Browsing by Author "Kusbiantoro, Bram"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Deskriptif Sensori Kuantitatif Beberapa Varietas Padi Aromatik Dari Provinsi Jawa Barat(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) D. Handoko, Dody; Kusbiantoro, Bram; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kuantitatif deskriptif (ADK) beberapa varietas beras aromatik dari Provinsi Jawa Barat. Bahan penelitian adalah padi aromatik varietas Sintanur dari Kabupaten Pandeglang, Batang Gadis dari Kabupaten Lebak, Pandan Wangi dari Kabupaten Cianjur dan Pandan Wangi dari Kabupaten Garut. Sebagai pembanding digunakan Ketan Bilatung dari Kabupaten Garut dan beras Jasmine asal Thailand. Panelis yang digunakan pada uji ini telah melalui serangkaian seleksi dan pelatihan. ADK ini menggunakan atribut aroma (flavors): pandan, cereal, buttery (mentega), creamy (krim) dan manis (sweet); dan rasa (tastes): manis dan asin. Data pengujian kuantitatif yang diperoleh diolah menggunakan Principal Component Analysis (PCA). Hasil analisis PCA menunjukkan bahwa sampel nasi dapat digolongkan berdasarkan atribut rasa dan aroma menjadi empat kelompok, yaitu: nasi Ketan Bilatung (tunggal), nasi Pandan Wangi-Garut (tunggal), kelompok nasi Sintanur dan Batang Gadis, dan kelompok nasi Pandan Wangi-Cianjur dan Jasmine. Nasi Ketan Bilatung dicirikan dan dapat dibedakan dengan sampel nasi lainnya oleh aroma mentega. Nasi Pandan Wangi Garut dicirikan dan dapat dibedakan dengan sampel nasi lainnya oleh aroma krim dan pandan. Nasi Sintanur dan Batang Gadis dicirikan dan dapat dibedakan dengan sampel nasi lainnya oleh aroma cereal. Berbeda dengan kelompok nasi yang lain, nasi Jasmine dan Pandan Wangi-Cianjur memiliki aroma dan rasa yang moderat (terletak di dekat pusat kuadran).
- ItemAnalisis Mutu Beras Menggunakan Sistem Visi Komputer(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Putra, Septian D.W.; Kusbiantoro, BramBeras merupakan salah satu komoditas serealia terpenting di Indonesia. Kebutuhan akan beras yang bermutu baik mendorong perkembangan teknik analisis mutu. Salah satu teknik modern untuk analisis mutu secara visual adalah dengan menggunakan sistem visi komputer. Tulisan singkat ini mencoba memberikan gambaran secara umum mengenai sistem visi komputer, serta teknik dan pengaplikasiannya dalam penentuan mutu beras. Materi yang disajikan akan sangat bermanfaat untuk peneliti serealia dan praktisi pangan yang akan melakukan riset memanfaatkan teknologi komputer dan sensor untuk mengkaji berbagai parameter mutu suatu produk pangan.
- ItemAnalisis Pola Spasial Distribusi Indeks Pertanaman (IP) Padi di Kabupaten Subang Tahun 2014(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) D.W. Putra, Septian; Kusbiantoro, BramSalah satu upaya meningkatkan produksi padi adalah melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP). Tingginya IP padi menunjukkan baiknya sistem irigasi, ketersediaan benih unggul dan teknologi, rendahnya serangan hama dan penyakit, serta optimalnya kelembagaan petani. Sebaliknya, rendahnya nilai IP padi menunjukkan adanya gangguan dalam produksi padi. IP padi menjadi indikator awal yang baik sebagai dasar kebijakan untuk perbaikan sistem produksi padi suatu wilayah. Metode analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Moran’s I dan Local Indicators of Spatial Association (LISA). Hasil uji Moran’s I menunjukkan terdapat korelasi spasial pada sebaran IP padi di wilayah Kabupaten Subang. Sementara itu, uji LISA menunjukkan bahwa pengelompokkan IP padi tinggi terdapat di wilayah Subang bagian selatan dan IP padi rendah terdapat di bagian utara. Hal ini dapat dijadikan dasar kebijakan dalam upaya peningkatan produksi terkait program swasembada padi, jagung, dan kedelai. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab pengelompokkan IP padi pada wilayah Kabupaten Subang..
- ItemEvaluasi Tingkat Susut Hasil Dan Mutu Gabah Di Lahan Kering Di Kabupaten Cianjur Dan Lahan Rawa Di Kabupaten Ogan Komering Ilir(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Kusbiantoro, Bram; Jumali; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tingkat susut hasil panen dan pasca panen padi di sentra produksi padi gogo di Kabupaten Cianjur Jabar dan padi rawa di Propinsi Sumatera Selatan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel dan mengevaluasi mutu padi gabah dan beras beberapa varietas padi gogo/rawa. Kegiatan penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan utama/subkegiatan yakni, tahapan survei yang bertujuan untuk mendapatkan informasi susut hasil pada saat panen dan pasca panen di setiap lokasi penelitian serta mendapatkan sampel untuk dianalisis di laboratorium. Tahapan analisis laboratorium bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya susut kualitas padi akibat proses pemanenan dan pascapanen. Tingkat kehilangan hasil di tingkat petani pada padi gogo mulai panen sampai perontokan mencapai 7,16% (pemanenan 1,21%, pengumpulan 0,52% dan perontokan 5,43%). Mutu gabah yang berasal dari Cianjur kurang baik, gabah hampa/kotoran mencapai 3,44 – 4,86%, butir hijau/kapur 3,55 – 5,08%, dan butir kuning/rusak 2,98 – 3,76%. Tingkat kehilangan hasil padi rawa mulai dari panen sampai penggilingan mencapai 12,6%, dengan tingkat kehilangan hasil tertinggi pada saat perontokan yang mencapai 6,62%. Mutu gabah yang berasal dari Kecamatan Kayu Agung Kabupaten OKI secara umum kurang baik, dengan gabah hampa/kotoran dapat mencapai lebih dari 5%. Mutu penggilingan komersial di Kecamatan Kayu Agung masih sangat rendah. Persentase beras kepala rendah serta beras patah dan menir sangat tinggi.
- ItemKarakteristik Mutu Tanak dan Organoleptik Beberapa Varietas Padi Aromatik Pada Ketinggian Tempat dan Dosis Pemupukan Berbeda(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Jumali; Kusbiantoro, Bram; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiTelah dilakukan penelitian Karakteristik Mutu Tanak dan Organoleptik Beberapa Varietas Padi pada Ketinggian Tempat dan dosis pemupukan Berbeda pada Tahun Anggaran 2013. Sebanyak 3 varietas padi aromatik yaitu: Sintanur, Pandanwangi Garut , dan Pandanwangi Cianjur ditanam di 2 (dua) lokasi dengan ketinggian yang berbeda yaitu: sedang (Cianjur), dan tinggi (Garut) pada MT 2013. Padi ditanam dengan ukuran petak 4 x 5 m2 dengan mengikuti tata cara bercocok tanam padi yang baik (good agriculture practices) (Abdurahman et al. 2011). Padi ditanam dengan pendekatan PTT yaitu: umur bibit < 21 HSS, benih sertifi kat, jarak tanam 25 x 25 cm2 , pengairan berselang, pengendalian OPT dan lain-lain. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama adalah tinggi tempat (Cianjur dan Garut), faktor kedua varietas (Sintanur, Pandanwangi Garut dan Pandanwangi Cianjur) dan sebagai faktor ketiga adalah dosis pemupukan (P0 = tanpa pemupukan, P1 = 150 kg Urea+100 kg P + 50 K, P2 = 200 kg Urea + 100 kg P + 50 kg K, P3 = 250 kg Urea + 100 kg P + 50 kg K/ha) dan diulang dua kali. Setiap sampel panen akan dianalisis di laboratorium BB Padi. Mutu tanak beras ditetapkan dengan menganalisis sifat fi siko kimia beras/nasi. Sifat fi siko kimia yang dianalisis meliputi kadar amilosa (spektrofotometer), suhu gelatinisasi (uji alkali), elongasi, tekstur nasi (instron tester), dan karakteristik aroma/fl avor beras/nasi (GC-MS) (Juliano 1971; Cagampang et al. 1973; IRRI 1979).Hasil penelitian menunjukkan semua sampel beras yang dianalisis berkadar amilosa antara 15.42% - 23.84% termasuk dalam kelompok beras berkadar amilosa rendah - sedang dengan tekstur nasi sangat pulen - pulen sedang. Secara keseluruhan sebagian besar (> 80%) panelis menyatakan rasa nasi varietas Sintanur, Pandanwangi Cianjur, dan Pandanwangi Garut dari dua lokasi penelitian pada tingkat pemupukan yang digunakan enak dengan warna butiran putih.
- ItemPengaruh Jenis dan Konsentrasi Bahan Penstabil terhadap Mutu Produk Velva Labu Jepang(Indonesian Center for Horticulture Research and Development, ) Kusbiantoro, Bram; Herawati, H; Ahza, A B
- ItemPENGARUH KONFIGURASI PENGGILINGAN PADI DAN WAKTU TEMPERING TERHADAP MUTU FISIK BERAS(Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2021-12-15) Kusbiantoro, Bram; Ardhiyanti, Shinta D. Furqan Nazari, dan Suhartini; Nazari, Furqan; SuhartiniThe quality of rice is not only affected by cultivation activity in the field, but also by postharvest handling, like drying and milling. This research aims to study the effect of tempering duration, milling configuration, and the interaction of both treatments on the physical quality of rice. Inpari 43 and Ciherang were used in this research, with post-drying tempering treatment at room temperature (0, 24 and 48 hours) and milling configuration (2H2P, 1H2P, 1H1P). A completely randomized factorial design was used with tempering duration and milling configuration as factors. Rice physical quality i.e., rice dimension, whiteness, translucency, milling degree, and rice wholeness and also organoleptic quality of rice and cooked rice were observed. Tempering duration influenced whiteness and translucency, while milling configuration affected whiteness, translucency, grain length and brewers percentage. There was interaction between tempering duration and milling configuration on some of rice physical qualities. Degree of milling and shape of rice largely determined panelist's response to rice and cooked rice organoleptic test.
- ItemPengaruh Proses Pemanasan Terhadap Senyawa Fenolik Pada Beras Berwarna(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Mardiah, Zahara; Oktaviani, Ria; Kusbiantoro, Bram; D. Handoko, Dody.; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Antosianin pada beras berwarna yang merupakan golongan senyawa fenolik berfungsi sebagai antioksidan yaitu dapat menghambat dan mengurangi jumlah kerusakan sel akibat radikal bebas yang reaktif. Senyawa fenolik dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pH, suhu, cahaya, dan oksigen. Sebelum dikonsumsi, beras berwarna terlebih dahulu akan melalui proses pemasakan agar menjadi produk siap santap. Paparan suhu tinggi pada beras merah yang dapat mengganggu stabilitas senyawa fenolik tidak dapat dihindari dalam proses pemasakan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh beberapa proses pemasakan beras terhadap kandungan total senyawa fenolik pada beras berwarna. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain varietas beras ketan hitam (Setail) dan varietas beras merah (Inpari 24) yang diperoleh dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi). Sampel beras yang akan dianalisis dibagi menjadi 6 perlakuan yaitu: tanpa perlakuan panas (TP), pemanggangan 30 menit (P-30), pemanggangan 60 menit (P-60), perebusan hingga beras menjadi nasi yaitu selama 60 menit (R), pengukusan 30 menit (K-30), dan pengukusan 60 menit (K60). Bentuk sampel terdiri dari dua jenis yaitu beras (B) dan tepung (T). Analisa total senyawa fenolik (TSF) dilakukan menggunakan prinsip metode Follin Ciocalteu. Hasil penelitian diperoleh bahwa semakin lama waktu pemanasan yang diberikan pada setiap perlakuan maka konsentrasi senyawa fenolik mengalami penurunan. Konsentrasi TSF beras Setail (BS), tepung Setail (TS), beras Inpari 24 (BI), dan tepung Inpari 24 (TI) pada perlakuan pemanasan yang umumnya relatif baik (perlakuan P-30) berturut-turut sebesar 811.05 mg AAE/100 g BK, 565.60 mg AAE/100 g BK, 576.12 mg AAE/100 g BK, dan 726.90 mg AAE/100 g BK. Setail mengandung senyawa fenolik paling tinggi dibandingkan beras merah Inpari 24. Proses pemanasan yang paling baik dalam menjaga kestabilan senyawa fenolik umumnya dengan pemanggangan selama 30 menit untuk sampel beras yang diuji. Perlakuan P-30 merupakan pemanasan yang paling baik karena pada kondisi ini konsentrasi senyawa fenolik mengalami penurunan yang relatif sedikit dibandingkan perlakuan lainnya. Proses pemasakan dengan cara pemanggangan menyebaban kehilangan senyawa fenolik lebih rendah dibandingkan dengan proses pengukusan dan perebusan. Waktu dan suhu pemanasan mempengaruhi stabilitas senyawa fenolik dimana semakin lama proses pemanasan dan semakin tinggi suhu yang digunakan menyebabkan kehilangan senyawa fenolik semakin besar.
- ItemPreferensi Konsumen Terhadap Gabah, Beras, dan Nasi dari Beberapa Varietas Unggul Baru Padi di Kalimantan Selatan dan Jawa Tengah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Arismiati, Diah; Kusbiantoro, Bram; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPerkembangan suatu varietas padi di suatu daerah berbeda-beda tergantung dari preferensi masyarakat, kesesuaian agro-ekosistem, kondisi hama dan penyakit di suatu daerah dan lain-lain, sehingga masing-masing daerah mempunyai varietasvarietas unggulan yang bersifat spesifi k lokasi. Masyarakat di pulau Sulawesi, Jawa dan sebagian Kalimantan memilih citarasa nasi yang bertekstur pulen, sedangkan penduduk Sumatera Barat dan Kalimantan Selatan lebih menyukai nasi yang bertekstur pera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen melalui performansi tampilan fi sik beberapa VUB spesifi k lokasi yang telah dilepas oleh Departemen Pertanian (Deptan) yang belum diadopsi oleh daerah tersebut sehingga potensial untuk dikembangkan. Penelitian dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Kabupaten Banjar dan Tanah Laut, dan Jawa Tengah (Kabupaten Pemalang dan Batang) dengan metode survei dan uji organoleptik terhadap gabah, beras, dan nasi beberapa Varietas Unggul Baru. Responden di provinsi Kalimantan Selatan secara umum masih menanam varietas IR 42 dan Inpari 13 dengan alasan rasa nasi yang enak, produktivitas dan harga jual tinggi, tahan hama penyakit serta umur pendek. Varietas Ciherang menjadi varietas favorit untuk ditanam petani di Jawa Tengah dengan alasan produktivitas tinggi, rasa nasi enak, tahan hama penyakit, dan disenangi oleh tengkulak. Performansi gabah, beras, dan nasi varietas Inpari 20 dan Inpara 4 sangat disukai oleh responden di provinsi Kalimantan Selatan. Varietas Inpari 16 dan Inpari 19 adalah varietas yang paling disukai oleh responden di Jawa Tengah. Varietas Inpari 20 dan Inpara 4 sangat potensial untuk dikembangkan di provinsi Kalimantan Selatan, dan Varietas Inpari 16 dan Inpari 19 potensial untuk dikembangkan di Jawa Tengah.
- ItemTeknik Pembuatan Keripik Simulasi Labu Jepang(Indonesian Center for Horticulture Research and Development, 2005-03-03) Kusbiantoro, Bram; Histifarina, Dian; Ahza, A B
- ItemUpaya Memperpanjang Umur Simpan (Shelf Life) Gabah atau Beras Melalui Pengendalian Terhadap Faktor-faktor Penyimpanan dan Metode Penyimpanannya(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Septianingrum, Elis; Kusbiantoro, BramKomoditas pertanian seperti gabah atau beras akan mengalami perubahan fisik, kimia, dan flavor selama penyimpanan, sehingga perlu dikelola dengan baik. Penyimpanan gabah atau beras dengan cara yang tepat akan dapat meminimalisir terjadinya susut hasil dan menjaga kualitas gabah/beras agar tetap dapat menghasilkan mutu dan cita rasa tinggi serta umur simpan yang lama. Tujuan dari penulisan review ini adalah untuk memberikan informasi dasar faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan yang meliputi faktor fisik, kimiawi, fisiologis, biologis dan pengemasan; perubahan yang terjadi selama penyimpanan meliputi perubahan fisik, kimia, mutu tanak dan flavor, serta metode penyimpanan gabah atau beras yang meliputi pengendalian kadar air, pengemasan kedap udara (hermetic) dan pengemasan atmosfir termodifikasi (MAP).