Browsing by Author "Mardianto, Sudi"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
- ItemArah Pembangunan Pertanian Berbasis Bioindustri dan Kawasan untuk Kesejahteraan Petani(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Mardianto, Sudi; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
- ItemDinamika Ketenagakerjaan dan Kesempatan Berusaha di Pedesaan(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2016-09-07) Mardianto, Sudi; Syafa'at, Nizwar
- ItemDinamika Pola Pemasaran Gabah dan Beras di Indonesia(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2016-08-18) Mardianto, Sudi; Supriyatna, Yana; Agustin, Nur Khoiriyah
- ItemKonsep Pengembangan Wilayah Berbasis Agribisnis Dalam Rangka Pemberdayaan Petani(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, ) Syafa'at, Nizwar; Simatupang, Pantjar; Mardianto, Sudi; Pranadji, Tri
- ItemLangkah SYL Mewujudkan Swasembada Beras Ditengah Tantangan Yang Tidak Biasa(Kementerian Pertanian RI, 2022) Suryana, Achmad; Mardianto, Sudi; Kariyasa, I Ketut; Jamal, Erizal; Basit, Abdul; Saefudin; Agustian, Adang; Gunawan, Endro; Chaidirsyah, Ranny Mutiara; Mucharam, Iim; Biro PerencanaanKetersediaan dan keterjangkauan bahan pangan pokok, merupakan indikator utama keberhasilan pembangunan di banyak negara. Untuk Indonesia, itu diterjemahkan dalam bentuk ketersediaan beras. Syahrul Yasin Limpo atau biasa disingkat dengan SYL, sangat menyadari hal itu. Sehingga pernyataan pertamanya pasca pelatikan sebagai Menteri Pertanian adalah, akan terus mengupayakan peningkatan produksi pangan strategis, terutama beras. Berbekal pengalaman sebagai pamong praja dalam berbagai posisi dan jabatan di Sulawesi Selatan, SYL memahami betul berbagai persoalan untuk dapat meningkatkan produksi beras di Indonesia. Usahatani padi melibatkan jutaan rumah tangga petani, dan umumnya diisi oleh petani yang semakin menua (aging). Rumah tangga petani mengusahakan sawah secara mandiri, dalam petakan yang tidak terlalu luas, dan selalu terancam keberadaannya karena alih fungsi ke penggunaan lain. Untuk mendapatkan air harus bersaing dengan penggunaan lain, dan kualitas air yang didapat juga semakin menurun. Dengan kondisi semacam ini, tantangan untuk dapat mencukupi produksi beras menjadi tidak mudah. Ditambah lagi fenomena perubahan iklim, yang ditandai meningkatnya intensitas curah hujan sehingga terjadi banjir (La Niña) dan sebaliknya dapat menimbulkan kemarau panjang sehingga terjadi kekeringan (El Niño). Belum genap 6 bulan menjalani tugas sebagai Menteri Pertanian, wabah pandemi COVID 19 menyerang Indonesia. Bagi pembangunan pertanian, COVID 19 berdampak karena adanya pembatasan pergerakan masyarakat, dan yang paling utama anggaran pembangunan yang dikucurkan negara melalui APBN semakin terbatas karena dialihkan untuk penanganan COVID 19. Menghadapi semua situasi di atas dengan cerdik SYL menjadikannya sebagai arena pembuktian, bahwa dibalik semua tantangan, terbuka peluang bagi yang kreatif dan mau berpikir business not as usual. Ada dua hal kunci yang dilakukan, Pertama, semua tantangan dijadikan sebagai inspirasi dan motivasi dalam merancang upaya dan cara bertindak (program dan kebijakan). Kedua adalah mencari dan menyiapkan teknologi dan inovasi yang sesuai untuk mengatasi tantangan menuju keadaan yang lebih baik.
- ItemPeta Jalan (Road Map) dan Kebijakan Pengembangan Industri Gula Nasional(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2016-08-18) Mardianto, Sudi; Simatupang, Pantjar; Hadi, Prajogo Utomo; Malian, Husni; Susmiadi, Ali
- ItemSituasi Harga Pangan Global: Saatnya Mewaspadai Efek Berantai Harga Pangan di Pasar Domestik(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-10) Mardianto, Sudi; Wahida; Yuliani, Fitria; Iffah, Sarah Izzatul; SumediKebijakan pengendalian atau pelarangan ekspor pangan (terutama beras) berpotensi meningkatkan harga pangan dunia. Kenaikan harga gabah dan beras domestik sudah terdeteksi sejak awal Agustus 2023, dan dalam perkembangannya terus meningkat hingga saat ini, pada sisi lain share pengeluaran untuk konsumsi beras cukup tinggi. Selain beras, harga bahan pangan lainnya juga kecenderungan naik. Hal ini berpotensi mengurangi asupan bahan pangan yang lain, seperti daging dan telur ayam. Untuk mengantisipasi tingginya harga beras dalam jangka waktu lama, pemerintah perlu mendorong peningkatan produksi padi di akhir tahun 2023 dan sepanjang tahun 2024 secara at all cost. Makna at all cost diterjemahkan dengan penyediaan yang memadai terkait beberapa hal sebagai berikut: (a) Benih unggul bersertifikat yang toleran terhadap ancaman kekeringan atau rendaman; (b) Pupuk bersubsidi tersedia untuk melakukan pemupukan sesuai rekomendasi; (c) Kredit modal usaha tani yang mudah dan cepat diakses oleh petani; (d) Penyediaan dan pengendalian air irigasi; (e) Pendampingan penyuluh pertanian lapangan secara intensif; dan (f) Kesiapan Perum Bulog untuk menyerap gabah/beras petani sebagai sumber utama cadangan beras pemerintah. Keberhasilan peningkatan produksi beras domestik pada akhir tahun 2023 dan sepanjang 2024, akan membantu terciptanya stabilitas supply-demand bahan pangan yang lain.
- ItemSolusi SYL Memenuhi Pembiayaan Pertanian Melalui Optimalisasi KUR(Kementerian Pertanian, 2022-12) Mardianto, Sudi; Kariyasa, I Ketut; Suryana, Achmad; Basit, Abdul; Musyafak, Akhmad; Pasaribu, Sahat Marulitua; Jamal, Erizal; Gunawan, Endro; Megahwati, Indah; Saefudin; Sativa, Mirza; Wulandari, Tatu; Mahdi, Naufal NurAncaman krisis pangan global yang terjadi saat ini dan masih berlangsungnya Pandemi Covid-19, Kementan merasa tidak hanya “vaksin” kesehatan yang diperlukan oleh para petani, tetapi juga dibutuhkan “vaksin” permodalan pertanian untuk membantu petani dalam bertahan dan bangkit mengembangkan usaha taninya. “vaksin” permodalan pertanian ini bertujuan agar petani memiliki imunitas dan terbangun semangat dan motivasinya serta kepercayaan dirinya ditengah keterbatasan. Vaksin permodalan pertanian itu bernama Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian. Vaksin ini diharapkan dapat mendorong berjalannya usahatani dan pembangunan pertanian lebih baik untuk menaikan “naik kelas petani” dalam mewujudkan pertanian maju, mandiri dan modern.
- ItemStrategi Kebijakan Pembangunan Pertanian Meningkatkan Peran Sektor Pertanian Ditengah Pandemi Covid-19(Kementerian Pertanian, 2022) Fahmid, Imam Mujahidin; Subagyono, Kasdi; Kariyasa, I Ketut; Mardianto, Sudi; Wahyudi; Agustian, Adang; Ashari; Chaidirsyah, Ranny Mutiara; Sumedi; Gunawan, Endro; Pramudia, Aris; Kadir; Muslim, Chairul; Darwis, Valleriana; Yofa, Rangga Ditya; Raharjo, Agung Saras Sri; Puspa P, Resty; Saefudin; Mucharam, Iim; Azis, Dani Abdul; Subekti, Eka SrieSalah satu tantangan besar pembangunan pertanian yaitu bagaimana pertumbuhan ekonomi yang dicapai dapat meningkatkan pendapatan petani yang sebagian besar memiliki lahan dengan luasan yang kurang dari setengah hektar. Untuk itu, peningkatan produksi komoditas pertanian dan peningkatan daya saing produk pertanian diarahkan mampu mendongkrak Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian dan hasilnya dirasakan oleh petani dengan adanya kenaikan tingkat kesejahteraan petani. Tantangan lainnya dalam pembangunan pertanian adalah bahwa pada tahun 2020, seluruh belahan dunia menghadapi pandemi Covid-19 yang berpengaruh terhadap berbagai sektor termasuk sektor pertanian. Meskipun untuk angkutan komoditas pangan tetap diizinkan, namun para pelaku distribusi (pedagang) memiliki kekhawatiran atas wabah pandemi ini sehingga tetap berpengaruh terhadap pergerakan barang komoditas pangan. Pasca mulai recoverynya dari pandemi Covid-19, yaitu sejak akhir Februari 2022 justru telah muncul konflik 2 negara yakni Rusia dan Ukraina yang telah menyebabkan kerusakan yang luas dan hilangnya nyawa dikedua negara. Dengan terdapatnya konflik/perang terbuka diantara dua negara tersebut akan memiliki banyak implikasi bagi pasar global dan ketahanan pangan. Hal ini akan menjadi tantangan bagi ketahanan pangan bagi banyak negara. Pada sisi lain tantangan perubahan iklim karena faktor alam juga akan berpengaruh terhadap sektor pertanian. Dalam menyikapi perubahan iklim tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara yang berkomitmen dalam penanggulangan perubahan iklim (climate action). Komitmen tersebut dituangkan dalam RPJMN 2020-2024 sebagai Prioritas Nasional, yang mengintegrasikan pembangunan rendah karbon yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dalam menyikapi tantangan dan peluang pengembangan sektor pertanian ke depan, maka para pelaku pembangunan pertanian khususnya bagi generasi muda harus berpikir untuk menjadikan pertanian modern sebagai profesi dan menggunakan teknologi pertanian yang sudah maju. Sebab potensi lahan Indonesia sangat luas dan jika dikelola oleh generasi milenial, dipastikan pertanian Indonesia semakin kuat dalam mencukupi kebutuhan pangan secara mandiri dan ke depan dapat menyuplai pangan untuk dunia. Buku ini mengupas beberapa aspek yang mencakup: (1) Strategi Meningkatkan Produksi Pangan ditengah Pandemi Covid-19; (2) Peran Input Produksi dan Harga dalam Pengembangan Produk Pertanian; (3) Pengembangan Kelembagaan Usaha Pertanian; dan (4) Strategi Peningkatan Daya Saing, Nilai Tambah dan Ekspor Komoditas Pertanian.