah berjalan dengan baik.
- ItemStrategi Pemberdayaan Perempuan Tani-Nelayan dalam Pembangunan Pertanian di Maluku(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005) Hidayah, Ismatul; Nurdin, Maryam; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuTingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) dapat menunjukan besarnya keterlibatan penduduk dalam kegiatan produktif. Di provinsi Maluku sector pertanian merupakan sector yang paling banyak melibatkan tenaga keja petani dan keluarganya. Salah satu unsure keluarga adalah perempuan, baik sebagai istri maupun sebagai perempuan yang menjadi kepala keluarga. Perempuan sebagai kepala keluarga tersebut bertindak sebagai pengelola usahatani dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Oleh karena itu sumber daya manusia perempuan harus diberdayakan terutama dalam menghadapi persaingan global untuk produk-produk pertanian yang mereka hasilkan. Beberapa rekomendasi dalam upaya pemberdayaan perempuan tani-nelayan: 1) Pengembangan kelembagaan bernuansa jender, 2) tersedianya tenaga=tenaga pelaksana (termasuk penyuluh sebagai tenaga pendamping), 3) Penyediaan tenaga-tenaga pelaksana perlu dirancang secara cermat, 4) Peningkatan kualitas sumberdaya manusia (khususnya perempuan tani-nelayan), 5) Penyediaan permodalan bagi pengembangan usaha-usaha mikro yang dijalankan oleh perempuan merupakan aspek yang perlu mendapatkan perhatian, 6) Fasilitasi dari pemerintah daerah, 7) Akses informasi, 8) Ditetapkan kebijaka-kebijakan yang membangun iklim kondusif bagi berkembangnya kapasitas kelompok maupun usaha-usaha mikro mereka
- ItemSurvei Kelembagaan Petani Dalam Mendukung Prima Tani di Maluku Tengah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Hutuely, Lutfie; Nurdin, Maryam; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuKeberadaan kelembagaan penyuluhan pertanian yang lemah menyebabkan lambatnya proses difusi hasil inovasi dan teknologi dari lembaga penelitian. Oleh karena itu diintroduksikan program rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang dipandang sebagai langkah terobosan untuk mempercepat dan memantapkan inovasi teknologi pada kondisi nyata di lapangan dengan agroekosisitem yang beragam. Program Primatani merupakan sebuah bentuk rekayasa sosial melalui pendekatan kelembagaan. Oleh karena itu pentingnya kelembagaan petani dalam mendukung kegiatan primatani. Kelembagaan pertanian yang ada di kelurahan Holo masih kurang dan kinerjanya masih lemah. Untuk memudahkan pembinaan dan meningkatkan akses petani terhadap lembaga yang ada masih perlu melakukan rekayasa kelembagaan yang berkaitan dengan organisasi petani dan lembaga keuangan Kelurahan. Dalam pengembangan kelembagaan prima tani, petunjuk yang perlu diperhatikan antara lain : (1) memahami setting masyarakat setempat, (2) bidang pekerjaan yang akan dilakukan harus jelas, (3) mempelajari kelembagaan yang sudah ada di masyarakat, (4) mengelompokkan basis kelembagaan yang sesuai untuk tiap aktivitas dan (5) memahami kekentalan kelembagaan yang sesungguhnya diperlukan.
- ItemUJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADI DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU. (Study Kasus di Kabupaten Maluku Tengah)(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Nurdin, Maryam; Lasmono, Agung; Balai Pengkajian Teknologi PertanianVarietas unggul merupakan salah satu teknologi penting yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian dan lembaga penelitian lainnya dalam mendukung pembangunan pertanian. potensi hasil varietas unggul baru untuk padi sawah dapat mencapai 10 t/ha dengan penerapan teknologi inovatif seperti Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Kajian Uji adaptasi Varietas Unggul Baru dengan pendekatan PTT bertujuan untuk mendapatkan 1-2 varietas unggul baru produksi tinggi (>7tha-1) yang adaptif pada lingkungan spesifik. Kajian dilaksanakan pada lokasi display di desa Kobisonta, Kec. Seram Utara Kabupaten Maluku dari Januari-Desember 2012.Pengolahan tanah sempurna dengan penanaman sistem legowo2:1 (20 cm x 10 cm) x 40 cm.Bibit 1 - 3 bibit per lubang dengan umur bibit muda (< 21 hari). Pupuk organik diberikan setara 5 t/ha. Pemupukan 250 kg Urea; 100 kg SP-36; 100 kg KCl.Urea diberikan tiga kali dan pemupukan Fosfat (P), Kalium (K) & Belerang (S) SP-36 diberikan satu kali pada pemupukan awal bersama Urea; sedangkan KCl 2 kali yaitu ½ x dosis pada pemupukan awal, dan ½ x dosis sisanya pada pemupukan ke-3. Pengendalian hama & penyakit dilakukan secara terpadu. Panen & Pascapanen dilakukan pada saat tanaman masak fisiologis. Analisis data secara deskriptif sederhana dengan mengukur rata-rata komponen pertumbuhan dan komponen hasil serta hasil dari Varietas Unggul Baru (VUB) yang diuji. Hasil kajian menunjukkan bahwa Inpari 14 dan Inpari 16 merupakan VUB padi sawah yang adaptif dan memberikan hasil berturut-turut 8 t dan 7,5 t/ha atau meningkat 33 % diatas varietas eksisting Ciherang, 5 t/h, sehingga dapat dikembangkan di wilayah kec.Seram Utara, Maluku Tengah.